Pencarian

Kamis, 24 Oktober 2019

Pemakmuran Bumi yang Mati


Bumi telah diciptakan Allah SWT sebagai tempat perjalanan bagi manusia dan tempat tinggal bagi makhluk-makhluk bumi lainnya. Di bumi ini diletakkan tempat perjalanan bagi setiap manusia untuk menuju Allah dengan cara menjadi pemakmurnya, dan terdapat kenikmatan-kenikmatan bagi para hambanya. Namun kehidupan di bumi seringkali justru mengantarkan manusia menjadi perusak bumi, bukan menjadi pemakmurnya. Dengan kerusakan yang ditimbulkan, bumi lambat laun menjadi mati. Dewasa ini telah terjadi gejala-gejala bahwa bumi akan kehilangan daya dukung terhadap kehidupan. Terjadi banyak kerusakan di muka bumi yang membuat bumi menjadi mati.

Kehidupan modern telah menyebabkan banyak manusia kehilangan sumber-sumber rezeki yang diberikan Allah. Bumi seolah-olah mati tidak memberikan sumber-sumber kehidupan bagi para manusia dan makhluk yang hidup di atasnya. Hal ini disinggung dalam ayat berikut :

رِّزۡقٗا لِّلۡعِبَادِۖ وَأَحۡيَيۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةٗ مَّيۡتٗاۚ كَذَٰلِكَ ٱلۡخُرُوجُ
QS Qaaf : 11. untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati. Seperti itulah jalan keluar.

Ayat tersebut menyebutkan penghidupan kembali bumi yang telah mati sehingga sumber-sumber rezeki bagi para hamba Allah tersedia kembali. Secara tersirat ayat tersebut mengatakan bahwa bumi akan mengalami masalah, sebagaimana bisa dilihat dalam kehidupan dewasa ini. Ayat-ayat ini menyebutkan tentang bagaimana mencari jalan keluar dari masalah yang melanda bumi yang menyebabkan kematian bumi.

Pembinaan Jiwa


Penghidupan bumi yang mati dalam ayat-ayat ini terkait dengan penghidupan jiwa manusia. Bumi merupakan perpanjangan dari keadaan manusia yang hidup di atasnya. Yang mengawali kembali kehidupan bumi adalah dengan mengamati bagaimana Allah meninggikan dan menghiasi langit tanpa sedikitpun cacat dan cela.

أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٖ
QS Qaaf : 6. Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?

Langit dalam ayat tersebut bukan hanya langit yang menjadi pasangan dari bumi. Langit yang lebih mudah teramati oleh setiap diri manusia adalah jiwa dalam dirinya sendiri. Manusia kebanyakan hidup di bumi hanya dengan jasad beserta hawa nafsu yang tumbuh seiring pertumbuhan jasadnya. Sebenarnya, bila diteliti dengan seksama, ada jiwa yang menuntun manusia untuk mencari kebenaran, bersuara lirih dalam lubuk hati untuk ditaati. Suara kebenaran di lubuk hati yang menuntun pengenalan terhadap rahmaniah dan rahimiah Allah itu adalah jiwanya, langit bagi jasad dirinya. Dengan mentaati suara kebenaran dalam hatinya, seseorang akan mengetahui bagaimana Allah membangun langit jiwanya yang berada di atas jasad dan hawa nafsunya.

Setiap manusia hendaknya mengamati bagaimana Allah membangun jiwanya dan memberikan hiasan-hiasan baginya tanpa cela. Dengan mentaati jiwanya, Allah akan meninggikan jiwanya untuk mengenal kebenaran yang juga semakin tinggi hingga pada akhirnya mengenal secara pasti untuk apa dirinya diciptakan, dan mengenal Allah yang berkehendak memperkenalkan diri kepadanya.

Untuk mentaati kebenaran ini, manusia akan bertarung dalam sebuah peperangan besar. Hawa nafsu yang tumbuh dalam jasadnya yang hidup akan menuntut manusia memperturutkannya atau malah mempertuhankannya. Menaklukkan hawa nafsu merupakan pertempuran yang besar. Dengan kemenangan atas hawa nafsu, seseorang akan memperoleh perhiasan-perhiasan dalam jiwanya. Semakin manusia menundukkan hawa nafsunya, semakin banyak perhiasan yang akan diperoleh, yang akan menunjukkan keindahan ilahiah melalui dirinya.

Penghamparan Bumi dan Jodoh yang Menyenangkan


Proses peninggian langit dan penghiasan-penghiasan jiwa akan membuat alam jasadiah seseorang semakin meluas. Jasad dan hawa nafsunya akan mengikuti pembinaan jiwa, mengalami sebuah peluasan cara pandang terhadap dunia.

وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجِۢ بَهِيجٖ
QS Qaaf : 7. Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam pasangan yang menyenangkan.

Peluasan cara pandang seseorang terhadap dunia itu merupakan penghamparan bumi. Allah lah yang menghamparkan cara pandang seseorang terhadap dunianya. Dengan peluasan cara pandang tersebut, akal jasadiah yang di kepalanya akan ditumbuhkan semakin menguat. Hal itu diibaratkan gunung-gunung yang diletakkan Allah agar bumi menjadi tenang tidak berguncang terhadap berbagai gejolak. Ayat tersebut berbicara tentang kepala-kepala. Dengan akal jasadiah yang kuat, seorang manusia akan menjadi teguh dalam pengetahuan kebumian dirinya tidak mudah berguncang.

Ada hal lain yang tumbuh dalam penghamparan bumi seseorang. Dirinya akan melihat arti penting keberpasangan dalam segala sesuatu yang ada di bumi. Jasadnya menyadari bahwa dirinya berpasangan dengan nafs wahidahnya, juga berpasangan dengan wanita pasangan jiwanya. Banyak aspek bumi yang juga menjadi pasangan dirinya agar amal shalih dirinya mengalir. Segala sesuatu akan terlihat berpasangan dengan indah, keberpasangan yang sangat menyenangkan. Bumi berpasangan dengan rembulan melahirkan keteraturan yang luar biasa bagi pergerakan bumi, Bumi berpasangan dengan langit membentuk kehidupan yang sangat makmur di permukaan bumi. Demikian pula akan terlihat keberpasangan lainnya dalam setiap hal, sesuai dengan jatidiri setiap manusia. Seluruh keberpasangan itu terlihat sangat menyenangkan.

Kunci untuk bergelut dengan semestanya juga akan dikenalnya. Dirinya akan mengenal wanita pasangan jiwanya sebagai kunci untuk membuka pintu khazanah semesta alamvyang diperuntukkan bagi dirinya. Seorang laki-laki shalih mungkin akan mengenal urusan Allah bagi dirinya, tetapi tidak akan dapat membumikan urusan itu tanpa keberpasangan dengan istrinya. Syaitan yang berkedudukan sangat tinggi di arsy Iblis berusaha memisahkan seorang laki-laki dengan istrinya karena hal ini, sehingga seorang laki-laki akan kehilangan kunci bagi semestanya, baik melalui hawa nafsu ataupun dengan cara-cara lain yang tidak terduga. Mereka mempunyai pengalaman sangat panjang memisahkan keberpasangan demikian.

Keindahan keberpasangan seorang manusia berada pada tataran jiwa. Kadangkala atau seringkali hawa nafsu tidak sependapat dengan jiwanya. Akan banyak bashirah dan tadzkirah bila seseorang menemukan dan menikah dengan pasangan jiwanya, yaitu pasangan laki-laki dan wanita yang diciptakan dari satu nafs wahidah. Itu merupakan hadiah berupa visi dan pengetahuan dalam menjalani kehidupan bagi setiap hamba yang kembali kepada Allah. Jika seseorang kembali kepada Allah, dirinya akan menemukan penghamparan buminya, penumbuhan akal jasadiah dan tumbuhnya keberpasangan pada segala sesuatu. Orang-orang yang kembali kepada Allah akan mendapatkan visi dan pengetahuan dalam kehidupannya.

تَبۡصِرَةٗ وَذِكۡرَىٰ لِكُلِّ عَبۡدٖ مُّنِيبٖ
QS Qaaf : 8. untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali.

Penumbuhan Kebun dan Tanaman yang Dituai

Hadiah berupa bashirah dan pelajaran bagi orang-orang yang kembali akan memberikan berkah bagi bagi alam jasadiah. Visi dan pengetahuan itu akan menyerupai hujan yang penuh barokah, dan dengan air yang penuh barakah itu ditumbuhkanlah kebun-kebun dan tumbuhan biji yang dipanen.

وَنَزَّلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ مُّبَٰرَكٗا فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ جَنَّٰتٖ وَحَبَّ ٱلۡحَصِيدِ
QS Qaaf : 9. Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak barakahnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun dan tanaman-tanaman bijian yang dituai,
Untuk penghidupan bumi, kedua jenis tanaman ini harus ada bersama-sama secara proporsional. Kecenderungan jaman moderen menganggap bahwa tanaman haruslah menghasilkan nilai ekonomi. Hal ini menyebabkan kerusakan di bumi. Kebun-kebun dan tanaman yang dituai harus ada bersama-sama. Kebun-kebun menunjukkan kumpulan berbagai jenis tanaman yang hidup bersama-sama pada suatu wilayah. Terbentuk suatu simbiosis mutualisme dan sistem pendukung kehidupan bersama secara baik pada wilayah tersebut. Satu individu tanaman memberikan dukungan bagi individu yang lain secara sinergis, dan seringkali kebun memberikan manfaat berlebih bagi alam sekitarnya. Tanaman-tanaman bijian yang dituai menunjukkan tanaman yang mempunyai manfaat sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi secara langsung bagi kehidupan bermasyarakat. Pertanian dan perkebunan industri dapat menjadi contoh tanaman yang dituai semacam ini.

Kehidupan kedua jenis tanaman itu merupakan contoh pendukung kesuburan bumi. Manfaat dari setiap insan tidak boleh diukur dari nilai sumbangan ekonominya saja, karena itu akan merusak perikehidupan bermasyarakat. Setiap orang harus menghasilkan buah sesuai jati dirinya. Hal itu merupakan pelajaran bagi manusia agar dapat menumbuhkan kesuburan bagi kehidupan jiwanya meniru mekanisme tanaman-tanaman yang menyuburkan bumi. Setiap manusia harus mengembangkan pohon thayyibah dirinya agar dapat turut serta memberikan sumbangsih bagi masyarakat, baik sebagai tanaman kebun ataupun tanaman yang dituai. Dengan menumbuhkan pohon thayyibah setiap orang dapat memberikan manfaat dirinya bagi masyarakat, dan mampu mengelola alamnya dengan baik.

Penumbuhan Kurma

Salah satu tanaman yang khusus dalam alquran adalah tanaman kurma. Kurma merupakan pohon yang tumbuh tinggi dengan buah yang bersusun-susun. Ini merupakan gambaran jiwa yang berserah diri sepenuhnya dalam mencari kehendak Allah dengan seluruh usahanya, sehingga Allah menjadikannya pohon yang tinggi dengan mayang buah bersusun-susun.

وَٱلنَّخۡلَ بَاسِقَٰتٖ لَّهَا طَلۡعٞ نَّضِيدٞ
QS Qaaf : 10. dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,

Peran jiwa yang dilambangkan dengan pohon kurma ini menempati kedudukan tersendiri dalam penghidupan bumi yang mati. Ketinggian pohon dan tandan buahnya dapat memberikan rintisan dan dukungan bagi terwujudnya kebun-kebun jiwa dan tanaman yang dituai. Jiwa seperti ini memiliki daya tahan untuk tumbuh di bumi yang kering mengawali tumbuhnya kebun di area tersebut.

Penutup

Dengan semua proses inilah Allah menghidupkan kembali bumi yang mati sehingga bumi memberikan jalan rizki bagi yang tinggal di atasnya. Setiap orang harus berusaha untuk melihat bagaimana Allah meninggikan langit jiwanya, kemudian menghamparkan bumi dan mengokohkan bumi dengan akalnya, dan kemudian manusia menemukan pasangan yang tepat untuk memakmurkan bumi, baik wanita pasangannya atapun pasangan semesta buminya.
Dengan cara demikian, masyarakat akan tumbuh bagaikan kebun-kebun ataupun tanaman yang dituai yang memberikan manfaat dan nilai ekonomi secara langsung bagi masyarakat. Diperlukan jiwa-jiwa pionir yang berserah diri sepenuhnya untuk mengenali kehendak Allah bagi zamannya. Pemakmuran bumi dari kematiannya akan tumbuh dengan cara demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar