Pencarian

Sabtu, 16 Mei 2020

Ayat Allah Pada Pergantian Siang dan Malam



Allah menciptakan alam semesta ini beserta apa yang ada di dalamnya di langit dan bumi sebagai sebuah ayat yang menjelaskan bagi manusia. Allah menunjukkan fenomena yang sangat besar di langit sama dengan fenomena di dunia atom, sedangkan manusia ditempatkan berada di dunia tengah yang sama kompleksnya dengan alam-alam yang besar dan alam yang kecil. Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan untuk dapat mencerap semua fenomena di alam semesta, dan ditempatkan di alam yang dapat diamati. 



إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ [ آل عمران:190-190] 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [Al 'Imran:190] 

Akan tetapi manusia kebanyakan kemudian terkurung dalam dunianya tersendiri. Syaitan berusaha mengendalikan manusia agar terjebak dalam alam bawahnya saja tidak mencoba memahami alam semesta dengan seluruh kelengkapan yang ada pada dirinya. Syaitan dalam hal ini memerintahkan manusia dengan kekejian, yaitu menjebak manusia dalam alam parsial duniawi dirinya. Manusia kemudian melihat alam semesta ini tanpa memiliki integralitas dengan alamnya. Apa yang dilihatnya di langit seolah-olah tidak mempunyai kaitan dengan dirinya, begitu pula dengan dunia atom dianggap hanya sebuah teori yang hanya diperuntukkan bagi para saintis. 

Dengan cara pandang ini, ketika sesuatu fenomena terjadi di lingkungan, manusia tidak lagi memiliki cara pandang yang integral dalam memahami dan mencari jalan keluar dari masalah yang terjadi. Ketika terjadi wabah penyakit misalnya, manusia cenderung terjebak dalam penyelesaian secara parsial jasmaniah, karena cara pandang terhadap kesehatan manusia terkurung dalam sudut pandang biofisik dan biokimia saja, tidak memandang manusia sebagai makhluk yang menjadi bagian integral dari kosmos yang memiliki struktur jaringan simetrik terhadap kosmos lengkap dengan interaksi elektromagnetik, interaksi optik dan bentuk-bentuk interaksi lain. Kalaupun ada, perhatian terhadap keterkaitan itu masih dalam porsi yang terlalu kecil dan dijadikan sebagai sesuatu yang mewah hampir tidak terjangkau kemampuan tenaga medis umumnya. 

Demikian pula misalnya bila terjadi kerusakan lingkungan. Manusia cenderung tidak memiliki cara pandang integral yang terkait dengan dinamika kosmos terhadap masalah lingkungan. Langit hanya terlihat sebagai kumpulan bintang-bintang dan benda angkasa tanpa makna terhadap masalah lingkungan yang terjadi. Manusia jaman ini tidak dapat melihat bentuk kehidupan terbaik yang seharusnya ditumbuhkan di suatu lingkungan berdasarkan keadaan bumi dan langitnya. Ketika suatu fenomena terjadi di sebuah lingkungan, manusia terjebak dalam sudut pandang lokal sehingga seringkali tidak dapat mengatasi masalah dengan baik. Hubungan antara langit dengan Biosfir yang sebenarnya menjadi agen pengubah daya kosmis langit untuk membangkitkan energi bagi lingkungannya tidak dipahami dan tidak diteliti dengan baik. Ketika terjadi kekeringan misalnya, manusia tidak dapat menentukan dengan baik langkah yang harus dilakukan terhadap lingkungan. 

Dunia sains saat ini telah berkembang sangat luas, akan tetapi sebenarnya ada suatu kekurangan yang terbentuk dalam dunia sains. Manusia hanya diarahkan untuk memahami salah satu sisi dari keseluruhan, hanya memahami sisi material dari semesta. Hal ini tidak terbentuk secara alami, tetapi ada upaya untuk mematikan usaha memahami keseluruhan sisi lainnya, sebagaimana syaitan berupaya untuk memerintahkan manusia untuk berbuat kekejian, berbuat berdasarkan sisi dunia saja mengabaikan sisi bathiniah. Satu sisi didorong maju untuk mematikan sisi-sisi yang lainnya. Kebanggaan ditumbuhkan pada satu sisi, yaitu yang didorong pada kemajuan materialistik, untuk menjadikan sisi lainnya terlihat tidak mempunyai arti dalam kehidupan manusia. Hal ini harus dibenahi agar manusia dapat mengerti alam semesta ini sebagai sebuah ayat yang besar dari sang Maha Pencipta, dan manusia dapat bertindak dengan benar terhadap alam semesta. 

Menjadi Setara untuk Memahami 


Setiap manusia perlu belajar untuk dapat memahami dan bertindak sesuai dengan alamnya. Agama adalah jalan untuk memahami dan bertindak dengan benar. Ayat Allah dalam penciptaan bumi dan langit serta pergantian siang dan malam akan mengajari manusia bagaimana memahami kosmosnya dengan benar. Bila berlaku sesuai dengan perilaku alamnya, maka seseorang akan memahami alamnya. 

Siang dan malam merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya bulan yang mengelilingi bumi dengan ajeg. Tanpa bulan, tidak dapat ditentukan kapan akan terjadi siang dan malam di suatu permukaan bumi tertentu, tidak dapat ditentukan dari arah mana matahari akan terbit di suatu wilayah, tidak dapat ditentukan secara pasti kedudukan suatu wilayah terhadap wilayah lainnya karena permukaan bumi akan terus bergerak secara acak, dan fenomena-fenomena lain. Dengan hadirnya bulan mendampingi bumi, maka bumi mempunyai poros rotasi yang tetap sehingga terjadi pergantian siang dan malam secara ajeg. Dengan demikian, maka terbentuk kemakmuran di muka bumi. Biosfir tumbuh dengan baik menyediakan energi bagi kebutuhan kehidupan di muka bumi. Seluruh makhluk dapat hidup sejahtera karena kehadiran bulan bagi bumi. 

Terjadinya siang dan malam adalah ayat Allah yang akan menunjukkan kepada manusia bagaimana seharusnya seseorang beramal. Setiap orang harus berjalan pada orbit dirinya untuk menghadap kepada Allah dengan benar sehingga dapat memakmurkan bumi dengan usaha sesuai kehendak Allah. Bulan berputar mengelilingi bumi untuk bersama-sama mengelilingi matahari. Bumi hanya perlu berputar dan berjalan mengelilingi matahari agar tercipta kemakmuran di permukaannya, tidak perlu mengerjakan hal-hal yang lain karena Allah telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pemakmurannya. Demikian ayat yang diberikan Allah bagi manusia agar manusia dapat memakmurkan buminya sesuai kehendak Allah. 

Penciptaan Langit dan Bumi 


Bumi, bulan dan matahari merupakan sebuah tatanan yang telah terbentuk berupa tata surya. Sebelum terbentuk, semua material dan energi yang ada masih merupakan dukhan yang belum mempunyai tatanan. Pemakmuran ketika bumi dan langit masih berbentuk dukhan akan sulit dilakukan. Hal ini merupakan gambaran bagi manusia bahwa manusia boleh jadi berada dalam keadaan sebagaimana dukhan. Materi dan energi yang berbentuk dukhan harus berusaha mendapatkan bentuk dan orbitnya agar menjadi entitas yang tenang, mengerti jati dirinya. Dengan mengerti jati dirinya, maka dia menjadi makhluk yang mengerti ke mana seharusnya dirinya menghadap, mendapatkan wasilah untuk menuju Allah. Bulan menghadap kepada bumi dan bumi berputar mengelilingi matahari, matahari berputar pada galaksi dan galaksi-galaksi berputar pada sesuatu yang sangat besar di jagad raya yang pada akhirnya menunjukkan kekuatan di balik semua penciptaan. 

Manusia ditempatkan di sebuah alam yang mewakili semua penciptaan. Alam mikro yang tidak terlihat manusia dapat diamati selaras dengan alam makro yang ada di langit. Ada kelahiran-kelahiran dan penciptaan-penciptaan baru yang selaras dengan penciptaan alam raya dalam kehidupan setiap manusia. Ada kekacauan yang dialami oleh setiap manusia dalam masa pembentukan dirinya, dan sebagian manusia mengetahui untuk apa diciptakan. Di antara yang mengetahui penciptaannya, sebagian manusia berhasil membentuk dirinya sebagaimana sebuah tata surya berhasil menempati orbitnya, sedangkan sebagian yang lain berusaha untuk menggapai orbit dirinya agar menjadi makhluk yang muthmainnah. Pembentukan alam raya merupakan sebuah ayat yang menunjukkan arah kehidupan manusia. 

Membangun Keluarga 


Agama merupakan sebuah jalan yang ditunjukkan bagi manusia agar dapat membentuk kehidupannya sebagaimana tata surya. Setengah dari agama itu adalah pernikahan. Pernikahan akan menunjukkan jalan kepada manusia untuk mengidentifikasi, mengenali dan menempati orbit dirinya sehingga dirinya dapat menjadi makhluk yang tenang dalam menghadap kepada rabb-nya, dan mengetahui jalan dan wasilah menuju rabb-nya. Agama adalah melaksanakan amal yang telah ditentukan Allah bagi setiap insan sejak sebelum penciptaannya. 

وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا [ الإسراء:13-13] 

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. [Al Isra":13] 

Sebagaimana bumi merupakan bagian dari tata surya, keluarga merupakan bagian dari masyarakat. Keluarga merupakan kunci untuk membangun kehidupan sosial masyarakat. Keluarga yang buruk akan menjadikan masyarakat buruk, dan masyarakat yang buruk akan membawa keburukan pada keluarga. Setiap orang harus berusaha membangun keluarga yang baik untuk membangun masyarakat yang baik. 

Membangun keluarga harus dimulai sejak sebelum pernikahan. Bagi orang-orang beriman yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran, ada sebuah fasilitas berupa petunjuk pasangan yang diciptakan dari jiwanya sendiri, atau petunjuk pasangan yang sesuai bagi dirinya. Hal ini tidak akan ditemukan pada masyarakat yang terbiasa mengikuti keinginan sendiri. Seseorang tidak akan mendapatkan petunjuk yang kokoh tentang pasangan bila tidak terbiasa untuk mencari dan mengikuti kebenaran, dan lebih mengikuti keinginan hawa nafsu dalam menentukan perjodohan. Bila ada petunjuk, seringkali petunjuk itu tidak kokoh hanya sebagai hasil riak hawa nafsu. Hendaknya setiap manusia dibangun untuk kokoh mengikuti kebenaran dari hatinya agar terwujud pondasi bagi terwujudnya keluarga yang kokoh. Bila perjodohan melalui petunjuk itu terjadi, harus diusahakan agar tidak terjadi langkah berbalik berupa upaya mencari jodoh berdasarkan keinginan sendiri. 

Berikutnya masyarakat harus menciptakan budaya yang dapat melahirkan keluarga yang kokoh. Setiap perempuan harus terlindungi dari kejahatan dan diberi jalan untuk berperan membentuk keluarga yang baik sejak sebelum pernikahan dilaksanakan. Setiap istri harus terlindung dari godaan dan gangguan untuk melenceng dari jalan pengabdian melalui suaminya, dan setiap gadis harus diusahakan untuk mendapatkan pasangan laki-laki yang menjadi jalan pengabdiannya kepada Allah berdasarkan fitrahnya. 

Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk yang lengkap bagaimana seharusnya pernikahan dilakukan. Pernikahan harus ditempatkan dalam fungsi yang komprehensif, tidak hanya membentuk wadah ikatan cinta antara dua manusia berlainan jenis. Ada beberapa bentuk-bentuk praktek pernikahan terjadi di masyarakat yang tidak benar-benar selaras dengan sunnah rasulullah SAW dimana hal itu sebenarnya bisa menyebabkan lemahnya keluarga yang dibentuk. 

Nikah mut’ah misalnya, cenderung mempermudah manusia untuk mengakali perzinahan dalam wadah pernikahan, dan sangat sulit untuk membentuk pernikahan yang dapat berkontribusi membentuk masyarakat yang baik melalui pernikahan mut’ah. Nikah sirri secara ikatan sejoli jauh lebih baik daripada bentuk-bentuk hubungan berupa pacaran, akan tetapi bila itu dilakukan secara umum tanpa pemberitahuan kepada khalayak, masyarakat akan mengalami kebingungan untuk melihat status pernikahan seseorang, terutama pihak wanita. Ini akan potensial menimbulkan masalah. Mungkin seseorang berstatus istri mendapat pendekatan dari laki-laki lain karena ketidaktahuan terhadap status pernikahannya. Ini merupakan sebuah bentuk kejahatan yang dapat merusak keluarga dan masyarakat, walaupun dilakukan tanpa kesengajaan. Disisi lain, seorang gadis shalihah mungkin akan kehilangan banyak kesempatan untuk menentukan pasangan yang terbaik sesuai dirinya hanya akibat datangnya seorang laki-laki, karena gadis shalihah itu mungkin akan disangka telah berstatus menikah. Ini akan merugikan bagi gadis tersebut. Seharusnya pernikahan dilakukan sesuai dengan sunnah rasulullah SAW. 

Pernikahan harus dilaksanakan sesuai dengan sunnah rasulullah SAW dalam prinsip-prinsip agama. Rukun-rukun pernikahan harus terpenuhi, tanpa ada maksud dan niat untuk mengakali. Bila walimah terasa memberatkan, bentuk-bentuk pengumuman pernikahan itu harus tetap ada agar masyarakat tidak terbingungkan, dan keluarga baru itu mendapatkan kedudukan di antara masyarakat. Dengan mengikuti sunnah rasulullah SAW, diharapkan masyarakat yang tertib dan berbudaya sebagaimana tata surya dapat terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar