Pencarian

Kamis, 24 Oktober 2019

Peran Istri dan Suami dalam Pernikahan


Peran Wanita dalam Pernikahan 

Ada seorang wanita yang pernah meminta izin kepada Nabi saw. untuk turut serta berjihad. Ia berkata, ”Wahai rasulullah, aku diutus oleh kaum wanita untuk menghadap kepadamu, sebagai wakil mereka dalam berjihad, yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kaum laki-laki. Apabila mereka menang, mereka akan beroleh pahala; jika mereka gugur, mereka akan mendapatkan kemuliaan disisi Allah. Sementara itu, kami adalah kaum wanita. Apabila kami membantu kaum laki-laki (dalam berjihad), apakah kami akan beroleh pahala?” 

Nabi saw. menjawab, ”Sampaikanlah salamku kepada kaum wanita yang mengutusmu. Mentaati suami dan menjalankan semua perintahnya adalah sama pahalanya dengan orang yang berjihad. Sayangnya mereka banyak yang tidak menjalankan hal ini.” (HR al-Bazzar) 

Allah SWT berkehendak untuk dikenal sebagai Ar-rahman Ar-rahiim. Hal itu bisa diperoleh dengan pernikahan sebagai ajang digelarnya kasih sayang. Syaitan ingin membuat pemahaman yang lain tentang Allah, maka dia membuat perkataan-perkataan indah yang menipu manusia agar terbentuk pemahaman yang salah tentang Allah. Kadangkala manusia dibuat syaitan untuk mengenal Allah SWT sebagai pribadi haus penyembahan, menyimpang dari kehendak Allah untuk memperkenalkan Ar-rahman Ar-rahiim. Padahal jelas bahwa dahulu para malaikat muqarrabun diperintahkan untuk bersujud kepada selain diri-Nya. Syaitan membuat perkataan-perkataan indah tentang Allah dengan menekankan satu ayat secara berlebihan dan menyembunyikan ayat lain agar manusia tersesat. Pengenalan terhadap Allah harus dimulai dari Ar-rahman Ar-rahiim. 

Cinta kasih dalam Islam bukanlah semata romantisme antara laki-laki dan wanita. Cinta kasih itu merupakan keterhubungan terhadap rahmaniah dan rahimiah Sang Pencipta sehingga alam semesta terahmati melalui seorang laki-laki dan wanita yang menikah dengannya. Perlu kesiapan yang baik untuk menjadi penghubung asma Allah yang mulia hingga alam semesta. Seorang laki-laki harus digembleng untuk mengenal Tuhannya, dan seorang wanita digembleng untuk memiliki sifat ahli surga, menebarkan keharuman rahmaniah Allah. Gemblengan itu tersedia dalam pernikahan. 

Cinta kasih pasangan muslim merupakan fungsi dari rahmaniah Allah. Seorang laki-laki harus mencari apa yang terserak bagi dirinya agar mengenal Allah, dan seorang wanita harus berusaha menerima semua pemberian-Nya dengan senang hati, berupa laki-laki berwujud suaminya beserta masalah turunannya agar memiliki sifat wanita ahli surga. Mengharapkan kekasih selain pasangan yang diberikan Allah baik kekasih masa lalu atau masa depan merupakan hal buruk yang harus dihilangkan. Saling mengenal antara suami-istri merupakan keharuman yang harus ditumbuhkan, untuk penyatuan yang terserak. Pengenalan satu terhadap yang lain akan mengungkapkan ayat-ayat Allah yang sangat agung. Cinta sebelum pernikahan akan sangat membantu pengenalan, tetapi itu bukan sebuah syarat mutlak untuk pernikahan yang baik. Iktikad untuk menjadi sarana keterhubungan rahmaniah Allah adalah syarat yang paling penting. 

Ketaatan seorang istri terhadap suaminya memiliki derajat yang sama dengan jihad seorang laki-laki yang dilakukan bersama Rasulullah. Akan tetapi kebanyakan wanita tidak mengetahui derajat itu, dan lebih menginginkan melakukan hal lain yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. 

Tanggungjawab terbesar seorang wanita adalah terhadap suaminya. Bakti wanita kepada Rasulullah SAW berwujud bakti kepada suaminya. Seorang wanita dengan sifat-sifat wanita ahli surga harus mendampingi suaminya agar mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam perjalanan menuju Tuhan. Mendampingi suaminya bukanlah semata untuk membuat senang, tetapi juga agar suaminya menempuh perjalanan menuju rabb-nya mengikuti Rasulullah sesuai keadaan suaminya. Kebaktian seorang istri adalah bagi suaminya, bukan bagi laki-laki lain yang berjihad, bukan pula berperang bersama Rasulullah SAW. 

Jihad bagi wanita itu terlihat remeh di mata manusia. Tetapi demikianlah Allah dan rasul-Nya menetapkan bagi manusia. Manusia harus melaksanakan kehendak-Nya, bukan keinginan makhluk. Hal itu adalah jalan yang Dia tentukan bagi manusia dan makhluk. Allah menentukan bagi para malaikat muqarrabun bersujud kepada khalifatullah untuk mengenal Allah, dan menentukan bagi para wanita untuk bersujud kepada suaminya untuk menunaikan hak Allah. Ada sebuah rahasia besar dibalik semua ketentuan-Nya bagi makhluk-makhluk-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. 

Peran Wanita sangat besar untuk kemajuan perjalanan suaminya mengikuti sunnah Rasulullah SAW menuju rabb-nya. Dengan perjalanan yang benar, jihad seorang laki-laki akan benar. Seorang wanita perlu memiliki pengetahuan yang luas dan cinta kasih kepada suaminya, agar dirinya bisa mendampingi perjalanan suaminya meniti jalan Allah yang terjal dan licin penuh tipuan syaitan. Seorang laki-laki tidak akan bisa menempuh perjalanan itu dengan baik tanpa istri hebat yang mendampingi. Rasulullah SAW pun merasa kebingungan ketika beliau diangkat sebagai nabi. Demikian pula laki-laki lain membutuhkan wanita yang hebat, yang berpengetahuan dan cinta kasih kepada suaminya, baik pada masa kebodohannya atau masa terangnya. Wanita yang memiliki sifat ahli surga sangat dibutuhkan oleh laki-laki apapun keadaannya. 

Rasulullah bersabda : ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak, dan banyak kembali kepada suaminya; yang jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia akan segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata : Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku (HR Baihaqi). 

Sifat wanita ahli surga adalah penyayang, banyak anak, dan banyak kembali kepada suaminya; yang jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia akan segera datang hingga berada di pelukan suaminya. Setiap wanita harus berusaha untuk memiliki sifat yang demikian. Perjalanan hidupnya harus diarahkan untuk memiliki sifat yang demikian. Setiap laki-laki membutuhkan wanita dengan sifat-sifat yang demikian, yang akan membawa dirinya menuju kebaikan. Seorang Fir'aun ridla dengan istrinya sehingga atas perkataannya mau merawat anak yang dicari dengan seluruh usaha hendak dibunuh. Rasulullah SAW membutuhkan Khadijah ra bagi kenabian beliau. 

Sifat pertama wanita penduduk surga adalah penyayang (al-waduud). Penyayang menunjukkan sifat wanita yang banyak mengharapkan pertemuan dengan suaminya. Seorang suami adalah jalan baginya untuk dapat mengabdi kepada Allah, maka dirinya banyak berharap untuk bertemu dengan suaminya. 

Seorang suami harus berusaha membantu istrinya memiliki sifat al-waduud kepada dirinya. Istri adalah lahan pertumbuhan bagi dirinya, maka membantu istrinya untuk bisa memiliki sifat alwaduud pada dasarnya akan membantu diri-sendiri untuk merawat pohon kalimah thayyibah. Sifat alwadud itu akan memberikan motivasi besar bagi suami untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhannya. 

Sifat kedua adalah banyak anak (al-waluud). Seorang wanita tidak bisa mengenal tuhannya kecuali melalui suaminya, akan tetapi wanita diberikan jalan yang sangat lapang, berupa rahim untuk mengenal kasih sayang dengan melahirkan anak-anak. Anak-anak akan menumbuhkan dalam diri wanita kasih sayang yang sangat besar, dan kasih sayang itu melontarkan dirinya pada derajat tinggi. Banyaknya anak akan semakin mengenalkan dirinya pada kasih sayang. 

Tidak setiap wanita mudah untuk mendapatkan keturunan. Akan tetapi secara bathin, wanita tersebut tetap mendapatkan jalan untuk mengenal kasih sayang dengan memperhatikan dan mewujudkan apa-apa yg disampaikan kepada dirinya oleh suaminya. Suami hendaknya menjadi guru yang memberikan pengajaran bagi istrinya, dan wanita hendaknya memperhatikan suaminya dengan seksama, mencari kehendak Allah diantara apa yang disampaikan suami. Ikatan suami istri adalah ikatan paling kuat di hadapan Allah setelah ikatan antara Allah dengan rasul-Nya, yang dikenal sebagai mitsaqan ghalidza. 

Dengan sifat alwaluud secara bathiniyah demikian, hubungan antara guru yang baik dengan murid wanita yang baik kadangkala mengundang malapetaka bagi ikatan pernikahan sang murid. Seorang wanita yang memperhatikan pengajaran akan mudah timbul rasa sayang pada sang guru, dan juga sebaliknya. Maka sebaiknya pengajaran kepada murid wanita sebisa mungkin melibatkan suaminya sesuai kemampuan suaminya agar terhindar dari fitnah. Guru, atau mentor, atau pembimbing harus membangun kepercayaan murid terhadap suaminya, sehingga murid dapat membangun kasih sayang dengan suaminya. Juga membuat mengerti murid wanita tentang kebaikan dan keutamaan yang ada pada suaminya sebagai pendorong tumbuhnya sifat alwaluud. Seringkali suami istri mengalami kesulitan karena prasangka, masalah dan perselisihan yg terjadi dalam pernikahan mereka sehingga perlu dibantu. 

Sifat yang ketiga wanita penduduk surga adalah selalu kembali kepada suaminya (al-'a uud). Suaminya harus menjadi kesukaan dan kesenangan bagi dirinya, sedemikian hingga apapun masalah yang menimpa di antara mereka, harapannya adalah suaminya dapat kembali bersama dirinya seakan-akan tidak pernah terjadi masalah di antara keduanya. 

Wanita merupakan belahan jiwa seorang laki-laki. Seorang laki-laki tidak dapat berkembang tanpa seorang wanita yang menikah dengannya. Seorang wanita akan membuat seorang laki-laki menjadi lengkap, yang membuat dirinya bisa melangkah di jalan Allah dengan mantap. Sulit bagi seorang laki-laki untuk berkembang tanpa seorang istri. 

Perkembangan yang dimaksudkan adalah dalam langkah menuju Allah dan menumbuhkan kasih sayang bagi semesta alam. Tanpa seorang wanita yang menikah dengannya, seorang laki-laki akan kesulitan berjalan menuju Allah dan membangun kasih sayang. Seseorang tidak akan bisa melangkah mantap di jalan Allah dengan separuh jiwa, tanpa wanita yang melangkah bersama dirinya. Modal untuk berjalan pun sulit diperoleh tanpa wanita bersamanya, yaitu tumbuhnya kasih sayang. Seorang wanita yang tepat merupakan hal yang sangat penting bagi seorang laki-laki untuk berjalan menuju Allah. 

Pernikahan merupakan jalan agar manusia dapat berkembang. Dengan pernikahan, Allah hendak membuat manusia berkembang, tidak hanya berkembang secara kuantitas saja, juga berkembang secara kualitas. Tetapi pernikahan harus dilakukan dengan wanita yang tepat. Salah satu kriteria yang menentukan tepat atau tidak pernikahan adalah kesesuaian, atau thayyib. Thayyib menunjuk pada perhatian seseorang kepada amr Allah. Kethayyiban dalam pernikahan merupakan modal seorang laki-laki untuk mengenal diri sehingga tumbuh kalimah thayyibah dalam jiwanya dan dapat berbuah. 

Seorang laki-laki yang thayyib harus menikah dengan wanita yang thayib, dan sebaliknya seorang wanita thayyibah harus menikah dengan seorang laki-laki thayyib. Seorang laki-laki yang peduli dengan urusan (amr) Allah harus mencari wanita yg peduli dengan amr Allah, dan begitu juga sebaliknya. Laki-laki yg tidak peduli dg urusan Allah tidak boleh dinikahkan dengan wanita thayyib, dan sebaliknya. 

Kedudukan Suami 

Menikah berdasarkan kethayyiban merupakan modal untuk mengenal Allah. Setelah melaksanakan pernikahan yang berdasarkan kethayyiban, maka suami istri harus membangun adab sehingga perjalanan menuju Allah dapat berjalan dengan baik. 

Seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga karena dirinya yang memiliki benih pengenalan kepada Allah. Seorang laki-laki adalah pohon kalimah thayyibah yang harus tumbuh, sedangkan istri merupakan ladang yang mampu menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan pohon kalimah thayyibah, dan agar pohon itu dapat berbuah. 


نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٞ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

QS Al-Baqarah:223 - Isteri-isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan dahulukanlah untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. 
Dalam pernikahan yang thayyib, seorang laki-laki harus berusaha menumbuhkan kalimah thayyibah dalam dirinya. Kethayyiban itu agar manusia dapat bertemu dengan tuhannya. Kethayyiban itu akan membuat seseorang bisa berjalan menuju tuhan, dan hal itu ada pada diri laki-laki. Seorang wanitanya dapat mengenal tuhannya melalui suaminya. 

Karena itu laki-laki menjadi pemimpin bagi wanita. Seorang wanita dalam batasan tertentu diperintahkan untuk bersujud kepada suaminya. Hal ini karena suaminya menjadi jalan bagi dirinya untuk mengenal Allah, sebagaimana para malaikat muqarrabun diperintahkan bersujud kepada khalifatullah karena khalifatullah menjadi jalan para malaikat untuk mengenal Allah. 
Rasulullah bersabda : Seandainya aku memerintahkan seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya (HR Tirmidzi no.1159, Ibnu Hibban no. 1291) 
Seandainya semua laki-laki adalah manusia yang benar, niscaya Rasulullah Saw memerintahkan wanita utk bersujud kepada suaminya. Tetapi itu tidak terjadi dalam kenyataan sehingga Rasulullah memerintahkan hal itu dengan batasan-batasannya tertentu. 

Seorang wanita tidak akan dapat beribadah kepada Allah dengan meninggalkan hak-hak suaminya. Tidak ada cinta seorang wanita kepada Allah tanpa cinta kepada suami yang memimpin dirinya menuju tuhannya. Laki-laki menjadi satu-satunya jalan agar seorang wanita bisa menunaikan hak-hak Allah. 
Sabda Rasulullah : ” Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) 
Salah satu hak yang paling utama bagi seseorang dalam pernikahan adalah kasih-sayang. Allah menciptakan manusia berpasangan agar mengenal Allah dan kasih sayang. Seorang istri harus memberikan kasih-sayang sepenuhnya bagi suaminya sehingga suaminya bisa tumbuh, dan bisa menghasilkan buahnya bagi semesta alam sesuai dengan penciptaan dirinya. 

Dengan kasih sayang itu seorang istri akan menjadi penduduk surga. Para wanita yang bakal menjadi penduduk surga memiliki beberapa sifat yang terbangun dalam pernikahan, yaitu sifat penyayang (alwaduud), banyak anak (al-waluud) dan selalu kembali kepada suaminya. 

Banyak hal yang mempengaruhi perjalanan seorang laki-laki mengikuti sunnah Rasulullah SAW untuk menuju rabb-nya. Kadangkala kebodohan menghalangi seorang laki-laki untuk menuju rabb-nya. Kadangkala seorang laki-laki kebingungan terhadap perubahan pada dirinya ketika Allah mengubah keadaannya, sebagaimana Rasulullah SAW di awal menjadi nabi. Seringkali perjalanan seorang laki-laki menuju rabb-nya disesatkan oleh syaitan. Syaitan sangat berkeinginan untuk menyesatkan manusia, apalagi yang menempuh perjalanan menuju rabb-nya. Syaitan membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan dalam kata-kata yang indah, untuk menyesatkan manusia yang berjalan menuju rabb-nya. Kata-kata itu sangat menipu karena manusia akan mengira bahwa dirinya berada di jalan Allah, padahal syaitan menyesatkannya untuk mengikuti thaghut, tuhan yang dibuat berdasarkan selera hawa nafsunya. Demikian keadaan kaum khawarij yang ritual ibadah mereka sangat mengagumkan. Hal itu harus diketahui wanita sebagai bekal untuk mendampingi suaminya. 

Setiap wanita harus menjadi pendamping suaminya menempuh perjalanan menuju rabb-nya. Dengan sifat wanita ahli surga, Allah SWT akan memberikan pengetahuan untuk mendampingi suaminya sesuai keadaan dirinya. Seorang wanita yang kuat dalam pemikiran akan diberi petunjuk dalam pemikiran, yang kuat bashirah diberi petunjuk dalam bashirah, begitu juga dalam kelebihan yang lain. Allah mengajarkan hal yang perlu dilakukan terhadap suaminya bilamana wanita itu bertakwa. Pengenalan seorang wanita terhadap suaminya merupakan sebuah parameter ketakwaan yang ada dalam hati seorang wanita. Dirinya dan pengetahuannya merupakan satu sayap bagi suaminya, berdampingan dengan sayap lain berupa diri suaminya. 

Wanita seharusnya memiliki pengetahuan tentang suaminya sesuai keadaannya. Rasa mawadah dan kesuburan akan memunculkan pengetahuan tentang objek rasa itu, yaitu suaminya. Bilamana seorang wanita tidak memiliki pengetahuan tentang suaminya, ada yang tidak tepat dalam pernikahannya. Tidak munculnya pengetahuan menjadi indikator adanya masalah. Seringkali seseorang tidak menyadari keadaan dirinya terhadap suaminya, maka pengetahuannya itu menjadi petunjuk adanya masalah dalam dirinya, yang mungkin berupa kurangnya pengetahuan, rasa syukur, adanya iktikad buruk atau keadaan lain. Apalagi bila pengetahuannya kepada laki-laki lain lebih baik, hal itu mungkin sebuah tanda munculnya bibit pengkhianatan dalam pernikahan. 

Boleh jadi seseorang di luar suatu ikatan pernikahan bisa masuk dalam hubungan pernikahan sepasang suami-istri, baik dikehendaki atau tidak dikehendaki. Hal itu akan memperumit hubungan, terutama bila pihak luar itu seorang laki-laki. Seorang laki-laki yang masuk ke dalam ikatan pernikahan orang lain akan merusak hubungan pernikahan. Kadangkala seorang laki-laki mengharapkan dan menunggu kejandaan seorang wanita bersuami. Dalam taraf tertentu, bila hadir tanpa dikehendaki, wanita dalam pernikahan itu akan mengalami bias orientasi. Wanita itu seharusnya menerima pengetahuan yang menjadikan dirinya kokoh dalam mendampingi suaminya, tapi pengetahuan itu akan terkacaukan, sehingga suaminya akan terabaikan tidak mendapatkan pendamping yang kokoh. Bila hadir dengan keinginan wanita, maka wanita tersebut akan diperintahkan untuk mengikuti orang-orang yang memasuki neraka karena pengkhianatan. Bila yang hadir adalah wanita, boleh jadi itu adalah godaan yang menguji tujuan hidup laki-laki. 

Seluruh keadaan harus diukur dengan kitabullah dan petunjuk Rasulullah SAW. Tidak ada pengetahuan yang benar yang menyelisihi syariat. Seluruhnya harus sesuai dengan syariat. Hawa nafsu bersama syaitan akan membengkokkan hati agar manusia menjadi bengkok. Para malaikat suci ataupun orang-orang suci dapat menguji seseorang dalam beberapa hal yang tidak sesuai syariat agar seseorang membersihkan jiwanya dari dosa. Bila orang yang diuji termasuk dalam golongan orang celaka, maka ujian itu akan membuatnya celaka. Bila orang itu mensucikan diri, ujian itu akan menyadarkannya perihal keadaan dirinya. Setiap orang harus benar-benar memperhatikan kitabullah dan petunjuk Rasulullah SAW agar memiliki pengetahuan yang benar. 

Pengetahuan yang samar tidak menutup kemungkinan bernilai benar bila diuji dengan teliti dengan ayat-ayat yang tidak populer. Tetapi hawa nafsu manusia akan selalu dibengkokkan oleh syaitan. Seluruh pengetahuan yang samar harus diuji dengan kitabullah dan petunjuk Rasulullah SAW dengan hati yang bersih, yaitu orang-orang yang selalu berada di atas petunjuk Allah. Dosa atas kesalahan penafsiran pengetahuan yang samar akan ditanggung penafsirnya. Bila memilih penafsir Secara sembarangan, maka dosa itu tetap ditanggung sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar