Pencarian

Selasa, 05 April 2016

Kemunculan Dajjal

Makna "Dajjal" ialah "Al-Kholath" , yaitu : mencampur, mengacaukan, membingungkan. Dikatakan bahwa "seseorang itu berbuat Dajjal bila ia menyamarkan dan memanipulasi".  Ad-Dajjal   adalah manipulator dan pembohong yang hebat. 
Bertentangan dengan nama aslinya, gelar yang disematkan baginya adalah Al-masih yang  berarti diberkati.  Gelar tersebut menunjukkan bahwa Dajjal sang penipu akan menampakkan diri sebagai orang yang penuh berkat, sehingga dengan penampilan dan perkataannya orang-orang mengira bahwa Dajjal adalah orang yang membawa berkat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa dajjal bukan hanya satu orang, tetapi tiga puluh orang.  Bila kita berbicara tentang dajjal, maka akan akan kita temukan banyak hadits yang berbeda untuk hal yang sama. Beliau SAW bersabda:

وَإِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ
Sesungguhnya di antara dua tangan As-sa’ah (perubahan jaman) adalah munculnya para Dajjal pendusta, jumlah mereka hampir mencapai tiga puluh orang dan mereka semua akan mengatakan dirinya Nabi. (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ كُلُّهُمْ يَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ أَنَا نَبِيٌّ
“di antara dua tangan as-sa’ah (perubahan jaman)  akan muncul sekitar tiga puluh Dajjal pendusta, mereka semua berkata: ‘Aku adalah seorang Nabi, aku adalah seorang Nabi.” (HR. Ahmad)

Walaupun jumlahnya banyak, namun dajjal-dajjal itu akan muncul dari satu kaum pembaca Al-quran, persisnya:  pembaca Alquran namun tidak melampaui kerongkongan mereka. Dengan bacaan fasih alquran itu mereka mendakwakan diri sebagai nabi. Bacaan Alquran mereka hanya ada di mulut dan kepala, tidak melampaui kerongkongan untuk mengubah keadaan jiwa-jiwa mereka.  Hal tersebut diterangkan dalam hadits berikut :

يَنْشَأُ نَشْأٌ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيْهِمْ, كُلَّمَا خَرَجَ فَرْقٌ قُطِعَ حَتَّى يَخْرُجَ فِيْ أَعْرَاضِهِمْ الدَّجَّالُ
“Akan muncul suatu kelompok yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak melampaui  kerongkongan mereka. Setiap kali muncul, mereka dibasmi habis hingga keluar dalam pasukan besar mereka Dajjal.” (HR. Ibnu Majah 174)

Bahwa asal mula dajjal dari kalangan pembaca alquran, ditunjukkan oleh kata “فِيْ “. Hal itu menunjukkan bahwa kemunculannya berasal dari kalangan tersebut, bukan muncul kepada kalangan tersebut. Kemunculan Dajjal dari kalangan pembaca alquran  tentulah dengan sebuah rencana tertentu, bertujuan agar banyak manusia tertipu. Alquran adalah cahaya dan benteng besar kebenaran yang tidak akan bisa diruntuhkan. Tanpa memanipulasi dan mengaduk-aduk ajaran dalam alquran, alam syaitan tidak akan mampu membuat langkah efektif menipu manusia agar mengikutinya.

Kaum Pembaca Alquran namun tidak Melampaui Kerongkongan

Rasulullah SAW menyampaikan bangkitnya kaum ini dalam beberapa konteks dan redaksi yang berbeda. Hal itu menunjukkan besarnya pengaruh kaum tersebut bagi umat manusia.  Betapa berbahayanya kaum pembaca alquran yang ini, yang karenanya banyak manusia akan tertipu menjadi pengikut Dajjal.

Dari Ali r.a berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia terbaik. Mereka membaca alquran tetapi tidak melampaui kerongkongannya. Mereka keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya. Apabila kalian bertemu dengan mereka maka perangilah mereka, karena memerangi mereka berpahala di sisi Allah pada berdirinya as-sa’ah (HR Muslim)

Beberapa ciri kaum ini telah diterangkan Rasulullah saw sebagaimana hadits di atas.

  • Muda usia dan Lemah akal. 
Walaupun masih muda, namun terjadi kelemahan akal di kalangan kaum tersebut. “Merasa diri  paling benar” membuat kaum tersebut tidak mampu melihat kebenaran yang seharusnya diikuti, dan mereka hanya mengikuti pendapat dari kalangan mereka sendiri.

  • Pembicaraan di antara mereka adalah perkataan manusia terbaik.  
Manusia terbaik adalah Rasulullah saw, dan kaum terbaik adalah kaum salafus-shalih yang mengikuti Rasulullah.  Walaupun pembicaraan mereka adalah sunnah-sunnah Rasulullah dan manhaj salafus-shalih, tetapi Rasulullah tidak menerima penisbatan pembicaraan mereka itu kepada diri Rasulullah atau sahabatnya, tetapi dinisbatkan dengan sebutan yang lain yaitu manusia terbaik, tidak mengakui penisbatan terhadap diri beliau SAW.

  • Membaca alquran tetapi tidak melampaui kerongkongan. 
Alquran adalah salah satu cahaya iman yang berguna untuk mengubah jiwa seseorang menjadi lebih baik, sehingga  mengantarkan seseorang untuk berada lebih dekat kepada rabb. Namun bagi kaum tersebut, alquran hanyalah sebuah deretan alat untuk beradu argumen dengan orang lain, tidak untuk perbaikan diri sendiri. Ayat-ayat alquran hanya berada di mulut mereka, tidak melampaui kerongkongannya untuk  mengubah apa yang ada di dalam dada.

  • Mereka keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya.
Islam adalah kebenaran yang harus dicapai. Ibaratnya,  islam adalah sebuah bangunan yang harus disusun dari bata-bata ajaran para nabi. Sebaliknya bagi kaum itu, petunjuk-petunjuk agama ajaran nabi malah digunakan untuk melontarkan diri jauh dari kebenaran. Bahkan mereka menjadikannya sesuatu untuk  membuat luka bagi orang-orang di sekitar mereka dengan bata-bata kebenaran dari islam.

Asal mula kemunculan kaum pembaca alquran namun tidak melampaui kerongkongan ini telah masyhur, sebagaimana telah diterangkan Rasulullah SAW dalam peristiwa pembagian harta rampasan perang hunain. Dalam peristiwa tersebut, dzulkhuwaisirah at-tamimi berkata : “Berlaku adillah wahai Muhammad karena sesungguhnya engkau tidak berlaku adil!”, dia juga mengatakan : ”Pembagian itu tidak diinginkan untuk Wajah Allah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya :  ”Celaka engkau ! siapa lagi yang berlaku adil jika aku tidak berbuat adil?” tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku dipercayakan oleh Dzat yang di atas.
Tatkala ‘Umar bin Khattab r.a ingin membunuhnya, maka Rasulullah berkata :  Biarkan dia! sungguh akan keluar dari keturunannya suatu kaum yang mana kalian merasa kecil/hina terhadap shalat kalian jika dibanding dengan shalat mereka,puasa kalian dengan puasa mereka, mereka membaca al Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka keluar dari islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”.

Dalam peristiwa tersebut, dikatakan  bahwa asal muasal bangkitnya kaum tersebut adalah dari keluarga At-tamimi. Tentu tidak benar bila dikatakan ‘seluruh keluarga at-tamimi adalah kaum tersebut’, karena Rasulullah telah menerangkan pula bahwa  keluarga Attamimi adalah keluarga yang paling gigih berjuang melawan Dajjal sebagaimana hadits dari abu Hurairah r.a.  Lebih tepat bila dikatakan : salah satu keluarga at-tamimi adalah asal muasal kebangkitan kaum tersebut, tetapi tidak seluruh keluarga at-tamimi menjadi kaum tersebut. 

Lebih jauh Rasulullah telah  menerangkan tentang sifat kaum tersebut sebagaimana hadits dari Hudzaifah ibn al Yaman sebagai berikut :

Aku bertanya (kepada Rasulullah SAW): apakah setelah kebaikan terdapat keburukan?  Beliau SAW berkata : ya, (yaitu) para pendakwah  (da’i) yang mengajak kepada pintu-pintu Jahannam. Barang siapa menerima ajakan mereka niscaya dilemparkan  ke Jahannam.
Aku bertanya : wahai Rasulullah, beritakanlah kepada kami sifat-sifat mereka. Beliau SAW berkata : mereka dari kaum kita (arab) dan berbicara dengan bahasa kita.( HR Muslim no 1847.)
Dalam riwayat lain ditambahkan : dan akan bangkit dari kalangan mereka syaitan dengan jasad manusia.

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW telah menunjukkan dengan jelas ciri-ciri kaum tersebut. Mereka adalah para pendakwah, namun dakwah mereka mengantarkan orang-orang yang diseru menuju pintu-pintu Jahannam. Maksudnya adalah: berdasarkan dalil-dalil alquran dan Sunnah Rasulullah, para pendakwah  tersebut mengubah akhlak orang-orang yang diseru menjadi lebih dekat dengan akhlak penghulu Jahannam yaitu iblis. Pengikutnya akan bersifat merasa paling benar dan sombong sebagaimana sifat iblis.

Mereka adalah kaum arab dan berbahasa dengan Bahasa arab. Walaupun dakwah-dakwah itu dilakukan di negara-negara arab dan bukan arab, namun pusat rujukan mereka adalah orang-orang arab. Walaupun dakwah itu dilakukan di negara-negara tidak berbahasa arab, namun  ada upaya keras agar pengikut kaum tersebut berbahasa arab. Kita dengan mudah menemukan kelompok-kelompok pengajian alquran dengan ciri tersebut.

Pendukung Kekuasaan Dajjal

Setelah Dajjal muncul  dari golongan pembaca Al-quran, banyak kaum akan menjadi pembelanya  yang akan mendukung kekuatan Dajjal menguasai muka bumi. Di antara pendukung  kekuasaan Dajjal  adalah bangsa turki dan kaum yahudi ashbahan sebagaimana diceritakan dalam hadits berikut :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِى الشَّعَرِ
Tidak akan tegak  As-sa’ah  hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turk, yaitu kaum di mana wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu” (HR. Muslim no. 2912).

Dalam riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا قَوْمًا نِعَالُهُمُ الشَّعَرُ ، وَحَتَّى تُقَاتِلُوا التُّرْكَ ، صِغَارَ الأَعْيُنِ ، حُمْرَ الْوُجُوهِ ، ذُلْفَ الأُنُوفِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Tidak akan tegak as-sa’ah  hingga kalian memerangi satu kaum yang sandal-sandal mereka terbuat dari bulu, dan kalian memerangi bangsa Turk yang bermata sipit, berwajah merah, hidungnya pesek, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit” (HR. Bukhari no. 3587).

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
Yang mengikuti Dajjal adalah orang Yahudi Ashbahan dan jumlahnya ada 70.000 orang dan mereka memakai thilsan (yang menutup pundak dan badan)” (HR. Muslim no. 2944).

Saat ini kita dapat melihat bahwa bangsa turki dan bangsa arab telah membuat persekutuan untuk sebuah rencana besar. Peralatan tempur dari Arab Saudi dalam jumlah besar telah ditempatkan di negara turki, dengan dalih untuk melakukan serangan terhadap ISIS yang mengacaukan negeri yang telah didoakan keberkahannya oleh Rasulullah SAW, yaitu Syam (Suriah). Sungguh dalih yang aneh, mengingat ketika ISIS dalam keadaan kuat, mereka tidak berbuat apa-apa kecuali memberikan dukungan secara gelap-gelapan, sedangkan ketika ISIS telah hampir dikalahkan oleh pasukan Suriah bersama Russia, mereka menempatkan peralatan tempur dalam jumlah besar di dekat Suriah.
Begitu juga telah terjalin persekutuan antara kaum yahudi dengan Arab Saudi. Negara Israel atas nama kerajaan Arab Saudi telah menjatuhkan bom nuklir di negeri yang telah dimintakan keberkahannya oleh Rasulullah SAW, yaitu Yaman. Arab Saudi tidak memiliki bom nuklir dan pesawat peluncurnya  untuk tipe bom nuklir Yaman, dan hanya Israel yang memilikinya. Tanpa persekutuan erat dua negara, tidak akan terjadi penggunaan bom nuklir untuk pihak ketiga.

Hal menarik tentang Yahudi Ashbahan, apakah yang dimaksud itu adalah Yahudi Isfahan (iran) atau sebenarnya Yahudi Ashkenazi  yang saat ini ada di negara Israel. Isfahan dengan mudah ditulis dalam huruf arab sebagai Isfahan, tanpa perlu dimodifikasi menjadi Ashbahan. Wallahu a’lam.

Negara Israel adalah yahudi, namun mereka bukanlah bangsa ibrani keturunan nabi-nabi. Secara genealogis, bangsa Israel berasal dari wilayah Georgia dari suku Khazar.  Dalam sejarahnya, suku Khazar pernah dipaksa oleh tsar Russia untuk memeluk agama ibrani, baik yahudi, Kristen ataupun Islam. Yang mereka pilih adalah yahudi, dan sejak saat itu mereka menjadi yahudi Ashkenazi.
Kepindahan mereka dari tanah leluhur hingga berdiri negara Israel modern dimulai dari tindakan  tsar Russia menumpas negeri Khazar karena Russia tidak bisa mentolerir peribadatan yang dipengaruhi agama lokal Khazar. Mereka terpencar di eropa barat, kemudian mencengkeram satu persatu negara eropa dengan ekonomi riba.  Hitler beranggapan  bahwa bangsa Yahudi adalah lintah darat yang berusaha menggagalkan sistem perbankan tanpa bunga yang dikembangkan Hitler. Padahal sebenarnya Yahudi lintah darat itu boleh jadi yahudi bukan Ibrani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar