Pencarian

Minggu, 27 Desember 2015

Taubat

Yang dimaksud dengan taubat adalah kembalinya seorang hamba dari kehidupan dunia yang jauh dari cahaya-Nya menuju rahmat-Nya.  Dunia membuat seseorang tertutup dari kebenaran ilahi dan bahkan membuat seseorang menginginkan kehidupan duniawi. Kehidupan dunia adalah bagaikan lautan bergelombang yang asin. Barang siapa meminum air dari laut, maka dirinya akan merasa bertambah kehausan. 

Adam dan Keturunannya


Adam  adalah makhluk yang diciptakan  dari tanah bumi, namun diciptakan di surga dengan tujuan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Adam diciptakan dengan kelebihan di atas makhluk yang lain termasuk malaikat muqarrabuun yang menyaksikan penciptaan adam. Kelebihan itu berupa pengenalan adam atas seluruh asma. Setelah diciptakan di surga, adam kemudian diturunkan kembali ke bumi agar menjadi khalifatullah.

Demikian pula keturunan adam diciptakan di surga kemudian diperintahkan untuk menempati jasadnya yang akan terlahir ke bumi. Hal ini dijelaskan dalam alquran sebagai berikut :

Dan ingatlah ketika rabb-mu mengambil dari anak cucu adam dari sulbi mereka keturunan mereka dan mempersaksikan atas jiwa-jiwa mereka, bukankah Aku rabb kalian? Mereka berkata  : benar kami bersaksi (QS 7:172)

Kelebihan adam dan keturunannya dibandingkan kebanyakan makhluk adalah bahwa sebagai makhluk langit, mereka diperjalankan ke dunia jasadiah. Para malaikat sebagai makhluk langit bertempat di langit, dengan fisik halus tanpa badan kasar. Sedangkan manusia sebagai makhluk langit diberi badan kasar dari bumi, sehingga sangat terpengaruh dengan proses-proses keduniaan.

Badan jasad manusia adalah makhluk bumi, namun di dalam badan manusia terdapat makhluk langit yang merupakan inti kemanusiaan, yaitu jiwa (nafs)  yang hidup kekal dengan satu kali kematian yaitu ketika hari kiamat tiba. Kematian badan jasad manusia tidak akan membuat jiwa mati, tetapi akan tersingkap baginya kenyataan yang lebih tinggi dibanding kenyataan di dunia.

Ketika memasuki alam barzakh, manusia akan menemukan kenyataan, tidak ada tipuan sebagaimana di dunia. Ketakwaan adalah bekal yang paling baik untuk berjalan di alam barzakh, sedangkan harta benda duniawi tidak lagi berguna, padahal sebelumnya manusia mengira bahwa harta benda itulah yang menjamin kehidupan dirinya. Perjalanan di alam barzakh itu sebagaimana perjalanan yang dilakukan di daratan, segala bahaya dan apa yang bermanfaat terlihat dengan jelas, sedangkan di dunia tidak demikian.

Kehidupan Anak Adam di Dunia


Adam diperintahkan untuk turun ke bumi setelah sebelumnya diciptakan di surga. Selanjutnya anak cucu adam tetap menjadi penghuni bumi hingga waktu yang ditetapkan, yaitu hingga hari kiamat. Bumi adalah sebuah tempat yang diciptakan Allah dalam bentuk permukaan yang tertutup oleh air berupa lautan. Hanya sebagian kecil permukaan bumi yang berupa daratan. Di dalam tata surya, tidak ada planet yang diciptakan dalam keadaan demikian. Allah berfirman dalam alquran :

Dan sungguh telah Kami muliakan keturunan adam dan Kami bawa mereka di daratan dan  di lautan dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami melebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan  dengan kelebihan yang sempurna (QS 17:70)

Kehidupan di dunia adalah dimisalkan dalam bentuk lautan, sebagaimana bumi diciptakan tertutup lautan.  Lautan adalah permisalan bagi dunia. Tidak ada tempat berpijak yang kokoh di lautan, hanya air yang dapat menyangga, dan akan tenggelamlah manusia bila memasuki lautan. Bahaya mengintai di lautan tanpa terlihat, sebagaimana karang yang tidak tampak di permukaan air. Akan bertambah hauslah orang yang meminum air lautan. Tidak ada petunjuk jalan di lautan, seluruhnya datar berupa air yang sama. Bintang-bintanglah yang menjadi petunjuk perjalanan di lautan.

 Allah memperjalankan keturunan adam di alam surga, di dunia, dan di alam barzakh, di daratan dan di lautan. Dalam perjalanan di dunia, seseorang bagaikan berjalan di lautan, sedangkan perjalanan di alam barzakh akan seperti perjalanan di daratan. Penanda-penanda jalan dapat dijumpai di alam barzakh bila seseorang terbuka mata hatinya. 

Allah memberikan rizki-rizki yang thayyib, rizki yang sesuai bagi badan jasmaniah dan bagi jiwa manusia yang akan membuat manusia  mempunyai kelebihan di atas banyak makhluk yang diciptakan Allah dengan kelebihan yang sempurna. Bagi jiwa manusia akan diberikan pengetahuan tentang ilahiah secara sempurna, sedangkan bagi jasad manusia disediakan kenikmatan-kenikmatan jasadiah secara sempurna. Tidak ada rizki sempurna yang diberikan kepada makhluk seperti bagi manusia.

Namun kebanyakan manusia terlupa pada dirinya sendiri. Alam langit terhijab oleh alam kebumian manusia, kemudian manusia menganggap bahwa alam bumi ini adalah tempat yang sebenarnya bagi dirinya. Padahal sebagaimana lautan  bukanlah tempat untuk menetap, begitu juga dunia ini bukan tempat untuk menetap, tetapi hanya untuk berjalan melintas.  Kebanyakan manusia kemudian menjadi tertutup (kafir) dari kenyataan yang sesungguhnya, atau malah menginginkan dunia sebagai tujuan hidup. Kekufuran dan keinginan duniawi itu akan membuat manusia menuju Jahannam.

Panggilan Taubat


Allah memberikan cahaya kepada seluruh makhluk baik di langit maupun di bumi. Dengan cahaya itu makhluk dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya dan berjalan kembali kepada Allah. Iman adalah cahaya Allah yang menerangi  orang-orang beriman. Dengan cahaya itu orang-orang beriman berada dalam kehidupan yang terang. Orang-orang beriman harus  berpengetahuan ketuhanan sesuai dengan cahaya yang diberikan.

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) (QS. Al Baqarah : 257)

Di antara manusia, ada orang-orang yang ingin mencari kebenaran dengan cahaya itu dan diberikan kepadanya cahaya, dan ada pula yang tidak merasa perlu mencari cahaya. Mereka merasa cukup dengan kehidupan dunia yang diberikan kepada mereka. Orang beriman adalah orang yang diberikan kepadanya cahaya.

Orang berimanlah yang diserukan kepadanya perintah taubat, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut :

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. [At Tahriim : 8].

Taubat bermakna kembali, yaitu kembali kepada Allah sang pemilik cahaya dari kegelapan dunia dimana manusia ditempatkan. Iman menjadi salah satu modal awal untuk menempuh jalan kembali kepada Allah. Modal lain yang diberikan untuk bertaubat adalah kehidupan di dunia. Orang kafir tidaklah akan diberi jalan taubat, begitu juga orang yang selalu melakukan kejahatan hingga ajal menjelang.

Dan tidaklah ada taubat itu bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan  hingga  datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang ". Dan tidak (ada taubat) bagi  orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. [An Nisaa’ : 18].

Kehidupan yang diberikan adalah salah satu modal untuk bertaubat kepada-Nya. Manusia harus bersyukur dengan memanfaatkan kehidupannya dengan sebaik-baiknya untuk kembali menuju kepada Sang Pemilik Cahaya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nafasnya berada di kerongkongan.

Hijrah tidak terputus sampai terhentinya (masa untuk) taubat, dan taubat tidak terputus sampai matahari terbit dari sebelah barat .

Tanpa bertaubat kepada Allah, pada dasarnya seseorang hanyalah berjalan menuju siksa yang pedih. Jahannam adalah tempat yang dituju oleh orang-orang yang tidak bertaubat. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, oleh karena itu manusia wajib kembali kepada Allah dan menemukan kedudukannya di sisi tuhannya untuk menjadi khalifah. Sebagian manusia beriman kembali kepada-Nya dan menemukan kedudukannya di sisi tuhannya, sebagian belum menemukan kedudukannya di sisi tuhannya, maka dirinya terus berjalan melampaui alam barzakh dan alam akhirat. Sedangkan bagi yang tidak bertaubat, sebenarnya dirinya berjalan menuju Jahannam tanpa menyadarinya.

Orang-orang munafiq adalah termasuk orang-orang beriman namun menginginkan dunia lebih daripada keinginannya kembali kepada Allah. Bagi mereka tempat yang sangat rendah di dalam neraka, kecuali bagi yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada agama allah dan mengikhlashkan agama bagi Allah.

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan mengikhlaskan  agama mereka bagi Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. [An Nisaa’ : 146].

Perjalanan Menuju Taubat Nashuha


Sebagian orang beriman berbuat dosa, bahkan semua orang beriman berbuat dosa. Bertaubat akan membuka khazanah baginya betapa Allah mempunyai sifat sempurna sebagai yang maha memberi ampunan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat. 

Seandainya hamba-hamba Allah tidak ada yang berbuat dosa, tentulah Allah akan menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa kemudian mengampuni mereka.

Manusia diciptakan di alam yang gelap sehingga banyak berbuat salah. Namun dengan kesalahan itu manusia menjadi lebih mengenal Allah dibandingkan dengan makhluk-makhluk berakal lain yang tidak mempunyai kesempatan berbuat dosa. Hal itu adalah salah satu kelebihan yang diberikan untuk manusia, terutama bagi manusia yang bertaubat. Sebaik-baik makhluk yang berbuat kesalahan adalah orang yang bertaubat.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya seorang mukmin bila berbuat dosa, maka akan (timbul) satu titik noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan (perbuatan tersebut) dan memohon ampunan (kepada Allah), maka hatinya kembali bersih. Tetapi bila menambah (perbuatan dosa), maka bertambahlah noda hitam tersebut sampai memenuhi hatinya. Maka itulah ar raan (penutup hati) yang telah disebutkan Allah dalam firmanNya “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. [Al Muthaffifin:14]

Hati manusia yang beriman akan terkotori oleh dosa-dosa yang dilakukannya, namun jika dia bertaubat, meninggalkan perbuatan itu dan memohon ampunan, maka Allah akan membersihkan hatinya dari noda yang mengotori. Dengan bertaubat tingkat kesucian manusia akan meningkat karena semakin dekat dengan Allah, hingga pada suatu saat diberikan cahaya kepada orang yang bertaubat.

Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada dengan taubat nashuha, mudah-mudahan Tuhan kalian akan menutup keburukan-keburukan kalian dan memasukkan kalian ke dalam  surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang beriman yang bersama mereka, cahaya mereka memancar di antara kedua tangannya dan sebelah kanan mereka, mereka mengatakan : ya tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS 66:8).

Ayat di atas bercerita tentang arah perjalanan orang-orang yang bertaubat nashuha. Pada tingkat pertama, ampunan Allah menanti orang-orang beriman yang bertaubat, sehingga keburukan-keburukan dirinya baik keburukan yang terlihat dalam amaliah maupun keburukan yang ada tersimpan dalam hati,  akan ditutup oleh Allah digantikan dengan kebaikan.

Berikutnya, kehidupan yang baik berupa surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai hendak diberikan kepada orang-orang beriman yang bertaubat yang telah diberikan kebaikan oleh Allah. 

Selanjutnya Cahaya akan diberikan kepada orang-orang yang bertaubat, berupa cahaya yang ada di antara kedua tangan mereka dan cahaya yang ada di sebelah kanan mereka. Cahaya adalah pengetahuan tentang ilahiah berupa ma’rifah. Cahaya yang berada di antara kedua tangan adalah ma’rifah tentang perbuatan-perbuatan-Nya dan cahaya yang berada di sebelah kanan mereka adalah ma’rifah tentang shifat-shifat-Nya.

Kehidupan di surga adalah abadi. Apa yang dicari seseorang di surga adalah kesempurnaan cahaya, sebagaimana atau lebih daripada keinginan seseorang di dunia mencari harta. Mereka bermohon setiap waktu di surga : Ya tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Langkah-langkah bertaubat


Taubat dilakukan setiap saat, tidak hanya orang yang bersalah atau berbuat dosa saja yang harus bertaubat. Dalam sebuah hadits rasulullah SAW bersabda :

Wahai, kaum mukminin. Bertaubatlah kepada Allah, karena saya juga bertaubat kepada Allah sehari seratus kali.[6]

Rasulullah SAW adalah manusia ma’shum yang terjaga dari kesalahan dalam setiap segi kehidupan. Beliau SAW bukanlah orang yang melakukan kesalahan dalam perbuatan atau perkataan atau dalam hati, beliau bersih dari semua itu. Akan tetapi beliau melakukan taubat dalam sehari serratus kali. Hal itu menunjukkan bahwa taubat yang beliau lakukan bukanlah memohon ampun dari kesalahan. Taubat yang dilakukan oleh rasulullah saw lebih bersifat memperbarui dan meningkatkan kehendak untuk mendekat kembali kepada Allah SWT.

Sebagian besar manusia beriman melakukan perbuatan-perbuatan buruk karena kebodohan. Hal itu akan membuat kotoran dalam hati yang menjauhkan diri dari tujuan, yaitu Allah. Tetapi sungguh rahmat Allah sangat besar,  dan manusia diberi kesempatan untuk mengenal besarnya rahmat-Nya. Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang bagi orang yang bertaubat setelah mengerjakan keburukan karena kebodohan, kemudian melakukan perbaikan, dan kebodohannya akan diganti dengan pengetahuan.

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah "Salaamun-alaikum. Rabb-mu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat keburukan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al An’am : 54].

Banyak orang-orang beriman telah beramal shalih sesuai dengan perintah Allah kepada mereka. Bagi mereka diperintahkan untuk beristiqomah, tegak pada jalan yang benar menjalankan perintah yang diberikan kepada mereka, akan tetapi tidak melampaui batas dalam melaksanakan perintah yang diberikan.

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [Huud : 112]. 

Sebagian dari kaum beriman adalah orang-orang munafik, yaitu orang-orang beriman yang lebih menginginkan kehidupan duniawi daripada mendekat kepada Allah SWT. Jalan taubat bagi orang-orang munafik terbuka lebar selama nafas belum sampai di kerongkongan. Orang-orang munafik yang bertaubat akan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang beriman dan diberikan pahala yang besar, sekalipun keinginan terhadap dunia dan kembali kepada-Nya selalu berperang dalam hatinya. Cara bertaubat bagi orang-orang munafik  adalah dengan memperbarui taubat, mengadakan perbaikan, berpegang teguh pada Allah dan mengikhlashkan agamanya bagi Allah SWT.

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. [An Nisaa’ : 146].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar