Pencarian

Kamis, 06 Mei 2021

Meraih Akhirat dengan Dunia

Allah menciptakan manusia di alam dunia agar manusia dapat belajar dari kehidupan di dunia. Setiap orang harus dapat memanfaatkan kehidupannya selama di dunia untuk memperoleh kedudukan di akhirat. Kehidupan di dunia ini merupakan alat yang harus dapat dimanfaatkan setiap orang untuk kehidupan akhiratnya.

Kehidupan dunia bukanlah kehidupan sebenarnya bagi setiap manusia. Setiap manusia akan mengalami kematian, dan dengan kematian itu akan mengakhiri masa kehidupannya di dunia. Dengan kematiannya, seseorang dipaksa melepaskan kelalaian selama hidup di dunia untuk berjalan menuju kehidupan yang sebenarnya di akhirat. Seseorang yang tidak lalai untuk mempersiapkan kehidupan akhiratnya akan dengan mudah melakukan perjalanan itu dengan arah yang benar. Orang yang lalai akan sulit untuk melakukan perjalanan itu, terpenjara dalam kegelapan alam kubur dan kesesatan di alam makhsyar selama 50.000 tahun.


﴾۹۳﴿يَا قَوْمِ إِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah peralatan dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS Al-Mu’min : 39)

Dengan mengenal dunia sebagai alat, maka kehidupan seseorang di alam berikutnya akan menjadi mudah, sebagaimana seseorang yang bekerja dengan alat yang tepat. Bila seseorang gagal memanfaatkan dunianya sebagai alat, maka perjalanannya menuju tempat tinggal sebenarnya akan sulit sebagaimana seseorang bekerja tanpa alat yang tepat. Tanpa mengenal dunia sebagai alat maka kehidupan seseorang di alam berikutnya akan sulit.

Manfaat dunia sebagai alat adalah bahwa dunia diciptakan dengan segala hakikat yang akan memberikan arahan pada setiap orang untuk mengenal Allah. Manusia harus berusaha mengenal hakikat-hakikat yang diperkenalkan Allah di balik dunia. Dunia seharusnya membangun jiwa seseorang untuk tumbuh mengenal segala hakikat. Manusia tidak boleh terlena justru menjadikan wujud kasar dunia sebagai tujuan kehidupan, karena wujud kasar kehidupan dunia itu akan lenyap dengan cepat ketika manusia meninggal. Dengan mengenal hakikat dalam kehidupan dunia, seseorang memperoleh alat untuk kehidupan akhirat.

Sebagian orang mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah perhiasan bagi seseorang. Hal itu merupakan makna yang tidak akurat untuk kata mata’. Mata’ dalam bahasa arab menunjukkan makna alat, sebagaimana panci sebagai alat masak. Segala sesuatu yang diambil di dunia oleh seseorang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, dan pertanggungjawaban itu akan menakutkan setiap manusia. Allah mengetahui segala yang tersembunyi dibalik setiap tindakan manusia, dan Allah Maha Mengetahui hakikat segala sesuatu yang diambil oleh seseorang. Pertanyaan Allah terhadap manusia atas segala sesuatu yang diambil di dunia ini akan sangat teliti dan menakutkan bagi manusia. Setiap orang harus berhati-hati dalam mengambil dunia ini sebagai perhiasan dirinya.

Dunia Yang Menipu

Bila seseorang terburu-buru mengambil kehidupan dunia sebagai perhiasan tanpa mengetahui proses yang benar, maka dirinya akan mudah terjebak dalam kesuburan kehidupan dunia yang bersifat sementara sebagaimana tanaman yang menghijau kemudian menguning dan dengan cepat menjadi hancur. Kesuburan kehidupan dunia itu boleh jadi akan mengundang azab yang keras di akhirat. Manusia harus bijaksana dalam mengambil kesuburan dunia ini sehingga dirinya memperoleh ampunan dari Allah dan keridhaan-keridhaan-Nya.


﴾۰۲﴿اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ


Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah peralatan yang menipu. (QS Al-Hadid : 20)

Allah menciptakan dunia ini penuh dengan keindahan-keindahan walaupun bersifat sementara. Seseorang dapat menemukan kehidupan dunia yang sangat subur, berupa harta yang berkembang dengan cepat, pekerjaan-pekerjaan yang melahirkan prestasi dan karya-karya indah yang mengagumkan bagi manusia lain. Tetapi semua hal itu bersifat sementara bagi dirinya yang harus ditinggalkan ketika kematian menghampiri. Hal itu diibaratkan sebagaimana tanaman yang menghijau dan kemudian tiba-tiba menguning dan hancur.

Pada hakikatnya, kehidupan dunia ini adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan bilamana seseorang mengambil dunia sebagai tujuan. Perhiasan-perhiasan dunia, kemegahan-kemegahan, dan kebanggaan-kebanggaan dunia tampak dapat tumbuh berkembang sebagaimana tanaman yang tumbuh berkembang dengan baik. Hal-hal demikian dapat diusahakan oleh seseorang dalam kehidupan dunianya dengan mengikuti segala aturan-aturan di dunia.

Allah akan membiarkan orang-orang yang tidak mau lagi mengingat kehidupan yang sebenarnya untuk melakukan permainan dunia, dan Dia akan mengajarkan orang yang menginginkan kehidupan akhiratnya untuk hidup secara setimbang dalam kehidupan dunia. Orang-orang yang dibiarkan Allah dalam kehidupan dunia akan memperoleh adzab yang pedih dalam kehidupan akhiratnya. Sebagian orang yang diajari kehidupan setimbang dapat menikmati kehijauan dunia dengan sebaik-baiknya, dan dapat berharap untuk memperoleh maghfirah dan keridhaan Allah di alam akhirat. Sebagian orang harus hidup dalam kesulitan untuk suatu pengajaran yang lain dari Allah.

Memanfaatkan Dunia Untuk Akhirat

Kehidupan dunia adalah alat yang harus dikenali manusia. Ada gambaran (simulasi) kehidupan abadi dalam kehidupan dunia. Simulasi itu adalah hakikat-hakikat penciptaan. Simulasi itu seharusnya dikenal oleh setiap orang untuk mendapatkan kehidupan yang baik dalam kehidupan di akhirat. Dengan mengenali simulasi itu seseorang dapat memperoleh kehidupan akhirat yang sebaik-baiknya. Simulasi yang dikenali itu adalah alat yang seharusnya diperoleh manusia dalam kehidupan di dunia untuk kehidupan akhiratnya.

Untuk memudahkan manusia mengenali hakikat-hakikat penciptaan dunia, Allah memberikan bantuan bagi manusia berupa isteri yang shalihah. Wanita shalihah membawa representasi hakikat-hakikat penciptaan dunia bagi manusia. Setiap orang akan lebih mudah mengenali hakikat-hakikat dunianya dengan menikahi wanita yang bersesuaian dengan dirinya.


Abdullah bin ‘Amr r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda:
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.
Dunia adalah peralatan, dan sebaik-baik peralatan dunia adalah wanita yang shalihah. (HR Muslim (no. 1467), an-Nasa-i (VI/69), Ahmad (II/168), Ibnu Hibban (no. 4020) dan al-Baihaqi (VII/80) )

Setiap wanita merupakan bagian dari laki-laki tertentu. Dirinya menjadi pembawa bagian duniawi bagi suaminya, sedangkan suami menjadi akal bagi mereka berdua. Bagian harta dunia dan pengetahuan hakikat yang menerangi kehidupan akhirat bagi sepasang manusia akan muncul dengan sebaik-baiknya bilamana seseorang menikah dengan pasangan yang diciptakan dari nafs wahidah yang sama. Bilamana seseorang memperturutkan hawa nafsu dalam menentukan jodoh, potensi sumber rejeki itu akan berkurang luasannya. Bilamana seseorang mengingkari jodoh yang ditunjukkan Allah kepadanya, maka dirinya telah kufur terhadap nikmat Allah.

Ada proses yang harus dilalui oleh sepasang suami istri untuk menemukan sumber rejeki bagi mereka, yaitu pasangan itu harus menjadi pasangan yang shalih dan shalihah. Tanpa berproses menuju keshalihan, kemunculan rezeki bagi mereka akan terhambat. Seorang laki-laki yang tidak berkembang akalnya untuk memahami cahaya Allah tidak akan dapat menemukan rezeki yang hakiki bagi mereka walaupun mungkin saja potensi sumber rezeki itu besar. Demikian pula seorang laki-laki shalih tidak akan dapat mengolah sumber rezeki duniawi mereka bilamana seorang isteri tidak menjadi pendamping yang shalihah bagi suaminya.

Bagi seorang laki-laki shalih, seorang isteri shalihah adalah alat yang paling baik untuk mengolah dunia mereka sebagai media memperoleh hakikat. Tidak hanya dalam urusan hakikat, suaminya akan mendapatkan alat untuk mengolah rezeki duniawi mereka. Bilamana seorang laki-laki shalih memperoleh hijaunya kehidupan dunia melalui pernikahan dengan istri shalihah, tersedia maghfirah Allah dan keridhaan-keridhaan-Nya dalam kehidupan akhirat. Mereka dapat menikmati kehidupan dunia dan akhirat dengan sebaik-baiknya.

Keshalihan seorang mukminat adalah ketenangannya dalam mendampingi suaminya dan penjagaannya atas hal ghaib yang ada dalam dirinya bagi suaminya. Hal ghaib itu merupakan media yang menjadi alat bagi suaminya untuk mengolah dunia mereka. Kadangkala seorang mukminat yang menjaga diri tidak berhasil mempertahankan hal ghaib itu. Seseorang dapat melakukan qadzaf yang menghilangkan paksa hal ghaib itu bagi suaminya. Perbuatan semacam ini termasuk dalam kelompok 7 dosa besar sebagaimana membunuh dan lain-lain yang dapat menghancurkan kehidupan umat manusia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar