Pencarian

Selasa, 05 April 2016

Menjaga Diri dari Fitnah Dajjal

Dengan tanda-tanda zaman yang menunjukkan semakin dekatnya kedatangan Dajjal, sepatutnya kita mempelajari apa yang telah diajarkan oleh rasulullah untuk menjaga diri dari fitnah Dajjal. Berikut adalah apa yang bisa saya sarikan.

Memohon Perlindungan pada Waktu Sholat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Jika salah seorang di antara kalian melakukan tasyahud, mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal” (HR. Muslim no. 588).

Membaca 10 Ayat Pertama surat Al-Kahfi

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk menjaga atau membaca awal-awal surat Al Kahfi agar terlindung dari fitnah Dajjal. Dalam riwayat lain disebutkan untuk membaca 10 ayat terakhir surat Al Kahfi. 

Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim no. 809).

Dari An Nawas bin Sam’an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ
Barangsiapa di antara kalian mendapati zamannya Dajjal, bacalah awal-awal surat Al Kahfi” (HR. Muslim no. 2937).

Dengan sangat disederhanakan, 10 ayat pertama surat al-kahfi berisi berita tentang akan datangnya pasukan tempur yang sangat kuat dari sisi-Nya dan tentang berita gembira bagi kaum yang beriman. Orang-orang yang berlindung di dalam gua adalah tauladan bagi orang-orang beriman untuk mencari perlindungan dalam masa-masa penuh kesulitan.
“Ba’sun/ba’san “ bermakna kekuatan tempur, atau pasukan tempur. Yang dimaksud pasukan tempur dari sisi-Nya dalam surat Al-Kahfi tersebut adalah kedatangan Khalifatullah Al-Mahdi al-muntadzar untuk memimpin manusia menegakkan agama yang telah sempurna, beribadah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. 
Sebelum kedatangan beliau a.s, manusia akan dipisahkan, disaring  berdasarkan keimanan kepada Allah. Masa penyaringan manusia inilah masa-masa paling berat dalam sejarah kehidupan manusia, tidak ada penderitaan yang lebih berat daripada penderitaan jaman itu,  sebelum dan sesudahnya. Masa itu adalah masa-masa kedatangan al-masih dajjal  menarik orang-orang yang tidak beriman menjadi pengikutnya.
Beruntunglah orang-orang yang tidak terkena fitnah Dajjal. Ashhabul-kahfi adalah tauladan bagi orang-orang beriman menjalani masa penyaringan ini. Orang-orang yang tidak beriman akan terkena fitnah Dajjal. Apabila mereka mampu bertahan hingga kedatangan Khalifatullah Al-Mahdi, mereka akan mengalami penyesalan ketika Al-Mahdi datang dan  memerangi mereka.

Membaca 10 Ayat Terakhir Surat Al-Kahfi

Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ ». قَالَ حَجَّاجٌ « مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ سُورَةِ الكَهْفِ »
“Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.” Hajjaj berkata, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi” (HR. Ahmad 6: 446).

Dengan sangat disederhanakan, ayat-ayat terakhir surat al-kahfi bercerita tentang golongan-golongan manusia pada akhir masa fitnah. Golongan pendusta akan dikumpulkan dan diperlihatkan bagi mereka Jahannam yang diperuntukkan bagi mereka. Orang-orang yang termasuk dalam golongan ini diantaranya : 
- orang yang tidak mempergunakan hatinya untuk mengingat Allah
- orang yang paling merugi, yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya, padahal mereka merasa benar-benar  telah berbuat kebaikan.
Kedua golongan itu adalah golongan yang kafir. Bila dajjal datang kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi pengikut bagi Dajjal.

Menjauh Dari Dajjal

Dari ‘Imron bin Hushain, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهْوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“Barangsiapa mendengar kemunculan Dajjal, maka menjauhlah darinya. Demi Allah, ada seseorang yang mendatangi Dajjal dan ia mengira bahwa ia punya iman (yang kokoh), kemudian ia  menjadi pengikut Dajjal karena (ia tertipu)  syubhat-syubhat  yang dibangkitkannya (oleh  Dajjal )” (HR. Abu Daud no. 4319 dan Ahmad 4: 441)

Dajjal bangkit dari kalangan pembaca Alquran, dan akan tampil bukan sebagai  pihak antagonis yang jelas kejahatannya. Dajjal adalah fitnah, menampakkan diri sebagai orang yang baik padahal penuh tipuan.  Hukum-hukum diterapkan oleh Dajjal bagi semua pihak, sehingga seolah-olah dirinya adalah nabi, atau lebih dari itu dia mengaku sebagai nabi rabb bagi beberapa kalangan. Dajjal akan tampil sebagai seseorang yang layak  dan harus diikuti.
Bagi kalangan orang-orang yang berketuhanan, hidup berdasar pada kitab suci, maka dajjal akan memberikan ayat-ayat dengan susunan sesuai kehendak dirinya, membangkitkan syubhat-syubhat. Dengan penjelasan ayat-ayat kitab suci, dajjal menipu orang-orang yang mengira dirinya beriman. Tindakan terbaik seorang mu’min  ketika mendengar tentang dajjal adalah menjauh dari Dajjal. Hanya orang yang telah mengenal rabb-nya yang tidak tertipu oleh dajjal. Parameter orang mengenal rabb-nya adalah mengenal untuk apa dirinya diciptakan oleh rabb-nya, mengenal amal-amal yang telah ditetapkan baginya sebelum penciptaannya. Mengenal teks-teks tentang asmaul-husna tidaklah menunjukkan pengenalan kepada rabb.

Hadits berikut menceritakan  bahwa orang yang mengenal rabb-nya akan selamat dari tipuan dajjal, dan dajjal menerapkan aturan bagi pengikutnya :

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فَيَتَوَجَّهُ قِبَلَهُ رَجُلٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَتَلْقَاهُ الْمَسَالِحُ مَسَالِحُ الدَّجَّالِ فَيَقُولُونَ لَهُ أَيْنَ تَعْمِدُ فَيَقُولُ أَعْمِدُ إِلَى هَذَا الَّذِى خَرَجَ – قَالَ – فَيَقُولُونَ لَهُ أَوَمَا تُؤْمِنُ بِرَبِّنَا فَيَقُولُ مَا بِرَبِّنَا خَفَاءٌ. فَيَقُولُونَ اقْتُلُوهُ . فَيَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ أَلَيْسَ قَدْ نَهَاكُمْ رَبُّكُمْ أَنْ تَقْتُلُوا أَحَدًا دُونَهُ – قَالَ – فَيَنْطَلِقُونَ بِهِ إِلَى الدَّجَّالِ فَإِذَا رَآهُ الْمُؤْمِنُ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَذَا الدَّجَّالُ الَّذِى ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ فَيَأْمُرُ الدَّجَّالُ بِهِ فَيُشَبَّحُ فَيَقُولُ خُذُوهُ وَشُجُّوهُ. فَيُوسَعُ ظَهْرُهُ وَبَطْنُهُ ضَرْبًا – قَالَ – فَيَقُولُ أَوَمَا تُؤْمِنُ بِى قَالَ فَيَقُولُ أَنْتَ الْمَسِيحُ الْكَذَّابُ – قَالَ – فَيُؤْمَرُ بِهِ فَيُؤْشَرُ بِالْمِئْشَارِ مِنْ مَفْرِقِهِ حَتَّى يُفَرَّقَ بَيْنَ رِجْلَيْهِ – قَالَ – ثُمَّ يَمْشِى الدَّجَّالُ بَيْنَ الْقِطْعَتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ قُمْ. فَيَسْتَوِى قَائِمًا – قَالَ – ثُمَّ يَقُولُ لَهُ أَتُؤْمِنُ بِى فَيَقُولُ مَا ازْدَدْتُ فِيكَ إِلاَّ بَصِيرَةً – قَالَ – ثُمَّ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لاَ يَفْعَلُ بَعْدِى بِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ – قَالَ – فَيَأْخُذُهُ الدَّجَّالُ لِيَذْبَحَهُ فَيُجْعَلَ مَا بَيْنَ رَقَبَتِهِ إِلَى تَرْقُوَتِهِ نُحَاسًا فَلاَ يَسْتَطِيعُ إِلَيْهِ سَبِيلاً – قَالَ – فَيَأْخُذُ بِيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فَيَقْذِفُ بِهِ فَيَحْسِبُ النَّاسُ أَنَّمَا قَذَفَهُ إِلَى النَّارِ وَإِنَّمَا أُلْقِىَ فِى الْجَنَّةِ ». فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هَذَا أَعْظَمُ النَّاسِ شَهَادَةً عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Dajjal muncul lalu seseorang dari kalangan kaum mu`minin menuju ke arahnya lalu bala tentara Dajjal yang bersenjata menemuinya, mereka bertanya, ‘Kau mau kemana? ‘ Mu`min itu menjawab, ‘Hendak ke orang yang muncul itu.’ Mereka bertanya, ‘Apa kau tidak beriman ada tuhan kami? ‘ Mu`min itu menjawab: ‘Rabb kami tidaklah samar.’ Mereka berkata, ‘Bunuh dia.’ Lalu mereka saling berkata satu sama lain, ‘Bukankah tuhan kita melarang kalian membunuh seorang pun selain dia.’ Mereka membawanya menuju Dajjal. Saat orang mu`min melihatnya, ia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, inilah Dajjal yang disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Lalu Dajjal memerintahkan agar dibelah. Ia berkata, ‘Ambil dan belahlah dia.’ Punggung dan perutnya dipenuhi pukulan lalu Dajjal bertanya, ‘Apa kau tidak beriman padaku? ‘ Mu`min itu menjawab, ‘Kau adalah Al Masih pendusta? ‘ Lalu Dajjal memerintahkannya digergaji dari ujung kepala hingga pertengahan antara kedua kaki. Setelah itu Dajjal berjalan di antara dua potongan tubuh itu lalu berkata, ‘Berdirilah!’ Tubuh itu pun berdiri. Selanjutnya Dajjal bertanya padanya, ‘Apa kau beriman padaku?’ Ia menjawab, ‘Aku semakin mengetahuimu.’ Setelah itu Dajjal berkata, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dilakukan seperti ini setelahku.’ Lalu Dajjal mengambilnya untuk disembelih, kemudian antara leher dan tulang selangkanya diberi perak, tapi Dajjal tidak mampu membunuhnya. Kemudian kedua tangan dan kaki orang itu diambil lalu dilemparkan, orang-orang mengiranya dilempari ke neraka, tapi sesungguhnya ia dilemparkan ke surga.” Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah manusia yang kesaksiannya paling agung di sisi Rabb seluruh alam.“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar