Pencarian

Rabu, 01 Maret 2017

Ibadah Kepada Allah

MANUSIA MAKHLUK YANG PALING SEMPURNA


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna di segenap ciptaannya. Manusia diciptakan dengan kedua tangan-Nya dan diajarkan kepada manusia nama-nama seluruhnya yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang paling berpengetahuan. Allah berfirman: 
"Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS Albaqarah : 34)
Ayat di atas merupakan fragmen kisah penciptaan adam di surga. Allah SWT menciptakan adam dan mempertunjukkan kesempurnaan ciptaan-Nya itu di hadapan para malaikat muqarrabun. Tidak semua malaikat mampu hadir dalam peristiwa itu, hanya malaikat muqarrabun yang hadir dalam dalam peristiwa tersebut. Rabbul ‘alamin mempertunjukkan kelebihan adam yang diciptakan dengan kedua tangan-Nya yang tidak dimiliki oleh para malaikat,  yaitu Adam dapat menyebutkan nama-nama seluruhnya sedangkan malaikat mengetahui hanya apa yang diajarkan kepada mereka. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah paling sempurna dari segenap ciptaan-Nya. Tidak ada ciptaan yang lebih sempurna daripada manusia.

Ternyata bukan hanya khalifatullah saja yang diciptakan-Nya dalam bentuk manusia. Rasulullah SAW diciptakan dari kalangan manusia. Khalifatullah merupakan makhluk paling sempurna di bumi, sedangkan rasulullah merupakan makhluk paling sempurna di seluruh alam semesta yang jauh lebih besar daripada bumi. Khalilullah dan sekian banyak  nabi-nabi diciptakan dari kalangan manusia. Betapa manusia yang diciptakan dari tanah ini mendapatkan perhatian begitu besar dari Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang menjadi pusat perhatian Allah SWT, bukan malaikat, jin maupun ciptaan-Nya yang lain.

Tidak ada makhluk yang lebih diperhatikan Allah SWT daripada manusia. Manusia dijadikan penghulu-penghulu di alam-alam. Semua makhluk harus mengikuti manusia karena manusia yang paling mampu mengenal Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT dengan kedua tangan-Nya yang membuat manusia mampu mengenal Allah SWT lebih daripada makhluk-makhluk yang lain. Hal ini tidak disadari oleh kebanyakan makhluk, termasuk iblis (yg dahulu) di alam yang tinggi  dan kebanyakan manusia di alam jasad. 

Manusia diciptakan dengan kedua tangan-Nya. Aspek fisik manusia  diciptakan dari tanah di bumi, sehingga bentuknya menyerupai makhluk di bumi. Banyak makhluk di bumi yang diciptakan mendekati keserupaan bentuk manusia. Tidak banyak perbedaan  badan manusia dengan makhluk-makhluk bumi itu. Hal itulah salah satu yang membuat makhluk-makhluk tinggi di surga bertanya-tanya tentang manusia.

Tetapi manusia tidak sepenuhnya  seperti makhluk bumi. Dengan keserupaan bentuk, perbedaan manusia dengan makhluk bumi yang lain sangat besar. Kecerdasan manusia tidak bisa ditandingi oleh makhluk yang lain. Ada tangan-Nya yang lain yang membuat manusia menjadi ciptaan-Nya yang paling diperhatikan oleh-Nya. Ada aspek kesempurnaan yang disembunyikan dalam jasad manusia.

Jasad manusia diciptakan dari tanah, dan Dia menciptakan pasangannya berupa jiwa (nafs) dari tangan-Nya yang lain.  Di dalam jasad manusia terdapat nafs yang membawa kecerdasan langit  hingga bisa mengenal Allah SWT melebihi para makhluk surga. Kecerdasan itu  ada dalam jiwa yang kemudian dibenamkan ke dalam jasad manusia, maka jasad manusia itu mendapatkan pancaran kecerdasan hingga manusia terlihat sebagai makhluk cerdas bumi sebagaiman terlihat di dunia saat ini. 

Ada potensi kecerdasan manusia yang jauh lebih besar daripada yang tampak saat ini bila manusia mau kembali kepada Allah SWT, bertaubat kepada Allah hingga menempati kedudukan yang mulia di hadapan-Nya. Manusia dapat berkembang dari makhluk jasadiah di bumi hingga mencapai ciptaan-Nya yang mulia dengan akhlakul karimah. Manusia dapat kembali kepada Allah SWT dengan mensucikan diri dan beramal shalih untuk memperbaiki keadaan diri. Jiwa yang terbenam di alam jasadiah harus bersuci agar bisa tumbuh akalnya dengan beramal shalih.
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (QS al Mu’minun : 78)
Allah SWT menciptakan jiwa manusia dengan akal jiwa selain akal jasadiahnya. Akal jiwa hanya dapat ditumbuhkan dengan menjalankan kehendak-kehendak Allah yang dihadirkan ke dalam kehidupan manusia dalam setiap momen kehidupannya. Setiap orang harus memilih perbuatan terbaik yang dapat  dilakukan setiap saat, karena dengan melakukan perbuatan terbaik itulah akal jiwanya bisa tumbuh untuk menghadap Allah SWT. Menentukan pilihan perbuatan terbaik itu hanya dapat dilakukan dengan jiwa yang suci sehingga pengaruh hawa nafsu dan syahwat tidak terlalu besar.

Selain diberikan indera dan akal, manusia diberi bekal dan sarana yang ada di luar dirinya. Allah SWT menghadirkan kalimat-kalimat-Nya di alam semesta dan alquran yang menjadi panduan untuk membaca ayat-Nya di alam semesta. Dengan bekal itu, manusia dapat berjalan menuju tuhan dengan memperkuat akalnya. Dengan semakin sempurna akalnya, akan semakin mulia akhlak dirinya dengan kemampuan membaca kehendak Allah.

Alquran dan petunjuk nabi merupakan cahaya yang diturunkan untuk menyinari akal untuk berjalan, sedangkan akal adalah instrument dalam diri untuk berjalan. Akal tidak dapat dikontradiksikan terhadap alquran, karena akal merupakan subordinat alquran. Pengetahuan akal yang berbeda dengan tuntunan alquran dan petunjuk nabi menunjukkan suatu ketidakpahaman akan ayat. Akal yang memahami adalah akal yang pengetahuannya selaras dengan alquran dan sesuai keadaan alam, karena keduanya adalah kalimat Allah yang tidak saling bertentangan. Orang yang memahami agama akan mengetahui kedudukan alquran di semesta dirinya, dan mengetahui bahwa itu adalah firman Allah bagi dirinya.
Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS Al-‘ankabut : 49)

MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH


Manusia diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Yang dimaksud sebagai ibadah adalah penghambaan dengan melaksanakan urusan-urusan yang berikan Allah, yang telah ditetapkan sebelum manusia dilahirkan ke dunia.  Allah telah memberikan qadla bagi setiap manusia sebelum dilahirkan ke dunia, di antaranya berupa amal-amal yang harus dikerjakannya selama hidup di dunia.

Kebanyakan manusia terlupa akan perjanjian itu. Untuk mengerti ketetapan itu, seseorang harus berusaha  memahami amr yang setiap saat diturunkan Allah, dan memberikan dedikasi pada amr itu. Rasulullah SAW adalah makhluk yang paling faham dan berdedikasi pada amr Allah SWT.  Beliau adalah  hamba Allah yang paling sempurna memahami dan melaksanakan urusan-urusan  yang diberikan Allah di seluruh alam semesta.

Dalam sebuah perusahaan, pemilik perusahaan akan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada orang yang paling memahami dan berdedikasi untuk menjalankan perusahaan itu sebagai pemimpin perusahaan. Selanjutnya pemimpin perusahaan akan mempercayakan urusan-urusan perusahaan kepada orang-orang yang mempunyai  pemahaman dan dedikasi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pemimpin perusahaan tidak akan memberikan tanggung jawab pada orang yang tidak mempunyai pemahaman dan dedikasi pada perusahaan.

Di alam semesta, rasulullah SAW adalah pemimpin yang ditentukan Allah SWT. Di bumi, kelak khalifatullah al-mahdi merupakan pemimpin yang menjalankan urusan rasulullah SAW di lingkup bumi. Beliau adalah orang yang menyempurnakan akhlak dirinya hingga akalnya bisa memahami semua urusan yang diturunkan Allah SWT di muka bumi. Khalifatullah merupakan orang yang memiliki pemahaman terhadap kehidupan di bumi dan memiliki dedikasi penuh untuk urusan rasulullah. Jabatan khalifatullah adalah bentuk ibadah yang sebenarnya bagi beliau, dengan kata lain bentuk ibadah yang telah ditetapkan bagi beliau adalah menjalankan fungsi khalifatullah di muka bumi.

SYARIAT UNTUK IBADAH


Untuk mencapai bentuk ibadah masing-masing manusia, Allah SWT membentangkan jalan syariat agar manusia  mampu menempuh perjalanan taubat. Manusia dapat menemukan bekal  bagi jiwanya dalam perjalanannya dan kehidupannya yang abadi  dalam syariat-syariat yang diberikan kepada nabi-nabi. Syariat itu merupakan  sarana untuk memperoleh makanan dan minuman bagi jiwa, Jiwa tidak dapat bangun bila tidak mendapatkan bekal berupa syariat yang harus dilakukan, dan manusia akan menjadi makhluk yang tidak lengkap karena jiwanya tertidur.

Syariat merupakan bagian dari agama. Tanpa syariat tidak akan dapat tegak agama seseorang.  Akan tetapi syariat tidak mewakili  keseluruhan agama yang  diajarkan rasulullah SAW dan nabi-nabi. Agama adalah menjalankan fitrah diri dan amal-amal yang telah ditentukan bagi setiap manusia sebelum dilahirkan ke dunia. Agama itulah bentuk ibadah yang sesungguhnya bagi manusia, sedangkan syariat merupakan sarana untuk menunjang kehidupan jiwa. Tanpa menjalankan syariat, jiwa manusia tidak akan mendapatkan penopang kehidupannya, sebagaimana badan tidak mendapatkan makanan dan minuman. 

Sebagian kaum berlebih-lebihan dalam memperlakukan syariat sebagai suatu hal yang mewakili keseluruhan agama dan ibadah manusia. Mereka beranggapan bahwa agama akan tegak bila umat islam melakukan pemurnian syariat islam dan melakukan pembentukan manusia berdasarkan syariat yang telah dimurnikan. Hal itu merupakan hal yang berlebihan, karena syariat merupakan sebuah sarana yang diberikan bagi kehidupan jiwa manusia untuk menempuh perjalanan menuju Allah SWT. Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan pelaksanaan syariat dari manusia, tetapi makhluk-lah yang membutuhkan syariat bagi dirinya sendiri.

Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia  untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlak. Beliau diutus dengan  membawa agama yang sempurna, dengan kitab suci yang terjaga kemurniannya langsung  oleh Allah SWT. Tidak terdapat keraguan bahwa agama ini tidak akan terhapus dari dunia kecuali dunia akan lenyap. Nabi SAW membimbing seluruh manusia agar mencapai kesempurnaan akhlak yang mulia dengan sunnah-sunnahnya. Sunnah itu harus ditempuh setiap manusia dengan menyempurnakan akalnya. Penyempurnaan akal dilakukan dengan melaksanakan amal shalih, sedangkan jiwa akan hidup dengan melaksanakan syariat agar jiwanya kuat. 

Urusan pemurnian syariat islam itu bukanlah sebuah urusan yang terdapat dalam ajaran nabi Muhammad SAW. Allah SWT lebih memperhatikan makhluknya yang berupa manusia daripada syariat yang diberikannya sebagai hadiah bagi manusia. Allah tidak membutuhkan syariat, tetapi manusia-lah yang membutuhkan syariat untuk kembali kepada Allah. Manusia harus menjalankan syariat untuk kembali kepada Allah.
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim)(QS Al-an’aam : 52)

Ayat itu adalah perintah kepada Rasulullah SAW, bukan kepada orang sembarangan. Allah tidak memberikan hak kepada rasulullah SAW untuk mengusir orang-orang yang datang ke masjid kemudian menyeru Allah mengharapkan wajah-Nya. Tentu apabila urusan pemurnian syariat itu ada, maka rasulullah SAW yang paling berhak untuk memurnikannya.

Syariat merupakan pemberian Allah kepada manusia dan Dia lah yang akan menerima amal syariat itu dari hambanya. Manusia tidak perlu membuat kriteria-kriteria diterimanya syariat karena Allah lah yang berhak menerima atau menolak amal syariat itu, kecuali Allah memberikan perintah untuk membuat kriteria. Manusia hanya  perlu menjalankan syariat yang dihadiahkan oleh-Nya bagi manusia, tidak perlu membuat aturan-aturan tentang syariat-Nya. Allah SWT telah memberikan syariat itu kepada nabi-nabi dan orang-orang yang dipilih-Nya dengan sempurna, tanpa perlu penambahan peraturan-peraturan dan kriteria-kriteria baru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar