Pencarian

Selasa, 07 Januari 2020

Menolong Rasulullah SAW

Para nabi dan rasul lain seluruhnya terikat pada sebuah perjanjian untuk menolong Rasulullah SAW. Perjanjian itu disebut sebagai mitsaqan ghalidza. Pada zaman nabi-nabi, Rasulullah SAW belumlah hadir ke dunia, dan saat ini beliau telah meninggal dunia, akan tetapi urusan beliau tidaklah akan selesai. Segala sesuatu diciptakan hanyalah karena penciptaan rasulullah SAW. Beliau diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. 

Orang beriman akan menemukan jalan kehidupan dengan membantu rasulullah SAW dalam menegakkan agama Allah. Sebagian mukmin bersungguh-sungguh mencari urusannya dalam menolong rasulullah SAW sehingga mengenal peran dirinya dalam perjuangan rasulullah SAW, sebagian yang lain berusaha memberikan usaha terbaik dengan pikirannya sendiri sesuai tuntunan rasulullah SAW dan sebagian yang lain terlena dalam kehidupan dunia. 


Tugas Rasulullah SAW 


Pengutusan beliau adalah sebuah peristiwa paling besar di seluruh alam ciptaan. Kebenaran yang tertinggi dan abadi telah diperkenalkan kepada semesta alam. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna akhlaknya, dan beliau bertugas membimbing untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Dengan pengutusan beliau, seluruh semesta mendapatkan rahmat. 

Dalam misi beliau menyempurnakan kemuliaan akhlak, beliau akan (kembali) diutus ke dunia ketika dunia mengalami perubahan jaman. 

بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ. 

Aku diutus (pada zaman) di antara dua tangan as-sa’ah (perubahan zaman) dengan pedang sehingga hanya Allah saja yang disembah, tidak ada yang disekutukan bagi-Nya. Rezekiku ditetapkan berada di bawah ujung tombak. Ditimpakan kehinaan dan kerendahan pada orang yang menyelisihi amrku. Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, niscaya ia termasuk dari mereka” [Hadits Riwayat Ahmad no. 5114, 5115, 5667] 

Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akan tetapi beliau juga diutus pada masa peralihan jaman dengan pedang agar hanya Allah saja yang disembah, tidak ada yang disekutukan bagi-Nya. Perutusan beliau membentang dari zaman ke zaman, pada zaman beliau sendiri dan pada masa peralihan zaman. Pada zaman peralihan tersebut metode membina akhlak mulia adalah dengan memerangi kejahatan, karenanya beliau diutus dengan pedang. Akan sangat banyak syaitan-syaitan yang ingin menjadikan manusia sebagai penyembah-penyembah bagi mereka. Jaman tersebut adalah jaman yang sangat kacau balau sehingga perlu dilakukan peperangan dengan pedang. 

Masa peralihan itu adalah perubahan penguasaan bumi oleh orang-orang kafir menjadi penguasaan oleh orang-orang beriman sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut : 

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ ٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِ [النّور:55-55] ‍ٔ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُون َ 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS An Nur:55] 

Bumi ini akan diwariskan bagi orang-orang beriman dan beramal shalih ketika zamannya tiba. Orang-orang beriman akan dijadikan para khalifah yang memakmurkan bumi. Seluruh umat hanya akan bersembah kepada Allah semata tidak ada satupun penyembahan terhadap selain Allah. Agama Islam yang diridhai Allah akan tegak dan teguh dalam hati umat manusia. 

Kekuasaan orang-orang beriman akan mencapai seluruh permukaan bumi. Tidak ada sejengkal bumi yang dikuasai oleh orang-orang fasik. Setiap rumah di permukaan bumi akan mengikuti ajaran islam yang diridhai Allah, tidak disesatkan oleh orang-orang musyrik yang memecah belah agama. Umat manusia akan menjadi mulia sesuai tingkat keimanan yang menyinari mereka, sedangkan orang-orang yang menyimpan kekafiran akan menjadi hina di antara umat manusia. 

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Sungguh-sungguh perkara ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak akan tersisa sebuah rumah tembokpun, tidak pula rumah bulu dombapun kecuali Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya ; dengan kemulian orang mulia atau dengan kehinaan orang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan dirinya dg Islam, dan kehinaan yang Allah hinakan dengannya kekafiran" [Hadits riwayat Ahmad, Thabrani, dan lain-lainnya] 

Akan tetapi sebelum itu terjadi, orang-orang fasik dan dzalim akan menguasai bumi dengan dosa-dosa mereka. Akan tumbuh ajaran-ajaran Islam yang tidak diridhai Allah yang ditumbuhkan oleh orang-orang musyrik di antara umat islam yang menyebabkan orang-orang musyrik dapat memecah belah muslimin. Orang-orang fasik dan kafir menguasai bumi sedangkan orang-orang beriman akan tertindas dalam kehidupan dunia. Bila zaman peralihan itu tiba, Allah akan mempertukarkan keadaan antara orang-orang fasik dan dzalim dengan keadaan orang mukmin. Orang-orang musyrik, kafir, fasik dan dzalim akan dilenyapkan dari permukaan bumi sehingga hanya tersisa orang-orang yang baik di muka bumi, dan seluruhnya hanya akan mengikuti syariat dan ajaran rasulullah SAW. Namun setelah itu perlahan-lahan akan tumbuh kembali kekafiran di antara manusia. Orang-orang yang kafir itulah yang menjadi dzalim pada masa itu. 


Pengutusan Rasulullah 


Rasulullah SAW diutus (kembali) pada masa perubahan zaman agar umat manusia hanya bersembah kepada Allah semata-mata tidak ada sesuatu pun yang dipersekutukan dengan-Nya. Beliau akan diutus dengan pedang untuk memerangi orang-orang musyrik hingga mereka hancur luluh. 

Tidak ada riwayat bahwa beliau akan diutus dengan wujud jasadiah beliau SAW. Perutusan beliau pada zaman itu dimisalkan rasulullah SAW dengan seorang laki-laki yang mendatangi suatu kaum dan memperingatkan akan pasukan musuh yang mendatangi mereka. Laki-laki yang memperingatkan kaumnya itu adalah misal bagi perutusan Rasulullah SAW pada zaman itu. 

عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْماً فَقَالَ: يَا قَوْمِ إِنِّي رَأَيْتُ الْجَيْشَ بِعَيْنَيَّ وَإِنِّي أَنَا النَّذِيْرُ الْعُرْيَانُ، فَالنَّجَاءَ فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ فَأَدْلَجُوْا فَانْطَلَقُوْا عَلَى مَهْلِهِمْ فَنَجَوْا، وَكَذَّبَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ فَأَصْبَحُوْا مَكَانَهُمْ فَصَبَّحَهُمُ الْجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي فَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ بِمَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الْحَقِّ. 

Dari Abi Musa r.a dari Nabi SAW , beliau bersabda, “Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya adalah seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku dan sesungguhnya aku pemberi peringatan yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan. Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakan. Pagi-pagi mereka diserang oleh pasukan musuh lalu mereka dihancurkan dan diluluhlantakan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa dan perumpamaan orang-orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa.” 

Peringatan itu adalah nyata. Pasukan musuh benar-benar merencanakan menghancurkan umat manusia. Laki-laki itu adalah mitsal bagi rasulullah SAW dan peringatannya adalah mitsal bagi apa-apa yang Rasulullah SAW diutus dengannya. Demikian disabdakan rasulullah SAW dalam hadits tersebut. 

Boleh jadi kalimat tersebut adalah pernyataan sepihak dari rasulullah SAW. Tidak ada seorang muslim-pun yang berakal sehat akan merasa layak berucap bahwa dirinya adalah mitsal bagi rasulullah SAW. Mungkin seseorang akan lari bersembunyi bila rasulullah SAW menyatakan demikian kepada dirinya. Tetapi demikianlah rasulullah SAW memberikan pernyataan. Yang penting diperhatikan oleh umat islam adalah bahwa laki-laki itu menyampaikan risalah beliau SAW. Rasulullah SAW menjadikannya sebagai mitsal bagi beliau, dan perkataannya adalah mitsal bagi risalah beliau SAW. Setiap muslim harus berusaha benar-benar memahami apa yang disampaikan laki-laki itu. 

Umat manusia akan terbelah dalam mensikapi peringatan itu. Sebagian mempercayai dan mengikuti, maka mereka diselamatkan. Mereka itu adalah orang yang mentaati Rasulullah SAW dan percaya pada apa yang dibawa Rasulullah SAW. Sebagian mendurhakai dan mendustakannya, maka mereka dihancurluluhkan oleh musuh. Mereka adalah orang yang durhaka dan mendustakan kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW. 

Di sisi lain, ketika berita dari hadits ini tiba waktunya, boleh jadi akan banyak peristiwa yang terkaitkan kepada rasulullah SAW. Mungkin akan banyak peristiwa, berita dan pernyataan yang disentuh oleh syaitan-syaitan, sehingga seolah terbentuk kaitan dengan rasulullah SAW untuk menipu. Setiap orang harus berusaha memahami setiap berita dengan benar, mengujinya benar-benar dengan alquran dan sunnah nabi hingga terlihat perbedaan berita yang benar dari campurannya. Syaitan-syaitan itu sangatlah pandai dalam menipu. Di antara sasaran utama yang diusahakan syaitan dalam usaha itu adalah terpisahnya pernikahan laki-laki yang menjadi mitsal bagi rasulullah SAW. 

Terkait dengan menolong rasulullah SAW, ada seseorang yang dinyatakan rasulullah SAW sebagai mitsal bagi beliau SAW dan perjuangannya sebagai mitsal bagi risalah beliau SAW. Perjuangan pada jaman itu hendaknya diarahkan untuk mengikuti dan menolong laki-laki itu dan risalah itu, karena itulah jalan paling tepat menolong rasulullah SAW, di antara jalan orang-orang yang mungkin benar berjuang di jalan Allah. Orang itu adalah orang yang paling mengerti urusan zamannya. Setiap orang harus berusaha memahami hal ini dengan akal hatinya, karena syaitan akan mempermainkan logika manusia. 


Berita Kebangkitan Islam 


Peristiwa kebangkitan agama ini diceritakan dengan terinci dalam kitab nabi Idris a.s. Pada zaman tersebut, bukan hanya satu orang yang akan diutus untuk memperingatkan manusia, namun yang menjadi misal bagi perutusan rasulullah SAW adalah salah satu di antara para utusan tersebut, yaitu orang yang memperingatkan umat manusia akan musuh yang akan datang dengan penglihatan yang jelas. Sebuah jamaah orang-orang shiddiq, atau shiddiqin akan muncul di muka bumi. Pada masa itulah akan segera tiba penghakiman bagi para pendosa yang menguasai bumi. 

Book of Enoch, 

Translation by RH Charles 

[Chapter 38] 

1. The first Parable.
When the congregation of the righteous shall appear,
And sinners shall be judged for their sins,
And shall be driven from the face of the earth:


Perumpamaan Pertama
Ketika jamaah orang-orang shiddiq akan muncul
dan para pendosa akan dihakimi karena dosa mereka
dan akan dihalau dari muka bumi


2. And when the Righteous One shall appear before the eyes of the righteous,
Whose elect works hang upon the Lord of Spirits,
And light shall appear to the righteous and the elect who dwell on the earth,
Where then will be the dwelling of the sinners,
And where the resting-place of those who have denied the Lord of Spirits
It had been good for them if they had not been born.


dan ketika Sang Shiddiq akan muncul pada pandangan para shiddiqin
yang beramal shalih sesuai kehendak Penguasa Alam Ruh
dan cahaya akan muncul kepada orang-orang shiddiq dan orang-orang terpilih di muka bumi
maka di manakah tempat tinggal para pendosa?
dan di manakah tempat istirahat orang-orang yang menyangkal Penguasa Alam Ruh
alangkah baiknya bila mereka tidak pernah dilahirkan 

Akal dan Tipu Daya Syaitan

Kehidupan manusia di dunia diberikan Allah kepada manusia agar seseorang bisa menjadi saksi Allah dengan pengetahuan tentang Allah. Setiap mukmin harus menumbuhkan jiwanya sebagai pohon thayyibah agar dirinya dapat mengenal kehadiran cahaya Allah dalam seluruh aspek kehidupannya. Pohon itu adalah akal yang ada di dalam jiwanya, yaitu bagian seseorang yang menghubungkan dirinya dengan cahaya Allah. Tanpa pertumbuhan akal tidak akan tumbuh pemahaman seseorang atas cahaya Allah, dan tidak akan tumbuh pengenalannya kepada Allah. Allah telah menebarkan cahaya-Nya dalam segenap ciptaan, dan akal manusia yang akan mengenali cahaya-Nya. Cahaya Allah akan menerangi orang-orang yang berakal dan kurang bermanfaat bagi orang yang tidak mempunyai akal. 

Syaitan sangat dengki kepada manusia dan sangat berkeinginan agar manusia tidak dapat mengenal Allah. Segala cara akan diusahakan syaitan untuk membengkokkan akal. Mereka sangat pandai membengkokkan pikiran manusia dengan berbagai cara yang mereka ketahui. Setiap manusia mempunyai syaitan yang menyertainya, dan kumpulan syaitan-syaitan itu mempunyai organisasi yang saling membantu. Orang-orang yang kurang akalnya akan berusaha disesatkan oleh syaitan yang berpangkat rendah, sedangkan orang-orang berilmu akan dijatuhkan oleh syaitan yang berpangkat sangat tinggi. 

Ada beberapa cara yang digunakan syaitan untuk menjatuhkan manusia, berupa keburukan setiap manusia, kekejian, dan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. 

إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ١٦٩ [ البقرة-169] 

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu dengan keburukan dan kekejian, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al Baqarah:169] 

Setiap manusia diciptakan dari tanah, dan dengan itu dirinya mempunyai keburukan-keburukan alam yang rendah berupa syahwat dan hawa nafsu. Keburukan itu menjadi ladang syaitan menyesatkan manusia.  Bila seseorang menggunakan akalnya, syaitan akan menyesatkan dengan kekejian, berupa dorongan untuk berbuat tanpa mempertimbangkan petunjuk Allah. Kekejian bukan hanya terjadi pada tingkatan jasadiah atau hawa nafsu saja, tetapi jiwa juga bisa terjebak dalam kekejian. Pada orang yang ingin mengenal Allah, syaitan akan menjebaknya dengan perkataan tentang Allah yang dibuat tanpa pengetahuan. 

Salah satu bentuk kekejian Iblis dan syaitan-syaitan lain adalah membuka rahasia surga kepada manusia. Syaitan-syaitan akan memberikan petunjuk kepada manusia sesuai dengan keadaan masing-masing, bahkan manusia yang suci seperti adam sekalipun. Tidak setiap petunjuk berasal dari Allah, karena syaitan juga memberikan petunjuk. Untuk mengenali petunjuk yang benar, setiap orang harus mempelajari syariat dan mematuhinya dengan sebaik-baiknya. Tidak ada petunjuk benar yang menyalahi syariat. Seluruh petunjuk harus bersesuaian dengan syariat yang digariskan tuntunan agama. Petunjuk benar itu seharusnya menjadi wahana untuk mengungkap khazanah dalam kitabullah. Namun sekalipun suatu petunjuk benar dari Allah, harus hati-hati bahwa mungkin saja terjadi pembenaran terhadap pemahaman salah berdasarkan petunjuk. Ini harus dihindari. 

Penyesatan Iblis bagi Manusia 


Syaitan yang paling pandai, yaitu iblis yang dahulu menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, dapat menjatuhkan seseorang yang pernah bertemu dengan Allah di surga dengan jati dirinya. Seseorang yang telah menjadi ahli surga belumlah aman dari upaya syaitan dalam membengkokkan akalnya. Contoh hal ini terjadi pada Adam dan Hawa ketika tinggal di surga. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi kepada Adam saja. Setiap orang yang berjalan menuju Allah akan selalu berusaha dijatuhkan oleh syaitan, selama syaitan mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Semakin bertambah ilmunya, akan meningkat pula pangkat syaitan yang akan menjatuhkannya, dan semakin besar bencana yang dapat ditimbulkan oleh kejatuhannya. 

Tujuan utama godaan syaitan terhadap orang-orang yang berakal adalah agar manusia kehilangan pakaian jiwanya agar tampak keburukan-keburukan yang ada pada dirinya. Ada beberapa bentuk pakaian bagi setiap manusia, berupa ikatan suami istri atau ketakwaan, dan semuanya saling terkait. Seseorang berakal yang terpedaya oleh syaitan akan kehilangan ketakwaan, berbuat tidak sesuai dengan kehendak Allah. Akan terjadi kebengkokan akal sesuai tingkat ketergelincirannya, maka seseorang tidak memahami sepenuhnya kehendak Allah, sehingga apa yang kemudian dilakukan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hal demikian diceritakan dalam kisah Adam dan Hawa ketika dijatuhkan syaitan dari surga. 


فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ ١٢٠ فَأَكَلَا مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ١٢١ طه:120-121] 

Kemudian syaitan meniupkan waswas kepadanya, berkata: "Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon abadi (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?". Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan maka telah bengkoklah ia. [Ta Ha:120-121] 

Hal pertama yang dilakukan oleh Iblis adalah memberikan rasa was-was ke dalam hati Adam. Kemudian iblis memberikan petunjuk kepada Adam tentang jati diri Adam yang sesungguhnya dalam wujud pohon keabadian (khuldi) dan tentang kerajaan yang tidak akan binasa, maka Adam serta Hawa mengikuti petunjuk itu. Pohon khuldi dan kerajaan itu merupakan hal yang benar-benar diperuntukkan bagi Adam. Pohon khuldi itu adalah pohon thayyibah milik Adam di akhirat yang harus ditumbuhkan dalam jiwanya berupa akal dalam kehidupan di bumi, dan kerajaan yang tidak binasa itu adalah pasangan wujud mulkiyah yang terbentuk dari pohon khuldi. Kerajaan itu akan terwujud karena tumbuhnya pohon khuldi. Pohon khuldi adalah bagian peran Adam, sedangkan wujud mulkiyah kerajaan itu merupakan peran bagian Hawa sebagaimana kehamilan bila berhasil menyatu dengan Adam. Dengan kedua hal yang diperuntukkan bagi Adam, Iblis dapat menjatuhkan Adam. 

Demikian pula orang-orang berilmu setelah Adam akan digelincirkan oleh syaitan. Bila seseorang yang berilmu mengikuti petunjuk syaitan, dirinya dan mungkin istrinya akan terjatuh hingga terbukalah auratnya bagi dirinya. Keduanya akan menyadari bahwa aurat-auratnya terbuka. Bila tidak bertaubat dan melakukan amal yang benar, mungkin auratnya akan terbuka kepada orang-orang lain. Keduanya harus menutup aurat mereka dengan daun-daun surga yang diketahuinya. Semakin tinggi ilmu seseorang yang terjatuh, semakin besar bencana yang akan timbul. 

Perbuatan mengikuti petunjuk syaitan, bahkan bila petunjuk itu berdasarkan pohon thayyibah dirinya, merupakan kemaksiatan dan kebengkokan akal. Orang itu telah melakukan maksiat kepada Allah karena pasti perbuatannya bertentangan dengan kehendak Allah walaupun samar. Dan syaitan sebenarnya telah berhasil membengkokkan akalnya, banyak ataupun sedikit, baik disadari ataupun tidak disadarinya. Dirinya menjadi tidak memahami kehendak Allah baginya sepenuhnya, karena itu dia tersesat. Namun tidak berarti seseorang pasti menjadi hina karena kesalahannya, hanya saja akalnya telah terkalahkan oleh syaitan dalam tingkatan tertentu. Adam a.s dan Hawa r.a tetaplah seorang mulia walaupun telah terkalahkan oleh Iblis. 


Penyesatan oleh Syaitan yang Didekatkan Iblis 


Pada tingkatan kedua, syaitan yang menyesatkan manusia adalah syaitan yang memisahkan seorang suami dengan istrinya. Iblis banyak mengetahui seluk-beluk penciptaan adam dan pasangannya di surga, dan dengan pengetahuannya dia menguji keterampilan syaitan-syaitan pengikutnya dalam membuat fitnah bagi manusia. Iblis telah mengetahui bahwa syaitan yang paling hebat adalah syaitan yang mempunyai ilmu tentang keberpasangan antara seorang laki-laki dengan istrinya. Dengan pengetahuan itu, syaitan itu menjadi syaitan yang didekatkan kepada Iblis, mengisi kedudukan kosong yang dahulu menjadi kedudukan syaitan-syaitan pembantu utama Iblis seperti Azazel, Baal, Ashera, Ashtoret dan lain-lain. Asalnya kedudukan syaitan tersebut agak jauh, tetapi kemudian didekatkan karena kepandaiannya. Syaitan itu pernah menjadi penghuni surga sehingga mengetahui keberpasangan Adam dan Hawa. Dia dijadikan iblis sebagai pasangan untuk menyesatkan manusia, yaitu dengan cara mencegah terbentuknya wujud mulkiyah dari pohon thayibah yang terbentuk pada seorang laki-laki dengan memisahkan istrinya. Dengan demikian, seorang perempuan tidak akan “mengandung” kerajaan yang tidak akan binasa. 

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ 

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang syaitan yang lain dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatkannya dan berkata, “benarlah (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813) 

Fitnah paling hebat yang akan menimpa umat manusia akan terjadi karena upaya syaitan yang didekatkan tersebut. Fitnah dari syaitan yang lain tidaklah sebanding dengan besarnya fitnah yang dilakukan oleh syaitan tersebut. Bila perang dunia adalah fitnah besar, fitnah yang jauh lebih besar akan ditimbulkan oleh syaitan yang memisahkan seorang suami dengan istrinya. Iblis tidak menganggap fitnah syaitan yang lain dibandingkan fitnah syaitan yang didekatkan. Tentulah cara yang digunakan sangat samar-samar dan rumit dengan melibatkan keterampilan tipu daya yang sangat tinggi. 


Menjaga Pernikahan 


Setiap orang harus berhati-hati terkait pernikahan. Pernikahan adalah setengah dari agama yang sangat ingin dirusak iblis. Seorang suami harus memimpin istrinya dengan benar dan setiap istri harus berusaha untuk menjadi wanita yang subur, penuh kasih dan selalu kembali kepada suaminya. Tidak boleh ada seorang laki-laki yang masuk dalam lingkaran pernikahan orang lain, dan seorang istri sama sekali tidak boleh menerima laki-laki lain dalam aspek-aspek terkait pernikahan. 

Setiap laki-laki harus beramal shalih berdasarkan akal yang tumbuh dalam jiwanya. Untuk itu dirinya harus memperhatikan khazanah yang dibawa oleh istrinya. Dengan akalnya, dirinya menempuh perjalanan dalam lintasan (mustaqar) yang ditentukan Allah baginya, sebagaimana bumi mengedari matahari dalam garis edar yang telah ditentukan. Terkait amal shalih, seorang istri adalah satelit bagi suaminya sebagaimana bulan mengitari bumi untuk mengitari matahari. Apapun keadaan suaminya, istri harus membuat suaminya dapat berpikir dan beramal dengan baik. Istri juga harus berusaha membuat suami bisa menemukan shirat al-mustaqim, tetapi bila tidak terwujud, semua kesesatan suami bukan menjadi tanggung jawab istri. Hal ini hanya bisa dilakukan bila istri berusaha memahami suaminya, dan itu adalah amal shalih seorang istri. 

Terkait dengan pohon thayyibah, istri adalah ladang bagi suaminya. Mereka harus bersama-sama menumbuhkan pohon tersebut. Jati diri yang abadi seorang istri akan terkait pohon thayyibah suaminya, bukan pohon thayyibah tersendiri. Mungkin suami yang di surga bukan suami yang pernah menikahinya di dunia, tetapi perkembangan akal jiwa seorang istri ditentukan oleh pemahamannya terhadap suaminya di dunia, baik keshiddiqan ataupun kesesatan suaminya. Tidak boleh seorang istri lebih mampu memahami dan mencintai (mawaddah) terhadap laki-laki lain. Asiyah binti Muzahim r.a adalah wanita yang dijadikan panutan bagi para wanita. Akalnya dapat menjangkau kebenaran dengan bersuamikan seorang Firaun. 

Syaitan yang didekatkan oleh Iblis akan membengkokkan akal manusia melalui rumah tangga. Rumah tangga yang tidak menempuh jalan Allah akan disesatkan oleh syaitan kelompok itu dalam pangkat rendah, sedangkan orang yang berilmu akan disesatkan oleh yang berpangkat tinggi, bahkan hingga syaitan yang di lingkungan ‘arsy iblis. Pengetahuan syaitan yang didekatkan ini sangatlah tinggi maka tipu dayanya akan sangat samar-samar dan sangat menyerupai jalan agama. Seluruh fenomena pernikahan yang menyalahi syariat adalah dari syaitan, walaupun lambang-lambangnya menunjukkan fenomena jalan agama. Syaitan yang memimpin kelompok ini pernah tinggal di surga sehingga mengetahui keadaan surga. 

Salah satu kekejian syaitan adalah mengungkapkan rahasia surga bagi manusia. Bila seorang wanita menemukan petunjuk tentang kursinya di surga, kedudukan ataupun atribut-atribut surga bagi dirinya, itu bisa setara dengan pohon terlarang bagi seorang laki-laki. Boleh jadi itu benar dan boleh jadi salah, tetapi itu bisa digunakan oleh syaitan untuk menyesatkan dirinya. Bila atribut-atribut surga itu bercirikan milik laki-laki lain selain suaminya, maka itu adalah tipuan syaitan baginya. Demikian pula bila seorang istri menemukan petunjuk tentang amal shalih sebagai pendamping di sisi seorang laki-laki lain. Seorang wanita harus menjadi satelit bagi suaminya, baik suami yang sesat ataupun suami yang benar. Bahkan terhadap jihad Rasulullah SAW para wanita tidak diijinkan untuk ikut serta bila meninggalkan suaminya, apalagi terhadap jihad laki-laki lain selain rasulullah SAW. 

Bila penyesatan dalam tingkatan ini terjadi, boleh jadi telah terjalin hubungan batin wanita itu dengan laki-laki lain. Sebelum diberi petunjuk syaitan untuk disesatkan, telah ditiupkan was-was dalam hatinya untuk kemudian disesatkan. Sebagai pakaian, dia ibarat pakaian yang terkoyak. Kadang-kadang pakaian itu terkoyak dari depan dan kadang terkoyak dari belakang. Bila seseorang tidak menginginkan hubungan batin terlarang itu terjadi, pakaian itu terkoyak dari belakang, sedangkan bila menerima hubungan itu maka pakaian itu terkoyak dari depan. Akalnya akan lemah untuk memahami suaminya sekalipun dirinya berusaha menolak waswas itu. Tenaganya akan terpakai untuk melawan godaan waswas. Suaminya akan kehilangan tempat berpijak bagi ladang amal shalihnya, dan akan kesulitan menutup keburukan dirinya. Bila seseorang mengikuti dorongan waswas jiwanya dalam hubungan itu, maka pakaiannya akan terlepas dan akalnya akan bengkok. 

Bila fenomena ini terjadi, ini bisa menjadi sebuah pertanda datangnya fitnah yang sangat besar. Syaitan yang didekatkan oleh iblis itu sedang beraksi untuk menimbulkan fitnah yang sangat-sangat besar. Penyesatan ini tidak hanya bisa menimpa perempuan, walaupun sifatnya memisahkan istri dari laki-laki. Laki-laki dapat tersesatkan oleh syaitan ini, baik untuk memisahkan dirinya dengan istrinya ataupun memisahkan orang lain dengan istrinya. Oleh karena itu setiap orang harus benar-benar berpegang kepada syariat.