Pencarian

Sabtu, 29 April 2017

PERANG DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Perang merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh manusia. Namun demikian berperang merupakan suatu hal yang diwajibkan bagi muslimin. Ada kebaikan dalam perang yang tidak diketahui oleh manusia. Allah mengetahui kebaikan dalam perang sementara manusia tidak mengetahui kebaikannya.
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS Al-Baqarah : 216)
Keadaan dunia ini telah diceritakan dalam alquran. Kebanyakan manusia memandang sesuatu yang terjadi di dunia sesuai dengan hasrat dirinya, dan sebagian besar manusia tertipu oleh pandangan baik terhadap keadaannya, karena pandangannya dihias oleh syaitan. Tidak banyak manusia mengetahui keadaan yang sebenarnya, yaitu keadaan yang sesuai dengan apa yang diceritakan dalam alquran. Hanya sebagian kecil manusia yang menyadari kenyataan yang terjadi sesuai dengan alquran.

Allah SWT maha mengetahui apa yang baik bagi manusia padahal boleh jadi manusia membencinya, dan maha mengetahui apa yang buruk bagi manusia padahal boleh jadi manusia menyukainya. Demikianlah  perang yang tidak disukai itu diwajibkan bagi muslimin agar manusia memperoleh kebaikan.

GOLONGAN YANG HARUS DIPERANGI


Alquran telah menuntun  dengan jelas terhadap siapa perang harus dilakukan. Muslimin tidak boleh melakukan perang mengikuti hawa nafsu, atau terpancing oleh hasutan orang lain yang membangkitkan kebencian kepada orang lain, atau terpancing mengikuti orang-orang yang mengadu domba kaum muslimin atau manusia secara umumnya. 

Muslimin tidak diperbolehkan memerangi orang-orang yg telah tunduk kepada kaum muslimin dengan membayar jizyah pada penguasa muslimin. Golongan orang yang harus diperangi disebutkan dalam ayat berikut :
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak  (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar dari orang-orang yang diberikan Al-Kitab sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (QS At-Taubah : 29)
Allah telah menetapkan golongan-golongan yang harus diperangi kecuali mereka tunduk kepada kaum muslimin.  Mereka terdiri dari beberapa golongan, yaitu :
1. orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari akhir
2. orang yang tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya
3. orang yang tidak mengikuti suatu agama yang mengikuti  kitab suci yang diturunkan Allah.

ORANG YANG TIDAK BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIR


Atheis adalah golongan yang harus diperangi apabila mereka menunjukkan atheisme mereka. Manusia atheis akan dengan mudah terkuasai oleh syaitan. Apabila mereka berkumpul dengan orang-orang atheis, mereka akan menjadi kelompok berbahaya yang tidak mempunyai tata aturan dari Allah sehingga membahayakan kehidupan manusia. 

Sejarah telah membuktikan munculnya kelompok-kelompok komunis yang melakukan kekejaman terhadap manusia lain atas nama kebaikan. Mereka merupakan kelompok manusia yang menimbang kebaikan berdasarkan logika sendiri tanpa melibatkan sumber segala kebaikan, dan kemudian terkuasai oleh kelompok musyrikin tanpa menyadarinya.

Bila dirunut akar perkembangan komunisme, akan diperoleh nasab yang jelas bahwa mereka mengikuti ajaran yang dirumuskan oleh syaitan dalam bungkus yang indah. Tidak ada kebaikan sedikitpun dalam idealisme utopis yang dibangkitkan oleh syaitan, karena sebenarnya syaitan hanya menghias perkataan itu agar tampak indah di mata manusia.

ORANG YANG TIDAK MENGHARAMKAN APA YANG DIHARAMKAN ALLAH DAN RASUL-NYA


Orang yang tidak mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan rasul-Nya juga merupakan kelompok yang harus diperangi. Mereka adalah orang-orang yang terikat dengan hukum-hukum Allah dan rasul-Nya dalam masalah halal dan haram, akan tetapi mereka memjadikan apa yang haram menjadi tidak haram.

Yang dimaksudkan dalam pengharaman dalam ayat itu adalah pengharaman peperangan. Memerangi orang muslim merupakan hal pertama yang diharamkan bagi siapapun. Namun  beberapa kelompok manusia yang terikat dengan hukum halal dan haram telah  melakukan peperangan terhadap muslimin dengan berbagai cara dan berbagai dalih, mengatur dalil sedemikian sehingga mendapatkan legitimasi bahwa peperangan mereka itu tidak haram. Pada suatu keadaan, mereka tidak mengharamkan apa yang Allah telah mengharamkannya, dan pada suatu keadaan yang lain mereka mengharamkan apa yang Allah haramkan. Mereka mengambil apa yang sesuai dengan kepentingan mereka.
Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (QS At-Taubah : 37)
Cara-cara yang dilakukan oleh kelompok itu akan menambah kekafiran bagi mereka dan menambah kesesatan bagi mereka, sementara mereka dibuat oleh syaitan memandang baik atas perbuatan yang buruk itu.

Bulan-bulan haram itu adalah agama yang tegak. Pada keempat bulan itu, muslimin dilarang untuk melakukan peperangan. Selain pada keempat bulan itu, muslimin diperintahkan memerangi kaum musyrikin sebagaimana mereka memerangi kaum muslimin. Kaum musyrikin selalu memerangi kaum yang beragama baik secara terang-terangan maupun perang secara tersembunyi, maka muslimin pun harus memerangi sebagaimana mereka memerangi kaum muslimin.
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang tegak, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya  sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa (QS At-Taubah : 36)
Dalam keadaan tertentu, melakukan peperangan pada bulan-bulan haram terhadap orang-orang yang terikat pada hukum Allah dan rasul-Nya, dalam hal halal dan haram dalam perang, itu diijinkan, tanpa berimplikasi menghalalkan apa yang telah Allah haramkan. 
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar di sisi Allah. Dan fitnah lebih besar  daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu, seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya (QS Al-Baqarah : 217)
Secara prinsip, melakukan hal tersebut merupakan dosa besar. Akan tetapi menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada Allah, menghalangi manusia dari kiblat kehidupannya dan mengusir penduduknya dari kiblat kehidupannya merupakan hal yang lebih besar dari peperangan dalam bulan haram. Orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan di atas boleh diperangi sekalipun mereka terikat dengan hukum halal dan haram dari Allah dan rasul-Nya, karena mereka telah melakukan sesuatu yang lebih besar daripada peperangan di bulan haram.

Begitu pula tentang fitnah. Mereka dapat berbuat hal yang lebih besar dari peperangan yang haram hanya dengan membuat fitnah, maka fitnah yang mereka buat itu lebih besar daripada peperangan itu sendiri. Dengan fitnah yang mereka buat, mereka terus menerus memerangi kaum muslimin untuk memaksa muslimin untuk mengikuti faham akidah yang mereka buat, sehingga kaum muslimin menjadi berpaling dari akidah yang diajarkan rasulullah SAW. Akidah mereka itu merupakan akidah sempit yang dipaksakan, sementara akidah rasulullah adalah jalan yang terang untuk mencari arah kehidupan.

Boleh jadi faham yang mereka buat itu berdasarkan dalil-dalil dari kitab suci. Kaum munafikin merupakan orang-orang yang menginginkan kekufuran bagi kaum muslimin. Mereka menginginkan umat muslim menjadi sama keadaanya dengan mereka, yaitu kufur dalam kelompok islam.
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya. Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, (QS An-Nisaa’ : 88-89)
Kaum munafikin inilah kaum yang paling sulit disikapi oleh muslimin. Kaum muslimin terbagi menjadi dua golongan dalam mensikapi orang-orang munafik. Kaum munafik menampakkan diri sebagai bagian dari kaum muslimin, namun sebenarnya Allah telah membalikkan mereka pada kekafiran atas segala upaya mereka sendiri. Mereka kaum yang telah Allah sesatkan, sementara sebagian kaum muslimin mengharapkan bahwa mereka akan dapat memberi petunjuk. Sebaliknya, kaum munafikin selalu  menginginkan dan selalu berusaha membalikkan keadaan muslimin menjadi kufur dalam islam sebagaimana keadaan mereka.

Munafikin berada dalam  keadaan berhenti tidak bergerak menuju keadaan yang lebih baik. Karena itulah Allah memerintahkan agar tidak mengambil mereka sebagai wali hingga mereka berhijrah di jalan Allah. Kaum munafikin tidak bergerak karena mereka telah tertutup doktrin bahwa mereka berada dalam keadaan terbaik, dibuat syaitan memandang baik keadaan diri mereka. Hal itu menyebabkan mereka tidak berhijrah ke jalan Allah.

ORANG YANG TIDAK MENGIKUTI SUATU AGAMA DENGAN  KITAB SUCI YANG DITURUNKAN ALLAH


Golongan yang harus diperangi berikutnya adalah golongan orang-orang yang tidak beragama dengan agama yang mengikuti kitab suci yang diturunkan dari Allah. Allah telah menurunkan agama-agama dengan mewahyukan kitab suci kepada manusia yang dipilih-Nya. Orang-orang yang mengikuti agama yang diturunkan bersama kitab suci bukanlah golongan orang yang diperangi.

Di antara agama yang mendapatkan jaminan bahwa tidak ada kekhawatiran  pada mereka dan tidak akan bersedih hati apabila mereka benar-benar beriman kepada Allah dan beramal shalih adalah : 4. Shabiin, 3. Nasrani, 2. Yahudi dan 1. Mu’minin pengikut nabi Muhammad SAW.
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al-Baqarah : 62)
Shabiin adalah umat yang percaya adanya  Zat Maha Pencipta yang telah menciptakan alam raya. Sang Maha Pencipta tidak semata-mata menciptakan alam kasat mata ini, tetapi juga menciptakan makhluk yang menjalankan urusannya. Segala urusan tentang sesuatu telah diberikan kepada pemegang urusan masing-masing. Bumi, bulan, bintang,matahari dan lain-lain telah diciptakan bersama mereka makhluk pemegang urusan masing-masing, sedangkan pelaksanaan urusan mereka memberikan pengaruh kehidupan di bumi. Itu adalah shabiin yang dimaksudkan dalam ayat tersebut.

Adapun Nasrani dan Yahudi telah dijelaskan secara panjang lebar dalam alquran, termasuk segala pembengkokan dan kesesatan yang terjadi di antara mereka. Namun apabila mereka  di antara orang shabiin, nasrani dan yahudi benar-benar beriman kepada Allah dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari tuhan mereka dan tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Demikian pula jaminan terhadap kaum muslimin.

Rasulullah SAW dan kaum muslimin telah memerangi kaum musyrikin, bangsa romawi dan Persia yang mayoritas beragama nasrani maupun Zoroaster. Yang diperangi oleh kaum muslimin bukanlah umat beragama di antara mereka, akan tetapi kesesatan yang  telah menjalar di antara bangsa-bangsa itu tanpa terlihat oleh umat manusia. Demikianlah peperangan itu telah diwajibkan atas muslimin, Allah mengetahui keburukan yang menjalar di antara manusia, sedangkan manusia tidak mengetahui.

Sebagian manusia membuat-buat agama berdasarkan kesesatan. Mereka itulah orang-orang yang harus diperangi, baik mereka membuat-buat agama berdasarkan pikiran mereka sendiri maupun berdasarkan wahyu dari syaitan. Ajaran itu akan menyesatkan manusia yang mengikuti mereka sehingga umat manusia akan celaka karenanya.

Minggu, 23 April 2017

PEMBENGKOKAN AJARAN ISLAM

Syaitan akan senantiasa berusaha menyesatkan manusia sehingga mengikuti syaitan dalam kesesatan. Di antara langkah tipuan syaitan yang diwahyukan kepada wali-walinya adalah  munculnya ajaran baru yang diselipkan dalam ajaran agama. Ciri dari ajaran baru yang diselipkan itu adalah memecah-belah agama menjadi beberapa golongan, dan tiap-tiap golongan itu berbangga-bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Syaitan bersama para pengikutnya membangkit-bangkitkan kebanggaan, fanatisme pada setiap golongan dalam beragama tersebut.
dan janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS Ar-ruum : 31-32)
Muslimin yang mengikuti golongan-golongan tersebut akan termasuk dalam golongan musyrikin. Mereka akan menjadi kaki tangan kaum musyrikin untuk melemahkan dan menghancurkan islam dari dalam islam sendiri. Kaum musyrikin menyadari bahwa tidak akan mungkin mengalahkan islam tanpa membuat kekacauan dan kerusakan di dalam umat islam, maka mereka menjalankan wahyu dari syaitan untuk mengalahkan islam.

Ajaran Islam tidak terlepas dari usaha pembengkokan.  Ajaran islam tidak akan pernah terpalsukan akan tetapi pemahaman di antara umat islam yang akan terbengkokkan sehingga umat islam bahkan bisa menjadi bagian dari kaum musyrikin yang berusaha menjadikan agama terbagi-bagi, dan menjadikan umat islam bergolongan-golongan, dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan masing-masing.

POLA PEMBENGKOKAN


Perubahan dan pemalsuan dalam ajaran agama dapat diketahui oleh orang-orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan mengenal  dan meluruskan perubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang melampaui batas, takwil orang-orang yang jahil dan pemalsuan oleh orang-orang yang bathil.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ilmu  ini akan dibawa oleh orang-orang adil dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan perubahan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan (intihaal) orang-orang bathil. Maka jalannya Ilmu ini hanyalah dengan jalan oleh orang-orang yang memiliki jalan dan sifat seperti itu” [Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’ oleh Al-Khathib Al-Baghdadi 1/129].
Dari hadits di atas, dapat diketahui bahwa jalan kebengkokan dalam ajaran agama terdapat dalam tiga hal, yaitu :
1. Perubahan oleh orang-orang yang melampaui batas
2. Ta’wil orang-orang yang jahil
3. Pemalsuan/ intihaal oleh orang-orang yang bathil

PEMBENGKOKAN TAUHID


Kaum musyrikin berusaha keras untuk memecah belah umat islam. Kaum musyrikin bahkan menyisipkan ajaran hingga prinsip utama beragama, yaitu tauhid. Dewasa ini, tauhid yang diajarkan oleh nabi tidak dikenal mayoritas muslimin secara sempurna karena ajaran tauhid telah ditakwil oleh orang-orang yang bodoh. Prinsip tauhid itu juga diubah  oleh orang-orang yang melampaui batas menuju ekstrimitas hizbiyah sehingga terjadi tuduhan kafir dan musyrik terhadap sesama muslim. Ajaran tauhid itu digunakan oleh orang-orang yang bathil untuk memperjuangkan kepentingan  duniawi yang mereka inginkan.

Tauhid merupakan jalan dan tujuan utama dalam agama islam. Manusia harus mencapai penghambaan kepada Allah SWT secara murni bebas dari penghambaan kepada yang lain. Salah satu parameter kemurnian penghambaan seseorang kepada Allah ditunjukkan oleh kesesuaian amal  diri seseorang dengan ketetapan amal yang telah ditetapkan Allah SWT baginya sebelum kelahirannya. Seseorang baru dapat mengukur keikhlasan pengabdiannya kepada Allah bila telah mengenal untuk apa dirinya diciptakan. Sebelum mengenal qadla diri, seseorang tidak mempunyai tolok ukur kemurnian penghambaan, dan hanya bisa berharap bahwa pengabdiannya dibersihkan dari pengabdian kepada selain Allah. Dengan mengerjakan hanya amal yang telah ditetapkan baginya seseorang dapat memurnikan ibadahnya, dan dengan cara itu akan memperoleh keihsanan, yaitu beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya, atau bila tidak melihat-Nya maka Dia melihat dirinya. Itulah sebagian dari garis besar ajaran tauhid rasulullah SAW.

Sebagian dari umat islam telah dengan sengaja membuat takwil dengan kebodohan terhadap ajaran tauhid islam untuk tujuan merusak islam. Ajaran tauhid yang diajarkan oleh rasulullah SAW tidak ditakwil dengan lengkap tetapi hanya diambil sebagian dan menolak sebagian yang lain, sehingga makna tauhid itu tidak terpahami dengan sempurna. Kemudian mereka menambahkan takwil-takwil lain terhadap pemahaman yang  diajarkan rasulullah SAW. Mereka tidak memahami agama dengan benar tetapi memaksakan pemahaman agamanya kepada orang lain. Tanpa pemahaman, kelompok itu membuat ajaran yang melampaui batas menuju ektrimitas hizbiyah, dan membuat beberapa pemalsuan/intihal untuk tujuan yang bathil memecah belah agama menjadi beberapa golongan dan membangkitkan kebanggaan pada golongan masing-masing.

Ajaran takwil itu berupa half truth dari tauhid yang diajarkan nabi.  Mereka mengambil sebagian ajaran tauhid rasulullah SAW dan menolak sebagian yang lain. Hanya itulah usaha yang bisa diajarkan syaitan untuk membengkokkan akidah umat islam, dan hal itupun telah diperingatkan alquran sebelum syaitan membengkokkannya. Walaupun hanya seperti itu, akan tetapi akibat dari pembengkokan itu sangat berbahaya untuk umat islam. Seseorang akan menjadi musyrik bila mengikuti sepenuhnya dakwah itu, sebagian terjebak dalam kebanggaan sebagai kaum yang terbaik, dan sebagian umat islam terhijab dari pemahaman lebih lanjut terhadap agamanya sehingga tidak mengenal sepenuhnya dakwah rasulullah SAW beserta orang-orang yang mengikutinya menuju Allah.

Orang-orang yang dengan sengaja membuat takwil tauhid di atas kebodohan, tidak memahami agama dengan benar tetapi memaksakan faham tauhid yang dibuat oleh kelompoknya termasuk dalam kelompok orang yang mengikuti kaum musyrikin. Demikian pula orang-orang yang memperjuangkan pemaksaan faham takwil tauhid kelompoknya tanpa pengetahuan termasuk orang-orang yang mengikuti kaum musyrikin. Sebagian besar muslimin hanya mengikuti takwil itu karena tidak mempunyai pengetahuan, sehingga berakibat umat islam menjadi lemah karena terhalang dari kebenaran sempurna yang dibawa rasulullah SAW.

KASUS PEMBENGKOKAN AJARAN ISLAM


Rasulullah SAW telah menceritakan kepada umatnya tentang kemunculan kaum khawarij. Mereka adalah orang-orang yang merasa mengikuti rasulullah SAW, akan tetapi sebenarnya mereka terlempar jauh dari Islam.
Dari Ali r.a berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia terbaik. Mereka membaca alquran tetapi tidak melampaui kerongkongannya. Mereka keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya. Apabila kalian bertemu dengan mereka maka perangilah mereka, karena memerangi mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat (HR Muslim)
Dari kalangan kaum khawarij itulah dajjal akan muncul di beberapa tempat, yaitu di antara negeri Syam (Suriah) dan Iraq, di laut Yaman dan laut Syam yg berasal dari negeri di sebelah timur kota Madinah, dan di negeri Khurasan, yang saat ini dikenal sebagai Afghanistan. Kaum itu akan tetap ada dari masa ke masa walaupun mereka selalu dibasmi habis. Rasulullah saw bersabda :
 “Akan muncul suatu kelompok yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak melampaui  kerongkongan mereka. Setiap kali muncul, mereka dibasmi habis hingga keluar dalam pasukan besar mereka Dajjal.” (HR. Ibnu Majah 174)

Kaum khawarij muncul dari generasi ke generasi hingga muncul dajjal di antara mereka.  Mereka bukanlah kaum yang dulu pernah ada dan sekarang telah hilang, tetapi dahulu muncul dan saat inipun kaum itu sangat mungkin ada. Setiap orang harus jeli memperhatikan ajaran yang diikuti, boleh jadi mengikuti kaum khawarij yang ibadahnya membuat minder para sahabat. Dengan jelas rasulullah mengatakan kaum itu bangkit dari keturunan At-tamimi. Tentu tidak seluruh keluarga At-tamimi merupakan kaum itu, Kaum khawarij itu bangkit dari keluarga at-tamimi.

dalam peristiwa pembagian harta rampasan perang hunain, dzulkhuwaisirah at-tamimi berkata : “Berlaku adillah wahai Muhammad karena sesungguhnya engkau tidak berlaku adil!”, dia juga mengatakan : ”Pembagian itu tidak diinginkan untuk Wajah Allah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya :  ”Celaka engkau ! siapa lagi yang berlaku adil jika aku tidak berbuat adil?” tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku dipercayakan oleh Dzat yang di atas.
Tatkala ‘Umar bin Khattab r.a ingin membunuhnya, maka Rasulullah berkata :  Biarkan dia! sungguh akan keluar dari keturunannya (dzul khuwaisirah at-tamimi) suatu kaum yang mana kalian merasa kecil/hina terhadap shalat kalian jika dibanding dengan shalat mereka,puasa kalian dengan puasa mereka, mereka membaca al Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka keluar dari islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”. (Muttafaq ‘alaihi)

Fenomena yang sangat menyerupai ciri yang disebutkan rasulullah SAW adalah gerakan Wahhabi. Ajaran itu disebarkan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahhab dari Uyainah. Ajaran itu dikenal dalam berbagai nama, baik yang disukai maupun tidak disukai pengikutnya. Pengikutnya menamakan kelompok itu sebagai dakwah Salafi, dakwah Tauhid, dakwah Muwahidun dan nama-nama yang lain. Sedangkan nama yang tidak mereka sukai adalah Wahhabi.

Wahhabi merupakan istilah yang diberikan oleh saudara kandung Muhammad bin Abdul Wahhab  yang bernama Sulaiman ibn Abdul Wahhab. Istilah ini tercantum dalam judul buku Shawaiq yang disusun oleh Sulaiman, buku yang menjelaskan diantaranya bahwa mereka, ibn Abdul Wahhab,  adalah keturunan Dzul Khuwaishirah yang mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang mereka bahwasanya nanti keluar dari mereka kaum yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya.

Tegaknya gerakan wahabi tidak terlepas dari perjuangan dari keluarga Saudi. Ibn Saud berjuang dengan pedang menegakkan ajaran tauhid memerangi “kemusyrikan” umat islam di jazirah arabia. Kurang lebih 400.000 muslimin di arabia terbunuh atau terluka oleh gerakan wahabi dan sekian juta lainnya mengungsi dari Arabia (Sindi, Britain and the Rise of Wahhabism and the House of Saud).
Semenjak tahun 1745 M, telah dilakukan beberapa usaha pendirian kerajaan Saudi. Kerajaan Saudi I berhasil didirikan oleh Muhammad Ibn Saud untuk menyebarkan dakwah muwahidun yang diajarkan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab. Namun  usaha itu dipadamkan oleh pasukan Ibrahim Pasha dari mesir dalam perang Ottoman-Saudi  tahun 1811-1818 M. Kota Dir’iyah dihancurluluhkan oleh pasukan mesir, dan seluruh tokoh wahabi ditangkap dan sebagian dibunuh

Kerajaan Saudi II didirikan oleh Turki bin Abdullah Al Saud pada tahun 1819, dan kembali dihancurkan oleh keamiran Rashidi yang didukung oleh kekhalifahan Turki pada tahun 1891 M dalam perang Mulayda. Seluruh keluarga  Abdul Rahman Ibn Faisal Al-Saud dan sekutunya terpaksa melarikan diri keluar dari Najd, tidak tersisa sedikitpun.

Perjuangan-perjuangan itu terus berlanjut  hingga Abdul Aziz ibn Saud  berhasil mendirikan cikal bakal negara Saudi Arabia pada tahun 1902 M. Kerajaan itu terus berkembang di jazirah arabia hingga berhasil menguasai tanah Hijaz termasuk Makkah dan Madinah, dua kota suci Islam. Kerajaan itu mendapatkan pengakuan dari kerajaan Inggris sebagaimana tercantum dalam traktat Jeddah tahun 1927 M. Termasuk yang disebutkan dalam traktat itu adalah penetapan batas kerajaan Najd-Hijaz dengan Trans Jordan oleh Inggris, serta Inggris setuju untuk menjual persenjataan kepada kerajaan Najd-Hijaz. Pada tahun 1932 M kerajaan Najd dan Hijaz berubah nama menjadi kerajaan Saudi Arabia.

Ajaran tauhid wahabi bertumpu pada takwil tauhid berdasarkan kejahilan yang merupakan half truth dari ajaran nabi. Sebagian ajaran tauhid dari rasulullah SAW diajarkan dan sebagian ditolak. Sebagian sangat ditekankan hingga titik ekstrim, diantaranya masalah ibadah murni hanya kepada Allah SWT.  Mereka menyatakan diri sebagai kaum muwahidun, walaupun sebenarnya tidak mengenal parameter kemurnian ibadah. Sikap ekstrim itu memunculkan kebanggaan bagi para pengikutnya. Sampai di titik itulah puncak tauhid yang mereka ajarkan. Masalah kemurnian dalam beribadah dan seterusnya menjadi ajaran yang tidak  mempunyai dasar dari rasulullah SAW, malah digunakan intihal secara bathil menyerang pihak-pihak lain dari kalangan muslim.

Konsepsi pengenalan diri sesuai dengan ketetapan (qadla) Allah sebelum penciptaan manusia di bumi tidak pernah menjadi tema yang penting atau bahkan cenderung ditolak oleh wahabi. Tanpa konsepsi pengenalan diri, agama seseorang hanyalah sebuah waham yang mungkin dipengaruhi  syaitan. Hanya dengan agama yang benar Allah akan menjadi raja dalam hari-hari kehidupan seseorang, sesuai dengan ayat dalam surat alfatihah. Sedangkan yang dimaksud sebagai  agama adalah pelaksanaan fitrah Allah yang telah digariskan bagi manusia, sebagaimana ayat  berikut : 

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama; (yaitu) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang tegak; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Ar-Ruum :30)

Mengabaikan konsepsi pengenalan diri menunjukkan bahwa seseorang tidak mempunyai pengetahuan. Rukun iman yang paling menyentuh manusia adalah pengenalan terhadap qadla dan qadar diri, rukun yang berbeda dengan rukun iman lain. Qadla seseorang terletak dalam dirinya, sedangkan rukun iman yang lain berada di luar diri. Pengenalan seseorang akan dirinya sendiri adalah sebuah bukti bagi diri seseorang tentang terangnya iman, bukan iman teori atau iman yang dipaksakan, dan hal itu sebuah pertanda bahwa dirinya mulai mengenal agama untuk menuju Allah. Sebelum mengenal fitrah diri, seseorang tidak mempunyai tolok ukur perjalannya menuju Allah, dan tugas dirinya adalah berhijrah untuk menemukan agama. Sebuah tanda bahwa seseorang mempunyai pengetahuan tentang agama adalah pengenalannya tentang dirinya sendiri. Sekian banyak riwayat dan kisah tentang alquran dan sunnah tidaklah menunjukkan bahwa seseorang berilmu. Panutan bagi segenap makhluk di semesta alam adalah seorang nabi  Ummi, yang tidak memiliki banyak sumber kisah kecuali kebenaran, namun beliau lah makhluk yang paling berilmu.

Senin, 17 April 2017

PEMIMPIN DAN PARA PENDOSA

Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di atas bumi. Sebelum manusia diciptakan, Allah SWT telah memberikan kepada Azazel tugas untuk mengawasi bumi. Ketika Allah menciptakan Adam dalam rangka menjadikan khalifah di bumi, para malaikat diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, maka seluruhnya bersujud kecuali Azazel. Azazel merasa tersisih karena penciptaan Adam maka dia menolak bersujud kepada Adam. Terungkaplah dengan jelas bagi para makhluk melalui rentetan peristiwa perintah bersujud itu siapa azazel yang sebenarnya. Sejak saat itu, Azazel menjadi Iblis.

Syaitan adalah musuh yang jelas bagi manusia sejak adam terusir dari surga. Pemimpin mereka adalah iblis dari kalangan jin, memimpin syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia untuk menyesatkan segenap manusia kecuali hanya sedikit dari hamba-hamba Allah yang mukhlasin. Salah satu bentuk penyesatan yang digunakan syaitan adalah dengan menggoda manusia dengan kekuasaan atas dunia.

Kaum Yahudi Kabbalah mengatakan bahwa mereka mengikuti nabi Sulaiman untuk mewujudkan satu negara dunia, akan tetapi  mereka hanyalah mengikuti bacaan syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal syaitan-syaitan itu  kafir,  tidak mengenal kehendak Allah. Nabi Sulaiman bukanlah orang kafir yang tidak mengetahui kehendak Allah. Dengan bacaan itu syaitan-syaitan itu menarik hawa nafsu manusia untuk memperoleh kekuasaan atas dunia, dan menjerumuskan manusia untuk bertindak keji dan munkar demi mewujudkan angan-angan kekuasaan sebagaimana Babilonia. Allah berfirman :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, tetapi syaitan-syaitan-lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babilon yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya fitnah, sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat menceraikan antara seseorang  dengan isterinya.  (QS Albaqarah : 102)
Ayat tersebut bercerita tentang kaum Yahudi Kabbalah, yaitu orang-orang Yahudi yang membuang kitabullah ke belakang punggungnya dan memilih untuk mengikuti bacaan syaitan. Maka mereka menyembah tuhan yang akan memberikan kepada mereka kekuasaan atas seluruh dunia. Tetapi tuhan yang dimaksudkan tersebut sebenarnya adalah Iblis yang akan memberikan kekuasaan kepada para Dajjal atas ijin Allah. Konsep negara Babilonia dihembus-hembuskan syaitan pada kaum Yahudi kabbalah yang hidup setelah jaman nabi Sulaiman a.s.

Bacaan syaitan itu adalah berupa penafsiran syaitan atas apa yang disampaikan malaikat Harut dan Marut pada zaman Babilonia pertama. Babilonia pertama adalah sebuah negara yang didirikan untuk mempersatukan seluruh manusia dalam sebuah negara. Bumi ini dijanjikan akan diwariskan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih, akan tetapi pewarisan bumi itu merupakan fitnah bagi manusia, hendaknya manusia tidak menjadi kafir karena fitnah itu. Kedua malaikat itu selalu memperingatkan manusia sebelum mengajarkannya,  bahwa kekuasaan hanyalah fitnah, dan  janganlah manusia menjadi kafir karena janji itu. Akan tetapi sebagian orang lebih menginginkan fitnah itu  tanpa mengindahkan peringatan dari malaikat Harut dan Marut maka mereka menjadi kafir.

Syaitan-syaitan itu juga kemudian mengajarkan sihir kepada manusia sembari terus menghembuskan bacaan tentang kejayaan dan kekuasaan bagi kaum Yahudi Kabbalah. Sihir akan menyertai pengikut syaitan, seolah-olah memperkuat langkah mereka untuk mewujudkan mimpi kekuasaan sebagaimana Babilonia. Akan tetapi sihir itu tidak berguna bagi mereka. Mereka melupakan bahwa kehidupan mereka pendek, sedangkan cita-cita Babilonia yang dihembuskan syaitan itu hanya dapat diwujudkan dalam beberapa generasi, walaupun mereka menggunakan sihir sekalipun.

Semangat menguasai dunia itu selalu dihembus-hembuskan syaitan kepada para penyembahnya hingga hari ini. Sekelompok manusia bekerja secara rahasia  mewujudkan kolonialisme di dunia untuk mempersatukan dunia dalam kekuasaan mereka. Mereka berusaha mewujudkan hal itu berdasarkan rencana yang dibuat syaitan untuk jangka panjang bagi manusia, sedangkan syaitan membuat rencana itu berdasarkan bacaan kitab suci. Rencana syaitan itu menjerumuskan manusia untuk berbuat keji dan munkar. Bukti bahwa dunia ini dikuasai oleh kelompok orang yang bekerja sinergis untuk mewujudkan New World Order tidak terbantahkan, dan Alquran telah mengatakan apa yang terjadi di dunia ini dengan sebenarnya.

BAHAYA TERHADAP UMAT ISLAM


Hal yang paling berbahaya bagi umat islam bukanlah makar dari kalangan mereka, tetapi ketaatan yang muncul di kalangan umat islam pada langkah-langkah yang mereka rencanakan. Sesungguhnya syaitan itu benar-benar memberikan wahyu kepada wali-walinya sedemikian agar kaum muslimin menjadi musyrik. Umat islam tidak akan tersentuh makar mereka selama mengikuti petunjuk dari alquran dengan menundukkan akalnya.
Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar mewahyukan kepada wali-walinya agar mereka berbantah-bantah dengan kalian; dan jika kalian  mentaati mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS Al-An’aam : 121)
Di antara manusia, terdapat orang-orang yang menjadi wali-wali bagi syaitan. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai kriteria tertentu sesuai dengan keinginan syaitan, dan mereka melakukan ritual-ritual untuk mengikat perwalian mereka dengan syaitan. Kepada wali-wali mereka inilah syaitan-syaitan memberikan wahyu. Dengan wahyu itu disusun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menjebak orang-orang islam untuk mengikuti langkah orang-orang musyrik.

Muslimin yang mengikuti langkah-langkah yang dibuat oleh orang-orang musyrikin - yang dipimpin oleh syaitan -,  akan termasuk dalam golongan orang-orang musyrik. Sangat penting bagi muslimin untuk mengenali langkah-langkah yang dibuat oleh syaitan menjebak kaum muslimin dalam kemusyrikan. Makar-makar yang dibuat oleh syaitan-syaitan bersama kaum musyrikin tidak akan berguna bagi kaum muslimin, tetapi langkah-langkah jebakan yang diwahyukan syaitan untuk menjadikan muslimin sebagai musyrikin boleh jadi akan menyeret banyak muslimin menjadi musyrikin.

Jebakan langkah-langkah syaitan itu sangatlah gelap-gulita, sehingga orang yang terjebak dalam jebakan mungkin tidak dapat keluar dari jebakan itu. Syaitan akan menjadikan orang-orang  yang terjebak itu memandang bahwa apa-apa yang mereka kerjakan adalah perbuatan yang baik. Ayat berikutnya dalam surat itu menjelaskan keadaan orang-orang yang masuk dalam jebakan syaitan.
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al-An’aam : 122)
Jebakan syaitan akan membuat manusia berada dalam kegelapan, tidak mengetahui jalan keluar dari masalah yang menimpa negerinya. Masyarakat akan berjalan tanpa cahaya yang menuntun pada jalan keluar atas sesuatu yang menimpa negerinya, sementara masyarakat merasa bahwa mereka telah melakukan apa yang mereka pandang baik. Masalah itu tidak terselesaikan dengan langkah yang mereka lakukan untuk mengatasinya, tetapi hanya berganti-ganti bentuk yang tetap membuat kesulitan dalam kehidupan.

Ayat tersebut juga bercerita tentang jalan keluar dari kegelapan jebakan syaitan. Jalan untuk keluar dari jebakan itu adalah dengan cara mematikan logika sendiri untuk mencari cahaya dari Allah. Logika harus dikalahkan terhadap ayat-ayat alquran, dengan disertai harapan agar Allah menghidupkan logika baru, sehingga terbangun akal yang bercahaya untuk berjalan di muka bumi. Akal tidak boleh dimatikan tanpa berharap kepada Allah agar membangun kembali akal yang bercahaya. Boleh jadi syaitan akan menyesatkan atau membangun logika baru bagi seseorang yang mematikan akalnya, bila orang itu tidak berharap agar Allah membangun akal yang baru.

Secara dzahir, ayat di atas  menyinggung perihal khalifatullah al-mahdi a.s yang akan dibangkitkan dari kematian, kemudian diberikan cahaya untuk berjalan di bumi. Beliau adalah seorang syahid yang dikembalikan ke dunia, dengan pakaian putih berjubah merah bercelup darah, pusaka merah putih bagi rasulullah SAW yang akan diberi kekuasaan atas seluruh bumi. Beliau akan menggerakkan manusia agar keluar dari kegelapan menuju cahaya. Khalifatullah al-mahdi a.s akan menjadi pertanda bahwa tipuan syaitan atas manusia seharusnya berakhir, tetapi Allah telah memberikan penangguhan hingga hari kiamat tiba. Sebelum beliau diutus sebagai khalifah, beliau telah terbiasa untuk mematikan akalnya dan berharap agar Allah memberikan cahaya.

AJARAN BARU SEBAGAI BENTUK TIPUAN SYAITAN


Allah telah menurunkan islam sebagai agama yang sempurna, termasuk bagaimana cara mengenali langkah-langkah yang dibuat oleh syaitan. Di antara langkah tipuan syaitan yang diwahyukan kepada wali-walinya adalah  munculnya ajaran baru yang diselipkan dalam agama. Ciri dari ajaran baru yang diselipkan itu adalah memecah-belah agama menjadi beberapa golongan, dan tiap-tiap golongan itu berbangga-bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Syaitan bersama para pengikutnya membangkit-bangkitkan kebanggaan, fanatisme pada setiap golongan dalam beragama tersebut.
dan janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS Ar-ruum : 31-32)
Muslimin yang mengikuti golongan-golongan tersebut akan termasuk dalam golongan musyrikin. Mereka akan menjadi kaki tangan kaum musyrikin untuk melemahkan dan menghancurkan islam dari dalam islam sendiri. Kaum musyrikin menyadari bahwa tidak akan mungkin mengalahkan islam tanpa membuat kekacauan dan kerusakan di dalam umat islam, maka mereka menjalankan wahyu dari syaitan untuk mengalahkan islam.

Islam adalah agama yang bertujuan kepada Allah dengan cara bertauhid, mempersatukan kehidupan pada jalan yang dikehendaki Allah SWT yang bersifat Ar-rahmaan Ar-rahiim. Allah telah menetapkan jalan kehidupan bagi setiap manusia, dan jalan yang dikehendaki Allah hanya dapat ditempuh dengan membangun diri dengan sifat rahmaniah dan rahiimiyah. Penghambaan , ubudiyah yang ditempuh seseorang tanpa membangun sifat rahman dan rahiim hanya akan dipenuhi tipuan syaitan yang dihias sedemikian sehingga orang tersebut memandang indah perbuatannya.

PEMBESAR DARI KALANGAN PENDOSA


Allah SWT menjadikan para pendosa sebagai pembesar-pembesar suatu negeri melalui cara pewahyuan syaitan-syaitan kepada wali-walinya, dan karena orang-orang di suatu negeri berada dalam kegelapan tanpa cahaya sehingga masyarakat berada dalam kelemahan tanpa mengetahui jalan keluar dari masalah yang menimpa negerinya. Keadaan itu hanya dapat diatasi apabila masyarakat berusaha mematikan logikanya sendiri DAN berharap agar Allah SWT memberikan cahaya yang menerangi akalnya. Hal ini sebagaimana tercantum dalam ayat berikutnya sebagaimana berikut : 
Dan demikianlah Kami jadikan pada tiap-tiap negeri pembesar-pembesar (dari) para pendosa agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. (QS Al-An’aam :123)
Allah menjadikan para pendosa sebagai pembesar-pembesar negeri, dan juga Allah SWT telah memberikan petunjuk jalan keluar dari masalah itu. Manusia tidak boleh mentaati langkah yang dibuat oleh kaum musyrikin agar tidak menjadi golongan musyrikin, dan hendaknya manusia harus meminta cahaya kepada Allah SWT agar melihat jalan keluar, dan agar berjalan di antara manusia dengan cahaya itu. Hendaknya manusia menundukkan akalnya dan berharap agar Allah melimpahkan cahaya baginya.

Para pendosa yang menjadi pembesar-pembesar  setiap negeri akan melakukan makar bagi negerinya. Mereka mendapatkan kedudukan mereka karena wahyu-wahyu dari syaitan kepada para wali syayatin dan kegelapan yang melanda masyarakatnya. Puncak penguasaan orang-orang yang berdosa itu akan terjadi ketika dajjal  berkuasa. Para pembesar negeri akan diangkat dari kalangan para pendosa, mereka membuat makar agar kekayaan dan kekuasaan berkumpul hanya pada sebagian kecil masyarakat yang ada pada kelompok mereka, dan masyarakat luas bekerja keras untuk melayani kelompok kecil yang berkuasa itu. Mereka akan melakukan makar-makar dengan jaringan kekuasaan mereka, membuat kehidupan masyarakat menjadi sulit. Namun sesungguhnya makar-makar mereka akan membelit diri mereka sendiri. Setiap kejahatan akan kembali kepada diri mereka sendiri tanpa mereka menyadarinya.

Kamis, 06 April 2017

JEJAK KOLONIAL DALAM PERPECAHAN MANUSIA

UPAYA KAUM MUSYRIKIN MEMECAH BELAH MANUSIA


Musyrikin akan selalu berusaha membuat islam tidak berdaya untuk menghalangi langkah keji dan mungkar yang mereka lakukan. Salah satu bentuk usaha kaum musyrikin untuk membuat umat islam tidak berdaya adalah dengan memecah belah agama menjadi beberapa golongan dan membangkitkan kebanggaan pada golongan mereka masing-masing.  Kaum musyrikin benar-benar membangkitkan perpecahan di kalangan umat islam dengan membuat ajaran-ajaran yang menyerupai ajaran islam, padahal ajaran itu melemparkan manusia jauh dari islam (khawarij). Mereka membangkit-bangkitkan kebanggaan terhadap golongan yang diikuti. Orang islam yang mengikuti perpecahan yang dibangkitkan oleh orang musyrikin akan termasuk dalam golongan musyrikin.
dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik. . Dari (golongan orang-orang) yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.(QS Ar-Ruum : 32-33)
Kemunduran umat islam ditandai dengan keruntuhan kerajaan Turki oleh kolonial yang melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Kaum kolonial melakukan banyak usaha untuk mengalahkan dunia islam yang sangat kuat, dan usaha yang paling efektif itu adalah meruntuhkan islam dari dari dalam. Mereka melakukan usaha memecah belah umat islam dengan menggerakkan umat islam melawan umat islam yang lain. Hal itu dapat dilihat dari catatan mata-mata inggris yang dikenal sebagai Memoirs of mr. Hempher. Dalam laporan intelijen Iraq tahun 2002,  disebutkan bahwa dari catatan itu ditemukan keterangan tentang kepentingan dan rencana inggris.
Inggris raya telah sejak dahulu selalu berpikir tentang  menjaga pengaruhnya pada daerah koloninya di India, China, Timur Tengah dan lain-lain. Benar bahwa inggris sebenarnya tidak  mengendalikan sebagian besar dari negara-negara itu karena hal itu bergantung kepada seluruh warga negara, akan tetapi kebijakan inggris menunjukkan keberhasilan dan politik yang efektif, dan hal hal ini harus selalu dipikirkan : 
a. untuk selalu melanjutkan mengendalikan apa yang telah berhasil dikendalikan
b. untuk menambah apa yang secara praktis belum dikendalikan. 
Untuk mencapai hal ini, pemerintah Inggris  telah mengalokasikan komite-komite khusus bagi setiap bagian dari negara-negara tersebut, khususnya untuk mempelajari tugas :

Pertama : India
Dilakukan melalui “Eastern Company of India”, yang berperan untuk tujuan komersial, tetapi jauh di dalamnya, tujuan lainnya  adalah untuk memperkuat pengendalian atas India, dan sebagai pembuka jalan untuk menguasai wilayah sangat besar yang terhampar hingga ujung benua.
Pemerintah Inggris percaya bahwa india adalah negara dengan suku bangsa yang berbeda-beda, agama yang tersebar, perbedaan bahasa dan terdapat berbagai benturan kepentingan.
Pemerintah inggris percaya bahwa China adalah : agama Budha dan Confusius merupakan agama mayoritas, keduanya merupakan agama yang tidak membahayakan kepentingan inggris karena tidak mengatur kehidupan dunia. Pemerintah Inggris hanya perlu mengusahakan perpecahan, kebodohan, kemiskinan dan menjaga agar negara ini sakit.

Kedua : Negara-negara khilafah muslim
Yang menjadi perhatian pemerintah inggris adalah negara-negara muslim. Mereka memanggil negara ini : The Sick Man. Banyak traktat telah ditandatangani dan semuanya demi keuntungan bagi negara Inggris. Visi kementerian kolonial inggris adalah The Sick Man akan mengakhiri nafas dalam waktu kurang dari satu abad.

Ketiga : Pemerintahan negara-negara di Persia
Pemerintah Inggris telah menandatangani beberapa traktat rahasia dengan pemerintah Persia dan mereka telah memasang mata-mata dan agen di dalamnya, dan telah berhasil menjalankan suap dan mengkorupsi pemerintahan dan menghadapkan rajanya pada korupsi dan telah mengikat negara ini.

Catatan itu terlihat seperti briefing sebelum Hempher diterjunkan ke Timur Tengah. Dari catatan berikut ini terlihat bahwa kolonial benar-benar menjalankan rencana tersebut. Hempher menceritakan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk memecah belah Islam di timur tengah.

Pada tahun 1710 M, kementerian kolonial inggris mengirimkan mata-mata masing-masing ke Mesir, Iraq, Tehran, Al-Hijaz dan Estonia untuk mengumpulkan informasi yang digunakan untuk memecah belah Muslim dan menguasai negara-negara muslim. Kementerian kolonial  menyediakan bagi mereka uang yang cukup, informasi yang cukup, peta-peta, nama-nama gubernur, ulama, suku-suku dan kepala-kepala keluarga.
Mata-mata yang ditugaskan itu berjumlah sepuluh orang untuk masa tugas memata-matai selama dua tahun. Dari sepuluh orang, hanya enam orang yang bisa dipanggil untuk kembali ke Inggris. Pemerintah Inggris menilai hal ini adalah bencana karena mereka semua telah ditugaskan secara presisi yang saling bergantung satu dengan yang lain.
Setelah enam bulan, pemerintah inggris menugaskan (mr. Hempher) untuk ke Baghdad di Iraq untuk membuat kekacauan antara sunni dan syiah dan menemukan titik lemah muslimin sehingga bisa melakukan penetrasi  untuk memecah persatuan muslimin.  (Mr. Hempher) juga bertugas mengidentifikasi konflik di antara muslimin dan menciptakan atmosfir perselisihan, ketidakpercayaan dan ketidaksalihan, serta bertugas merumuskan keimanan yang berbeda dalam bentuk kepalsuan agama agar kolonial bisa mencapai tujuannya menciptakan perpecahan dan menyebarkan perbedaan di antara muslim tanpa menghilangkan Islam dan sistem kepercayaan agama Islam. Perintah ini diberikan kepada seluruh mata-mata yang ditugaskan di negara-negara islam dengan perintah sebagai berikut : “buatkan dan sebarkan keimanan dan kepercayaan palsu di daerah-daerah islam dengan penuh pertimbangan secara  matang dan dengan rencana yang terorganisir, di mana mereka mengajarkankannya setelah mereka menguji kesesuaian dengan latar belakang intelektual di antara kelas-kelas yang berbeda di atara masyarakat. Tidak boleh ada ketergesa-gesaan… dan harus menyebarkan kepercayaan ini dan mengajarkan pada mereka, tidak boleh dibatasi pada wilayah-wilayah yang populer tetapi harus disebarkan di antara empat kelompok sunni untuk menciptakan perbedaan yang meruncing dan perselisihan di antara kelompok-kelompok sedemikian setiap kelompok mengklaim bahwa mereka merupakan representasi islam yang benar dan yang lain adalah salah dan kafir yang harus dibunuh.”.

Catatan itu merupakan sebuah bukti firman Allah dalam alquran ayat 32-33 surat Ar-ruum, bahwa orang-orang musyrik berusaha menjadikan orang-orang muslim berpecah-belah. Terlepas dari perdebatan tentang buku Memoirs of Mr. Hampher, Alquran telah menyatakan bahwa usaha seperti itu memang ada. Hadits nabi pun menyatakan bahwa akan muncul kaum khawarij yang keluar dari islam. Secara fakta, apa yang dicantumkan berikutnya dalam catatan itu menunjukkan keberadaan kaum yang mereka bentuk, yaitu kelompok Al-Syaikhiyah di kalangan syiah, dan kelompok Wahabi di kalangan Sunni.

Bukti lain yang memperkuat bahwa gerakan itu merupakan buatan kolonial adalah munculnya gerakan yang sejenis di India, wilayah kolonial inggris yg sebagian beragama islam. Gerakan Wahabi yang dibuat oleh Syed Ahmad Shaheed pada tahun 1926 di India bukanlah terinspirasi oleh gerakan di Arabia ketika Syed beribadah haji. Syed Ahmad Shaheed dan pengikutnya melakukan ibadah Haji pada tahun 1822 – 1823 masehi, rentang waktu ketika gerakan Wahabi telah ditumpas habis oleh pangeran Ibrahim Pasha dari Mesir. Bahkan tokoh wahabi arabia belum bisa  kembali di wilayah mereka sendiri di Dir’iyah. Teori bahwa  gerakan wahabi di India terinspirasi gerakan dari Arabia hanyalah alibi, sedangkan kolonial telah berhasil mendidik orang-orang yang akan melakukan gerakan semacam itu di India secara terpisah.

KOLONIAL DAN KEMUSYRIKAN


Kolonial melakukan perbuatan memecah-belah agama yang disebut dalam alquran sebagai perbuatan orang-orang musyrik.  Terdapat sebuah hubungan yang kuat antara kolonialisme dengan kemusyrikan, sehingga perbuatan mereka merupakan perbuatan orang-orang musyrik. 

Kolonialisme merupakan sebuah perwujudan cita-cita yang selalu diimpikan oleh orang-orang yang mengharapkan terwujudnya satu buah negara dunia. Mereka adalah orang-orang yang terinspirasi oleh negara Babilon pertama, yang mendirikan bangunan tinggi untuk mempersatukan manusia dalam satu pemerintahan.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, tetapi syaitan-syaitan-lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babilon yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya fitnah, sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat menceraikan antara seseorang  dengan isterinya.  (QS Albaqarah : 102)
Ayat tersebut bercerita tentang kaum Yahudi Kabbalah, yaitu orang-orang Yahudi yang membuang kitabullah ke belakang punggungnya dan memilih untuk mengikuti bacaan syaitan. Maka mereka menyembah tuhan yang satu, yaitu tuhan yang akan memberikan kepada mereka kekuasaan atas seluruh dunia, tetapi tuhan yang dimaksudkan tersebut sebenarnya adalah Iblis yang akan memberikan kekuasaan kepada para Dajjal atas ijin Allah. Jejak kabbalah ini selalu terjadi dari jaman ke jaman, sebagai sebuah evolusi godaan yang terjadi pada bani Israel yang menyembah patung sapi. Sebelum jaman sebelum Musa a.s, bani Israel berada dalam kekuasaan para penyembah Isis dan Osiris. Pada masa Imamat di Israel, bani Israel juga harus berinteraksi dengan negara lain dengan visi Babilon. Demikian pula  konsep Babilonia itu muncul dihembus-hembuskan syaitan pada kaum Yahudi yang hidup pada jaman kerajaan nabi Sulaiman a.s. Nabi Muhammad SAW dan umatnya juga berhadapan dengan kaum yang terinspirasi Babilon, sebagaimana ayat ini.

Bacaan syaitan itu adalah berupa penafsiran syaitan atas apa yang disampaikan malaikat Harut dan Marut pada zaman Babilonia pertama. Babilonia pertama adalah sebuah negara yang didirikan untuk mempersatukan seluruh manusia dalam sebuah negara. Bumi ini dijanjikan akan diwariskan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih, akan tetapi pewarisan bumi itu merupakan fitnah bagi manusia, hendaknya manusia tidak menjadi kafir karena fitnah itu. Kedua malaikat itu selalu memperingatkan manusia sebelum mengajarkannya,  bahwa ini hanyalah fitnah, dan  janganlah manusia menjadi kafir karena janji itu. Akan tetapi orang-orang yahudi itu lebih menginginkan fitnah itu  tanpa mengindahkan peringatan dari malaikat Harut dan Marut maka mereka menjadi kafir.

Kaum Yahudi Kabbalah mengatakan bahwa mereka mengikuti nabi Sulaiman untuk mewujudkan negara itu. Akan tetapi nabi Sulaiman bukanlah orang kafir yang tidak mengetahui kehendak Allah. Mereka hanyalah mengikuti bacaan syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal syaitan-syaitan itulah yang  kafir,  tidak mengenal kehendak Allah. Syaitan-syaitan itu menarik hawa nafsu manusia untuk memperoleh kekuasaan atas dunia dengan bacaan itu, dan menjerumuskan manusia untuk bertindak keji dan munkar demi mewujudkan angan-angan kekuasaan sebagaimana Babilonia.

Syaitan-syaitan itu juga kemudian mengajarkan sihir kepada manusia sembari terus menghembuskan bacaan tentang kejayaan dan kekuasaan bagi kaum Yahudi Kabbalah, yaitu bacaan atas apa yang diturunkan kepada malaikat Harut dan Marut. Sihir akan menyertai orang-orang yang mengikuti langkah-langkah syaitan, seolah-olah memperkuat langkah mereka untuk mewujudkan mimpi kekuasaan sebagaimana Babilonia. Akan tetapi sihir itu tidak berguna bagi mereka. Mereka melupakan bahwa kehidupan mereka pendek, sedangkan cita-cita Babilonia yang dihembuskan syaitan itu hanya dapat diwujudkan dalam beberapa generasi, walaupun mereka menggunakan sihir sekalipun.

Semangat menguasai dunia itu selalu dihembus-hembuskan syaitan kepada para penyembahnya hingga hari ini. Sekelompok manusia bekerja secara rahasia  mewujudkan kolonialisme di dunia untuk mempersatukan dunia dalam kekuasaan mereka. Mereka berusaha mewujudkan hal itu berdasarkan rencana yang dibuat syaitan untuk jangka panjang bagi manusia, sedangkan syaitan membuat rencana itu berdasarkan bacaan kitab suci. Rencana syaitan itu menjerumuskan manusia untuk berbuat keji dan munkar dengan dalih mewujudkan visi ketuhanan. Bukti bahwa dunia ini dikuasai oleh kelompok orang yang saling bekerja sinergis untuk mewujudkan New World Order tidak terbantahkan,dan Alquran telah mengatakan apa yang terjadi di dunia ini dengan sebenarnya.

Kelompok kolonial itu adalah orang-orang yang memecah belah manusia, membentuk manusia menjadi bergolong-golongan dan setiap golongan berbangga-bangga dengan kelompoknya. Dengan metode tersebut, mereka mengharapkan mendapatkan kekuasaan dan kekayaan bagi mereka sendiri. Hal itu sangat jelas tertera dalam metode mereka “Divide and Conquer”. Mereka adalah orang-orang musyrik yang mengikuti rencana syaitan.

MENUJU KEJAYAAN ISLAM


Kekuasaan dan kejayaan adalah janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, akan tetapi janji itu merupakan fitnah bagi manusia yang mengejar kekuasaan dan kejayaan. Orang-orang  yang mengejar kekuasaan dan kejayaan akan terpuruk dalam permainan syaitan dengan pembacaan-pembacaannya terhadap kitab suci. Hanya dengan beriman dan beramal shalih saja kekuasaan dan kejayaan itu akan diberikan kepada manusia, tanpa menjadi fitnah.
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Ad-dzikr, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (QS Al-Anbiya : 105)
Syaitan telah banyak menyesatkan manusia, baik dari kalangan orang-orang yang beriman maupun orang-orang yang jahat, dengan membacakan janji-janji Allah tentang kekuasaan dan kejayaan di atas bumi. Bahkan dewasa ini sebagian umat islam terjerumus dalam sebuah jebakan syaitan berupa pendirian negara khilafah, namun sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah perbuatan syaitan. Mereka melakukan kerusakan di muka bumi, namun merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan.

Beberapa jalan disediakan bagi umat islam untuk menggapai kekuasaan, namun Allah telah menentukan bahwa jalan itu bisa menjadi fitnah bagi yang menempuhnya. Bahkan syaitan dan para pengikutnya juga telah membuat makar bagi muslimin,  menyediakan jalan bagi muslimin untuk menuju kekuasaan, akan tetapi sebenarnya jalan itu akan sampai dalam lingkaran pengikut syaitan. Tanpa iman dan amal shalih, seorang yang meniti jalan menuju kekuasaan akan menjadi permainan syaitan. Hanya iman dan amal shalih satu-satunya jalan untuk menuju kejayaan tanpa fitnah, dengan ikhlas tanpa menginginkan kekuasaan dan kejayaan itu sendiri.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa (QS An-Nuur : 55)