Pencarian

Kamis, 24 Oktober 2019

Pendidikan Sosial

Naim Sobri 
17 Mei

Setiap manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dirinya dilahirkan dalam ruang dan waktu tertentu dan harus memberikan perannya bagi masyarakat dimana dia berada.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ  
QS Al-Ĥujurāt :13 - Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu bercabang-cabang dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat tersebut menceritakan tentang penciptaan manusia dan komunitas-komunitas sosial yang dijadikan tempat berdiam bagi setiap orang berupa keluarga, suku dan bangsa. Keberagaman suku dan bangsa bertujuan agar saling kenal mengenal.

Terdapat beberapa bentuk komunitas sosial yang selalu melingkupi seorang manusia. Komunitas sosial yang paling dekat adalah keluarga. Selain itu ditinjau dari segi waktu, maka seseorang akan melihat bahwa dirinya berada pada suatu masa tertentu yang dicirikan dengan perkembangan tertentu pada masyarakatnya. Dari segi ruang, dirinya berada di dalam masyarakat majemuk yang hidup berdampingan saling berbagi. Ketiga struktur itu disebutkan dalam ayat di atas sebagai syu'ub dan qabilah.

Penyebutan dzakarun dan untsa menunjuk pada entitas jasadiah manusia sebagai laki-laki dan perempuan jasadiah, yang dalam bahasa Indonesia bisa setara dengan jantan dan betina. Ayat di atas mengingatkan manusia sebagai makhluk langit tetapi diberi unsur-unsur jasadiah. Manusia sebagai makhluk langit sungguh diciptakan dari dan bersama dengan jasadiah, menjadi dua entitas yang menyatu tidak terpisahkan. Ada bentuk-bentuk amanah jasadiah yang diberikan kepada manusia sehingga harus hidup dari dan di bumi. Manusia harus memperhatikan kehidupan di bumi untuk menjadi orang yang bertakwa, dan sebaliknya harus bertakwa untuk memakmurkan bumi. Perhatian terhadap kehidupan berlandaskan ketakwaan akan menjadikan seseorang menjadi mulia dan semakin mulia, dan pemakmuran bumi dapat terjadi.

Penyebutan dzakarun dan untsa juga menunjukkan bahwa setiap yang terlahir dari seorang wanita adalah manusia yang diberi Allah kesempatan yang sama untuk meraih ketakwaan. Anak dari pasangan yang shalih mungkin cenderung mudah untuk beramal kebaikan, dan anak dari pasangan yang tidak baik mungkin akan memiliki kecenderungan berbuat buruk lebih besar. Akan tetapi ada kesempatan yang sama dalam hal ketakwaan yang dapat tumbuh di hati, dengan istighfar dalam perbuatan buruk ataupun bentuk keikhlasan dalam melakukan amal shalih. Hal ini tidak berarti bahwa aturan fikih tidak perlu diberlakukan. Setiap orang harus berusaha menjadi shalih dalam perbuatan dzahirnya, karena hal itu akan memberikan kemakmuran bagi dunia. Fikih dan hudud harus diperhatikan untuk terciptanya tatanan dunia yang makmur, akan tetapi kesesatan atau keshalihan tidak dapat dihakimi dari perbuatan dzahir yang dilakukan karena ketakwaan berada dalam hati.

Keshalihan harus terlahir dari hati yang bertakwa, karena tanpa ketakwaan keshalihan itu boleh jadi hanya kepalsuan. Sebaliknya ketakwaan dalam hati harus berusaha diwujudkan hingga amal shalih terwujud, karena itu akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Fungsi itu merupakan peran individu yang harus diberikan kepada suku dan bangsa. Ada amanah yang harus ditunaikan oleh setiap manusia di alam jasadiah.

Komunitas Sosial Keluarga


Keluarga merupakan komunitas sosial pertama yang paling dekat kepada seseorang. Keluarga dimulai dari pernikahan seorang laki-laki dan perempuan. Dengan pernikahan itu akan terlahir keturunan dari keduanya bila Allah berkehendak. Anak yang terlahir merupakan perwujudan dari kebersamaan keduanya. Suami merupakan pembawa benih sedangkan istri sebagai pihak yang mewujudkan benih tersebut sehingga terlihat lingkungan sekitarnya.

Demikian pula pengaruh keluarga dalam terlahirnya amal shalih. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi lahirnya amal shaleh dan peran sosial. Efektivitas seseorang dalam melahirkan amal shaleh dipengaruhi oleh pernikahan yang baik. Dengan pernikahan yang thayyibah derajat seorang laki-laki sebagai dzakarun dapat berubah menjadi Rijal, dan perempuan dapt berubah dari derajat untsa menjadi an-nisaa. Keduanya ibarat pohon yang tumbuh menyatu bersama dengan ladang, bukan entitas pohon dan ladang yang terpisah.

Hubungan batiniah di level jiwa antara laki-laki dan wanita yang terikat dalam pernikahan dapat diibaratkan prosesor dan memori RAM yang terinstal pada papan induk komputer. Prosesor melakukan tugas-tugas komputasi dan memori memberikan ruang kerja virtual dan akses periferal bagi pelaksanaan tugas prosesor. Keduanya terhubung melalui papan induk komputer. Demikian gambaran dasar hubungan batiniah laki-laki dan perempuan dalam pernikahan. Tidak ada laki-laki yang tampil hebat tanpa isteri yang hebat, sebagaimana prosesor tidak akan mampu menampilkan performa maksimal tanpa memori yang memadai.

Seorang laki-laki yang baik memimpin istrinya mencari dan melaksanakan amanat sebagai khalifatullah. Dia dapat membaca keadaan dari diri istrinya. Bila ada masalah, suami dapat mengetahui mengukur dan menemukan pemecahannya. Seorang istri yang baik dapat menyediakan dukungan bagi langkah suaminya dan dapat mengetahui keadaan suaminya apakah membawa ke jalan yang benar atau sesat. Pernikahannya akan menumbuhkan suatu bentuk hubungan dengan lingkungan sekitar sehingga tersedia sarana untuk berperan secara sosial. Semakin baik para pihak dan semakin tinggi kualitas pernikahan semakin nyata amal shaleh yang bisa diberikan bagi masyarakat.

Acapkali terjadi perselisihan di dalam rumah tangga. Itu adalah hal yang wajar. Perselisihan yang terjadi diantara kedua orang suami istri yang bertakwa menunjukkan adanya gap yang harus segera ditutup oleh para pihak. Berbeda kasusnya bila salah satu atau keduanya tidak cukup baik, perselisihan itu bisa muncul dari banyak sisi manapun, sehingga sulit menemukan akar masalah.

Pernikahan harus dijaga agar baik keadaannya. Komunikasi harus terjalin dengan baik. Prosesor canggih dan kapasitas memori besar tidak akan memberikan hasil memadai bila terpasang pada papan induk komputer yang buruk. Demikian pula bila pernikahan buruk. Bahkan kadangkala suami atau istri tidak mampu menjalankan peran dasar sebagai manusia bila pernikahannya buruk, hingga terseret ke dalam jerat syaitan dalam maksiat. Bila keadaan kedua pihak baik, kadangkala muncul fenomena yang tidak bisa dipahami orang umumnya, muncul dalam pernikahan yang buruk. Hal ini biasanya terjadi akibat adanya gangguan dari pihak luar.

Keadaan pernikahan akan menjadi basis bagi perkembangan kemampuan sosial bagi anak-anak yang terlahir. Bila pernikahan baik maka kemungkinan besar anak-anak akan berkembang kemampuan sosialnya dengan baik. Bila pernikahan tidak baik anak-anak akan cenderung berkembang sesuai keadaan dalam rumahnya.

Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Seorang laki-laki yang bertakwa akan tetap mulia walaupun tidak berhasil menampilkan amal shaleh yang bisa dirasakan masyarakat karena pernikahan yang buruk. Demikian pula seorang wanita yang bertakwa akan tetap mulia bila suaminya tidak berubah menjadi baik bersama dirinya. Nabi Nuh dan Luth as tetap orang mulia walaupun didustakan hampir semua umatnya, dan Asiyah binti Muzahim tetaplah mulia walaupun Ramses II kafir.

Apa yang terjadi pada suami istri tingkat jasmani kadangkala tidak seperti keadaan hubungan batiniah mereka. Misalnya pernikahan yang buruk tapi bisa terlihat produktif bagi masyarakat. Hal ini biasanya terjadi karena seseorang tidak selalu setia pada nurani. Bila seseorang setia terhadap hati nurani, warna hubungan batiniah tersebut akan berpengaruh kuat. Pernikahan yang baik atau terganggu akan kuat mempengaruhi kinerja orang yang setia terhadap nurani.

Suku-suku dan Kabilah

Manusia hidup dalam masyarakat besar. Dirinya mewarisi bakat dan jati diri dari orang tuanya. Tentu tidak akan sama persis dengan bakat dan jati diri orang tuanya. Terjadi perkembangan dalam pewarisan bakat dari orang tua kepada anak-anaknya sesuai dengan kebutuhan zaman. Dunia zaman sekarang berbeda dengan dunia zaman dahulu. Masyarakat berkembang dan masing-masing individu mengembangkan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman.

Masyarakat besar manusia terbagi dalam kumpulan masyarakat kecil hingga besar yang mempunyai kepentingan kelompok tertentu. Kumpulan tingkat RT berbeda dengan kelurahan dan negara. Ada beberapa tingkatan kelompok sosial yang melingkupi kehidupan seseorang, masing-masing memiliki kepentingan kelompok dengan berbagai tingkat yang berbeda. Ada beberapa tingkatan qabilah dalam masyarakat.

Walaupun berbeda-beda, pada dasarnya seluruh manusia diciptakan untuk urusan berjamaah. Setiap orang mempunyai peran yang harus ditunaikan bagi masyarakat sekitarnya dalam berbagai tingkatan kelompok. Peran jamaah yang harus ditunaikan itu dapat dicari berdasarkan sejarah keluarga, dimana jati diri seseorang dapat diraba. Itu merupakan manfaat diciptakannya manusia dalam suku-suku.

Agar berkembang, setiap orang harus berusaha memahami kebutuhan masyarakat yang ada di masyarakatnya dalam berbagai tingkatan. Setiap orang harus berjalan di muka bumi dan memperhatikan sekitarnya sehingga qalbnya tumbuh di dalam dada. Dengan qalb akan tumbuh akal untuk memahami ayat-ayat Allah.

أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٞ يَعۡقِلُونَ بِهَآ أَوۡ ءَاذَانٞ يَسۡمَعُونَ بِهَاۖ فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ  
QS Al-Ĥaj:46 - maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai qalbu-qalbu yang dengan itu mereka dapat menggunakan akal atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Tidak setiap tingkatan harus diperhatikan oleh setiap orang tetapi sesuai dengan kemampuan minat dan bakat. Seorang dengan bakat pemimpin negara akan kesulitan untuk memeriksa detail keuangan perusahaan. Seorang dengan bakat pedagang akan merusak bila harus memutuskan kebijakan negara, tercampur konflik kepentingan.

Dewasa ini dunia di hegemoni oleh kepentingan modal berupa kapitalisme. Seluruh energi dan kegiatan masyarakat dan sumber daya yang ada diserap sebisa mungkin untuk kepentingan pemilik modal. Bahkan paradigma pembangunan di tingkat negara sebagai kabilah terbesar adalah penanaman modal atau investasi. Negara harus berhutang sebagai modal untuk membiayai pembangunan, padahal modal yang dipinjam dibuat dari suatu imajinasi tanpa jaminan kekayaan apapun. Seluruh dunia terkuasai sistem riba sehingga sendi masyarakat berupa suku dan kabilah menjadi luntur, tergantikan oleh kepentingan modal. Agak sulit melihat urgensi suku dan kabilah pada kehidupan dewasa ini. Hal ini sebenarnya melemahkan ketahanan masyarakat karena masyarakat dipecahkan oleh uang menuju perjuangan demi kehidupan masing-masing berupa uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar