Pencarian

Selasa, 12 Mei 2020

Pemakmuran Bumi dan Jamaah


Allah menciptakan manusia dari bumi dan menjadikannya sebagai pemakmurnya. Memakmurkan bumi merupakan sebuah jalan untuk ibadah manusia kepada Allah. Dengan memakmurkan bumi, maka akan tumbuh pengenalan seseorang kepada Allah sebagai satu-satunya ilah bagi semesta alam. Sebagai pembuka jalan untuk memakmurkan bumi, maka hendaknya manusia memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya. Dengan permohonan ampunan dan bertaubat kepada Allah, maka Allah akan mendekatkan hamba-Nya dan menjawab permohonannya.

۞وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ [ هود:61-61]

Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat lagi memperkenankan". [Hud:61]

Banyak cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan bumi. Bumi merupakan realitas yang berada paling jauh dari sumber cahaya Allah, sehingga kebenaran yang ada di bumi bercampur dengan kegelapan-kegelapan. Banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk memakmurkan bumi, metode yang baik maupun yang dihasilkan dari ide syaitaniah untuk kemakmuran bumi, walaupun kemakmuran itu bersifat semu.

Pemakmuran bumi harus benar-benar dijadikan sarana untuk beribadah kepada Allah, tidak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Keberhasilan atau kegagalan dalam pemakmuran bukanlah parameter ubudiyah yang benar, karena Allah-lah yang meluaskan atau menyempitkan rezeki bagi hamba-Nya. Seseorang yang menjadikan pemakmuran bumi sebagai tujuan akan terjebak dalam permainan dan senda gurau, karena kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau. Sebenarnya dirinya tidak akan dapat memakmurkan bumi dengan benar karena dunia ini masih dikuasakan kepada seorang makhluk sangat cerdas yang kafir.

Syaitan banyak memberikan ide-ide kepada manusia tentang kemakmuran bumi. Sebelum Adam ditempatkan di bumi, Iblis adalah makhluk yang menjadi pemakmur bumi. Sebuah pohon tumbuh dari dasar neraka jahim sebagai pohon syaitan yang akan menarik manusia kepada jahim, yang disebut sebagai pohon zaqqum. Pohon itu memberikan buah kepada manusia sebagai fitnah, yaitu sesuatu yang terlihat tidak sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Bilamana pemikiran syaitan itu memberikan sebuah pemikiran tentang pemakmuran bumi, sebenarnya terselip di antaranya hal-hal yang akan membawa manusia terseret ke dalam kemelaratan.

إِنَّا جَعَلۡنَٰهَا فِتۡنَةٗ لِّلظَّٰلِمِينَ إِنَّهَا شَجَرَةٞ تَخۡرُجُ فِيٓ أَصۡلِ ٱلۡجَحِيمِ طَلۡعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ ٱلشَّيَٰطِينِ فَإِنَّهُمۡ لَأٓكِلُونَ مِنۡهَا فَمَالِ‍ُٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ [ الصّافّات:63-66]

63. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai fitnah bagi orang-orang yang zalim. 64. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar di dasar neraka jahim. 65. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. 66. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. [As Saffat:63-66]

Orang-orang yang dekat dengan pohon syaitan itu mengetahui bahwa mayang-mayang pohon itu adalah kepala-kepala syaitan, akan tetapi mereka tidak mempunyai kepedulian tentang segala kebaikan bagi manusia. Mereka hanya peduli terhadap kepentingan diri mereka sendiri dengan cara-cara syaitan. Mereka merekayasa sendi-sendi kehidupan di bumi berdasarkan pemikiran syaitan untuk keuntungan sendiri.

Sebagian besar manusia tidak mengetahui mayang-mayang buah itu, akan tetapi banyak orang yang ikut memakan buah-buah zaqqum itu dalam berbagai turunan wujudnya hingga memenuhi perutnya dengannya. Mereka tidak lagi mempunyai rasa bahwa ada yang salah dalam pemikiran-pemikiran dan perbuatan yang mereka lakukan, hanya bertindak pragmatis mengikuti tatacara kehidupan duniawi ini walaupun merugikan orang lain. Orang-orang demikian hanya berfikir tentang kepentingan dirinya dan memelihara segala akar penghidupan yang dibutuhkan untuk mendukung kepentingan mereka. Mereka tidak lagi berfikir tentang sesuatu kebaikan yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. buah yang mereka makan itu tidak akan mengenyangkan mereka tapi justru akan membuatnya semakin lapar dan rakus.

Sebagian besar manusia terhimpit dalam kehidupan duniawi akibat perbuatan orang-orang yang memakan buah-buah zaqqum. Kehidupan mereka menjadi sulit karena ketidakadilan yang terjadi akibat sistem kehidupan yang berjalan. Bilamana mereka menerima dengan hati ridla, maka kesulitan itu menjadi penghapus bagi dosa-dosa, tetapi banyak orang yang mengeluh karena kesulitan dalam kehidupan sehingga menambah dosa-dosa mereka. Walaupun buruk, kebanyakan orang akan memandang bahwa sistem kehidupan mereka adalah sistem kehidupan yang baik. Syaitan menghias pandangan mereka terhadap keburukan sebagai keindahan. 

Jamaah Sebagai Basis Pemakmuran


Orang-orang beriman yang mengabdi kepada Allah akan menemukan banyak ujian dalam dunia mereka masing-masing terkait merebaknya buah-buah zaqqum. Tidak jarang terjadi pengkerdilan daya pikir kritis menentang hati nurani, dirinya diarahkan oleh sistem untuk bersikap pragmatis secara kasar ataupun halus agar dapat memperoleh bagian dari dunia. Kadangkala tidak ada daya pemikiran yang mencukupi untuk mengimbangi tekanan itu, sehingga seringkali orang yang beriman merasa tidak nyaman dengan kehidupannya.

Bilamana mendapatkan teman orang-orang yang sama, orang-orang yang baik akan memperoleh kekuatan untuk bertindak lebih sesuai dengan hati nurani masing-masing. Ini merupakan kumpulan yang penting dan perlu dipelihara. Akan tetapi seringkali kumpulan demikian mendapatkan ujian dengan harta dan kekuasaan yang mengalir di antara kumpulan itu. Kemajuan dan kekuatan untuk tetap beramal dalam kebenaran akan ditentukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kumpulan tersebut, atau kadang-kadang hanya bergantung pada satu sosok yang kuat dalam kebenaran.

Sangat penting bagi setiap orang untuk menumbuhkan dirinya di jalan Allah dan berjamaah dalam sebuah masyarakat orang beriman. Setiap orang yang tumbuh akan memberikan kekuatan terhadap langkah kebenaran. Dalam pertumbuhannya, akan dijumpai dalam kehidupan orang beriman sebuah fase dimana Allah memperkenalkan kepada dirinya baitullah dalam hatinya, mengenal bagaimana dirinya harus bersujud kepada Allah. Ini adalah keadaan dimana seseorang mengenal untuk apa dirinya diciptakan Allah. Itu akan diperoleh seseorang bila dirinya menempuh perjalanan menuju Allah dengan bertaubat kepada-Nya hingga dirinya mencapai sebuah keadaan yang disebut tanah suci (haraman).

أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّا جَعَلۡنَا حَرَمًا ءَامِنٗا وَيُتَخَطَّفُ ٱلنَّاسُ مِنۡ حَوۡلِهِمۡۚ أَفَبِٱلۡبَٰطِلِ يُؤۡمِنُونَ وَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَكۡفُرُونَ [ العنكبوت:67-67]

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya saling berebut. Maka apakah mereka beriman kepada yang bathil dan kufur kepada nikmat Allah? [Al 'Ankabut:67]

Tanah suci yang didzahirkan bagi manusia adalah tanah suci Makkah dan Madinah. Di bumi Makkah terdapat bangunan kakbah sebagai masjidil haram yang dijadikan Allah sebagai qiblat bersujud umat manusia. Dalam ayat ini, tanah suci yang ditunjukkan bagi manusia adalah suatu keadaan yang akan dicapai oleh seseorang yang berjalan menuju Allah dimana dirinya mengenal baitullah dalam hatinya, mengenal bagaimana dirinya harus bersujud kepada Allah. Ini adalah keadaan dimana seseorang mengenal untuk apa dirinya diciptakan Allah.

Dalam keadaan ini, seseorang akan diberi banyak hal yang menjadi kekuatan untuk melangkah dalam kebaikan. Akan tetapi masih terdapat kebatilan-kebatilan yang dapat menghinggapi setiap orang yang mencapai keadaan ini dan seringkali menjerumuskan pada sikap kufur. Setiap orang harus terus berusaha untuk beribadah dengan penuh keikhlasan semata-mata bagi Allah sehingga Allah memberikan ilmu sebagai landasan untuk beramal. Setiap orang harus terus berusaha mengetahui tentang hal yang batil dan apa nikmat yang dijanjikan Allah bagi dirinya, hingga mendapatkan ilmu untuk amalnya. Itu adalah mengusahakan buah hasanah.

Dalam tahapan ini, seseorang tidak boleh lagi menghadapkan wajahnya terhadap kemakmuran, atau merasa puas dengan pemakmuran bumi yang telah dijalankannya, tetapi harus senantiasa menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan memahami kitabullah. Ibadah yang dituntut bagi dirinya bukan lagi sekadar memakmurkan bumi, akan tetapi bagaimana membuat bumi ini secara bertahap berjalan sesuai dengan ilmu yang diketahuinya (al-ma’ruf) sesuai kehendak Allah, dan mencegah kemunkaran. Pemakmuran bumi dapat bernilai sebagai sebuah kebatilan selama ada hal yang tidak sesuai atau melanggar apa yang ditentukan Allah

Pada puncaknya, umat islam harus mempersiapkan jalan agar seorang khalifatullah, al-mahdi a.s dapat menggantikan kedudukan iblis dalam memakmurkan bumi. Mempersiapkan jalan bagi beliau adalah dengan mempersiapkan pengetahuan ilahi (al-ma’ruf) untuk pemakmuran bumi. Beliau adalah seorang pemakmur bumi yang diberi petunjuk (al-mahdi) yang menentukan langkahnya berdasarkan bayang-bayang kebenaran dari para pemberi petunjuknya (hudat), tidak (dapat) berjalan sendiri. Kaum muslimin pada zaman itu harus mempersiapkan pengetahuan yang cukup untuk mencabut peredaran buah zaqqum dari muka bumi dan menggantikan sendi-sendi kehidupan manusia dengan buah-buah hasanah.

Perubahan ini akan membuat makar syaitan yang sangat kuat. Setiap mukmin harus berusaha sungguh-sungguh dalam mendapatkan jalannya kepada Allah, tidak boleh melangkah setengah hati mencari kehendak Allah dengan mengusahakan pemakmuran dunia dengan segala cara, tanpa memikirkan buah-buah hasanah yang harus dirumuskan. Setiap mukmin harus mengusahakan sungguh-sungguh terwujudnya buah-buah hasanah dalam setiap langkah pemakmuran buminya. Hatinya harus berusaha ikhlash dalam beribadah kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar