Pencarian

Rabu, 30 Oktober 2019

Perjodohan yang Baik Sebagai Proses Pemakmuran Bumi


Pembinaan jiwa, penghamparan wawasan dan tumbuhnya akal akan memulai proses pemakmuran bumi sesuai dengan kehendak Allah. Namun semua hal itu belum tentu dapat terimplementasi di bumi, karena harus melalui perjodohan sebagaimana seorang laki-laki tidak dapat melahirkan seorang anak tanpa istri. Ada sebuah proses yang akan membuat semua kemajuan itu dapat diimplementasikan secara membumi, yaitu dengan proses perjodohan. 
 
وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيجٖ 

QS Qaaf : 7. Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam pasangan yang menyenangkan, 
Ayat ini dapat ditinjau sebagai penjelasan bagi ayat 10 yang menyebutkan tentang proses menghidupkan negeri yang mati. Disebutkan dalam ayat ini tentang tumbuhnya segala macam keberpasangan yang terjadi mengikuti pembinaan jiwa seorang mukmin sebagaimana ayat 6. Salah satu peristiwa penting pertumbuhan jiwa adalah keberpasangan. Keberpasangan itu sesuatu yang ditumbuhkan Allah pada jiwa. Sebagaimana raga seseorang yang tumbuh dewasa kemudian membutuhkan pasangan dan pekerjaan, demikian pula jiwa seseorang yang tumbuh dewasa akan menyadari bahwa dirinya memiliki pasangan-pasangan. Wawasan yang meluas dan tumbuhnya akal akan membuat jiwa itu mampu merasakan pekerjaan apa yang menjadi tugas dirinya, dan mengenali wanita yang urusannya berdekatan dengan urusan dirinya. Namun tahap itu barulah sebuah pendekatan. 

Akan ada waktu ketika seseorang mengalami keterbukaan urusan dirinya, secara tiba-tiba atas kehendak Allah. Dirinya mengenal untuk apa diciptakan, mengetahui shirat al mustaqim yang ditentukan bagi dirinya. Dengan hal ini seorang laki-laki mengenal pasangan sejatinya, baik pasangan berupa pekerjaan dan semestanya, maupun pasangan berupa perempuan yang menjadi kunci untuk membuka semestanya guna melaksanakan amal shalih. 

إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحٗا مُّبِينٗا 

QS Al-fath : 1. Sesungguhnya Kami telah membukakan kepadamu keterbukaan yang nyata, 

Setiap orang diciptakan untuk urusan tertentu. Amal-amal shalih itu telah ditetapkan bagi setiap orang sebagaimana ditetapkannya kalung pada lehernya. Amal-amal itu akan dibukakan ketika Allah memberikan al-fath kepada seseorang. 

وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا 

QS Al-Israa’ : 13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. 

Demikian pula setiap orang diciptakan dengan pasangan berupa pasangan wanita. Setiap wanita diciptakan dari nafs wahidah seorang laki-laki tertentu. Wanita itu akan dikenal sang laki-laki setelah mengenal nafs wahidah dirinya. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا 

QS An-nisaa’ : 1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari nafs wahidah, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (bertakwalah tehadap) al-arham. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. 

Keberpasangan-keberpasangan itu akan terbuka ketika Allah memberikan keterbukaan (alfath) bagi seorang laki-laki. Perjodohan itu akan memberikan visi dan pengetahuan yang banyak bagi setiap hamba yang kembali kepada Allah, bukan hanya bagi laki-laki, tetapi bagi setiap hamba baik laki-laki ataupun perempuan yang kembali kepada Allah. Visi dan pengetahuan itu akan memberikan banyak penjelasan untuk kembali kepada-Nya. 

تَبۡصِرَةٗ وَذِكۡرَىٰ لِكُلِّ عَبۡدٖ مُّنِيبٖ
QS Qaaf : 8. untuk memberikan bashirah dan pelajaran bagi tiap-tiap hamba yang kembali (kepada Allah). 

Seseorang yang menikah dengan pasangan sejatinya akan mendapatkan visi dan pengetahuan yang besar. Akan tetapi sebenarnya setiap keberpasangan akan menumbuhkan visi dan pengetahuan, bukan hanya pada orang-orang yang mendapatkan keterbukaan diri (alfath), walaupun berbeda kekuatannya. Seseorang yang mempunyai pengalaman kerja akan mempunyai visi dan pengetahuan yang lebih baik tentang pekerjaannya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman kerja. Seseorang yang berkeluarga akan memiliki visi dan pengetahuan lebih baik tentang kehidupan dibandingkan orang yang melajang. Pada orang-orang yang berpasangan sejati, kualitas visi dan pengetahuan itu akan jauh lebih kuat. 

Memilih Jodoh 


Pernikahan biasanya dilakukan seseorang pada usia remaja dewasa, mendahului proses alfath yang terjadi pada kisaran usia 40 tahun. Kedewasaan jasadiah mendahului kedewasaan jiwa. Dengan demikian, biasanya seseorang harus memilih jodohnya tanpa penglihatan jiwa yang jelas. Seseorang tidak perlu merasa terlalu khawatir dalam memilih jodohnya. Perintah menikah dalam alquran adalah dalam kriteria pasangan yang thayyib, tidak harus menemukan pasangan yang diciptakan dari jiwanya, dan menemukan pasangan jiwa lebih dikhususkan bagi golongan ulul-arham, golongan yang diberi kedudukan lebih utama daripada kaum mukminin dan muhajirin secara umum. 

وَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تُقۡسِطُواْ فِي ٱلۡيَتَٰمَىٰ فَٱنكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا تَعۡدِلُواْ فَوَٰحِدَةً أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَعُولُواْ 

QS An-Nisaa’ :3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan yang yatim, maka kawinilah wanita-wanita yang thayyib bagi kamu: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. 

Namun demikian, seorang remaja tetap mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pasangan yang diciptakan dari jiwanya. Rasulullah SAW memperisteri Khadijah r.a sejak awal pernikahan, demikian pula Ali K.W memperisteri Fathimah r.a. 

Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk menemukan pasangan jiwa. Kebersihan hati, kekuatan niat untuk menuju Allah dan pengetahuan syariat akan menjaga atau menuntun seseorang untuk memperoleh pasangan yang sesuai. Tiga hal tersebut merupakan komponen keikhlasan. Bila seorang remaja menjaga kebersihan hatinya dan mempunyai keinginan kuat untuk kembali kepada Allah dengan berlandaskan pengetahuan syariat, hal itu akan membuka kesempatan untuk memperoleh pasangan yang diciptakan dari jiwanya. 

Melihat atau mimpi bisa menjadi sebuah petunjuk untuk memperoleh pasangan yang tepat. Hal itu ibarat bintang yang menembus kegelapan malam. Akan tetapi penglihatan itu bukan sesuatu yang selalu benar, tergantung keikhlasan hati seseorang. Di sisi lain, boleh jadi seorang remaja tidak mempunyai penglihatan atau mimpi terhadap seorang perempuan atau laki-laki yang menarik hatinya. Ketertarikan hati ini mungkin bukanlah perbuatan memperturutkan hawa nafsu bilamana keikhlasan ada dalam hatinya. Bahkan keikhlasan semacam ini kadangkala dapat menggerakkan perubahan radikal. Misalnya bila seorang pria remaja yang ikhlas tiba-tiba tertarik hatinya pada seorang gadis yang shalihah, padahal gadis itu telah menentukan hari pernikahan dengan seorang laki-laki lain. Boleh jadi pernikahan itu menjadi tidak terlaksana, tanpa satupun perbuatan tercela dari salah satu pihak, dan kemudian gadis itu menikah dengan remaja yang ikhlas tersebut. Keikhlasan mempunyai kekuatan mengarahkan perjodohan. 

Kadangkala seseorang melihat petunjuk jodoh melalui mimpi. Hal ini tidak selalu sebuah petunjuk yang benar tetapi dapat digunakan untuk mengukur diri. Mimpi atau penglihatan sangat bisa dipengaruhi oleh hawa-nafsu yang banyak. Kadangkala petunjuk itu berubah-ubah sesuai dengan keadaan hawa nafsu. Petunjuk pasangan sejati tidak akan berubah-ubah. Suka atau tidak suka terhadap pasangan yang ditunjukkan, petunjuk tersebut akan tetap. Perubahan petunjuk pasangan bisa terjadi bila berpasangannya dalam kategori thayyib atau lebih rendah. Kadangkala petunjuk antara pasangan sejati dan pasangan lainnya bercampur, karena keikhlasan yang tidak sempurna. Bila hatinya jujur, dirinya dapat mengukur intensitas semua penglihatannya, dan menentukan keberjodohan yang paling baik. Namun ini tidak mudah, dan biasanya memerlukan bimbingan. 

Keikhlasan dapat menjaga seseorang untuk memperoleh pasangan yang diciptakan dari jiwanya. Seorang perempuan akan terjaga dengan keikhlasannya, dan demikian pula seorang laki-laki mendapatkannya. Perjodohan semacam ini tidaklah mudah. Kadangkala penjagaan oleh keikhlasan itu terlihat bagaikan benteng yang menghalangi perjodohan, atau bisa jadi seseorang memperoleh jodoh sejatinya pada usia remaja karena keikhlasannya. Tidak ada yang lebih mudah di antara keduanya. Pernikahan dengan pasangan sejati akan menuntut ketakwaan, karena pernikahan dengan pasangan sejati menjadi sasaran utama syaitan untuk dipecahkan, bahkan oleh syaitan yang berkedudukan sangat tinggi di arsy iblis. Bukan tidak mungkin ketika seorang laki-laki memperoleh keterbukaan jati dirinya (alfath), pasangan jiwa yang kemudian diketahuinya adalah mantan istrinya. Merajut kembali puing-puing cinta yang telah runtuh bukanlah hal mudah, tetapi perlu dilakukan bila masih mungkin dilakukan. Demikian pula penjagaan keikhlasan dalam menunggu jodoh sejati dalam kesendirian pun tidak kalah sulit, penuh dengan tekanan dan godaan, baik dari alam dunia maupun alam syaitan. 

Pada sisi lain, Allah akan memberikan suatu ujian besar berupa kekurangan harta, jiwa, dan buah kepada hambanya agar menjadi hamba yang mendapatkan shalawat dan rahmat Allah. Hal itu terjadi ketika seseorang mengenal buah apa yang harus keluar dari dirinya. 

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ 

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 

Salah satu yang mungkin terjadi dalam ujian itu adalah perpisahan dengan istri yang berasal dari jiwanya. Seorang laki-laki akan merasa kehilangan segalanya dengan kehilangan belahan jiwanya. Perpisahan dengan istri dapat diibaratkan pohon yang dicabut dari ladangnya. Bukan harta atau kedudukan diri yang terasa berat baginya. Pada masa itu, tumbuh tekad berupa Azam yang terasa terpotong-potong. Orang tersebut mungkin merasakan malu untuk menghadap Allah sendirian tidak bersama umatnya, maka dia bertekad untuk menyeru umatnya untuk kembali kepada Allah. Tetapi seluruh eksistensi dirinya justru terpotong-potong sehingga dirinya harus dan hanya bisa berserah kepada Allah. 

Anjuran Menikah 

Pernikahan dengan pasangan sejati mempunyai keutamaan yang sangat besar. Visi dan pengetahuan yang terbuka dalam pernikahan semacam ini sangat besar. Namun perlu disadari bahwa hal ini tidak mudah. Sebelum mendapatkan keterbukaan jati diri, pernikahan ini menjadi sasaran syaitan yang akan menyerang dengan sangat intensif dengan tipuan yang sangat lihai. Semua serangan syaitan terhadap pasangan ini akan menjadi ilmu, menjadi bagian dari visi dan pengetahuan yang akan diperoleh bila pasangan tersebut bertakwa. 

Bila seseorang dikadarkan untuk bisa menemukan pasangan sejati, hendaknya dia menikah dengan pasangan sejatinya. Sebagaimana mengenal nafs wahidah tidak mudah, demikian pula mengenal pasangan sejati tidak mudah sehingga tidak seharusnya ditinggalkan. Segala ujian yang akan datang seluruhnya telah terukur, sehingga pasangan tersebut hanya perlu bertakwa, tidak perlu takut dengan ujian yang akan datang. Khazanah, visi dan pengetahuan yang akan terungkap dalam pernikahan tersebut sangat bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat. Ada keutamaan yang sangat besar dalam pasangan sejati sehingga mengangkat pasangan tersebut sebagai ulul-arham, sebuah sarana menurunkan khazanah rahmaniah Allah bagi semesta mereka. 

Setiap orang disunnahkan untuk menikah. Parameter yang harus dipenuhi untuk memilih pasangan adalah thayyib/thayyibah. Kehidupan di bumi akan membuat seseorang sulit untuk menemukan pasangan dari jiwanya sendiri. Perkara memperoleh pasangan sejati merupakan anugerah karena Allah lah yang mengatur seseorang untuk mendapatkan pasangan sejatinya. Namun demikian, hendaknya setiap orang berusaha menemukan pasangannya dengan berdasarkan keikhlasan, yaitu kebersihan hati dan landasan pengetahuan syariat yang benar. Keikhlasan adalah pengetahuan tentang Allah, yaitu berdasarkan hati dan pengetahuan yang benar. Pernikahan akan membuat bijaksana dalam kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar