Pencarian

Kamis, 24 Oktober 2019

Menuju Allah (2): Kematian




Kematian seseorang merupakan batas waktu berakhirnya urusan (amr) seorang manusia di dunia. Dengan kematian, seseorang tidak lagi mempunyai urusan dengan keduniaan. Seseorang yang memiliki harta dan kekuasaan yang banyak di bumi akan terpisah dengan kekuasaan dan hartanya. Mereka tidak akan mampu menguasainya kembali sedikitpun karena urusan mereka di dunia telah selesai. Begitu pula seseorang yang menjadi pemimpin bagi orang lain, dirinya tidak lagi mempunyai tanggung-jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Urusan kepemimpinannya di dunia tidak lagi melekat pada dirinya.

Manusia akan berpindah menuju realitas yang lebih hakiki ketika dirinya mati. Hijab material akan tersingkir, dan yang dihadapinya kemudian merupakan realitas kehidupan yang lebih tinggi. Urusan yang dahulu dikenal secara samar-samar di dunia akan dikenal dengan realitas yang lebih tinggi. Amal-amal shalih, pelaksanaan syariat, dan pengetahuan ketuhanan yang benar akan mewujud sebagai sahabat yang akan menemaninya, dan cahaya di alam kubur. Menutup mata hati akan mewujud di alam kubur sebagai kebutaan hati, dan penyakit hati akan mewujud sebagai binatang-binatang berbisa yang memberikan racun kepada jiwa.

Rezeki di alam itu akan diberikan kepada orang-orang yang layak mendapatkan rezeki, sedangkan sebagian manusia akan berhadapan dengan masalah indera dan penyakit hati. Bila seseorang membutakan indera hatinya ketika di dunia, maka dirinya akan berhadapan dengan kebutaan dan ketulian, dan bila dirinya memelihara banyak penyakit hati ketika di dunia maka akan berhadapan dengan realitas dari penyakit-penyakit hati berwujud binatang-binatang berbisa, sebagaimana penyakit hatinya dahulu memberikan bisa racun ke dalam jiwanya.

Sakaratul Maut

Seseorang yang akan meninggal akan melihat kedudukan dirinya apakah menjadi ahli surga atau ahli neraka. Hal itu akan mengguncangkan jiwanya apabila seseorang akan menjadi ahli neraka, sehingga kematian menjadi suatu hal yang sangat menakutkan bagi orang itu dan dirinya mengharapkan kehidupan lebih lama lagi dan pasti menghendaki jalan taubat. Akan tetapi semua itu sudah terlambat, tidak ada taubat bagi orang yang telah menjelang ajal. Apabila seseorang akan menjadi ahli surga, maka dirinya akan menyambut kematiannya dengan gembira. 
Ali bin Abi Thalib r.a berkata : Haramlah atas jiwa untuk meninggalkan dunia sebelum dirinya tahu apakah ia ahli surga atau ahli neraka.
Orang-orang beriman akan menyambut kematian dengan gembira. Mereka akan dijemput oleh para malaikat maut dengan penampilan menarik dan menggembirakan, dan ruh-nya akan ditarik dengan cara halus. Sebaliknya orang-orang kafir akan menolak kedatangan kematian. Mereka akan dijemput para malaikat maut dengan pakaian hitam yang membawa bara api, dan ruhnya dicabut dengan keras. 
Dari Abu Hurairah r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : apabila seorang mukmin mendekati mati, niscaya datang kepadanya malaikat dengan sepotong sutera yang di dalamnya kesturi dan kumpulan wangi-wangian lalu ruhnya di tarik sebagaimana rambut ditarik dari tepung dan dikatakan : wahai jiwa yang tenang, keluarlah dengan ridla dan diridlai dari engkau, kepada ruh Allah dan kemuliaan-Nya. Maka apabila telah dikeluarkan ruhnya, maka diletakkan di atas kesturi dan wewangian itu, dan dilipatkan ke atasnya sutera dan dibawakan ke surga yang tinggi.
Dan orang orang kafir apabila mendekati mati, niscaya datang kepadanya malaikat dengan sepotong pakaian hitam yang di dalamnya sepotong bara api, lalu ruhnya dicabut dengan keras dan dikatakan : wahai jiwa yang keji, keluarlah dengan marah, yang dimarahi engkau kepada kehinaan dan azab Allah. Maka apabila telah dikeluarkan ruhnya, niscaya diletakkan di atas bara api itu. Dan baginya bunyi. Dan dilipatkan ke atasnya pakaian hitam itu dan dibawa ke tempat azab yang keras (HR Ibnu Hibban).
Orang-orang kafir akan diletakkan dalam pakaian yang mengandung bara api disertai dengan keriuhan yang menyakitkan. Mereka akan dibawa ke tempat azab yang keras. Sedangkan orang-orang mukmin dipakaikan pakaian sutera yang wangi dan dibawa ke surga yang tinggi.

Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh manusia dan seluruh makhluk menuju Allah. Makhluk yang paling mengenal Allah SWT adalah Rasulullah, maka beliau mempunyai sifat rahmaniah yang paling tinggi di antara seluruh makhluk. Sebagai pemimpin yang sangat rahmaniah, beliau benar-benar mengkhawatirkan umatnya akan melenceng dari jalan Allah, padahal beliau benar-benar mengetahui bahwa sebagian besar manusia akan terlepas dari jalan Allah. Karena kasih-sayangnya yang begitu besar terhadap umat, beliau SAW mengalami sakaratul maut yang berat. Sepantasnya bagi umatnya untuk berhati-hati dan memperhatikan dengan benar apa-apa yang menjadi tuntunan dari beliau. Beliau SAW akan sangat bergembira terhadap setiap orang yang mengikuti beliau dengan benar meniti jalan Allah.

Kehidupan di alam kubur

Setelah dikuburkan, manusia akan tetap menjalani kehidupan di alam kubur sesuai dengan keadaan jiwanya ketika jasadnya masih hidup. Para ahli surga akan dibukakan bagi mereka tirai-tirai surga sehingga kehidupannya di alam kubur dapat mencium bau surga penuh kenikmatan, sedangkan para ahli neraka dibukakan bagi mereka tingkap neraka, sehingga panas neraka akan membuat panas kehidupan di alam kuburnya.
Dari Abu Sa’id Alkhudri r.a berkata : Nabi SAW bersabda : Kubur itu adakalanya suatu lubang dari lubang-lubang neraka atau suatu taman dari taman-taman surga. (HR At-Tirmidzi)
Di alam kubur, manusia mendapatkan kabar dari buah kehidupannya selama di dunia. Kehidupan yang baik akan mendatangkan buah yang baik dan kehidupan yang buruk akan mendatangkan buah yang buruk. Di alam kubur, manusia dapat mencium hasil yang kelak akan didapatkannya. Ahli neraka akan merasakan azab yang lebih ringan dari neraka, dan ahli surga dapat merasakan aroma kenikmatan surga.

Dari Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW bersabda : orang mukmin dalam kuburnya itu berada dalam taman yang hijau, dan dilapangkan baginya kuburnya tujuh puluh hasta, Ia bersinar sehingga menjadi bagaikan bulan pada malam purnama raya. 
Adakah kalian mengetahui pada apa diturunkan ayat : maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sulit. (QS Thaa haa : 124). Para sahabat menjawab : Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Nabi berkata : Azab bagi orang kafir dalam kuburnya itu dikeraskan baginya Sembilan puluh Sembilan tinnin. Tahukah kalian apakah tinnin itu? Yaitu Sembilan puluh Sembilan ular. Bagi masing-masing ular itu mempunyai tujuh kepala yang mencakar, menjilat dan meniupkan pada tubuhnya hingga hari kebangkitan. (HR Ibnu Hibban).
Terdapat beberapa keterangan berbeda mengenai luas kubur bagi para ahli surga. Sebagian hadits menerangkan bahwa alam kubur mereka merupakan taman yang luasnya sejauh mata memandang, sedangkan dalam hadits ini luasnya adalah tujuh puluh ke tujuh puluh hasta. Hal itu boleh jadi menunjukkan keadaan masing-masing ahli kubur yang sedang diceritakan oleh rasulullah SAW.

Di alam kubur, manusia akan hidup dengan jiwanya saja, sedangkan jasadnya akan kembali kepada bumi. Siksaan yang di alami oleh ahli kubur adalah berupa binatang-binatang berbisa dan pintu neraka yang terbuka. Api dan panasnya neraka akan menerobos melalui pintu yang terbuka, sedangkan binatang-binatang berbisa berada di dalam kuburnya, hidup bersama jiwanya. Mereka mencakar, menjilat dan meniup pada tubuhnya. 

Binatang-binatang berbisa itu merupakan perwujudan dari penyakit-penyakit hati yang dahulu memberikan bisa racun ke dalam jiwa orang-orang yang memelihara penyakit hati. Jiwa orang-orang yang memelihara penyakit hati menjadi lemah atau mati karena racun-racun penyakit hati yang dipeliharanya. Dengan penyakit hati itu, amal yang diperbuat mereka merupakan perbuatan ahli neraka. Dengan hal itu, pintu atau jendela neraka akan terbuka. Alam kubur menjadi salah satu lubang yang terbuka bagi neraka. 

Di alam kubur, hal-hal yang mewujud adalah hasil perbuatan jiwanya. Amal-amal shalih akan mewujud dalam bentuk makhluk yang indah yang menemani dan melayaninya, bila amal shalih itu dahulu membawa kebaikan bagi dirinya. Amal baik yang dahulu tidak membawa kebaikan bagi jiwanya, atau malah menimbulkan riya dalam hati, amal itu akan hangus tidak mewujud. Pengetahuan kebenaran akan mewujud sebagai cahaya yang menerangi alam kubur. Kebodohan dan penyakit hati akan mewujud dalam bentuk binatang yang menakutkan. Belum terdapat pembalasan bagi muamalah dengan orang-orang di lingkungan masyarakat yang yang pernah bergaul dengannya. Pembalasan bentuk muamalah itu akan terjadi di alam makhsyar dimana manusia dibangkitkan jasad dan jiwanya, sehingga bentuk muamalahnya secara fisik bisa mewujud. Yang mewujud di alam kubur dari muamalah itu hanya berupa penyakit-penyakit hati dan kebodohan dalam jiwanya.

Setiap hari pada pagi dan sore hari, seseorang yang berada di alam kubur akan melihat tempat duduk yang akan menjadi tempat tinggalnya kelak. Ahli neraka akan mendapatkan kursi dari neraka dan ahli surga akan mendapatkan kursi dari surga. Hal itu akan berlangsung hingga hari kiamat tiba.
Dari Ibnu Umar r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : Apabila salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka akan didatangkan kepadanya tempat duduknya pada pagi hari dan sore harinya. Jikalau dia dari isi surga, maka dari surga, dan jika dia dari isi neraka maka dari neraka dan dikatakan : inilah tempat dudukmu, hingga kamu kelak dibangkitkan di atasnya pada hari kiamat. (Muttafaq ‘alaihi).
Semua manusia yang telah meninggal dapat mendengar perkataan-perkataan yang disampaikan oleh orang-orang yang hidup, akan tetapi tidak mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mereka. Bahkan orang-orang musyrik dapat mendengar panggilan-pangilan yang ditujukan kepada mereka.

Pendengaran dan penglihatan mereka bukanlah pendengaran dan penglihatan dari indera jasadiah. Walaupun jasad telah rusak bahkan mati akibat terpenggal dalam perang, mereka dapat mendengar percakapan-percakapan di sekitar mereka. Yang mendengar dan melihat apa yang ada di sekitar mereka adalah jiwa mereka. Setiap manusia yang ada di dunia diberi indera-indera dalam jiwa mereka, baik orang beriman ataupun kafir. Indera-indera itu hanya tertutup oleh sifat-sifat jasadiah, sehingga seseorang membutakan atau mentulikan jiwanya. Ketika jasadnya tersingkap, maka manusia akan mengetahui bahwa jiwa mereka mempunyai indera.

Dari Umar ibn Khattab r.a berkata : tatkala para pembesar quraisy terbunuh dalam perang badar, mereka dipanggil oleh Rasulullah SAW dengan bersabda : Hai fulan, hai fulan, hai fulan, aku telah memperoleh apa yang dijanjikan tuhanku kepadaku, itu adalah benar, maka apakah kalian memperoleh kebenaran apa yang dijanjikan tuhanmu? Lalu ditanyakan : Wahai rasulullah, apakah engkau memanggil mereka sedangkan mereka telah mati? Rasulullah SAW menjawab : demi tuhan yang diriku di tangan-Nya. Mereka itu sesungguhnya mendengar perkataan ini dari kamu, akan tetapi mereka tidak sanggup menjawabnya (HR Muslim).
Hadits di atas menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang yang meninggal dapat mendengar dan melihat orang-orang yang berseru kepada mereka. Bukan hanya orang-orang beriman yang dapat mendengar dan melihat setelah kematian. Orang-orang musyrik yang memusuhi dan memerangi nabi dengan jiwa dan raga mereka dapat mendengar perkataan yang disampaikan, bukan hanya perkataan nabi tetapi perkataan-perkataan orang yang di sekitar mereka.

Akan tetapi ketika memasuki alam barzakh, orang-orang tidak beriman akan menjadi buta dan tuli, dan mereka ditimpa azab. Saat itulah ajal bagi manusia tiba di mana waktu mereka untuk tinggal di dunia telah habis. Kematian tidak akan mempercepat suatu jiwa masuk ke alam barzakh karena ajal telah ditentukan. Selama waktu penantian sejak jasad mati hingga jiwa manusia memasuki alam barzakh, jiwa manusia akan mempunyai pendengaran dan penglihatan selayaknya manusia yang masih hidup, bahkan lebih tajam darinya.

Jiwa itu tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.(QS Ali Imron : 145)
Ketika memasuki alam kubur, manusia beriman masih akan menghadapi fitnah kehidupan, yaitu sesuatu yang tidak tampak sebagaiamana mestinya. Kehidupan di dunia adalah fitnah, dimana sesuatu tidak tampak sebagaimana mestinya. Misalnya kemakmuran yang melalaikan manusia akan mengantarkannya pada kehidupan yang sangat sulit penuh kelaparan, kemiskinan yang disyukuri akan mengantarkan manusia hidup dalam penuh rezeki dan sebagainya. Ketika memasuki alam kubur, manusia beriman akan menghadapi fitnah yang terakhir kali, yaitu hardikan dua malaikat munkar dan nakir. Setelah itu, orang beriman akan hidup dengan nikmat.

Dari Abu Hurairah r.a berkata : Nabi SAW bersabda : apabila seorang hamba meninggal niscaya datang kepadanya dua malaikat yang hitam kelabu. Salah seorang di antaranya dinamakan Munkar dan bagi seorang lagi Nakir. Keduanya menatkan kepada hamba yang meninggal itu : Apakah yang engkau ketahui tentang nabi? Apabila hamba itu seorang mukmin, niscaya ia menjawab : Nabi itu adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Kedua malaikat itu berkata : Baiklah bila demikian. 
Kemudian dilapangkan bagi hamba itu dalam kuburnya tujuh puluh hasta ke tujuh puluh hasta dan diterangi baginya dalam kuburnya. Kemudian dikatakan baginya : tidurlah. Lalu hambva itu berkata : biarkanlah aku agar aku kembali kepada keluargaku lalu aku kabarkan kepada mereka. Dikatakan baginya : tidurlah. Kemudian dia tidur seperti tidurnya pengantin, dan tidak dibangunkan selain oleh keluarganya yang mencintainya hingga ia dibangkitkan oleh Allah dari tempat tidurnya itu.
Jika hamba itu seorang munafik, niscaya ia menjawab : Aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu lalu aku mengatakannya demikian. Kedua malaikat itu lalu menjawab : Celakalah engkau mengatakan demikian. Maka dikatakan kepada bumi : hendaknya engkau menghimpit dirinya. Maka bumi itu menghimpit dirinya shingga tulang rusuknya masuk ke dalam bumi. Maka dia akan senantiasa diazab hingga ia dibangkitkan Allah dari tempat tidurnya. (HR At-Tirmidzi)
Dari al-barra’ ibn ‘azib berkata : Rasulullah SAW bersabda : ………… Kemudian di tetapkankan baginya tuli, buta dan bisu. Dan bersamanya terdapat sebatang besi jikalau berkumpul jin dan manusia untuk membawa besi itu niscaya mereka tidak akan sanggup, jika sebuah gunung dipukul dengan besi itu niscaya akan menjadi debu. Lalu ia memukul orang kafir itu dengan batang besi tersebut sekali pukul maka ia menjadi debu. (HR Abu Dawud dan Al-Hakim)
Orang-orang beriman akan berada pada tempat yang baik di alam kubur. Mereka akan terbangun bila ada keluarga yang menjenguk mereka, atau merindukan mereka. Sedangkan orang-orang kafir akan tinggal dalam gelap gulita tanpa cahaya. Sedikitpun mereka tidak akan menikmati cahaya, tidak akan sekalipun para ahli neraka akan bisa keluar dari alam kuburnya.

Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al-An’aam : 122)
Orang yang akan terbangun bila dijenguk oleh orang-orang yang mencintai mereka adalah orang-orang yang diluaskan kuburnya menjadi tujuh puluh ke tujuh puluh hasta. Orang-orang yang lebih baik dari keadaan ahli kubur yang seperti itu tentu akan mempunyai kebebasan yang lebih tinggi. Orang-orang ahli kubur yang memiliki cahaya, mereka mampu berjalan-jalan di antara para manusia dengan cahayanya. Sekalipun urusan mereka di dunia telah selesai, mereka dapat meminta kepada orang-orang yang mengenali cahaya mereka melakukan sesuatu untuk kebaikan orang-orang yang dicintainya. Kebaikan bagi para ahli surga tentulah dalam konteks agama, dan tidak ada urusannya dengan keuntungan duniawi.

Orang-orang beriman harus mengetahui bahwa sebagian di antara manusia yang telah mendahului mereka tidaklah mati. Orang-orang yang gugur di jalan Allah tidaklah mati, tidak terkungkung dalam suatu kubur, mereka bebas berjalan-jalan di antara manusia untuk mencari pengetahuan di alam bumi, dan mereka bebas untuk berada di alam kubur mereka.

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS Al-Baqarah : 154)
Ayat tersebut melarang manusia untuk mengatakan atau berpendapat bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah sebagai orang-orang mati. Orang beriman harus tahu atau berpendapat bahwa mereka tetap hidup di bumi dan di alam kubur, akan tetapi kebanyakan manusia tidak merasakannya. Manusia hidup di bumi, dan sebagian besar manusia masih berada di bumi ketika mereka mati.

25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, 26. orang-orang hidup dan orang-orang mati (QS Al-Mursalat : 25-26)
Bumi adalah tempat berkumpulnya orang-orang mati dan orang-orang hidup. Orang hidup berada di alam jasadiah bumi, sedangkan orang mati di antara orang-orang kafir akan terjebak di alam barzakh yang gelap gulita penuh binatang beracun. Orang meninggal di antara orang-orang beriman akan berada pada tempat yang penuh cahaya. Sebagian orang beriman beristirahat di alam kubur, dan akan terbangun bila ada kerabat atau orang-orang yang mencintainya datang menjenguk, dan sebagian orang yang meninggal di antara orang beriman dapat berjalan-jalan di antara manusia ketika mereka menghendaki. 

Orang-orang yang gugur di jalan Allah mempunyai kebebasan karena mereka tidak mati. Mereka mendapatkan rezeki dari sisi tuhan 

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS Ali Imran : 157)
Kehidupan orang-orang yang gugur di jalan Allah berada dalam keadaan yang baik. Mereka mendapat rezeki dari sisi tuhan. Kehidupan di alam kubur berbeda dengan kehidupan di alam dunia. Di alam dunia, makhluk-makhluk dapat mencari pengetahuan tentang Allah SWT sebanyak-banyaknya sedangkan di alam kubur dan seterusnya manusia hanya akan melihat hasil dari kehidupannya di dunia dalam bentuk yang lebih nyata. Hakikat penyakit hati akan terwujud secara nyata di hadapan ahlinya, begitu pula hakikat amal-amal shalih yang dikerjakan oleh ahlinya. Semuanya akan mewujud secara nyata.

Bagi orang-orang yang gugur di jalan Allah, kehidupan mereka akan tetap berjalan setelah kematian, artinya mereka dapat terus mencari pengetahuan tentang Allah sebagaimana kehidupan di bumi. Mereka dapat menghadiri pembacaan-pembacaan alquran dari para ahli alquran sehingga cahaya mereka semakin bertambah, dan melakukan hal-hal lain di jalan Allah. 

Alquran adalah sebuah kitab penjelas bagi alam semesta. Dengan mengikuti pembacaan alquran dari para ahli alquran dari masa ke masa, pengetahuan mereka tentang tajalliat Allah yang tercantum dalam alquran merentang panjang dari masa ke masa. Orang-orang yang gugur di jalan Allah diijinkan untuk menambah pengetahuan mereka tentang manifestasi Alquran dari masa ke masa. Jalan mereka tidak terputus oleh kematian. Mereka tidak mati sehingga jalan rejeki mereka tidak terputus, dan di akhirat kelak cahaya pengetahuan mereka akan mencapai tingkatan yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar