Pencarian

Selasa, 05 September 2017

Khilafah Islam Akhir Jaman

Kekuasaan atas bumi akan diberikan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih. Namum sebelumnya orang dzalim akan menguasainya. Orang beriman akan dibuat mengalami ketakutan oleh orang-orang yang dzalim, akan tetapi Allah akan mempertukarkan keadaan mereka. Orang-orang yang dzalim akan berada dalam ketakutan yang mendalam dan orang-orang beriman akan hidup aman sentausa.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka akan menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS An-Nuur : 55)
Setelah orang-orang beriman menguasai bumi, manusia akan beribadah kepada Allah dengan murni tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun. Tidak ada sesembahan lain yang menginginkan untuk disembah, dan tidak ada yang berusaha menyesatkan manusia dalam ibadah. Manusia hanya akan berjibaku dengan dirinya sendiri, berupa kebodohan hawa nafsu dan keinginannya. Tidak ada ajaran yang menyesatkan manusia, kecuali dirinya sendiri yang menyesatkan.

Akan tetapi sebelum khilafah itu berdiri, datang kepada manusia suatu jaman dimana bumi ini akan dikuasai oleh orang-orang yang dzalim. Mereka menguasai bumi ini dengan sekehendak mereka sendiri mengabaikan seruan Allah dan tidak mengikuti para rasul. Mereka berbuat dzalim di muka bumi dan Allah memberikan penangguhan atas kekuasaan mereka hingga pada masa tertentu. Allah mencatat setiap perbuatan mereka, tidak mengabaikan sedikitpun dari apa-apa yang mereka perbuat.  Setiap perbuatan dzalim makhluk sedikitpun tidak akan terlepas dari pengawasan Allah, dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban masing-masing. Allah hanya  memberikan sedikit penangguhan bagi mereka tidak seketika memberikan adzab,  tetapi Allah tidak mengabaikan sedikitpun perbuatan orang-orang dzalim itu. Kelak mereka akan diadzab karena perbuatannya.

Kekuasaan Orang-orang Dzalim

Sebelum pewarisan bumi kepada orang-orang beriman, pada dasarnya manusia tinggal di tempat kediaman orang-orang yang dzalim. Tempat orang beriman adalah surga, dan bumi hanyalah tempat persinggahan. Walaupun demikian, bumi akan diwariskan kepada orang beriman. Sebelum pewarisan itu, bumi adalah kediaman orang-orang dzalim. Orang-orang dzalim itu leluasa untuk berbuat dan mengikuti fitnah-fitnah yang dibuat oleh para syaitan untuk menguasai bumi,  karena iblislah yang dahulu diberi kekuasaan atas bumi.  Iblis akan senantiasa berusaha menyesatkan manusia hingga kelak syaitan dapat melampiaskan dendam kepada manusia. 
dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan?" (QS Ibrahim :45)
Para nabi dan rasul  telah memperingatkan umatnya tentang akibat pendustaan suatu umat  kepada risalah yang sampai kepada mereka. Banyak umat yang telah sampai kepada mereka risalah, tetapi mereka mendustakan rasul-Nya, malah mengikuti kesesatan yang ada di antara  mereka sebagaimana kaum nabi Nuh, nabi Hud, nabi Shalih, nabi Luth dan lain-lain. Orang-orang dzalim itu telah menerima pemberitaan tentang kaum-kaum yang mempertuhankan kesesatan dan mendustakan rasul-rasul, akan tetapi mereka tetap mengikuti kesesatan, maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka.

Manusia pada zaman rasulullah SAW dan setelahnya pada dasarnya juga ada yang mengikuti kesesatan sebagaimana kaum-kaum yang terdahulu dilenyapkan karena kesesatan itu, akan tetapi azabnya ditangguhkan hingga tiba dimana hari itu mata akan terbelalak tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong tidak mempunyai harapan apapun kecuali menyesali perbuatannya. Pada waktu itu mereka hanya  ingin menjawab seruan Allah dan mengikuti langkah-langkah rasul-Nya, sebelum mereka dilenyapkan. Mereka adalah orang-orang yang menjadikan diri mereka dzalim.

Mereka adalah kaum yang mengikuti bacaan-bacaan syaitan. Yang paling kuat di antara mereka adalah orang-orang yang mengikuti bacaan-bacaan syaitan atas kerajaan Sulaiman. Syaitan-syaitan membangkitkan visi kepada pengikutnya untuk membangun kerajaan Babilon raya yang membentang di seluruh permukaan bumi, dan menjadikan pengikutnya sebagai penguasa di bumi, sedangkan yang tidak mengikuti syaitan akan menjadi budak yang bekerja bagi mereka. Mereka itulah yang membangkitkan imperialism, kolonialisme, perang-perang dunia segala kejahatan di muka bumi, agar terwujud kerajaan babilonia raya bagi mereka. Wujud mereka di antaranya adalah berupa New World Order yang melakukan penindasan di seluruh bumi terutama negeri-negeri muslimin.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan terhadap kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babilon yaitu Harut dan Marut (QS Al-Baqarah : 102)
Mereka membuat makar bagi manusia dengan makar yang sangat besar tidak terkira. Makar mereka akan membuat gunung-gunung lenyap karena hebatnya rencana makar mereka bagi manusia. Mereka hendak menjadikan seluruh manusia sebagai budak-budak mereka, dan menjadikan kelompok mereka sebagai penguasa atas seluruh bumi. Mereka kaum yang sangat dzalim. Bersama dengan pengikut syetan yang lain, mereka membuat kekacauan besar di muka bumi, sehingga orang yang tidak mengikuti mereka  harus hidup sengsara karena perselisihan yang mereka bangkitkan.
Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya (QS Ibrahim : 46)
Besarnya makar mereka tidak sebatas pada makar terhadap manusia. Iblis itu menghendaki makar terhadap Allah. Hebatnya makar yang mereka rencanakan tidak sebatas untuk membuat manusia menjadi budak bagi golongan pengikut syaitan.  Mereka mengikuti makar Iblis, dimana Iblis ingin menjadikan dirinya sebagai tuhan bagi manusia menggantikan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan di sisi Allah lah makar mereka.

Kelak manusia akan dipaksa untuk  bersujud kepada syaitan-syaitan. Mereka tidak ingin ada orang beriman yang tertinggal di bumi, dan tidak ada orang atheist hidup di muka bumi. Mereka menghendaki seluruh manusia bersujud kepada iblis meninggalkan Allah SWT. Iblis hendak membalaskan kebenciannya kepada manusia karena dahulu dirinya diminta bersujud kepada Adam. Mengherankan,  orang-orang dzalim itu mengikuti langkah syaitan yang berkeinginan melampiaskan dendam kepada jenisnya sendiri.

Akhir Kekuasaan Orang-Orang Dzalim

Penangguhan bagi orang-orang dzalim bukanlah agar mereka berkuasa di muka bumi. Allah telah menentukan bahwa bumi ini akan diwarisi oleh orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Orang-orang yang dzalim telah ditetapkan, pasti mereka akan dilenyapkan di muka bumi sebelum bumi ini sepenuhnya diwariskan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih. Penangguhan terhadap orang-orang dzalim dilakukan agar mereka mempunyai waktu untuk memikirkan kehidupan mereka.

Ketika tiba masa bumi diwariskan kepada orang beriman dan beramal shalih, orang-orang dzalim dan kekuasaan mereka di muka bumi akan dilenyapkan. Mata mereka akan terbelalak menatap ke langit. Mereka akan bergegas memenuhi panggilan, mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka merasa kosong.  Mereka akan mendapatkan adzab dari Allah sebelum mereka meninggalkan dunia, mereka akan menyesal dan mengharapkan agar Allah memberikan penangguhan kepada mereka barang sedikit waktu sebelum mereka pergi, agar mereka bisa memenuhi seruan Allah dan mengikuti rasul-Nya.
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari datangnya  azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang dzalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami  walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka) dikatakan: "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu  bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? (QS Ibrahim :44)
Mereka meminta sedikit penangguhan waktu di dunia untuk menjawab panggilan Allah untuk kembali bertaubat kembali kepada-Nya. Ketika waktu itu tiba, mereka baru menyadari bahwa langkah kehidupan mereka sebelum masa itu hanyalah ilusi yang akan lenyap setelah waktu itu. Mereka sebelumnya hanya mengejar kehidupan dunia dan mempertuhankan hawa nafsu yang tidak akan memberi manfaat sedikitpun setelah waktu itu. Dan mereka baru mengetahui bahwa apa yang diserukan Allah dan langkah rasul-rasul-Nya adalah jalan yang abadi. Mereka meminta penangguhan sedikit waktu agar mereka bisa memulai kehidupan kembali menuju Allah bersama rasul-rasul-Nya walaupun cukup bagi mereka berada pada barisan paling belakang. Hal itu menjadi harapan paling besar dari orang-orang yang dzalim pada masa tibanya adzab itu.

Penangguhan itu telah mereka peroleh sebelumnya, akan tetapi mereka tidak pernah mendengarkan seruan Allah untuk kembali kepada-Nya. Mereka sangat mempercayai apa yang mereka kuasai akan membuat mereka hidup sejahtera selamanya, dan mereka merasa tidak akan binasa karena mereka harta dan kekuasaan yang mereka bangun sebelumnya. Mereka tidak pernah menyadari bahwa jalan yang abadi itu adalah jalan Allah. Oleh karena itu, akan dikatakan kepada mereka : “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?”

Penangguhan itu telah diberikan. Selayaknya mereka mendapatkan adzab sejak mereka mengabaikan seruan Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya dan lebih mempercayai apa yang ada dalam kekuasaan mereka, akan tetapi Allah  memberikan penangguhan agar mereka memikirkan seruan Allah dan mengikuti langkah rasul-rasul-Nya. Dalam kurun sekian lama, mereka malah menjadi semakin jauh dari seruan Allah. Mereka bahkan membuat makar yang besar demi kekayaan dan kekuasaan mereka.

Fitnah dari Orang Dzalim

Sebagian orang-orang beriman sebelum pewarisan bumi hanya mendapatkan sebagian  dari kekuasaan atas bumi. Kelak bumi akan diwariskan sepenuhnya kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Jauhnya langkah orang-orang beriman menyambut seruan Allah dan mengikuti sunnah rasulullah SAW akan menentukan kekuasaan mereka atas bumi. Kelak akan terjadi orang-orang beriman mengikuti sunnah rasulullah SAW hingga mereka mengenal dan menempati tempat mi’raj masing-masing, maka kekuasaan bumi akan diberikan kepada orang-orang yang menempati tempat mi’raj mereka. Saat itulah syaitan dan orang yang mengikutinya akan kehilangan kekuasaan mereka atas bumi. Pada saat itulah tiba masa adzab yang menakutkan tiba bagi mereka yang hidup  di atas kedzaliman. 

Sebelum masa itu, syaitan akan berusaha dengan keras untuk menyesatkan manusia dalam setiap level. Syaitan akan membuat makar hingga fitnah berada di dalam kalangan orang-orang muslim. Sebagian di antara orang-orang muslim termasuk dalam kelompok yang membangkitkan fitnah dalam umat islam. Muslimin itu adalah muslimin yang mengatur siasat di malam hari untuk menjerumuskan muslimin dalam makar syaitan.

Orang-orang muslimin yang mengatur siasat untuk menjerumuskan muslimin dalam makar syaitan itu adalah orang-orang munafik. Mereka mampu membuat siasat ketika malam hari, yaitu ketika cahaya yang berada di antara umat islam meredup. Bukan sumber cahaya yang meredup akan tetapi ketika akal umat islam menjadi lemah sehingga cahaya yang ada di antara umat islam terlihat lemah. Ketika akal umat islam kuat, cahaya di antara umat islam akan mampu mengenali gerak-gerik mereka, sehingga mereka tidak akan mampu membuat siasat untuk menyesatkan umat islam. Hanya ketika cahaya itu redup atau padam mereka bisa membuat siasat. Siasat itu hanya mampu berada di antara kegelapan umat islam, dan akan terusir  bila ada cahaya yang menuntun umat islam.
Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: “ketaatan". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari  lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung (QS An-Nisaa’ : 81)
Orang munafik itu menggunakan kata-kata yang menyerupai perkataan orang islam, akan tetapi mempunyai maksud yang berbeda dengan yang dimaksud Allah. Mereka mengedepankan perkataan tentang ketaatan, akan tetapi maksud dari perkataan itu sama sekali tidak sama dengan kehendak Allah, karena yang mereka inginkan  hanyalah mengatur siasat di antara kegelapan yang melanda umat islam. Mereka mempunyai rencana yang lain dengan perkataan ketaatan yang mereka dengungkan.

Mereka mengatakan kepada  seluruh muslimin untuk membangun ketaatan, akan tetapi sebenarnya mereka mempunyai rencana yang buruk terhadap umat islam dibalik perkataan mereka tentang ketaatan. Mereka akan memecahbelah umat islam dan membangkitkan kebanggaan terhadap kelompoknya, dan mereka mempunyai rencana buruk yang lain sehingga umat islam terjebak dalam makar syaitan.

Orang yang mentaati rasulullah SAW berarti mentaati Allah SWT. Perkataan itu adalah benar tanpa kesalahan. Akan tetapi mereka membuat suatu siasat tersembunyi dalam perkataan ketaatan kepada rasulullah SAW. Mereka menjadikan  bentuk-bentuk dzahir syariat sebagai parameter bentuk ketaatan, dan mereka menjadikan parameter itu sebagai sebagai alat untuk membangkitkan kebanggaan. Mereka membangkitkan kebanggaan terhadap kelompok mereka, dan kebanggaan terhadap kelompok itu mereka mereka jadikan  sebagai sebuah siasat untuk memecah belah umat islam. 

Mereka menuntut umat islam untuk taat kepada pemimpin. Umat islam tidak diperbolehkan untuk bertentangan dengan pemimpin. Itu adalah perkataan yang benar, akan tetapi digunakan untuk tujuan yang salah karena mereka mempunyai tujuan tersembunyi yang tidak mereka tampakkan kepada muslimin. Mereka mengatur siasat  tersamar dengan perkataan yang benar itu. Mereka berusaha membangun hegemoni untuk menyesatkan manusia. Mereka berusaha menjadikan diri mereka sebagai pemimpin umat islam yang wajib ditaati, padahal mereka hanyalah mengikuti arahan-arahan syaitan.

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berpaling dari orang-orang munafik. Perkataan-perkataan mereka adalah siasat yang tersembunyi dalam kegelapan, siasat yang tersembunyi dalam perkataan-perkataan indah.  Perkataan mereka itu akan membahayakan umat islam karena terdapat rencana tersembunyi dalam perkataan indah mereka. Umat islam harus bertawakkal kepada Allah, mencari kebenaran dari alquran tanpa perlu memperhatikan apa yang mereka katakan.

Sangat penting bagi umat islam untuk membangun ketaatan pada zaman fitnah. Pada zaman itu sangat sulit untuk mempertahankan akidah sendirian, karena Iblis yang dahulu hadir dalam penciptaan adam akan beroperasi sangat dekat dengan manusia. Mengenali imam dan mematuhinya akan sangat membantu mempertahankan akidah. Selain itu, muslimin sangat dicegah untuk terjebak dalam berbagai perdebatan dan pertikaian. Seluruh perdebatan dan pertikaian itu semua berpangkal sama yaitu dari syaitan. Mempertahankan kebenaran sendiri atau menyerang kesalahan orang lain hanyalah alat permainan syaitan. Manusia harus mengerti tentang amar ma’ruf dan nahyi munkar. Yang penting diperjuangkan oleh manusia adalah amar ma'ruf nahy munkar, yaitu pengetahuan tentang Allah. Itulah yang akan menyelamatkan manusia dalam jaman fitnah.