Pencarian

Selasa, 28 Februari 2017

SAUDI DARI MASA KE MASA


KILAS BALIK SAUDI


Keluarga ibnu Saud berasal dari keluarga Banu Hanifah, cabang dari kabilah Rabi’ah yang mendiami wilayah Dir’iyah di negeri Najd. Para penduduk negeri Yamamah terkenal sebagai para pembicara arab fasih, dengan struktur bahasa yang mampu mempengaruhi fikiran para pendengarnya. 

Saudi adalah nama sebuah keluarga yang juga dijadikan sebagai nama kerajaan yang didirikan oleh keluarga itu. Kerajaan Saudi modern merupakan negara Saudi III yang didirikan oleh Abdul Aziz Ibn Saud pada tahun `1932  M setelah kesultanan Najd berhasil menaklukkan negeri Hijaz pada tahun 1925. Sebelumnya, Abdul Azis bin Saud telah memproklamirkan diri sebagai raja untuk kesultanan Najd pada tahun 1921 M. Penyatuan kerajaan Najd dan Hijaz itu diakui oleh kerajaan Inggris Raya dalam traktat Jeddah pada tahun 1927. Penaklukan itu dilakukan atas wilayah kaum muslimin dengan melakukan jihad bersenjata atas nama  memperjuangkan dakwah muwahidun, yaitu dakwah yang mengutamakan pengesaan pada Allah SWT.  Bisa dikatakan bahwa kerajaan Saudi sepenuhnya berdiri di atas perjuangan dakwah muwahidun.

Sebelumnya, semenjak tahun 1745 M, telah dilakukan beberapa usaha pendirian kerajaan Saudi. Kerajaan Saudi I didirikan oleh Muhammad Ibn Saud untuk menyebarkan dakwah muwahidun yang diajarkan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab. Namun  usaha itu dipadamkan oleh kerajaan Turki yang menguasai negeri Hijaz dalam perang Ottoman-Saudi War tahun 1811-1818. Perjuangan-perjuangan itu terus berlanjut  hingga Abdul Aziz ibn Saud berhasil mendirikan negara Saudi Arabia pada tahun 1917 M.

Kerajaan Saudi II didirikan oleh Turki bin Abdullah Al Saud pada tahun 1819, dan kembali dihancurkan oleh kerajaan Rashidi yang didukung oleh kekhalifahan Turki pada tahun 1891 M dalam perang Mulayda. Seluruh keluarga  Abdul Rahman Ibn Faisal Al-Saud dan sekutunya terpaksa melarikan diri keluar dari Najd.

Untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan, seluruh usaha Ibn Saud berjuang atas nama penegakan ajaran tauhid. Ajaran itu dirumuskan oleh Muhammad Ibn Abdul Wahhab dari Uyainah. Ajaran itu dikenal dalam berbagai nama, baik yang disukai maupun tidak disukai pengikutnya. Pengikutnya menamakan kelompok itu sebagai dakwah Salafi, dakwah Tauhid, dakwah Muwahidun dan nama-nama yang lain. Sedangkan nama yang tidak mereka sukai adalah Wahhabi.

Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di keluarga yang dikenal dengan nama keluarga Musyarraf cabang dari Kabilah Tamim di negeri Uyainah pada tahun 1703 M. Daerah Uyainah ini terletak di wilayah Yamamah yang masih termasuk bagian dari Najd. Dakwah muwahidun mulai dilaksanakan di Najd pada tahun 1743 M di Haryamala, dan pada tahun 1745 M berpindah ke tempat kelahirannya di Uyainah.

Wahhabi merupakan istilah yang diberikan oleh saudara kandung Muhammad bin Abdul Wahhab yang bernama Sulaiman ibn Abdul Wahhab. Sulaiman menentang ajaran yang disebarkan oleh saudaranya. Istilah ini tercantum dalam judul buku Shawaiq yang disusun oleh Sulaiman. Buku itu menjelaskan diantaranya bahwa mereka, ibn Abdul Wahhab,  adalah keturunan Dzul Khuwaishirah yang mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang mereka bahwasanya nanti keluar dari mereka kaum yang keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya. Sulaiman Ibn Abdul Wahab telah memberitakan kesesatan wahabi dalam buku shawaiqnya.

NAJD


Najd berarti tanah yang berada di ketinggian. Pada masa rasulullah SAW, Najd merupakan sebuah nama suatu negeri yang terletak di sebelah timur negeri Hijaz, memanjang dari utara ke selatan di jazirah arabia. Negeri Najd merupakan wilayah gurun yang sangat luas dengan beberapa daerah subur karena adanya oase yang berjauhan satu sama lain sebagai sumber air. 

Peradaban di arabia tidak menjadikan negeri Najd sebagai daerah yang ramah untuk perjalanan. Perjalanan dari Yaman menuju Syam dan sebaliknya dilakukan melalui negeri Hijaz. Hal itu menyebabkan bahasa di daerah Najd sebagai bahasa arab yang relative murni. Najd dikenal sebagai penutur lisan arab yang terkenal fasih.

Pada zaman rasulullah SAW, Najd sudah sangat dikenal oleh para sahabat. Selain karena dekatnya Najd dengan Hijaz, Rasulullah SAW beserta para sahabat telah banyak mengalami hal yang tidak baik yang diperbuat oleh orang-orang Najd.

Dzul Khuwaisirah at-Tamimi dari Najd menentang rasulullah SAW  terhadap pembagian harta rampasan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW seusai perang Hunain yang mana dia berkata : “Berlaku adillah wahai Muhammad karena sesungguhnya engkau tidak berlaku adil!”, dia juga mengatakan : ”Pembagian itu tidak diinginkan untuk Wajah Allah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya : ”Celaka engkau ! siapa yang berlaku adil jika aku tidak berbuat adil?  tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku dipercayakan oleh Dzat yang di atas? 
Tatkala ‘Umar bin Khattab r.a  ingin membunuhnya, maka Rasulullah SAW berkata : Biarkan dia! Karena sesungguhnya akan keluar dari keturunannya suatu kaum yang mana kalian merasa kecil/hina shalat kalian jika dibanding dengan shalat mereka, puasa kalian dengan puasa mereka, mereka membaca al Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”.

Pada masa akhir kehidupan rasulullah SAW, Musailamah Al-Kadzdzab, seorang pembesar kota Yamamah di negeri Najd, mendakwakan diri sebagai nabi. Musailimah mengirimkan utusan kepada rasulullah SAW memberitakan bahwa dirinya adalah nabi, dan berharap rasulullah SAW bersedia berbagi kekayaan, dengan Najd adalah kekayaan bagi musailimah. Di kota itu, Musailimah dikenal sebagai orang yang mempunyai ilmu sihir yang sangat kuat, sehingga masyarakat di sekitarnya banyak yang mengikutinya.

Rasulullah SAW murka atas surat itu. Seandainya seorang utusan boleh dibunuh, niscaya para utusan dari Musailimah itu akan dipenggal oleh nabi. Utusan itu dibiarkan kembali ke negeri Najd, dan rasulullah SAW tidak memerangi Musailimah hingga beliau wafat. Peperangan terhadap Musailimah merupakan perang pertama yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar r.a yang dikenal sebagai perang Yamamah. Perang itu dilakukan hingga Musailimah terbunuh. Para khulafa arrasyidiin setelah Abu Bakar r.a pun tidak kalah repot menghadapi orang-orang Najd. Banyak pemuka kaum yang dikenal sebagai khawarij yang memberontak kekhalifahan berasal dari negeri Najd. Kelak kaum Khawarij yang diceritakan rasulullah SAW akan muncul dari keturunan Dzul Khuwaisirah.

Dalam kekuasaan islam, negeri Najd tidak mendapatkan peran dalam percaturan politik kekhalifahan. Para khalifah sangat berhati-hati atas peringatan rasulullah SAW terhadap negeri Najd.

PERINGATAN RASULULLAH SAW TENTANG NAJD.


Selain memperingatkan tentang munculnya kaum khawarij, yaitu kaum yang keluar dari islam sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya, rasulullah SAW juga memberikan banyak petunjuk tentang bahaya yang keluar dari Najd. Di antara petunjuk itu adalah hadits-hadits  berikut :
dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
dari Ibnu Umar yang berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan yaitu timur [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
Qais bin Uqbah bin Amru Abi Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]

Penjelasan hadits2 di atas bisa dibaca di sini. Ada dua (2)  bahaya besar  bagi umat manusia yang akan muncul dari Najd, yaitu : 
1. Kaum khawarij dan 
2. Tanduk syaitan.

Kaum khawarij adalah kaum yang ibadah mereka membuat para shahabat rasulullah berkecil hati, tetapi mereka keluar dari islam sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Tauhid mereka berbeda dengan tauhid islam.  Mereka adalah kaum yang membaca Alquran, akan tetapi bacaan itu tidak melampaui kerongkongan mereka. Selanjutnya baca di sini.

Munculnya tanduk syaitan adalah munculnya penguasa dengan kekuatan syaitan, atau dajjal yang pertama dari 30 dajjal yang akan muncul. Tanda-tanda kemunculan dajjal sebagaimana hadits di atas adalah munculnya gejolak dan fitnah-fitnah di antara masyarakat muslim, juga kekacauan di Syam (Suriah) dan Yaman. Tanduk syaitan itu akan muncul di dalam keluarga Rabi’ah dan Mudhar.  Selanjutnya baca di sini.

TANDA-TANDA DATANGNYA DAJJAL


Dajjal akan datang pada waktu terjadi perubahan zaman, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang di bawah kepemimpinan imam al-mahdi. Zaman keemasan itu disebut sebagai As-sa’ah, dimana pasukan dajjal akan diperangi oleh imam Mahdi hingga tidak bersisa, sedangkan dajjal akan dibunuh oleh nabi Isa. Berikut ini merupakan tanda-tanda datangnya as-sa’ah, atau dajjal, dan imam Mahdi yang ditandai oleh adanya fitnah yang merajalela.

1. DIBANGUNNYA GEDUNG-GEDUNG TINGGI.

Tanda umum dari datangnya As-sa’ah adalah dibangunnya gedung-gedung tinggi. Jibril a.s datang kepada rasulullah SAW bersama para sahabat  untuk menerangkan tentang agama. Jibril bertanya kepada rasulullah SAW tentang kapan datangnya as-sa’ah.

Rasulullah SAW berkata: Tetapi, saya akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya : Apabila penggembala-penggembala ternak sudah berlomba-lomba dalam membuat gedung tinggi, maka itu termasuk tanda telah dekatnya as-sa’ah [Shahih Bukhari, 1 : 114, dan Shahih Muslim, 1 : 161-164]

Saat ini di dunia arab dapat dilihat adanya perlombaan pembangunan gedung-gedung tinggi. Kingdom tower dan hotel alfaishaliyah tampak menjulang tinggi di arabia.

2. KEKACAUAN DI NEGERI SYAM DAN YAMAN

Dalam hadits lain terkait datangnya as-sa’ah, diterangkan tentang akan datangnya kekacauan di negeri Syam (Suriah) dan Yaman. Keguncangan itu adalah pertanda yang mendahului akan datangnya as-sa’ah:

dari Qurroh radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan (at-thaifah al-manshurah), tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya as-sa’ah.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34)

Dalam hadits tamim ad-daari tentang dajjal dan al-jassasah, rasulullah bersabda : 

Perhatikanlah, dia (Dajjal) muncul di laut Syria (Mediterania) atau Laut Yaman (Laut Merah). Tidak, sebaliknya  dia  berada di timur, dia berada di timur, dia berada di timur, dan dia (rasulullah SAW) menunjukkan tangannya ke arah timur. (HR Ahmad no. 7028: kitab 41)

Dajjal itu akan muncul di Suriah dan/atau di Yaman, tetapi sesungguhnya dajjal itu bukan berasal  Suriah atau Yaman, tetapi dari arah timur. Rasulullah  berulang kali mengatakan bahwa dia berasal dari timur, dan beliau SAW telah berulang kali menjelaskan tentang asal tanduk syaitan yaitu dari Najd yang terletak di arah timur kota Madinah.  Saat ini Najd terletak di Saudi Arabia.

Perang di Suriah dan Yaman pada dasarnya merupakan pekerjaan yang berasal dari tempat yang sama. Saudi Arabia merupakan anak keturunan Rabiah dari suku Banu Hanifah, dimana rasulullah telah bercerita bahwa tanduk syaitan akan muncul dari anak cucu Rabiah.

3. KERUSAKAN DI WILAYAH ANTARA SYAM DAN IRAQ.


dalam hadits lain berkaitan dengan munculnya (salah satu di antara 30) Dajjal, rasulullah menerangkan :
Dajjal itu keluar di antara Syam dan Irak. Dia lantas merusak kanan dan kiri. Wahai para hamba Allah, tetap teguhlah”

Walaupun saat ini belum muncul Dajjal yang mengaku nabi di kalangan ISIS, sangat memungkinkan di wilayah itulah salah satu dajjal akan muncul, tanduk syaitan yang lebih kuat daripada ISIS yang sekarang. 

Dengan tanda-tanda yang sudah sangat jelas saat ini, bukan mustahil bahwa kemunculan dajjal itu sudah sangat dekat. Tanda-tanda itu sudah sangat jelas, manusia hanya menunggu waktu keluarnya Dajjal dari negeri Najd yang akan mengawali rentetan munculnya sekira 30 (tiga puluh) dajjal yang akan menguasai dunia.

Kamis, 16 Februari 2017

KEBANGKITAN ISLAM

PENGUTUSAN KEMBALI RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW telah diutus ke dunia ini dengan membawa agama yang sempurna, maka tegaklah umat terbaik yang dibangkitkan di kalangan manusia. Umat terbaik tersebut memerintahkan dengan al-ma’ruf dan mencegah dari al-munkar, dan mereka beriman kepada Allah. Umat itu tegak dengan kesempurnaan akhlak mulia, mengikuti penghulu segenap makhluk yang diutus di antara mereka.

Di masa yang akan datang, umat itu akan kembali dibangkitkan di antara manusia. Rasulullah SAW akan kembali diutus untuk menegakkan agama Allah SWT pada waktu perubahan zaman, supaya Allah saja yang diibadahi oleh manusia. Kehinaan dan kerendahan akan ditimpakan kepada orang-orang yang menyelisihi amr rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Dari Abdullah bin Umar rahimahumullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Aku diutus dengan pedang (pada zaman) di antara dua tangan as-sa’ah (perubahan zaman), supaya Allah saja yang disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Ditimpakan kehinaan dan kerendahan pada orang yang menyelisihi amrku. Rezekiku ditetapkan berada di bawah ujung tombak. Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, niscaya ia termasuk dari mereka” [Hadits Riwayat Ahmad no. 5114, 5115, 5667]
Rasulullah SAW akan diutus pada waktu terjadi perubahan zaman dengan membawa pedang untuk memerangi kaum pendusta dan pendurhaka. Dalam banyak hadits diceritakan bahwa pada waktu hari kebangkitan islam itu  sudah dekat, dunia akan dilanda fitnah. Orang-orang yang mendustakan dan mendurhakai rasulullah SAW akan diperangi hingga tidak bersisa, sehingga tidak ada manusia yang menyembah selain Allah. Setiap orang akan dimurnikan dari dosa, dan Dajjal akan semakin jauh menyesatkan orang-orang yang sesat hingga tidak seorang pendosapun layak berdiri tanpa perlu diperangi. Pedang itu akan terjatuh pada para pendosa. 

Pada waktu itu seluruh manusia di seluruh permukaan bumi akan berpegang dengan sunnah rasulullah SAW tanpa terkecuali. Tidak terdapat satu rumahpun yang terlepas dari islam. Orang yang memegang agama dengan sungguh-sungguh akan dimuliakan, dan orang-orang yang tidak memegang agama akan dihinakan. Islam yang sebelumnya tertinggal hanya tulisan akan kembali dihidupkan oleh seluruh manusia yang tersisa.


PROSES KEBANGKITAN

Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Dengan mengenal dan mengikuti rasulullah SAW, umat muslimin akan berubah keadaannya menuju kesempurnaan sehingga mampu menjadi makhluk yang dimuliakan. Orang yang mengikuti sunnah rasulullah dengan benar akan menjadi makhluk mulia di mata Allah, menjadi mulia secara menyeluruh baik bentuk jasadiahnya dan keadaan hati dan jiwanya.

Secara jasadiah, orang-orang yang mengikuti rasulullah akan mempunyai etika yang baik. Begitu pula keadaan jiwa dan hatinya, termasuk keadaan akalnya akan semakin mulia, cerdas menangkap ayat-ayat Allah yang terbentang di alam semesta bersesuaian dengan ayat-ayat yang tercantum dalam alquran. Seorang yang mengikuti sunnah rasulullah SAW  tidak akan melakukan pemaksaan pemahaman terhadap salah satu ayat, tetapi selalu mencari pemahaman sesuai dengan kehendak Allah, berdasar kesesuaian pemahaman ayat kauniyah dengan qauliyah.

Rasulullah SAW mengajarkan manusia agar berubah menjadi mulia. Beliau tidaklah mengajarkan dan mengikat manusia dengan doktrin-doktrin kepercayaan yang akan menyeret manusia kepada kebodohan dan kelemahan akal. Mengikuti beliau hanya dapat dilakukan dengan diawali dari sikap hanif dan berserah diri sebagaimana telah dicontohkan oleh nabi Ibrahim a.s, yang akan mengantarkan manusia menuju bentuk yang sempurna. Tanpa sikap hanif dan berserah diri, seseorang tidak dapat mengikuti sunnah rasulullah SAW dengan benar.

Pada akhir jaman, akan banyak umat islam yang terseret pada ajaran yang berdasar pada teks-teks islam, namun sesungguhnya mereka terlontar jauh dari islam. Mereka tampak sebagai orang-orang yang rajin beribadah, rajin membaca alquran, dan senantiasa memperbincangkan tentang perkataan orang-orang terbaik, tetapi sesungguhnya terlontar jauh dari islam. Mereka mempunyai akal yang lemah. Kaum ini akan diseru untuk meluruskan pemahamannya dalam mengikuti rasulullah SAW, dan akan diperangi apabila melakukan pendurhakaan atas petunjuk rasulullah SAW. 

Salah satu kemuliaan yang diberikan pada orang yang mengikuti sunnah rasulullah SAW adalah akal yang kuat. Akal merupakan kecerdasan untuk memahami ayat Allah sesuai dengan kehendak-Nya, baik ayat kauniyah maupun qauliyah. Perbedaan pemahaman atas ayat qauliyah terhadap kauniyah menunjukkan belum adanya pemahaman sesuai dengan kehendak-Nya. Akal yang lemah akan mengalami kesulitan menemukan keterkaitan antara ayat kauniyah dengan ayat qauliyah. Acapkali terjadi akal yang lemah melakukan pemaksaan terhadap pemahaman ayat qauliyah padahal tidak bersesuaian dengan ayat kauniyah, menjadikan hawa nafsu sebagai pemimpin dalam memahami ayat alquran.

Pada waktu pengutusan itu tiba umat manusia akan dibawa dalam kehidupan penuh cahaya iman, setelah sebelumnya berada dalam kegelapan duniawi. Iman bukan lagi sekadar kepercayaan tetapi cahaya yang menerangi kehidupan umat manusia. Dengan cahaya iman, tidak akan ada orang-orang yang berpura-pura dalam keshalihan kecuali Allah akan menghinakan orang tersebut di mata manusia, dan tidak ada orang yang benar-benar shalih kecuali Allah akan memuliakannya dengan keshalihannya. Tidak akan ada orang yang menjual agama dengan harga yang murah, dan tidak akan ada orang yang menyelisihi tuntunan rasulullah SAW kecuali Allah akan menghinakannya. Orang benar akan terlihat perbedaannya dengan orang-orang fasik, tidak tersembunyi perbedaan tersebut dari mata manusia. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 
Sungguh-sungguh perkara  ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak akan tersisa sebuah rumah tembokpun, tidak pula rumah bulu dombapun kecuali Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya ; dengan kemulian orang mulia atau dengan kehinaan orang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan dirinya dg Islam, dan kehinaan yang Allah hinakan dengannya kekafiran" [Hadits riwayat Ahmad, Thabrani, dan lain-lainnya]
Pada zaman itu orang akan dimuliakan dengan keislamannya dan orang akan dihinakan karena kekafirannya. Manusia tidak dimuliakan karena kekayaannya, atau kecantikannya, atau keturunannya. Orang akan mengikuti orang yang mempunyai keislaman.


PERMISALAN PENGUTUSAN RASULULLAH SAW

Tidak ditemukan sebuah beritapun bahwa rasulullah SAW  akan kembali  ke dunia dengan jasad beliau setelah wafat, namun perihal perutusan beliau ke dunia ini terdapat dalam hadits. Beliau SAW secara tersirat menjelaskan bahwa urusan perutusan beliau SAW kelak akan dijalankan oleh orang-orang di antara umatnya. Permisalan bagi perutusan beliau adalah munculnya  seseorang yang mendatangi suatu kaum dan memperingatkannya tentang musuh yang mendatangi, serta mengajak mereka menuju keselamatan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya, adalah seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata : Wahai kaumku sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku, dan sesungguhnya aku mengecam yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan. Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakannya, lalu mereka dihancurluluhkan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa ; serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa (HR Bukhari (No. 6482, 7283) dan Muslim (No. 2283))
Menjelang akhir zaman, akan datang suatu fitnah yang menimpa umat manusia secara keseluruhan. Fitnah itu merupakan fitnah terbesar, tidak ada fitnah yang lebih besar sebelumnya dan tidak akan datang lagi setelahnya. Segala sesuatu tampil secara terbalik dari keadaan yang sebenarnya. Orang jahat akan tampil sebagai orang baik, sedangkan orang baik akan dipersepsi sebagai orang jahat. Kebenaran dipandang sebagai kesesatan dan kesesatan terlihat sebagai kebaikan. Banyak hal yang akan terlihat dalam keadaan terbalik.

Pada jaman itu, petunjuk rasulullah SAW pun mungkin akan terlihat tidak sesuai dengan persepsi manusia. Perlu diperhatikan bahwa keselamatan hanyalah dengan mengikuti petunjuk rasulullah, tidak ada jaminan keselamatan tanpa mengikuti petunjuk rasulullah, dan jaminan celaka bagi orang yang menentang dan mendurhakai rasulullah. Rasulullah SAW menjamin bahwa yang menentang dan mendurhakai rasulullah akan dihancurluluhkan  hingga ke akarnya.

Pada waktu kebangkitan islam, Al-mahdi akan diutus untuk memerangi orang-orang yang menentang dan mendurhakai rasulullah SAW. Pedang itu akan diberikan kepada Al-mahdi untuk digunakan memerangi para pendosa yang berlaku melampaui batas. Sebelumnya dajjal akan menebar fitnah menyesatkan manusia dengan fitnah-fitnahnya, sehingga akan terseretlah orang-orang yang tidak membangun hubungan yang baik dengan Allah. Dajjal akan menguasai bumi dengan penuh kelaliman dan kezaliman diikuti oleh orang-orang sesat yang akan dihancurluluhkan. Dajjal dan yang mengikutinya akan hidup dengan berlimpah kekayaan hingga waktu yang ditentukan.

Ketika waktu yang ditentukan tiba, khalifatullah Al-mahdi akan muncul dengan tiba-tiba, padahal sebelumnya orang-orang tidak mengenalnya. Beliau akan di-ishlahkan dalam satu malam ketika waktu yang ditentukan telah tiba, dengan sebuah pertanda yang jelas bagi seluruh manusia. Beliau akan dibaiat di masjidil haram. Sebelumnya akan banyak manusia yang akan mengaku-aku sebagai beliau, tetapi seluruhnya hanyalah kebohongan yang menyesatkan. Beliau akan terbit, dikenal manusia,  secara tiba-tiba di masjidil haram Makkah pada waktu yang ditentukan.

Ketika beliau telah muncul, maka beliau akan memimpin manusia memerangi dajjal dan yang mengikutinya, memusnahkan mereka hingga ke akar-akarnya. Tidak ada yang bisa mengalahkan pasukan beliau sekalipun alam jin dan syaitan membantu melawannya. Semesta alam kecuali pohon gharqad akan membantu manusia memerangi dajjal dengan menunjukkan tempat persembunyian mereka sekalipun bersembunyi dalam lubang biawak.

Minggu, 05 Februari 2017

ZAMAN FITNAH

Umat manusia pada zaman ini sedang berhadapan dengan keadaan yang tidak jelas. Kaum muslimin mendapatkan  fitnah sehingga menjadi suatu kaum yang dipandang tidak baik di antara manusia, bahkan negara sebesar Amerika Serikat secara terang-terangan melakukan pencegahan kedatangan dari beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Hal itu menunjukkan bahwa fitnah sedang melanda umat manusia. Muslimin yang seharusnya menjadi rahmat bagi semesta alam berubah menjadi umat yang dicurigai. Rasulullah SAW telah menerangkan tentang munculnya fitnah yang akan melanda umat manusia, berbagai kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar  yang menandai akan terbitnya tanduk syaitan.

Fitnah berarti tampilnya suatu hal yang tidak terlihat sebagaimana keadaan yang sebenarnya, misalnya hal yang buruk dikatakan baik dan sebaliknya hal baik terlihat buruk. Hal itu menjadi pertanda datangnya fitnah kepada seluruh umat manusia, khususnya kaum muslimin. Apabila fitnah itu telah datang, setiap orang harus berusaha keras untuk mendapatkan berita tentang keadaan yang sebenarnya, dan sebisa-bisa mendapatkan dasar petunjuk dari kitab suci dan petunjuk orang-orang suci. Pada waktu zaman fitnah, mengikuti suatu hal hanya berdasarkan pikiran sendiri atau pendapat orang lain  tanpa mendasarkan pada petunjuk sangat berpotensi menyesatkan.

MUNCULNYA ZAMAN FITNAH

Zaman fitnah  akan muncul dengan ditandai oleh suatu kerusakan yang akan menimpa penduduk negeri Syam. Kerusakan yang terjadi pada penduduk Syam menandakan tenggelamnya kebaikan bagi umat muslimin, sekaligus menandai munculnya golongan yang mendapatkan pertolongan Allah. Hal itu terdapat dalam hadits sebagai berikut : 
Dari Qurroh radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan tampak senantiasa segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya as-sa’ah.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad V/34)
Tempat munculnya fitnah telah sangat masyhur dalam banyak hadits dengan redaksi yang berbeda-beda. Tentu ada maksud khusus dalam petunjuk  rasulullah SAW yang disampaikan dalam berbagai redaksi yang berbeda-beda untuk satu hal yang sama, salah satunya agar umat islam tidak mudah ditipu ketika jaman fitnah itu tiba. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar r.a menjelaskan :
dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 ]
Rasulullah ketika itu berada di kota Madinah kemudian beliau  menjelaskan tentang asal muasal munculnya berbagai hal buruk yang akan menimpa kaum muslimin. Hal-hal buruk itu berasal dari suatu tempat yang berada di arah matahari terbit di kota Madinah.
Dalam sebuah peristiwa, rasulullah SAW menjelaskan kepada para sahabat bahwa tempat itu adalah Najd. Dari kota bernama Najd itulah akan muncul kegoncangan, fitnah dan tanduk syaitan.
Ibnu Umar berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami  pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Rasulullah SAW juga menerangkan secara lebih detail dalam hadits yang lain tentang orang-orang yang berhati kasar, yaitu orang-orang faddadin (arab badui) dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar.
Umar bin Khatab r.a berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman di sini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari munculnya tanduk setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Penjelasan rasulullah SAW tentang orang-orang yang berhati kasar dikontraskan dengan penjelasan tentang keadaan penduduk Yaman, dimana dikatakan bahwa iman berada di Yaman dan hati yang keras berada pada Faddadin dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar. Pada jaman ini muslimin bisa lebih mudah memahami hadits di atas, dimana muslimin dan umat manusia dapat melihat keadaan penduduk Yaman yang sedang diserang oleh keturunan Rabi’ah dan Mudhar. Dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar inilah akan muncul tanduk syaitan.

KEADAAN MANUSIA

Di antara risalah rasulullah SAW adalah memperingatkan tentang kedatangan musuh yang akan mendatangi manusia, dan musuh yang terbesar itu tentunya syaitan yang akan mendatangi manusia.
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya, adalah seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata : Wahai kaumku sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku, dan sesungguhnya aku mengecam yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan. Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakannya, lalu mereka dihancurluluhkan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa ; serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa (HR Bukhari (No. 6482, 7283) dan Muslim (No. 2283))
Allah SWT telah mengutus rasulullah SAW untuk  memperingatkan umatnya tentang musuh yang akan datang. Peringatan itu adalah salah satu bentuk risalah bagi rasulullah SAW. Mendustakan, atau bertindak yang menyelisihi, atau meragukan  peringatan rasulullah SAW  tentang musuh yang akan mendatangi umatnya  berarti melakukan pendustaan terhadap pengutusan/risalah rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah melihat musuh dengan sangat nyata, dan beliau telah menyampaikan dalam banyak hadits tentang bahaya musuh yang akan datang. 
Rasulullah SAW menekankan bahwa beliau telah melihat musuh dengan mata kepala. Boleh jadi musuh yang akan mendatangi umatnya datang tanpa terlihat oleh umatnya, oleh karena itu rasulullah menekankan bahwa beliau telah melihat dengan mata kepala. Boleh jadi banyak dari umat rasulullah akan meragukan musuh yang telah diperingatkan oleh rasulullah SAW.
Apa yang diperingatkan oleh rasulullah SAW pada dasarnya sangat nyata. Umatnya dapat melihat keterkaitan peringatan-peringatan itu satu dengan yang lain dengan jelas, akan tetapi banyak umatnya akan tetap merasa ragu-ragu dengan peringatan-peringatan itu. Umatnya yang melihat keterkaitan peringatan itu secara nyata namun meragukannya, mereka itulah orang-orang yang dikecam oleh rasulullah SAW.
Orang-orang yang meragukan peringatan itu dan melanggarnya, mereka itu termasuk orang-orang durhaka kepada rasulullah SAW dan termasuk orang-orang pendusta, mendustakan kebenaran yang dibawa oleh rasulullah SAW. Mereka akan dihancurleburkan bersama-sama, yaitu seluruh kaum yang mendustakan dan yang mendurhakai rasulullah, padahal mereka merasa sebagai umat rasulullah SAW. Itu maksud beliau bersabda : serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa.

Pembengkokan Petunjuk

Orang-orang yang tidak meragukan peringatan, mereka itulah yang diajak menuju keselamatan. Musuh terbesar yang diperingatkan oleh rasulullah SAW kepada manusia adalah iblis. Musuh itu akan muncul dari kota Najd di sebelah timur kota Madinah, dari arah  matahari terbit di kota Madinah. Musuh itu akan menipu umat rasulullah SAW dengan fitnah-fitnah, menimbulkan kegoncangan-kegoncangan, dan pada akhirnya akan muncul tanduk syaitan dari kota itu. Dari kota itu terbit perusakan bagi negeri Suriah, dan dari kota itu muncul peperangan di negeri Yaman. Dajjal akan muncul di Yaman dan Suriah, tetapi sebenarnya Dajjal itu berasal dari kota itu. Dari kota itu muncul dakwah yang mengantar pengikutnya menuju pintu Jahannam. Itulah bagian dari risalah rasulullah SAW yang tidak patut didustakan ataupun didurhakai pengikut rasulullah SAW, peringatan tentang musuh yang akan datang di antara manusia.
Rasulullah SAW menjelaskan asal kedatangan itu dengan berbagai redaksi agar manusia tidak ragu-ragu tentang tempat yang dimaksud rasulullah SAW, dan tidak tertipu dengan berbagai pendapat yang meragukan asal muasal kejahatan itu. Asal kedatangan itu didefinisikan sebagaimana berikut :
- Tempat itu bernama Najd
- Tempat itu terletak di sebelah timur kota Madinah
- Tempat itu terletak di arah matahari terbit di kota Madinah
- Kaum itu berasal dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar
- Kaum itu dikontraskan dengan penduduk Yaman
Sebagian cendekiawan mengemukakan bahwa hadits rasulullah SAW tidak secara eksak menunjuk nama negeri yang telah ada pada zaman rasulullah SAW. Terlepas dari apa yang menjadi metode, maksud dan tujuannya, pendapat itu secara materiil tertolak secara langsung oleh berbagai keterangan rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah menunjukkan nama tempat, arah, dan batasan-batasan yang menolak semua pendapat itu.
Beberapa cendekiawan mengatakan bahwa Najd yang dimaksudkan bukanlah kota Najd yang dikenal para shahabat,  tetapi  yang dimaksudkan adalah tanah yang tinggi (Najd), dan itu berada di Iraq. Pemahaman itu terlihat hanya dibuat-buat, tidak dipahami berdasarkan pengetahuan para shahabat rasulullah SAW. 
Pada jaman rasulullah SAW, negeri Hijaz dikelilingi oleh negeri-negeri yang besar, yaitu Syam, Iraq, Najd, dan Yaman. Ketika para shahabat memohonkan berkah bagi Najd, sementara sebelumnya rasulullah SAW memohonkannya bagi Syam dan Iraq, tentulah yang dimaksudkan oleh para sahabat adalah suatu daerah yang setara dengan yang disebut sebagai Syam dan Yaman. Mustahil para shahabat memintakan berkah dalam suatu  doa yang dipimpin rasulullah SAW untuk suatu tempat yang belum terdefinisikan namanya tapi sekadar suatu tempat yang tinggi yang belum diketahui dengan jelas.
Rasulullah SAW pun menolak pendapat yang mengaburkan batasan tempat itu dengan menunjukkan arah tempat itu, yaitu arah timur dari kota Madinah. Najd tempat terbitnya fitnah itu terletak di arah timur kota Madinah, tidak di tempat yang lain.
Sebagian cendekiawan mengatakan bahwa Iraq terletak di sebelah timur kota Madinah. Rasulullah menolak pendapat itu dengan menegaskan bahwa tempat itu  berada pada arah matahari terbit di kota Madinah. Dengan posisi Madinah di  lintang bumi 24 derajat LU dengan jarak bujur sedemikian dekat, mustahil matahari terbit dari (atau bahkan sekadar mendekati) arah Iraq. Pendapat itu benar-benar telah ditolak rasulullah SAW. Najd yang dimaksudkan adalah negeri  Najd yang telah dikenal oleh manusia pada zaman rasulullah SAW.
Para pendurhaka rasulullah SAW akan selalu berusaha keras mengaburkan tempat itu, padahal rasulullah telah menjelaskan dan membatasi penjelasan itu dengan ketat untuk menolak tipuan dan kesalahan. Mereka menuduh pada orang yang memahami kota Najd yang ada pada zaman rasulullah sebagai tempat terbitnya tanduk syaitan sebagai orang yang tidak memahami agama dengan benar berdasar ilmu pengetahuan para ulama. Sebenarnya mereka itu adalah para pendurhaka yang membengkokkan petunjuk rasulullah SAW. Mereka mengangkat orang-orang yang menjual agama sebagai ulama mereka, dan hanya orang yang lemah akal yang dapat menerima pendapat mereka.