Pencarian

Rabu, 30 Agustus 2017

Tipuan Syaitan dengan Allah

Umat islam akan atau sedang ditimpa keadaan sebagaimana  keadaan buih. Sebagian (besar?) umat islam akan terpengaruh oleh hasil pengacauan akidah yang dilakukan oleh kaum munafikin yang  berada di antara orang-orang beriman. Orang-orang beriman akan terhinggapi penyakit al-wahn yang menyerupai penyakit orang munafik yaitu mencintai dunia dan takut mati.

Orang-orang musyrik berusaha menciptakan golongan musyrikin dari kalangan muslimin sebagaimana disebutkan QS Arruum :32-33, dan orang musyrik dari golongan orang muslim mengaduk-aduk ajaran islam sehingga umat islam akan seperti buih. Syaitan memerintahkan untuk membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa berdasar pengetahuan, maka mereka membuat-buat perkataan-perkataan itu  dan membuat kekacauan bagi umat islam. Hanya itu kemampuan syaitan, karena mereka tidak bisa membengkokkan islam.

Sebagian di antara orang-orang munafik  adalah  syaitan-syaitan berwujud manusia, dan sebagian di antara  mereka adalah orang-orang yang bergaul dengan orang-orang beriman dan lebih akrab bergaul dengan syaitan-syaitan itu. Kelak dari mereka itu akan muncul tanduk syaitan, yaitu dari Najd. Mereka itu adalah para pemimpin kaum munafik yang menyesatkan manusia dari jalan Allah. 
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami bersama dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (QS Al-Baqarah: 13-14)
Urusan syaitan-syaitan di antara mereka adalah membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Mereka membuat tuntunan dan kerangka pengetahuan bagi manusia untuk mengenal Allah, dan mengatakan bahwa yang mereka ajarkan adalah ilmu tauhid. Akan tetapi ilmu mereka sebenarnya justru  melepaskan manusia dari jalan tauhid yang dikehendaki Allah tanpa manusia merasakan lepasnya jalan itu. Dengan mengikuti ajaran itu,  umat islam tidak mempunyai pijakan yang kokoh dalam beragama sehingga Allah mencabut rasa takut dari hati musuhnya. Umat islam tidak akan berhasil membangun kekuatan di antara mereka karena mengikuti ajaran-ajaran itu, dan yang lebih buruk, umat islam akan ditimpa suatu penyakit yang menyerupai keadaan orang-orang munafik, yaitu penyakit Al-wahn. Penyakit itu berupa rasa cinta dunia dan takut mati.
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (QS Al-Baqarah :169)
Jalan tauhid untuk mengenal Allah adalah jalan taubat, bukan jalan yang mereka buat. Jalan taubat merupakan jalan yang menyentuh hal paling fundamental, tidak sekadar mempergunakan logika. Manusia dituntut untuk selalu menyadari sepenuhnya bahwa dirinya diciptakan di dunia, alam yang paling jauh dari sumber cahaya,  menyadari bahwa dirinya perlu kembali kepada sumber cahaya agar dapat mengenal Allah. Manusia perlu berjalan dengan mengubah sifat duniawi dirinya  dengan sifat yang dikehendaki Allah bagi dirinya, agar Allah berkenan memperkenalkan asma dan sifat-Nya.

Perkataan Syaitan

Syaitan-syaitan akan membuat perkataan-perkataan indah untuk menipu manusia. Dari mereka muncul perkataan-perkataan indah, akan tetapi sebenarnya hal itu merupakan tipuan. Mereka memberikan istilah yang indah bagi perkataan-perkataan mereka, menyembunyikan perihal yang sebenarnya dari perbuatan mereka. Timbul banyak kerusakan akibat perbuatan mereka, sementara mereka merasa berbuat kebaikan.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (QS Al-An’aam : 112)
Musuh para nabi adalah syaitan-syaitan terdiri dari golongan jin dan manusia. Syaitan dari golongan manusia itu adalah yang bergaul dengan para pemuka dari kaum munafikin, sedangkan syaitan dari golongan jin  memberikan bisikan-bisikan dengan syaitan dari kalangan manusia untuk merumuskan kata-kata yang indah sebagai tipuan bagi manusia. Mereka saling berbisik satu dengan yang lain untuk memperdayakan manusia dengan tipuan perkataan yang indah.

Syaitan itu adalah musuh-musuh bagi para nabi, bukan syaitan-syaitan biasa yang menggelincirkan manusia biasa. Mereka tidak lagi dapat menggelincirkan nabi-nabi, maka umat besar para nabi lah yang menjadi sasaran tipuan mereka. Syaitan itu menggunakan basis kehidupan dunia sebagai tipuan, akan tetapi tipuan mereka bukan sekadar  tipuan berbentuk sulap, ilusi, mimpi harta atau kekuasaan. Mereka membuat tipuan yang  lebih menipu dari hal itu semuanya. Mereka menipu manusia dengan memperdayakan manusia tentang Allah. Syaitan-syaitan itu menipu manusia dengan Allah.
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS Faathir :5)
Persaksian tentang Allah merupakan prinsip paling dasar bagi setiap muslimin. Seluruh urusan kehidupan setiap muslimin adalah untuk mengenal Allah. Dengan menyadari bahwa setiap urusan yang datang kepada dirinya merupakan urusan dari Allah yang hendak memperkenalkan diri-Nya, seorang muslimin akan selalu bersikap baik dan beramal dengan kebaikan.  Dengan kesadaran seperti itulah seorang muslimin akan berbuat ihsan.

Syaitan menipu manusia dengan Allah. Allah telah menciptakan manusia di dunia, ujung terjauh dari-Nya, yang dihinakan oleh syaitan. Manusia harus bertaubat, menjadikan dirinya baik sebagaimana kehendak-Nya bagi dirinya. Sifat yang mulia hanya dikenal oleh makhluk yang mulia.  Sifat penyayang dan pengampun akan dipandang hina oleh orang yang rakus dan pendendam, tetapi dipandang mulia oleh yang orang yang baik, dan sebagian orang tidak mempunyai imajinasi tentang arti sifat penyayang dan pengampun. Setiap manusia akan mempunyai tanggapan sesuai keadaan dirinya, maka mengenal Allah hanya mungkin dilakukan dengan menjadikan diri makhluk yang baik.

Hanya jika manusia bertaubat menuju sifat-sifat mulia, Allah berkenan akan memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-Nya. Dengan cara itulah manusia dapat memperoleh persaksian tentang Allah, sedikit demi sedikit tanpa batas akhir, karena pengenalan terhadap  Allah tidak akan dapat diselesaikan oleh seluruh makhluk walaupun apabila hidup abadi.

Manusia yang Tertipu

Syaitan menipu manusia tentang Allah. Mereka membuat manusia memandang bahwa Allah adalah sebagaimana perkataan mereka sendiri. Orang-orang munafikin membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan karena mereka mengikuti syaitan-syaitan di antara mereka. Dengan perkataan itu, mereka memandang dan meyakini diri sendiri sebagai orang-orang yang baik, ihsan. Mereka menganggap bahwa amal-amal mereka adalah amal-amal yang penuh keihsanan. Orang-orang yang dalam keadaan seperti ini termasuk dalam kelompok orang-orang yang tertipu oleh syaitan.
Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik amalnya yang buruk maka dia meyakininya sebagai kebaikan? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS Faathir : 8)
Allah akan  memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Manusia harus senantiasa berharap agar Allah menjadikan dirinya termasuk orang yang dikehendaki-Nya untuk mendapatkan petunjuk. Manusia tidak dapat meyakini bahwa dirinya adalah orang yang mendapatkan petunjuk tanpa berharap kepada Allah, karena Allah-lah yang menentukan hal itu. Manusia hanya dapat berusaha dan berharap sebagaimana yang ditentukan Allah. bersikap hanif, mengikuti perkataan-perkataan yang terbaik  dan lain-lain merupakan sarana yang ditentukan Allah agar seseorang mendapat petunjuk . 

Allah akan menyesatkan  siapa saja yang dikehendaki-Nya. Orang-orang yang tidak pernah berharap kepada Allah, tidak bersikap hanif, atau  terjerat fanatisme, mungkin akan menjadi golongan yang disesatkan Allah, bahkan bila sekalipun mereka merasa  atau mengaku-aku mendapatkan petunjuk dengan kitabullah. Boleh jadi Allah menyesatkan mereka. Allah Maha mengetahui apa yang diperbuat oleh segenap makhluk-Nya.

Para pemimpin kaum munafikin membuat-buat perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Sebenarnya mereka hanyalah melayani syaitan-syaitan yang berkeinginan untuk membuat manusia mengatakan tentang Allah tanpa pengetahuan.  Mereka menyeru selain Allah karena  mempunyai harapan-harapan terhadap apa yang mereka perbuat, agar yang mereka seru memberikan bagian kepada mereka.
Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi ini ataukah mereka mempunyai sekutu di langit-langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang dzalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka". (QS Faathir : 40)
Orang-orang munafik itu dahulu ketika hidup di bumi mengharapkan sesuatu  dari bumi yang dapat diperbuat oleh para sekutu mereka. Para sekutu itu memberikan kepada orang-orang munafik apa yang dapat mereka perbuat dari bumi yang mereka kuasai, padahal apa yang mereka berikan itu tidak akan memberikan manfaat bagi para penyerunya. Kaum munafikin mendapatkan pemberian para sekutu mereka dari bumi, tetapi itu tidak memberikan manfaat kepada mereka. Mereka berbuat keji dan jahat dengan pemberian itu.

Petrodollar adalah salah satu contoh hal yang mereka buat dari bumi. Petrodollar menjadi satu-satunya tumpuan sistim riba modern berupa uang fiat. Akibat petrodollar, riba dengan leluasa merajalela di seluruh permukaan bumi menjerat seluruh manusia karena otoritas keuangan tidak perlu menyediakan jaminan kekayaan terhadap uang yang dikeluarkan. Itu adalah salah satu contoh hal yang mereka buat dari bumi. Mereka mendapatkan perwalian dari musyrikin berupa perlindungan keamanan dan supply senjata, sedangkan musyrikin mendapatkan keuntungan berupa kuatnya mata uang dollar mereka yang sebelumnya hampir runtuh, karena mata uang itu berupa uang fiat yang tidak mempunyai jaminan kekayaan sama sekali.

Para syaitan menipu para penyerunya  bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang menguasai langit-langit. Sebenarnya keadaan mereka adalah makhluk-makhluk yang terusir dari langit, dan mereka tidak mempunyai kedudukan di langit. Mereka diciptakan sebagai makhluk langit akan tetapi perbuatan mereka hina sehingga mereka tidak layak menetap di langit karena hinanya perbuatan mereka. Para syaitan yang diseru itu adalah makhluk yang tidak layak untuk tinggal di langit dan tidak pula layak di bumi.

Para syaitan membuat-buat kitab, akan tetapi kitab mereka adalah kitab yang tidak memberikan keterangan-keterangan yang jelas.  Mereka tidak membuat kitab itu dari Allah karena Allah tidak memberikan kitab kepada mereka. Mereka hanya membuat-buatnya, sehingga kitab  mereka  tidak memberikan keterangan yang jelas. Kitab itu hanyalah rekaan-rekaan yang mereka buat dengan bisikan-bisikan berdasarkan logika yang ada dalam pikiran mereka.

Mereka yang menyeru selain Allah termasuk dalam golongan orang-orang yang dzalim. Mereka bekerja sama saling membantu berdasarkan janji-janji keuntungan. Akan tetapi janji itu sebenarnya bukanlah janji karena mereka  sebenarnya lebih mengharapkan keuntungan bagi diri sendiri. Mereka berbuat demikian untuk sekedar mendapatkan keuntungan dari janji orang lain. Janji mereka bukanlah janji melainkan sekedar tipuan.

Termasuk dalam golongan orang dzalim adalah kaum munafikin. Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk daripada kaum yang lain. Mereka mengatakan dengan sungguh-sungguh bahwa golongan mereka adalah golongan yang paling mendapatkan petunjuk. Akan tetapi ketika telah datang pemberi peringatan, mereka menolak pemberi peringatan itu dan  mereka tidak mendapatkan sesuatu dari pemberi peringatan itu, bahkan mereka semakin bertambah jauh dari peringatan itu.

Mereka bertambah jauh dari peringatan itu karena mereka menyombongkan diri. Mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang berilmu dan memandang orang-orang yang beriman sebagai orang-orang yang bodoh. Mereka menghapal sekian banyak ayat dari kitabullah, sehingga menganggap diri mereka berilmu dan orang lain bodoh, akan tetapi sebenarnya mereka tidak memahami apa yang ada dalam kitabullah. Mereka bagaikan keledai yang membawa kitab-kitab, banyak kitab yang bisa dibawa akan tetapi tidak mempunyai kemampuan memahami sesuatu dari kitabullah. Mereka melupakan prinsip dasar dalam memahami kitabullah, yaitu kesucian hati.
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran),(QS Faathir :42)
karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan sunnah  kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, dan sekali-kali tidak akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu (QS Faathir :43)
Tidak hanya karena kesombongan yang menjauhkan kaum munafikin dari peringatan itu. Mereka mempunyai rencana yang jahat terhadap seluruh manusia., sehingga menjauhkan mereka dari peringatan.  Mereka terjebak menjadi bagian  dari kaum musyrikin yang berkeinginan memecah belah manusia, dengan peran sebagai pemecah belah agama mereka sendiri menjadi bergolongan-golongan dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada diri mereka. Mereka terjebak menjadi golongan musyrikin, karena sebagian dari pemimpin-pemimpin mereka adalah musyrikin yang membuat rencana jahat terhadap manusia.

Rencana jahat itu akan menimpa orang-orang yang merencanakannya. Mereka berusaha memecah belah agama menjadi beberapa golongan, akan tetapi mereka sendirilah yang berpecah belah menjadi beberapa golongan. Satu golongan dengan golongan lain di dalam kelompok mereka saling berbangga dengan pendapatnya dan menyalahkan pendapat yang lain. Mereka terjebak dalam hizbiyah akan tetapi tidak melihat bahwa mereka telah terjebak dalam sikap hizbiyah. Rencana jahat yang mereka buat itu menimpa kepada kelompok mereka sendiri.

Mereka adalah orang-orang yang mengharapkan sunnah orang-orang yang telah terdahulu (salafiyun), akan tetapi sebenarnya mereka telah melenceng dari sunnah itu. Mereka salah dalam memahami sunnah orang-orang yang terdahulu, dan mereka membuat definisi yang baru perihal sunnah, padahal sunnah itu tidak akan berubah. Sunnah orang-orang terdahulu tidak pernah berganti yaitu agama yang tegak berupa pelaksanaan fitrah diri.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan hanif kepada agama; (yaitu) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang tegak; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui  (QS Ar-ruum:30)
Agama yang tegak adalah pelaksanaan fitrah diri yang telah ditetapkan Allah bagi setiap manusia. Fitrah itu merupakan tujuan penciptaan manusia, jalan ubudiyah bagi masing-masing manusia untuk berjalan menuju Allah. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Menegakkan agama adalah melaksanakan fitrah diri, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Mereka tidak mengetahui sunnah yang tidak akan pernah berubah, yaitu agama yang tegak berupa pelaksanaan fitrah diri. Mereka membuat pengertian sunnah melenceng dari sunnah yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, dan mereka mengharapkan pelaksanaan sunnah dalam pengertian mereka sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar