Pencarian

Jumat, 08 April 2016

Kaum Khawarij

Islam dan Terorisme

Dewasa ini, umat islam mendapatkan fitnah bertubi-tubi yang menampakkan islam sebagai agama terroris. Para ulama bersama-sama dengan umat islam selalu menjelaskan bahwa agama islam adalah agama damai, tidak mengajarkan kekerasan apalagi terorisme. Namun dalam realitas ketika terjadi  kasus terorisme, para pelaku yang berhasil diidentifikasi dan ditangkap adalah orang-orang dengan label agama islam. Penangkapan-penangkapan dalam kasus terorisme, hanya sedikit kasus dilakukan oleh umat agama lain.
Munculnya Islam sebagai agama terror mulai mencuat ketika terjadi peristiwa pengeboman world trade centre 911 di amerika. Saat itu, dua gedung kembar WTC ditabrak oleh dua buah pesawat komersial yang dibajak oleh orang-orang arab. Organisasi mujahidin alqaeda dituduh sebagai biang pelaku terorisme, dan islam secara keseluruhan mendapatkan cibiran dan pandangan sinis sebagai agama teroris. Fitnah terhadap islam semakin besar, karena terorisme berikutnya hampir selalu melibatkan orang dengan label muslim, bahkan terorisme yang dilakukan di negara yang berpenduduk mayoritas islam dilakukan oleh orang berlabel muslim.
Tentu pandangan semacam itu salah besar, benar-benar fitnah untuk kebenaran. Kasus terorisme tidak hanya melibatkan pihak muslim saja. Pada dasarnya, terorisme merupakan  desain tindakan yang berakar dari syaitan, bukan dari kebenaran. Para penyembah iblis lah yang membuat seluruh rencana tersebut, dan pengikut  bodoh iblis  yang akhirnya menjadi pelaku tindakan syaitaniah tersebut.
Ketika peristiwa WTC 911 terjadi, ada sebuah kejadian menarik yang tidak terekspose ke public. Peristiwa tersebut dikenal dengan tag “ 5 dancing Israelis”, dimana terdapat 5 pemuda Israel yang merekam kejadian penabrakan pesawat ke gedung WTC, dan mereka menari-nari dengan riang gembira ketika kedua pesawat menabrak gedung dan pada akhirnya gedung tersebut runtuh. Mereka tertangkap oleh pihak kepolisian amerika, namun tidak lama berselang mereka bisa kembali ke Israel, dan bahkan tampil dalam sebuah acara talkshow di televisi Israel, dimana mereka mengatakan bahwa mereka berbangga telah mampu mengerjakan tugas negara.
Rumor mengatakan bahwa orang-orang Israel telah mendapatkan peringatan untuk tidak berada di area gedung-gedung tersebut pada hari peristiwa penabrakan pesawat. Tentu mengherankan bila masyarakat sipil telah mendapatkan larangan tersebut, tetapi CIA membiarkan  pesawat-pesawat tersebut bisa melakukan aksinya.
Fitnah menimpa nama islam ketika pelaksana operasi lapangan terorisme tersebut adalah orang-orang berlabel islam. Sekian bukti menunjukkan bahwa para pembajak pesawat penabrak gedung adalah orang-orang islam yang terkait dengan organisasi Al-Qaeda. Tentu sangat mudah bagi perencana aksi untuk mengumpulkan bukti-bukti otentik atas aksi yang mereka rencanakan. Dengan cepat CIA mendapatkan bukti-bukti pelaku aksi, dan pelaku tersebut adalah orang-orang berlabel islam.
Dalam kejadian tersebut, nampak perencana terror yang sesungguhnya tidak terlihat. Para pelaku lapangan hanya merupakan boneka dari perencana aksi. Namun dalam realitas kehidupan mereka tidak mempunyai hubungan langsung, bahkan satu dengan yang lain benar-benar bermusuhan. Pelaku mempunyai nilai-nilai ideologis yang sangat berbeda bahkan bertentangan dengan perencana. Tentunya ada pihak ketiga yang menjadi penghubung antar pihak tanpa menghubungkan para pihak. 
Banyak  pertanyaan menarik dalam kasus hubungan tersebut.  bagaimana pelaku yang berlabel islam itu bisa menjadi boneka dari perencana. Seperti apakah Islam itu, atau ideologi Islam seperti apa yang para pelaku anut sehingga mereka dengan  mudah menjadi boneka perencana kejahatan. Bahkan orang-orang yang berlabel muslim itu sungguh-sungguh menjadi pelaku terorisme yang sebenarnya, merencanakan dan  melakukan aksi mereka sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa terorisme di negara muslim.

Khawarij

Aksi terorisme adalah  realisasi  rencana  iblis, sangat jauh dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Aksi terror dapat terealisasi karena aktor-aktor terror tumbuh berakar pada tipuan iblis, dimana iblis sangat lihai membuat orang memandang baik apa yang dikerjakannya. Dalam Islam, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya telah dijelaskan oleh Rasulullah sejak dahulu.

Dari Ali r.a berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia terbaik. Mereka membaca alquran tetapi tidak melampaui kerongkongannya. Mereka keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya. Apabila kalian bertemu dengan mereka maka perangilah mereka, karena memerangi mereka berpahala di sisi Allah pada waktu berdirinya as-sa’ah (HR Muslim)

Itulah yang dimaksudkan sebagai Khawarij.  Rasulullah telah menerangkan bahwa akan muncul suatu kaum yang keluar dari islam (khawarij), walaupun mereka membawa ajaran islam. Bahkan dalam sebagian riwayat dikatakan bahwa para sahabat akan merasa minder bila membandingkan shalat, puasa dan ibadah-ibadah mereka terhadap ibadah kaum itu, tetapi kaum itu keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya. 
Rasulullah menerangkan bahwa kaum itu akan tetap ada dari masa ke masa :

يَنْشَأُ نَشْأٌ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيْهِمْ, كُلَّمَا خَرَجَ فَرْقٌ قُطِعَ حَتَّى يَخْرُجَ فِيْ أَعْرَاضِهِمْ الدَّجَّالُ

“Akan muncul suatu kelompok yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak melampaui  kerongkongan mereka. Setiap kali muncul, mereka dibasmi habis hingga keluar dalam pasukan besar mereka Dajjal.” (HR. Ibnu Majah 174)

Kaum khawarij muncul dari generasi ke generasi hingga muncul dajjal di antara mereka.  Mereka bukanlah kaum yang dulu pernah ada dan sekarang telah hilang, tetapi dahulu muncul dan saat inipun kaum itu sangat mungkin ada. Setiap orang harus jeli memperhatikan ajaran yang diikuti, boleh jadi mengikuti kaum khawarij yang ibadahnya membuat minder para sahabat.  Boleh jadi kaum khawarij itu tampak sebagai orang yang ucapannya menarik hati, dan mereka bersumpah atas nama Allah atas kebenaran isi hatinya padahal mereka penentang yang sangat keras.  Allah berfirman:

 “Dan di antara sebagian manusia ada orang yang ucapannya dalam kehidupan dunia  menarik hatimu dan dia persaksikan kepada Alloh atas kebenaran isi hatinya padahal dia penentang yang sangat keras, dan apabila dia berpaling dia berjalan di atas bumi dengan membuat kerusakan di dalamnya dan membinasakan tanaman serta hewan ternak, sedang Alloh tidak menyukai kerusakan.” (QS. Al Baqoroh: 204-206)
“…Mereka (orang-orang khawarij) selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan indah, dan mereka membaca Al Quran tapi (bacaan tersebut) tidak melampaui tenggorokan mereka (tidak masuk ke dalam hati mereka)…” (HR Imam Muslim 7/175)

Dari kasus terorisme yang telah terungkap, banyak dijumpai pelaku-pelaku terorisme dikenal oleh tetangga-tetangga mereka sebagai orang yang berperilaku baik. Kebaikan perilaku itu juga telah diterangkan rasulullah SAW,  bahwa kata-kata mereka baik dan indah. Mereka juga membaca Al-quran yang boleh jadi semakin membuat orang memandang baik perilaku mereka. Hati yang membawa terorisme mereka simpan rapat dalam jasadnya.

Beberapa ciri kaum ini telah diterangkan Rasulullah saw sebagaimana hadits terdahulu di atas.

  • Muda usia dan Lemah akal. 

Walaupun tersembunyi dalam perilaku yang baik dan membaca alquran, rasulullah memberikan isyarat yang dapat menunjukkan ciri mereka, yaitu : Lemah Akal. Orang berilmu seringkali tidak menampakkan keilmuan mereka, tetapi kaum khawarij mempunyai karakteristik lemah akal, tidak dapat menerima kebenaran dari pihak lain. Bagi mereka, kebenaran itu adalah apa yang diucapkan oleh para syaikh mereka walaupun tidak masuk akal. Misalnya, bila dikatakan bahwa syaikh mereka berpendapat bumi tidak berbentuk bola dan matahari mengelilingi bumi (tidak sebaliknya),  maka  mereka akan berpendapat demikian.
Sebagian anak muda saat ini mungkin pernah berhadapan dengan kaum half brained yang berpakaian dan beradat istiadat ala islam. Rasulullah mengatakan bahwa mereka itu muda usia dan lemah akal. Kelemahan akal telah membuat mereka tidak mampu melihat kebaikan atau keburukan secara setimbang, sehingga mudah terpuruk dalam kejahatan namun merasa berbuat kebaikan.
  • Pembicaraan di antara mereka adalah perkataan manusia terbaik.  

Dengan tidak seimbang dalam menilai kebaikan dan keburukan, kaum itu mudah terpuruk dalam keburukan. Dengan pembicaraan sunnah rasulullah dan manhaj kaum salaf, mereka terpuruk dalam kebanggaan sebagai pemilik kebenaran.   Manusia terbaik adalah Rasulullah saw, dan kaum terbaik adalah kaum salafus-shalih yang mengikuti Rasulullah.  Rasulullah tidak menerima penisbatan pembicaraan mereka itu kepada diri Rasulullah atau sahabatnya, tetapi dinisbatkan dengan sebutan yang lain yaitu manusia terbaik.
  • Membaca alquran tetapi tidak melampaui kerongkongan. 

Alquran adalah salah satu cahaya iman yang berguna untuk mengubah jiwa seseorang menjadi lebih baik, sehingga  mengantarkan dirinya untuk berada lebih dekat kepada rabb. Namun bagi kaum tersebut, alquran hanyalah sebuah deretan alat untuk menghakimi dan beradu argumen dengan pihak lain, tidak untuk perbaikan diri sendiri. Ayat-ayat alquran hanya berada di mulut mereka, tidak melampaui kerongkongannya untuk  mengubah apa yang ada di dalam dada.
  • Mereka keluar dari islam sebagaimana anak panah terlepas dari busurnya.

Islam adalah kebenaran yang harus dicapai. Ibaratnya,  islam adalah sebuah bangunan yang harus disusun dari bata-bata ajaran para nabi. Sebaliknya bagi kaum itu, petunjuk-petunjuk agama ajaran nabi malah digunakan untuk melontarkan diri jauh dari mengikuti kebenaran. Bahkan mereka menjadikannya sesuatu untuk  membuat luka bagi orang-orang di sekitar mereka dengan bata-bata kebenaran dari islam.

Akar Ideologis Khawarij

Ciri-ciri yang telah disebutkan di atas pastilah bukan berakar dari ajaran islam yang benar, walaupun mereka membawa ajaran islam. Hal itu adalah buah dari akidah yang buruk, tercermin dalam  betapa buruk buah yang dihasilkan.   Rasulullah  menerangkan tentang akar masalah kaum tersebut sebagaimana hadits dari Hudzaifah ibn al Yaman berikut :
Aku bertanya (kepada Rasulullah SAW): apakah setelah kebaikan terdapat keburukan?  Beliau SAW berkata : ya, (yaitu) para pendakwah  (da’i) yang mengajak kepada pintu-pintu Jahannam. Barang siapa menerima ajakan mereka niscaya dilemparkan  ke Jahannam.
Aku bertanya : wahai Rasulullah, beritakanlah kepada kami sifat-sifat mereka. Beliau SAW berkata : mereka dari kaum kita (arab) dan berbicara dengan bahasa kita (arab).( HR Muslim no 1847.)
Dalam riwayat lain ditambahkan : dan akan bangkit dari kalangan mereka syaitan dengan jasad manusia.

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW telah menunjukkan akar ideologis khawarij berupa keburukan yang nampak sebagai kebaikan. Akar ideologis mereka berasal dari sebuah dakwah,  namun dakwah itu malah mengantarkan pengikutnya menuju pintu-pintu Jahannam. Yang dimaksud sebagai dakwah menuju pintu-pintu Jahannam adalah dakwah yang mengubah akhlak pengikutnya menyerupai akhlak penghulu Jahannam, yaitu Iblis. Bisa saja dakwah itu menggunakan kalimat-kalimat yang diajarkan dalam islam, namun dengan penghayatan yang sesat. Iblis mempunyai keahlian tinggi dengan pengalaman beribu-ribu tahun memoles sesuatu perbuatan agar manusia memandang baik apa yang dikerjakannya. Bahkan dengan kebenaran dalam ajaran islam, iblis mampu  menggelincirkan manusia mengikuti akhlaknya, sehingga Jahannam lah tempat bagi manusia yang mengikutinya.

Sedikit tentang akhlak Iblis  dapat kita ketahui dari fragmen penciptaan adam hingga terusirnya iblis dari surga. Allah SWT berkehendak menciptakan khalifatullah di muka bumi dari kalangan manusia, maka diciptakanlah Adam. Setelah adam tercipta dan ditiupkan ruh-Nya padanya dan diajarkan padanya seluruh nama-nama, para malaikat muqarrabun diperintahkan bersujud kepada Adam, dan seluruhnya bersujud kecuali Iblis. Iblis dikatakan sebagai makhluk dengan sifat abai terhadap perintah rabb, sombong dan kafir.
Betapa Iblis mempunyai keberanian membantah dan menolak perintah rabb untuk bersujud kepada adam. Hal itu adalah karena Iblis merasa benar. Iblis menolak bersujud kepada adam karena sombong membandingkan dirinya dengan Adam. Iblis menolak perintah rabb menunjukkan iblis bersifat abai,  bertindak hanya mengikuti nafsunya, bukan kehendak rabb. Keseluruhan itu menunjukkan bahwa Iblis tidak berpengetahuan, yaitu kafir. Secara ringkas akhlak iblis yang bisa kita ketahui adalah : suka membantah, merasa benar, sombong, abai dan kafir.

Islam harus dipahami dalam semangat ubudiyah (penghambaan). Kebenaran itu berada di sisi rabb yang maha tinggi, bukan permainan selera dan akal manusia. Untuk mengetahuinya, manusia perlu bersujud  berserah diri  agar ditunjukkan dan diberi kebenaran, sehingga bisa bertindak dengan kebenaran. Alih-alih, jika islam dipelajari dalam semangat untuk merasa benar, hal itu akan sangat efektif untuk menjadikan seseorang mencerap semua akhlak iblis ke dalam dirinya. Bila ajaran islam yang dipelajari itu menjadikan diri merasa paling benar, itu adalah ciri langkah kesesatan. Akhlak iblis akan  tercerap dengan cepat menyatu dalam akhlak dirinya, yakni berbantah-bantahan, abai terhadap urusan tuhan (amr) bagi dirinya, sombong dan tidak mempunyai ilmu yang bercahaya. Kendati mempunyai ilmu, ilmu itu sesungguhnya hanya kegelapan waham yang menutup hati sehingga menjadikan hatinya kafir.
Iblis dahulu bertemu rabb, namun dikatakan bahwa iblis adalah kafir. Kekufurannya  itu bukan tidak percaya, tetapi kekufurannya adalah  tidak mempunyai pengetahuan. Iblis juga bertauhid.  Hanya kepada rabb saja iblis mau bersujud, maka iblis menolak perintah-Nya untuk  bersujud kepada adam. Tauhid Iblis yang begitu kuat itu tidak menghapus status iblis dari kekafiran karena Iblis tidak memiliki pengetahuan tentang amr (urusan) tuhannya.
Jika seseorang bertauhid seperti iblis tanpa mau mencari tambahan pengetahuan kebenaran lain, niscaya manusia akan menjadi kafir sebagaimana iblis. Iblis dituntut untuk mengenal adam agar mengenal amr rabb, agar bisa bersujud kepada rabb. Seseorang yang bertauhid dituntut untuk mengenal diri sendiri agar mengenal rabb, karena setiap manusia diciptakan dengan tugas tertentu di sisi rabb.  Hanya dengan bersujud, berserah diri dan  bertaqarrub kepada rabb manusia dapat melihat tugas diri yang ditentukan baginya. Dengan mengenal tugas diri itulah manusia dikatakan mengenal diri, maka dia mengenal rabb-nya, mengenal kebenaran yang berada di sisi rabb. Kebenaran berdasarkan selera dan hasil  pemikiran tanpa berserah diri mencari yang terbaik hanyalah sebuah kabut waham  yang akan menutupi hati.

Penjelasan Detail Rasulullah tentang Khawarij

Pengkafiran sesama muslim adalah sebuah hal besar dalam islam. Seorang muslim yang menuduh muslim lain sebagai kafir, maka tuduhan itu akan kembali kepada dirinya bila yang dituduh tidak seperti yang dituduhkan. Pembahasan tentang khawarij ini tidak dimaksudkan untuk menimbulkan kecurigaan satu muslim terhadap muslim lain. Bila itu terjadi, maka mushibah akan menimpa umat. Kemusyrikan akan menyebar di kalangan islam dengan berbangga-bangga terhadap golongan sendiri.
Rasulullah SAW bersabda : Siapa saja yang mengatakan kepada saudaranya: ‘wahai kafir’, maka pengkafiran itu pasti mengenai salah seorang dari mereka, jika betul apa yang ia katakana, jika tidak, maka ucapan itu akan kembali kepada dirinya.” (HR. Bukhory, no: 6104)

Rasulullah menjelaskan dengan detail tentang khawarij. Hal ini dimaksudkan salah satunya agar seorang muslim tidak gegabah menuduh muslim lain keluar dari islam. Rasulullah telah menjelaskan tentang sifat dakwah menuju Jahannam, bahwa mereka adalah orang-orang arab dan berbahasa arab. Tentu tidak semua orang arab maupun kelompok yang berbahasa arab  merupakan kelompok pendakwah menuju Jahannam. Rasulullah telah memberikan penjelasan detail.

dalam peristiwa pembagian harta rampasan perang hunain, dzulkhuwaisirah at-tamimi berkata : “Berlaku adillah wahai Muhammad karena sesungguhnya engkau tidak berlaku adil!”, dia juga mengatakan : ”Pembagian itu tidak diinginkan untuk Wajah Allah”, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya :  ”Celaka engkau ! siapa lagi yang berlaku adil jika aku tidak berbuat adil?” tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku dipercayakan oleh Dzat yang di atas.
Tatkala ‘Umar bin Khattab r.a ingin membunuhnya, maka Rasulullah berkata :  Biarkan dia! sungguh akan keluar dari keturunannya (dzul khuwaisirah at-tamimi) suatu kaum yang mana kalian merasa kecil/hina terhadap shalat kalian jika dibanding dengan shalat mereka,puasa kalian dengan puasa mereka, mereka membaca al Qur’an namun tidak melampaui kerongkongan mereka, mereka keluar dari islam sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya”.

Dengan jelas rasulullah mengatakan kaum itu bangkit dari keturunan At-tamimi. Tentu idak seluruh keluarga At-tamimi merupakan kaum itu, tetapi khusus kaum yang bangkit  dari salah satu keturunan  dzulkhuwaisirah. Secara umum keluarga At-tamimi adalah kaum yang akan paling gigih memerangi Dajjal, karena dajjal itu begitu dekat dengan mereka. Kaum khawarij itu bangkit dari keluarga at-tamimi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar