Pencarian

Senin, 05 Desember 2022

Agama Terbaik dan Fitnah Besar Syaitan

Allah menciptakan manusia untuk menjadi pemakmur bumi. Mereka menjadi khalifatullah yang diberi tugas untuk memakmurkan bumi sesuai dengan kehendak Allah. Tetapi banyak manusia yang tidak melaksanakan hal tersebut. Sebagian besar manusia tidak mengetahui cara pemakmuran yang dikehendaki Allah, dan hanya sebagian kecil manusia yang mengetahui jalan yang menjadi kehendak Allah. Orang yang mengenal jalan pemakmuran bumi sesuai kehendak Allah adalah orang-orang yang memperoleh agama mereka, yaitu mereka mengetahui tujuan penciptaan dirinya di hadapan Allah.

Di antara orang-orang yang mengenal tujuan penciptaan dirinya, ada orang-orang yang menunaikan agamanya (ad-diin) dengan cara yang terbaik. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti millah Ibrahim a.s sebagai sarana yang paling utama untuk menunaikan agama mereka. Mereka berserah diri kepada Allah dengan berusaha sungguh-sungguh mengenal kehendak Allah melalui tazkiyatun-nafs (pensucian diri) dan melakukan amal-amal yang mereka kenali sebagai kehendak Allah dengan menggunakan millah Ibrahim a.s sebagai sarana untuk menunaikan agama mereka. Mereka itulah orang-orang yang terbaik dalam menunaikan agama mereka.

﴾۵۲۱﴿وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti millah Ibrahim yang hanif? Dan Allah telah mengambil Ibrahim sebagai khalil-Nya (QS An-Nisaa’ : 125)

Ayat tersebut difirmankan dalam bentuk pertanyaan agar setiap orang yang terkait menanyakan pada dirinya sendiri. Orang yang telah membentuk dan beramal dengan millah, atau mereka yang telah berusaha mengikuti millah barangkali akan menjawab : Labbaika ya Allah. Orang yang mengenal penciptaan diri dan berjuang dengan caranya sendiri barangkali akan menjawab: Engkau-lah yang Maha Mengetahui. Sedangkan orang-orang yang kembali berbalik setelah mencapai tanah sucinya hendaknya memikirkan kembali ke mana perjalanannya dan apa yang telah diperbuat bagi agamanya. Pengenalan diri bukanlah terminal akhir yang harus dicapai dalam perjalanan kehidupan, karena setiap orang harus mengikuti seruan Rasulullah SAW kembali kepada Allah dengan beramal di dunia mengikuti metode millah nabi Ibrahim a.s. Pengenalan diri hanyalah titik pertama pengenalan terhadap jalan Allah.

Millah Ibrahim a.s yang paling sempurna adalah terbentuknya bayt untuk berdzikir dan meninggikan asma Allah. Bayt tersebut merupakan wujud kesatuan nafs wahidah bersama dengan bagian-bagian yang terserak dari dirinya dalam upaya berdzikir dan meninggikan asma Allah. Bagian terdekat yang terserak dari nafs wahidah adalah nafs isteri-isterinya, maka seseorang harus membina isterinya untuk bersama dirinya menyatu selaras meninggikan asma Allah. Penyatuan nafs-nafs itu akan menyatukan bagian lain yang terserak dari diri mereka berupa jalinan sosial mereka di antara masyarakat, hingga harta benda yang dapat mendukung upaya mereka berdzikir dan meninggikan asma Allah.

Bayt itu merupakan sarana melaksanakan agama dengan mengikuti millah Ibrahim a.s.  Mereka dapat mengenal kehendak Allah dan mengusahakan amal dengan menggunakan sarana bayt mereka. Banyak hal yang merupakan turunan dari terbentuknya bayt sebagai millah Ibrahim a.s, dan yang sempurna adalah bayt. Dengan membina bayt, seseorang dapat berdzikir dan meninggikan asma Allah bagi masyarakat mereka. Dengan memberikan layanan dengan sarana bayt kepada orang yang ingin kembali kepada Allah, maka seseorang dapat berharap agar Allah mengangkat dirinya sebagai hamba yang didekatkan, mengikuti Rasulullah SAW dimi’rajkan pada kedudukan masing-masing.

Fitnah Besar Syaitan

Jalan pemakmuran bumi sesuai dengan kehendak Allah sebagai agama terbaik ini selalu menjadi sasaran perusakan oleh syaitan. Orang yang berusaha menjalankan agama mengikuti millah Ibrahim a.s akan menjadi sasaran syaitan. Hal yang akan dilakukan syaitan untuk menimbulkan fitnah terbesar bagi umat manusia adalah dengan cara memisahkan seorang isteri dari suaminya. Cara ini digunakan untuk mencegah manusia menjalankan amanahnya dengan agama yang terbaik mengikuti millah Ibrahim a.s.

﴾۲۰۱﴿وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir , hanya syaitan-syaitan lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya fitnah, sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka (syaitan) mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan ilmu itu, mereka dapat menceraikan antara seseorang dengan isterinya. Dan mereka itu (para syaitan) tidak memberi mudharat dengan (ilmu) itu kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka (para manusia) mempelajari sesuatu yang mendatangkan mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang membelinya, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat buruklah perbuatan mereka menjual dirinya dengan ilmu itu kalau mereka mengetahui. (QS Al-Baqarah : 102)

Fitnah terbesar bagi umat manusia itu berupa suatu bentuk negara syaitan yang sangat kafir. Syaitan membuat suatu konsep negara sangat kafir yang mereka ajarkan kepada para wali mereka, dan mereka mengatakan bahwa konsep negara yang diajarkan itu adalah bentuk kerajaan nabi Sulaiman a.s. Konsep kerajaan itu sama sekali bukan prinsip yang diikuti oleh Sulaiman a.s, sedangkan segenap kekufuran yang ada di dalamnya benar-benar disusun oleh syaitan. Negara itu akan membuat suatu mushibah besar bagi umat manusia. Banyak manusia akan tertarik dan memandang baik konsep negara itu dalam menjalankan sendi-sendi kehidupan, akan tetapi sebenarnya akan mendatangkan madharat yang sangat besar bagi mereka.

Kunci mereka untuk meruntuhkan kepekaan umat manusia terhadap kecurangan yang ada pada konsep negara itu adalah memisahkan seseorang dari isterinya. Sebuah perkara mikro dalam lingkup kecil berupa pernikahan menjadi sebuah kunci yang menentukan keselamatan umat manusia dari fitnah terbesar syaitan. Barangkali tidak semua pernikahan berdampak demikian. Telah banyak kejadian perceraian antara seorang laki-laki dengan isterinya akan tetapi sebagian seolah-olah tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap dunia mereka, tidak menimbulkan fitnah yang sangat besar, bahkan kadang kedua pihak merasa senang dengan perceraian yang mereka lakukan. Tanpa mengabaikan bahwa perceraian selalu menimbulkan dampak negatif, bila ditelusuri dengan baik, terbukanya kunci fitnah ini sebenarnya terkait dengan tercabiknya agama terbaik yang akan ditempuh oleh hamba Allah.

Tanda dari tercabiknya agama terbaik demikian adalah penggunaan ilmu Harut dan Marut untuk memisahkan seseorang dari isterinya. Syaitan menggunakan ilmu malaikat karena sasaran mereka dalam urusan ini terutama orang-orang yang berusaha memperoleh agama yang terbaik, bukan orang-orang biasa. Sihir guna-guna syaitan sendiri tidak akan dapat menundukkan hati orang beriman baik laki-laki atau perempuan untuk berkhianat atau berpisah dari pasangannya, maka mereka menggunakan ilmu pengasihan dua malaikat Harut dan Marut untuk memisahkan seseorang dari isterinya, maka mereka dapat mencabik agama yang terbaik dari kalangan terbaik orang beriman.

Ilmu dua malaikat itu merupakan fitnah. Apa yang tampak baik sebenarnya mendatangkan bahaya dan tidak bermanfaat. Segala sesuatu yang seharusnya dibentuk melalui pembinaan bayt mengikuti millah Ibrahim a.s dapat terbentuk secara instan dengan menggunakan ilmu Harut Marut, tetapi hal yang tumbuh itu hanya berlaku di dunia tidak melampaui alam akhirat. Seseorang bisa mendapatkan jubah ketakwaan di dunia tanpa landasan ketakwaan sebenarnya, sehingga jubah itu hanya berlaku di dunia tidak melampaui akhirat. Kasih sayang yang terbentuk karena menggunakan ilmu Harut dan Marut hanya berlaku di alam dunia ini saja, sedangkan mereka kelak di akhirat tidak mendapatkan akhlak itu. Kasih sayang di antara suami dan isteri, jalinan sosial yang baik di antara umat manusia, dan hal lain yang dihasilkan oleh ilmu itu akan lenyap kelak di akhirat dan barangkali akan berganti dengan hujatan-hujatan satu dengan yang lain. Kebanyakan orang tidak mengetahui hal ini. Bila seseorang mengetahui hal ini, mereka akan mengetahui bahwa perbuatan mereka membeli ilmu Harut Marut ini sangatlah buruk.

Ada kesulitan tertentu menimpa orang yang menggunakan ilmu Harut dan Marut. Mereka akan mendapatkan kesulitan untuk mengukur apa yang sebenarnya telah tumbuh dalam dirinya berdasarkan firman Allah dan sunnah Rasulullah SAW, dan membedakannya dengan sesuatu yang tumbuh secara instan dalam dirinya tanpa landasan yang sebenarnya. Kedua hal itu akan tampak sama dalam pandangannya, sehingga ia mudah terjebak memandang baik apa yang ada pada dirinya. Syaitan akan memperoleh pijakan kuat pada bagian pertumbuhan tanpa landasan pada dirinya. Penting bagi setiap orang untuk kembali berpegang pada firman Allah dan sunnah Rasulullah SAW sepenuhnya, tidak memperturutkan segala sesuatu yang diketahuinya. Ketaatan kepada guru akan sangat membantu seseorang untuk dapat membedakan pertumbuhan dengan landasan yang benar dan pertumbuhan yang instan.

Bila terjadi peristiwa penggunaan ilmu Harut dan Marut di kalangan orang-orang beriman, umat manusia perlu bersegera berhati-hati terhadap tipuan besar syaitan lainnya. Demikian pula orang-orang beriman hendaknya bersegera mempersiapkan keadaan untuk mengurangi dampak fitnah besar oleh syaitan. Setiap orang hendaknya berusaha untuk memahami dengan benar urusan Rasulullah SAW untuk jamannya berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, karena tidak akan ada hal lain yang dapat membuka fitnah yang terselubung dalam keindahan tipuan syaitan. Semakin berlama umat manusia terlena dalam upaya semu yang mereka yakini memakmurkan, semakin berkurang waktu untuk mengurangi dampak fitnah syaitan. Berserah diri hendaknya tidak dilakukan dengan mengembalikan masalah kepada Allah saja, akan tetapi setiap orang harus berusaha memahami tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW dengan benar. Upaya memahami dan bertindak sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah SAW itulah berserahdiri yang sebenarnya, sedangkan mengembalikan masalah kepada Allah hendaknya dilakukan setelah berusaha memahami tuntunan Allah dan sunnah Rasulullah SAW sebagaimana seseorang bertawakal setelah mengikat untanya.

Akan sangat banyak upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang mengikuti bacaan syaitan tentang kerajaan Sulaiman a.s yang dirumuskan oleh syaitan. Tujuan akhirnya adalah terbentuknya kerajaan syaitan yang dikatakan sebagai kerajaan Sulaiman. Segala sesuatu yang terkait dengan sendi-sendi kenegaraan akan diupayakan agar dapat membentuk negara itu secara berangsur tanpa disadari oleh umat manusia. Segala upaya mereka itu pada puncaknya dilakukan dengan merusak kunci agama berupa pernikahan untuk membentuk bayt. Segala upaya merusak tatanan masyarakat sebenarnya merupakan turunan di bawah upaya merusak pernikahan. Gencarnya upaya pengakuan dan pengesahan LGBTQ merupakan contoh upaya merusak tatanan umat manusia dengan dampak kerusakan yang dahsyat. Banyak upaya lain yang lebih halus dari hal itu yang telah dilakukan oleh para pengikut syaitan, seperti komunisme dan bayak hal-hal lain yang menarik bagi manusia.. Hal itu dapat diantisipasi bila umat manusia menata kembali makna pernikahan dan menghidupkan semangatnya sesuai dengan tuntunan Allah dan sunnah Rasulullah SAW. Tanpa menggali arti agama terbaik dengan sunnah Rasulullah SAW dan millah Ibrahim a.s, sangat sulit bagi umat manusia menahan upaya perusakan umat manusia semacam gerakan LGBTQ tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar