Pencarian

Selasa, 07 Januari 2020

Akal dan Tipu Daya Syaitan

Kehidupan manusia di dunia diberikan Allah kepada manusia agar seseorang bisa menjadi saksi Allah dengan pengetahuan tentang Allah. Setiap mukmin harus menumbuhkan jiwanya sebagai pohon thayyibah agar dirinya dapat mengenal kehadiran cahaya Allah dalam seluruh aspek kehidupannya. Pohon itu adalah akal yang ada di dalam jiwanya, yaitu bagian seseorang yang menghubungkan dirinya dengan cahaya Allah. Tanpa pertumbuhan akal tidak akan tumbuh pemahaman seseorang atas cahaya Allah, dan tidak akan tumbuh pengenalannya kepada Allah. Allah telah menebarkan cahaya-Nya dalam segenap ciptaan, dan akal manusia yang akan mengenali cahaya-Nya. Cahaya Allah akan menerangi orang-orang yang berakal dan kurang bermanfaat bagi orang yang tidak mempunyai akal. 

Syaitan sangat dengki kepada manusia dan sangat berkeinginan agar manusia tidak dapat mengenal Allah. Segala cara akan diusahakan syaitan untuk membengkokkan akal. Mereka sangat pandai membengkokkan pikiran manusia dengan berbagai cara yang mereka ketahui. Setiap manusia mempunyai syaitan yang menyertainya, dan kumpulan syaitan-syaitan itu mempunyai organisasi yang saling membantu. Orang-orang yang kurang akalnya akan berusaha disesatkan oleh syaitan yang berpangkat rendah, sedangkan orang-orang berilmu akan dijatuhkan oleh syaitan yang berpangkat sangat tinggi. 

Ada beberapa cara yang digunakan syaitan untuk menjatuhkan manusia, berupa keburukan setiap manusia, kekejian, dan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. 

إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ١٦٩ [ البقرة-169] 

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu dengan keburukan dan kekejian, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al Baqarah:169] 

Setiap manusia diciptakan dari tanah, dan dengan itu dirinya mempunyai keburukan-keburukan alam yang rendah berupa syahwat dan hawa nafsu. Keburukan itu menjadi ladang syaitan menyesatkan manusia.  Bila seseorang menggunakan akalnya, syaitan akan menyesatkan dengan kekejian, berupa dorongan untuk berbuat tanpa mempertimbangkan petunjuk Allah. Kekejian bukan hanya terjadi pada tingkatan jasadiah atau hawa nafsu saja, tetapi jiwa juga bisa terjebak dalam kekejian. Pada orang yang ingin mengenal Allah, syaitan akan menjebaknya dengan perkataan tentang Allah yang dibuat tanpa pengetahuan. 

Salah satu bentuk kekejian Iblis dan syaitan-syaitan lain adalah membuka rahasia surga kepada manusia. Syaitan-syaitan akan memberikan petunjuk kepada manusia sesuai dengan keadaan masing-masing, bahkan manusia yang suci seperti adam sekalipun. Tidak setiap petunjuk berasal dari Allah, karena syaitan juga memberikan petunjuk. Untuk mengenali petunjuk yang benar, setiap orang harus mempelajari syariat dan mematuhinya dengan sebaik-baiknya. Tidak ada petunjuk benar yang menyalahi syariat. Seluruh petunjuk harus bersesuaian dengan syariat yang digariskan tuntunan agama. Petunjuk benar itu seharusnya menjadi wahana untuk mengungkap khazanah dalam kitabullah. Namun sekalipun suatu petunjuk benar dari Allah, harus hati-hati bahwa mungkin saja terjadi pembenaran terhadap pemahaman salah berdasarkan petunjuk. Ini harus dihindari. 

Penyesatan Iblis bagi Manusia 


Syaitan yang paling pandai, yaitu iblis yang dahulu menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, dapat menjatuhkan seseorang yang pernah bertemu dengan Allah di surga dengan jati dirinya. Seseorang yang telah menjadi ahli surga belumlah aman dari upaya syaitan dalam membengkokkan akalnya. Contoh hal ini terjadi pada Adam dan Hawa ketika tinggal di surga. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi kepada Adam saja. Setiap orang yang berjalan menuju Allah akan selalu berusaha dijatuhkan oleh syaitan, selama syaitan mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Semakin bertambah ilmunya, akan meningkat pula pangkat syaitan yang akan menjatuhkannya, dan semakin besar bencana yang dapat ditimbulkan oleh kejatuhannya. 

Tujuan utama godaan syaitan terhadap orang-orang yang berakal adalah agar manusia kehilangan pakaian jiwanya agar tampak keburukan-keburukan yang ada pada dirinya. Ada beberapa bentuk pakaian bagi setiap manusia, berupa ikatan suami istri atau ketakwaan, dan semuanya saling terkait. Seseorang berakal yang terpedaya oleh syaitan akan kehilangan ketakwaan, berbuat tidak sesuai dengan kehendak Allah. Akan terjadi kebengkokan akal sesuai tingkat ketergelincirannya, maka seseorang tidak memahami sepenuhnya kehendak Allah, sehingga apa yang kemudian dilakukan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hal demikian diceritakan dalam kisah Adam dan Hawa ketika dijatuhkan syaitan dari surga. 


فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ ١٢٠ فَأَكَلَا مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ ١٢١ طه:120-121] 

Kemudian syaitan meniupkan waswas kepadanya, berkata: "Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon abadi (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?". Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan maka telah bengkoklah ia. [Ta Ha:120-121] 

Hal pertama yang dilakukan oleh Iblis adalah memberikan rasa was-was ke dalam hati Adam. Kemudian iblis memberikan petunjuk kepada Adam tentang jati diri Adam yang sesungguhnya dalam wujud pohon keabadian (khuldi) dan tentang kerajaan yang tidak akan binasa, maka Adam serta Hawa mengikuti petunjuk itu. Pohon khuldi dan kerajaan itu merupakan hal yang benar-benar diperuntukkan bagi Adam. Pohon khuldi itu adalah pohon thayyibah milik Adam di akhirat yang harus ditumbuhkan dalam jiwanya berupa akal dalam kehidupan di bumi, dan kerajaan yang tidak binasa itu adalah pasangan wujud mulkiyah yang terbentuk dari pohon khuldi. Kerajaan itu akan terwujud karena tumbuhnya pohon khuldi. Pohon khuldi adalah bagian peran Adam, sedangkan wujud mulkiyah kerajaan itu merupakan peran bagian Hawa sebagaimana kehamilan bila berhasil menyatu dengan Adam. Dengan kedua hal yang diperuntukkan bagi Adam, Iblis dapat menjatuhkan Adam. 

Demikian pula orang-orang berilmu setelah Adam akan digelincirkan oleh syaitan. Bila seseorang yang berilmu mengikuti petunjuk syaitan, dirinya dan mungkin istrinya akan terjatuh hingga terbukalah auratnya bagi dirinya. Keduanya akan menyadari bahwa aurat-auratnya terbuka. Bila tidak bertaubat dan melakukan amal yang benar, mungkin auratnya akan terbuka kepada orang-orang lain. Keduanya harus menutup aurat mereka dengan daun-daun surga yang diketahuinya. Semakin tinggi ilmu seseorang yang terjatuh, semakin besar bencana yang akan timbul. 

Perbuatan mengikuti petunjuk syaitan, bahkan bila petunjuk itu berdasarkan pohon thayyibah dirinya, merupakan kemaksiatan dan kebengkokan akal. Orang itu telah melakukan maksiat kepada Allah karena pasti perbuatannya bertentangan dengan kehendak Allah walaupun samar. Dan syaitan sebenarnya telah berhasil membengkokkan akalnya, banyak ataupun sedikit, baik disadari ataupun tidak disadarinya. Dirinya menjadi tidak memahami kehendak Allah baginya sepenuhnya, karena itu dia tersesat. Namun tidak berarti seseorang pasti menjadi hina karena kesalahannya, hanya saja akalnya telah terkalahkan oleh syaitan dalam tingkatan tertentu. Adam a.s dan Hawa r.a tetaplah seorang mulia walaupun telah terkalahkan oleh Iblis. 


Penyesatan oleh Syaitan yang Didekatkan Iblis 


Pada tingkatan kedua, syaitan yang menyesatkan manusia adalah syaitan yang memisahkan seorang suami dengan istrinya. Iblis banyak mengetahui seluk-beluk penciptaan adam dan pasangannya di surga, dan dengan pengetahuannya dia menguji keterampilan syaitan-syaitan pengikutnya dalam membuat fitnah bagi manusia. Iblis telah mengetahui bahwa syaitan yang paling hebat adalah syaitan yang mempunyai ilmu tentang keberpasangan antara seorang laki-laki dengan istrinya. Dengan pengetahuan itu, syaitan itu menjadi syaitan yang didekatkan kepada Iblis, mengisi kedudukan kosong yang dahulu menjadi kedudukan syaitan-syaitan pembantu utama Iblis seperti Azazel, Baal, Ashera, Ashtoret dan lain-lain. Asalnya kedudukan syaitan tersebut agak jauh, tetapi kemudian didekatkan karena kepandaiannya. Syaitan itu pernah menjadi penghuni surga sehingga mengetahui keberpasangan Adam dan Hawa. Dia dijadikan iblis sebagai pasangan untuk menyesatkan manusia, yaitu dengan cara mencegah terbentuknya wujud mulkiyah dari pohon thayibah yang terbentuk pada seorang laki-laki dengan memisahkan istrinya. Dengan demikian, seorang perempuan tidak akan “mengandung” kerajaan yang tidak akan binasa. 

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ 

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang syaitan yang lain dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatkannya dan berkata, “benarlah (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813) 

Fitnah paling hebat yang akan menimpa umat manusia akan terjadi karena upaya syaitan yang didekatkan tersebut. Fitnah dari syaitan yang lain tidaklah sebanding dengan besarnya fitnah yang dilakukan oleh syaitan tersebut. Bila perang dunia adalah fitnah besar, fitnah yang jauh lebih besar akan ditimbulkan oleh syaitan yang memisahkan seorang suami dengan istrinya. Iblis tidak menganggap fitnah syaitan yang lain dibandingkan fitnah syaitan yang didekatkan. Tentulah cara yang digunakan sangat samar-samar dan rumit dengan melibatkan keterampilan tipu daya yang sangat tinggi. 


Menjaga Pernikahan 


Setiap orang harus berhati-hati terkait pernikahan. Pernikahan adalah setengah dari agama yang sangat ingin dirusak iblis. Seorang suami harus memimpin istrinya dengan benar dan setiap istri harus berusaha untuk menjadi wanita yang subur, penuh kasih dan selalu kembali kepada suaminya. Tidak boleh ada seorang laki-laki yang masuk dalam lingkaran pernikahan orang lain, dan seorang istri sama sekali tidak boleh menerima laki-laki lain dalam aspek-aspek terkait pernikahan. 

Setiap laki-laki harus beramal shalih berdasarkan akal yang tumbuh dalam jiwanya. Untuk itu dirinya harus memperhatikan khazanah yang dibawa oleh istrinya. Dengan akalnya, dirinya menempuh perjalanan dalam lintasan (mustaqar) yang ditentukan Allah baginya, sebagaimana bumi mengedari matahari dalam garis edar yang telah ditentukan. Terkait amal shalih, seorang istri adalah satelit bagi suaminya sebagaimana bulan mengitari bumi untuk mengitari matahari. Apapun keadaan suaminya, istri harus membuat suaminya dapat berpikir dan beramal dengan baik. Istri juga harus berusaha membuat suami bisa menemukan shirat al-mustaqim, tetapi bila tidak terwujud, semua kesesatan suami bukan menjadi tanggung jawab istri. Hal ini hanya bisa dilakukan bila istri berusaha memahami suaminya, dan itu adalah amal shalih seorang istri. 

Terkait dengan pohon thayyibah, istri adalah ladang bagi suaminya. Mereka harus bersama-sama menumbuhkan pohon tersebut. Jati diri yang abadi seorang istri akan terkait pohon thayyibah suaminya, bukan pohon thayyibah tersendiri. Mungkin suami yang di surga bukan suami yang pernah menikahinya di dunia, tetapi perkembangan akal jiwa seorang istri ditentukan oleh pemahamannya terhadap suaminya di dunia, baik keshiddiqan ataupun kesesatan suaminya. Tidak boleh seorang istri lebih mampu memahami dan mencintai (mawaddah) terhadap laki-laki lain. Asiyah binti Muzahim r.a adalah wanita yang dijadikan panutan bagi para wanita. Akalnya dapat menjangkau kebenaran dengan bersuamikan seorang Firaun. 

Syaitan yang didekatkan oleh Iblis akan membengkokkan akal manusia melalui rumah tangga. Rumah tangga yang tidak menempuh jalan Allah akan disesatkan oleh syaitan kelompok itu dalam pangkat rendah, sedangkan orang yang berilmu akan disesatkan oleh yang berpangkat tinggi, bahkan hingga syaitan yang di lingkungan ‘arsy iblis. Pengetahuan syaitan yang didekatkan ini sangatlah tinggi maka tipu dayanya akan sangat samar-samar dan sangat menyerupai jalan agama. Seluruh fenomena pernikahan yang menyalahi syariat adalah dari syaitan, walaupun lambang-lambangnya menunjukkan fenomena jalan agama. Syaitan yang memimpin kelompok ini pernah tinggal di surga sehingga mengetahui keadaan surga. 

Salah satu kekejian syaitan adalah mengungkapkan rahasia surga bagi manusia. Bila seorang wanita menemukan petunjuk tentang kursinya di surga, kedudukan ataupun atribut-atribut surga bagi dirinya, itu bisa setara dengan pohon terlarang bagi seorang laki-laki. Boleh jadi itu benar dan boleh jadi salah, tetapi itu bisa digunakan oleh syaitan untuk menyesatkan dirinya. Bila atribut-atribut surga itu bercirikan milik laki-laki lain selain suaminya, maka itu adalah tipuan syaitan baginya. Demikian pula bila seorang istri menemukan petunjuk tentang amal shalih sebagai pendamping di sisi seorang laki-laki lain. Seorang wanita harus menjadi satelit bagi suaminya, baik suami yang sesat ataupun suami yang benar. Bahkan terhadap jihad Rasulullah SAW para wanita tidak diijinkan untuk ikut serta bila meninggalkan suaminya, apalagi terhadap jihad laki-laki lain selain rasulullah SAW. 

Bila penyesatan dalam tingkatan ini terjadi, boleh jadi telah terjalin hubungan batin wanita itu dengan laki-laki lain. Sebelum diberi petunjuk syaitan untuk disesatkan, telah ditiupkan was-was dalam hatinya untuk kemudian disesatkan. Sebagai pakaian, dia ibarat pakaian yang terkoyak. Kadang-kadang pakaian itu terkoyak dari depan dan kadang terkoyak dari belakang. Bila seseorang tidak menginginkan hubungan batin terlarang itu terjadi, pakaian itu terkoyak dari belakang, sedangkan bila menerima hubungan itu maka pakaian itu terkoyak dari depan. Akalnya akan lemah untuk memahami suaminya sekalipun dirinya berusaha menolak waswas itu. Tenaganya akan terpakai untuk melawan godaan waswas. Suaminya akan kehilangan tempat berpijak bagi ladang amal shalihnya, dan akan kesulitan menutup keburukan dirinya. Bila seseorang mengikuti dorongan waswas jiwanya dalam hubungan itu, maka pakaiannya akan terlepas dan akalnya akan bengkok. 

Bila fenomena ini terjadi, ini bisa menjadi sebuah pertanda datangnya fitnah yang sangat besar. Syaitan yang didekatkan oleh iblis itu sedang beraksi untuk menimbulkan fitnah yang sangat-sangat besar. Penyesatan ini tidak hanya bisa menimpa perempuan, walaupun sifatnya memisahkan istri dari laki-laki. Laki-laki dapat tersesatkan oleh syaitan ini, baik untuk memisahkan dirinya dengan istrinya ataupun memisahkan orang lain dengan istrinya. Oleh karena itu setiap orang harus benar-benar berpegang kepada syariat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar