Pencarian

Kamis, 17 Agustus 2017

Sinarki dan Perpecahan Muslimin

Allah telah menciptakan dunia dengan al-haq, kebenaran yang menuntun manusia untuk mengenal Allah SWT. Akan tetapi kebanyakan manusia tertipu dengan dunia. Mereka menjadikan dunia sebagai tujuan dan melupakan Allah sebagai sumber kebaikan yang sebenarnya bagi dirinya. Sebagian manusia beriman kepada Allah dengan iman yang sebenar-benarnya sebagaimana para nabi. Sebagian manusia mencintai kehidupan dunia dengan sebenar-benarnya sehingga menjadi musyrikin penyembah tuhan yang lain selain Allah. Dan sebagian manusia mencintai kehidupan dunia sekaligus mengakui beriman kepada kehidupan akhirat.

Orang-orang musyrik menyembah tuhan-tuhan selain Allah karena mereka mencintai kehidupan dunia dan tidak mempunyai kepedulian terhadap  kebaikan dan kebenaran. Mereka adalah orang-orang jahat yang lebih mementingkan kehidupan dunia bagi diri mereka sendiri tanpa mempedulikan kebaikan bagi masyarakat sekitarnya. Mereka rela untuk berbuat jahat terhadap orang lain demi keuntungan diri sendiri.  Keinginan mereka  terhadap dunia  itulah yang menjadi pijakan syaitan untuk menyeret manusia untuk bersembah kepada selain Allah. 

Syaitan menjanjikan kekuasaan dan kekayaan kepada orang-orang yang menyembahnya. Bahkan syaitan menjanjikan kepada penyembahnya untuk menjadikannya tuhan sesembahan manusia bersama dengan dirinya, sebagaimana pengakuan fir’aun kepada Musa a.s :
(Fir’aun) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS An-Naziat:24)
Fir’aun adalah seorang manusia yang menginginkan kekuasaan dan kekayaan bagi dirinya, oleh karena itu dia menyembah kepada Iblis untuk memberikan kekuasaan kepadanya. Iblis menipu fir’aun dengan menjadikannya sebagai salah satu dewa sesembahan manusia, sehingga fir’aun mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang tertinggi bagi manusia. 

Musyrikin dan Perbuatan Keji

Dalam kepercayaan  pagan mesir, Dewa ra adalah Iblis yang menjadi sesembahan bagi fir’aun, sedangkan fir’aun adalah perwujudan dari dewa Osiris yang menjadi sesembahan bagi masyarakat musyrik mesir. Ratu kerajaan mesir adalah perwujudan dari dewa Isis yang dianggap menjadi sumber kemakmuran bagi negeri mesir. Dengan kepercayaan seperti itu, maka firaun mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang tertinggi bagi manusia.

Iblis tidaklah memberikan kekuasaan kepada Fir’aun. Iblis hanya memberikan teknik dan pengetahuan tentang kekejian dan sihir untuk mengatur manusia dan alam sekitarnya. Fir’aun mengambil dari iblis pengetahuan yang membuat dia mampu untuk berkuasa di negerinya. Karena pengetahuan itulah perbuatan fir’aun menyerupai perbuatan iblis bagi manusia. Fir’aun berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, menindas golongan yang ada pada masyarakatnya untuk keuntungan masyarakat yang lain.
Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi  itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi  (QS Al-Qashas :4-5)
Firaun mencitrakan  dirinya sebagai orang yang tinggi hebat dalam semua perbuatannya bagi masyarakat mesir dan masyarakat dunia, sehingga masyarakat memandang dirinya pantas dijadikan sebagai  penguasa di antara mereka. Fir’aun selalu mengejar kemegahan-kemegahan untuk ditampilkan di muka bumi agar dirinya dipandang tinggi di antara manusia di muka bumi.

Untuk menguasai masyarakat mesir, Fir’aun melakukan politik pecah belah di antara masyarakat agar masyarakatnya lemah tidak mampu untuk membangun kebaikan di antara mereka, dan lemah  untuk menyadari keburukan yang diperbuat fir’aun bagi mereka. Mereka dibuat untuk tidak melihat fir’aun sebagai  sumber kesengsaraan mereka, tetapi malah sebagai sumber kebaikan dan persatuan bagi mereka.

Segolongan manusia selalu dibuat tertindas dalam pemerintahan fir’aun, yaitu golongan orang-orang yang dikehendaki Allah untuk dijadikan sebagai pemimpin dan orang-orang yang mewarisi bumi. Golongan yang selalu ditindas dalam pemerintahan fir’aun  adalah golongan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, yaitu golongan yang akan dijadikan Allah SWT sebagai golongan pewaris bumi.

Anak-anak laki-laki di antara kaum yang tertindas itu acapkali disembelih. Sebagian di antara anak-anak laki-laki itu dijadikan sebagai tumbal untuk persembahan bagi dewa Osiris  dalam upacara pengorbanan bagi patung sapi, dan sebagian besar dibunuh dengan tujuan agar tidak tumbuh pemimpin yang kuat dalam masyarakat Israel sehingga umat Israel selalu lemah. Sedangkan anak-anak perempuan dibiarkan hidup untuk menjadi perhiasan kehidupan dunia mereka.

Dengan perbuatan-perbuatan itu, Fir’aun benar-benar telah berbuat kerusakan di muka bumi. Sekian banyak peninggalan-peninggalan yang megah telah dibuat oleh Fir’aun, akan tetapi tidak ada kebaikan dari peninggalan-peninggalan itu. Kerusakan yang dibuat oleh Fir’aun jauh lebih besar daripada tampilan megah yang ditampakkan kepada manusia.

Dengan cara itulah fir’aun menciptakan dan mempertahankan hegemoni atas kerajaannya. Fir’aun menjadikan dirinya sebagai citra syaitan dalam hal kekejian dan kejahatan perbuatannya,  sebagai strategi untuk menguasai kerajaan. Citra itu membuat masyarakat mesir harus melihat Fir'aun dengan kacamata ganda, sebagai orang yang hebat akan tetapi jahat dan keji. Kekejian dan kejahatan merupakan ciri khas pemerintahan syaitan atas manusia.  Selain kekejian dan kejahatan, khusus di antara orang-orang beriman iblis memerintahkan agar manusia mengatakan terhadap Allah apa yang tidak diketahuinya. Perkataan dusta terhadap Allah inilah yang  digunakan oleh wali-wali syaitan untuk memecah belah manusia khususnya kaum yang beriman .
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (QS Al-Baqarah : 169)

Sinarkisme Musyrikin

Firaun telah berlalu, namun syaitan akan selalu berusaha menguasai manusia ketika kegelapan datang melanda manusia. Fir’aun adalah manifestasi kekuasaan dan kerajaan syaitan atas manusia. Barangkali belum ada manusia di dunia modern ini yang memiliki dedikasi terhadap Iblis sebagaimana dedikasi Fir’aun. Musyrikin modern harus bersembunyi dari pandangan manusia karena agama telah sempurna diturunkan bagi manusia ketika Rasulullah Muhammad SAW diutus. Akan tetapi kelak akan muncul dajjal yang melebihi Fir’aun. 

Secara tak kasat mata, umat manusia dewasa ini sebenarnya masih terkungkung dalam hegemoni syaitan, misalnya dalam masalah  riba. Riba merupakan salah satu instrument syaitan untuk menjerat manusia dalam sistem yang keji.  Dengan sistem keuangan dan perbankan ribawi, segelintir  kecil masyarakat dapat mengumpulkan sekian banyak bagian harta di antara masyarakat, sedangkan sebagian besar masyarakat hanya mendapatkan sebagian kecil dari harta yang beredar. Sebagian besar masyarakat dunia dipekerjakan untuk memperkaya orang-orang yang menguasai banyak harta .

Hegemoni sistem keuangan dan perbankan ribawi itu sedemikian kuat sehingga hampir tidak ada manusia yang bisa terlepas dari sistem riba itu. Karena kekuatan hegemoninya, sebagian besar manusia memandang bahwa keuangan dan perbankan ribawi itu memang sepantasnya menguasai kehidupan mereka. Hanya sebagian kecil manusia menyadari bahwa sistem keuangan dan perbankan riba telah menjerat kehidupan mereka, namun tidak mengetahui cara untuk melepas kehidupan manusia dari riba.

Penguasa sistem keuangan di hampir seluruh dunia dewasa ini sebenarnya mengkerucut pada suatu sekelompok manusia tertentu, tidak bercabang banyak. Mereka itu adalah orang-orang yang telah terbiasa berbicara dengan syaitan. Mereka itu tidak dapat  tegak dalam riba tanpa pembicaraan syaitan kepada mereka sebagaimana orang mabuk yang tidak bisa berbuat apa-apa dengan benar. Mereka yang mengendalikan riba itu pula yang melakukan gerakan kolonialisme dan imperialism modern. Merekalah yang menjadi puncak sinarkisme di seluruh dunia. Mereka mengikuti bacaan syaitan atas kerajaan Sulaiman a.s. Babilonia baru menjadi sebuah visi  cita-cita besar mereka.

Mereka mengatur dunia sesuai dengan cara  syaitan mengatur manusia, sebagaimana terwujud dalam sosok Fir’aun. Manusia dibuat menjadi beberapa kelompok kemudian dimunculkan di setiap kelompok itu kebencian dan permusuhan antara satu dengan yang lain. Setiap kelompok dibuat mengikuti suatu fanatisme kelompoknya dan dibuat mudah untuk berselisih dengan kelompok yang lain.

Sejak kemunduran dunia islam mereka dengan leluasa memecah belah manusia demi tercapainya tujuan mereka, yaitu Babilonia baru yang berada di bawah kekuasaan mereka.  Dalam rumusan mereka, dunia akan dibuat mengalami tiga fase perang dunia untuk mencapai tujuan itu. Dua perang dunia di antaranya telah terjadi, sedangkan perang dunia ketiga akan dibuat dengan sasaran melenyapkan agama dari muka bumi dan menjadikan seluruh manusia menyembah syaitan. Untuk itu mereka akan membuat perang dunia ketiga antara muslimin dengan dunia liberal, sedemikian sehingga tercapai sebuah keadaan dimana tidak ada  orang  percaya dengan sang Khalik dan tidak ada pula orang atheist. Semuanya akan dibuat menyembah dan tunduk kepada syaitan.

Bagi para penghamba syaitan, mereka diberi janji kosong berupa kerajaan yang membentang di seluruh dunia. Masyarakat besar akan dibuat sebagai budak yang bekerja bagi kemakmuran mereka yang menghamba kepada syaitan. Negara sosialis seperi Uni Soviet merupakan prototype sosialisme yang mereka inginkan, dimana para pemimpin dapat berpesta di atas hasil jerih payah warga negaranya. Negara sosialis yang akan mereka bentuk akan lebih kejam daripada prototype itu.

Tafriq  di antara  Muslimin

Terhadap orang-orang islam, orang-orang musyrik itu benar-benar memecah belah umat islam agar orang islam tidak menjadi kuat. Mereka menjadikan sebagian di antara umat islam sebagai agen-agen yang menyebarkan fanatisme dan permusuhan di antara umat islam. Orang-orang yang mengikuti dakwah para agen musyrikin akan termasuk dalam golongan musyrikin.
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka bergolongan-golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (QS Ar-Ruum : 32-33)
Alquran telah menjelaskan ciri-ciri para agen dan pengikut musyrikin dengan jelas, sebagaimana disebutkan dalam surat an-Nisaa ayat 48-52.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.
Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang  kafir, bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
(QS An-Nisaa : 48-52)
Ciri mereka di antaranya adalah menganggap dirinya bersih. Mereka menganggap orang lain tidak bersih dan menganggap diri sendiri bersih, sehingga mereka perlu melakukan gerakan tashfiyah dan tarbiyah, padahal Allah lah yang akan membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.  Mereka juga membuat perkataan-perkataan dusta tentang Allah dengan rumusan ilmu tauhid tidak sebagaimana yang dikehendaki Allah. Mereka itu adalah pelaksana perintah syaitan untuk membuat perkataan-perkataan dusta tentang Allah untuk menutup manusia dari jalan Allah. Mereka itu beriman kepada aljibt dan taghut, sehingga mereka memahami dan menjalani agama melampaui batas yang ditetapkan Allah. Itulah di antara ciri-ciri agen orang musyrikin yang berada di antara umat islam. Mereka membagi umat islam dalam berbagai kelompok dan membangkit-bangkitkan kebanggaan atas kelompoknya sendiri, dan tujuan  utama  untuk memecah-belah umat islam.

Mereka itu mengharap bahwa mereka akan mendapatkan bagian dari kerajaan. Apa yang mereka lakukan bertujuan agar mereka mendapatkan bagian dari kerajaan. Mereka melakukan perbuatan demikian tidak semata-mata untuk memperjuangkan keyakinan dan ajaran itu, tetapi yang mereka perjuangkan adalah bagian dari kerajaan. Mereka menjadi ulama-ulama yang menginginkan menjadi bagian dari kerajaan.
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Maka jika demikian  mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia
(QS An-Nisaa : 53)
Tidak ada sesuatupun kebaikan yang dapat diberikan oleh ulama-ulama yang demikian, yaitu ulama yang mengharapkan bagian dari kerajaan. Mereka tidak akan dapat memberikan kepada manusia sedikitpun kebaikan, karena mereka hanyalah alat bagi kerajaan. Manusia tidak sepantasnya berharap mendapatkan kebaikan dari para ulama yang menjadi bagian dari kerajaan orang-orang musyrik.

Kerajaan yang dimaksud ayat di atas saat ini berbentuk sinarki yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat, dimana kekuasaan dikendalikan oleh sekelompok rahasia. Secara populer, kelompok itu dikenal sebagai Novus Ordo Seclorum (NWO). Mereka memberikan bagian kepada orang yang melakukan perbuatan-perbuatan itu bagi mereka. Kerajaan itu saat ini merupakan bagian dari Novus Ordo Seclorum, bukan kerajaan dari orang beriman. Sebelum kerajaan itu berdiri, musyrikin telah merencanakan mendirikan kerajaan itu, dan akan memberikan bagian kekuasaan kepada agen-agen mereka yang membantu kerajaannya. Ketika kerajaan itu telah berdiri, mereka tetap merupakan bagian dari kerajaan orang-orang musyrik sekalipun mereka mengaku sebagai kelompok yang paling benar jalannya.

Penindasan terhadap Muslimin

Orang-orang musyrik akan melakukan penindasan kepada orang-orang beriman dan beramal shalih sebagaimana Fir’aun melakukan hal itu.  Dewasa ini, negara-negara dengan penduduk mayoritas islam yang tidak membangun afiliasi dan tunduk kepada negara-negara yang dikendalikan musyrikin mendapatkan tekanan yang tidak mudah. Orang-orang musyrik dengan segala tipuannya membangkitkan kekacauan di dalam negeri-negeri  itu. Suriah, Yaman, Libya dan negara-negara muslimin lain dapat menjadi contoh sebagai negeri yang  telah mengalami penindasan dari musyrikin.

Pembunuhan terhadap anak-anak laki dari kalangan orang-orang beriman dan membiarkan anak-anak perempuannya mungkin tidak terlihat secara nyata. Akan tetapi telah menjadi tabiat  bahwa  syaitan akan selalu berusaha dengan mekanisme demikian. Hal itu sudah tertulis dalam alkitab.  Syaitan bersama orang-orang yang menghambanya  akan selalu berusaha membuat manusia lemah dan bodoh agar dapat diperbudak. Mereka berusaha menghilangkan calon-calon orang berilmu dari kalangan orang beriman yang berpotensi untuk mencapai kehidupan yang beradab. Dan syaitan akan membiarkan orang-orang yang menjadi penghias kehidupan dunia.

Sekian banyak kecurigaan muncul di antara manusia bahwa ada suatu usaha sistematis untuk meperlemah manusia. Berbagai usaha dalam skala lokal maupun internasional yang melibatkan korporasi-korporasi besar terutama di negara-negara berkembang dan muslim dicurigai sebagai usaha memperlemah manusia. Namun segala kecurigaan itu dimentahkan dengan kekuatan media massa  dan perkataan-perkataan orang-orang yang dipandang sebagai ahli. Terlepas dari benar atau salahnya kecurigaan itu, syaitan dan para hambanya akan berusaha melemahkan kekuatan manusia agar tunduk dalam hegemoni kekuasaan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar