Pencarian

Minggu, 04 Juni 2023

Terlupakan Syaitan dari Dzikir

Manusia diciptakan sebagai khalifatullah di bumi yang harus menjadi pemakmur bumi. Pemakmuran di bumi akan dapat dilakukan manusia bila mereka mendzikirkan asma Allah. Pemakmuran dunia yang sesungguhnya hanya dapat dilakukan dengan memakmurkan jiwa dan raga yang ada di bumi, dan hal itu harus dilakukan di atas keimanan. Produktifitas seseorang pada puncaknya dihasilkan dari mengalirkan ke bumi rezeki dan segala sesuatu yang dijanjikan baginya di langit. Suatu upaya pemakmuran tanpa memahami dengan benar ayat Allah yang sedang digelar tidak akan mendatangkan manfaat yang signifikan.

Dzikir adalah upaya mewujudkan pemahaman yang ada dalam diri seseorang bagi semesta mereka. Kadangkala seseorang berdzikir dengan menghapal asma Allah dan menyebutkan asma tersebut dengan lisan mereka. Itu adalah berdzikir tingkat awal. Dzikir yang sebenarnya adalah upaya seseorang merealisasikan pemahaman mereka tentang kehendak Allah bagi semesta mereka. Ada dua hal yang harus dilakukan dalam dzikir, yaitu (1) memperoleh pemahaman terhadap obyek dzikir berupa ayat-ayat Allah dan (2) mewujudkan pemahaman yang diperoleh itu pada semesta mereka. Banyak manusia berupaya memakmurkan bumi, tetapi hanya sedikit yang merupakan dzikir kepada Allah.

Syaitan selalu berusaha menjadikan orang-orang lupa dari dzikir kepada Allah. Di antara cara syaitan melupakan mereka dari dzikir kepada Allah adalah mengambil kuasa melalui orang berdzikir. Syaitan mendorong mereka untuk berkuasa baginya, maka mereka kemudian terlupa dari dzikir mereka. Syaitan menunggu kemajuan pemahaman tiap manusia dalam dzikirnya kepada Allah hingga tingkatan tertentu, kemudian syaitan mendorong mereka untuk mengambil kuasa berdasarkan pemahaman dari dzikir mereka. Mereka mengira berhak untuk memperoleh kekuasaan pada bidang yang mereka berdasarkan pemahaman itu dengan cara mereka.

﴾۹۱﴿اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Syaitan mengambil kuasa melalui mereka maka ia menjadikan mereka lupa mendzikirkan Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. (QS Al-Mujaadalah : 19)

Ketika seseorang berkuasa dengan cara demikian, ia akan terlupa dari dzikir kepada Allah. Mereka merasa sebagai orang penting dan tidak sungguh-sungguh memperhatikan panduan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Pemahaman yang telah diperoleh dari dzikir menjadi sebuah waham kebenaran yang sepenuhnya diikuti, dan ia kemudian terlupa berdzikir kepada Allah. Mereka akan berhenti pada pemahaman mereka itu dan terlupa tujuan mereka berdzikir dan terlupa untuk meneruskan langkah mengikuti uswatun hasanah. Seringkali mereka tidak atau belum benar-benar memahami ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah ataupun kitabullah, maka mereka tidak benar-benar berdzikir kepada Allah. Kadangkala mereka memandang firman Allah yang berkaitan dengan keadaan mereka tidak relevan untuk mereka, dan memandang pendapat mereka lebih tepat daripada firman Allah.

Dalam mendorong seseorang menuju kekuasaan, syaitan tidak secara langsung memberikan hembusan keinginan berkuasa. Seringkali syaitan mempersiapkan konsep dan jalan bagi seseorang untuk berkuasa dalam wujud tiruan jalan Allah. Ada ajaran agama yang tidak membuat seseorang mengikuti langkah Rasulullah SAW sedikitpun tetapi mereka mengatakan diri mereka sebagai pengikut sunnah yang paling benar. Mereka adalah kelompok khawarij yang keluar dari islam. Pada langkah lain yang lebih lanjut, syaitan mendorong seseorang pada pohon khuldi mereka, atau memberikan petunjuk membentuk bayt secara keliru. Syaitan mempersiapkan tipuan yang sesuai dengan keadaan setiap orang yang berdzikir. Setiap orang harus benar-benar memperhatikan langkah mereka agar tidak tertipu oleh dorongan syaitan.

Bagi orang-orang yang benar-benar berdzikir, mereka hanya memperhatikan sampainya rahmat Allah kepada umatnya, tidak benar-benar memperhatikan kuasa yang diberikan kecuali untuk mengalirkan rahmat Allah. Mereka tidak terlupakan dari dzikir akibat memperhatikan kedudukan diri dan kuasa mereka. Mereka mengetahui bentuk rahmat Allah yang seharusnya dialirkan melalui diri mereka. Manakala belum memperoleh sesuatu yang dijanjikan Allah, mereka memperhatikan keadaan diri mereka dan umatnya melalui kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Itu mereka jadikan sebagai bentuk dzikir mereka. Mereka lebih mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, tidak mengandalkan kemampuan yang diberikan kepada mereka. Kemampuan yang diberikan kepada mereka digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan menebarkan rahmat bagi umatnya, tidak untuk mempertunjukkan kuasa dirinya. Demikian itu merupakan ciri-ciri yang dapat dijumpai pada orang-orang yang tetap menegakkan dzikir kepada Allah.

Tujuan akhir perjalanan kehidupan setiap manusia adalah mengikuti Rasulullah SAW hingga menjadi hamba yang didekatkan kepada Allah. Perjalanan menuju kemuliaan itu hanya dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan millah Ibrahim a.s. Tahap awal perjalanan kembali adalah berhijrah ke tanah yang dijanjikan berupa pengenalan diri sendiri, kemudian tahap berikutnya membentuk bayt untuk mendzikirkan dan meninggikan asma Allah. Dengan bayt yang terbentuk, seseorang dapat memberikan layanan kepada umatnya untuk kembali kepada Allah dan untuk memakmurkan bumi. Dengan langkah-langkah tersebut, seseorang dapat datang untuk mengikuti Rasulullah SAW hingga menjadi hamba yang didekatkan kepada Allah. Tahapan perjalanan kepada Allah telah digariskan bagi seluruh makhluk. Merusak salah satu atau lebih proses di antara tahapan-tahapan perjalanan tersebut akan menghalangi manusia dari jalan Allah.

Orang-orang yang terlupakan oleh syaitan menjadi orang asing yang tidak dikenali lagi arah langkah mereka di antara orang beriman yang benar-benar berusaha mengikuti Rasulullah SAW. Hal demikian tidak bersifat subjektif. Mereka sebenarnya menjadi golongan syaitan yang justru digunakan untuk merusak, menghalangi atau menyesatkan orang-orang yang berkeinginan mengikuti millah Ibrahim a.s dan sunnah Rasulullah SAW. Pada masa umat islam dalam keadaan lemah, para ulama khawarij tampil memimpin umat. Di kalangan orang yang mencapai tanah haram pengenalan diri, tampil orang-orang yang langkahnya merusak keadaan orang-orang yang berusaha mengikuti langkah menuju tanah suci atau berusaha membina bayt. Langkah mereka benar-benar asing bagi pengikut Rasulullah SAW.

Bila seseorang yang tertipu syaitan tidak kembali kepada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, mereka akan benar-benar menjadi pasukan syaitan yang merusak umat manusia. Langkah mereka akan terintegrasi dengan strategi syaitan, sedangkan mereka mengira berbuat kebaikan. Mungkin mereka mempunyai khazanah kebenaran tetapi bersifat parsial tanpa terintegrasi pada khazanah Rasulullah SAW. Manakala mereka tertipu, mereka berbuat kebaikan berdasar khazanah parsial tanpa menyadari bahwa syaitan menggunakan mereka untuk berbuat kerusakan yang sangat besar pada bagian amal yang lain. Mereka mempunyai khazanah dari langit dan mengira perbuatan mereka akan mendatangkan kebaikan bagi umat manusia akan tetapi sebenarnya terjadi kerusakan yang sangat besar, karena itu mereka akan menjadi orang-orang yang merugi.

Kelak di hadapan Allah mereka akan bersumpah sebagaimana mereka dahulu di dunia bersumpah, dan mereka mengira bahwa mereka berada di atas suatu hujjah yang benar. Apa yang mereka kira itu tidaklah benar. Mereka tidak memperhatikan dengan benar isi dari kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW yang menjadi tuntunan dalam urusan-urusan yang mereka kerjakan, tetapi lebih memperhatikan pemahaman mereka sendiri. Banyak sumpah-sumpah tentang kebenaran yang akan muncul dari lisan, tetapi hal itu hanya berasal dari apa yang ada dalam pikiran mereka, tidak menunjukkan kebenaran utuh yang dapat terintegrasi kepada Rasulullah SAW. Sumpah mereka benar menurut logika mereka sendiri, tetapi tidak benar bila diukur dari firman Allah dan sunnah Rasulullah SAW.

Menentang Allah dan Rasul-Nya

Upaya mereka memperjuangkan kebenaran versi mereka seringkali terjadi hingga menentang kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Manakala kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW yang berkaitan dengan urusan-urusan yang mereka kerjakan dibacakan dengan benar kepada mereka dan mereka menentang kebenarannya, maka mereka telah menentang kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Bila hal demikian terjadi, mereka termasuk dalam kelompok orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.

﴾۰۲﴿إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولٰئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka itu berada dalam keadaan orang-orang yang hina. (QS Al-Mujaadalah : 20)

Bila seseorang telah mencapai keadaan menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang hina. Syaitan berusaha membalik realitas mulia dan hina dalam persepsi manusia hingga seluruh manusia hendaknya tersesat manakala kembali kepada Allah. Syaitan mempunyai cara yang licik. Mereka membalik standar kemuliaan dari kitabullah dan sunnah, disertai mengacau keadaan orang-orang beriman yang sekira dapat mengetahui dan menjaga standar kemuliaan yang benar. Orang yang mengikuti syaitan-lah yang menempati kedudukan rendah walaupun ditampakkan sebagai kemuliaan, sedangkan kemuliaan adalah mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Substansi kerendahan ada pada orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Dengan kerendahan itu syaitan melalui pasukannya melakukan agitasi terhadap para pengikut Rasulullah SAW untuk menjadikan mereka terlihat rendah.

Serangan paling utama dilakukan syaitan terhadap pernikahan. Bilamana seorang suami dan isteri berhasil dipisahkan dengan hasutan dari syaitan, mereka barangkali akan terpisah secara tidak terhormat. Laki-laki akan menghujat mantan isterinya dan perempuan akan menghujat mantan suaminya, maka terbukalah keburukan yang mereka simpan sebelumnya. Dalam perkara demikian, syaitan akan selalu menyediakan materi yang dapat digunakan untuk menghujat satu sama lain secara telak.

Bilamana tidak berhasil dipisahkan, syaitan mungkin akan memunculkan pikiran buruk dan tuduhan di antara mereka yang merendahkan satu dengan yang lain. Misalnya seorang isteri mungkin saja dibuat menuduh suaminya sebagai laki-laki gila perempuan tanpa kemampuan. Demikian pula seorang suami mungkin akan dibuat menuduh isterinya sebagai perempuan tidak taat. Hal demikian akan menimbulkan suasana yang tidak nyaman dalam keluarga dan akan mengarahkan keluarga itu menjadi orang-orang yang rendah dalam pandangan manusia. Syaitan dapat menyediakan bahan tuduhan buruk bagi kedua pihak terhadap yang lain bahkan dari khazanah ilahiah sekalipun. Syaitan mempunyai sasaran agar orang-orang yang mengikuti Rasulullah SAW dipandang rendah.

Hal terjadi ini tidak terbatas hanya di lingkup suami isteri. Karena menjadi sasaran syaitan, dua orang beriman dapat dibuat saling merendahkan sahabatnya. Ada materi yang disediakan syaitan bagi masing-masing pihak agar berprasangka buruk pada sahabatnya. Secara timbal balik, satu pihak didorong untuk berbuat sesuatu yang tidak disukai pihak lain. Hal ini kadang terjadi dalam jangka panjang secara perlahan tetapi sistematis hingga masing-masing merendahkan yang lain. Kadangkala seseorang tanpa sadar mendorong sahabatnya masuk pada suatu upaya syaitan merendahkan karena tidak terlihat oleh yang mendorong, sedangkan mereka ingin bersama berjuang menegakkan sunnah. Sekalipun upaya syaitan itu tampak terpisah dari orang yang mendorong, sangat mungkin itu akan merambat pula kembali kepadanya. Intensitas tekanan dalam kasus ini lebih ringan daripada dalam rumah tangga, tetapi mungkin lebih tinggi kesulitan dalam resolusi karena kendala komunikasi.

Kasus-kasus demikian adalah contoh utama perbuatan agitasi syaitan. Proses demikian berjalan secara konkret melibatkan pasukan syaitan dari manusia, bukan terjadi hanya melalui pikiran atau hawa nafsu orang-orang yang mereka rendahkan. Seringkali peran masing-masing pengikut syaitan hanya samar, tetapi mempunyai tujuan jelas. Tidak terbatas dalam kejadian demikian, syaitan menggunakan pasukan mereka dari kalangan manusia dengan berbagai cara untuk menjadikan pandangan manusia tentang mulia dan hina terbalik. Hendaknya setiap orang berusaha menemukan langkah ketakwaan masing-masing dalam menghadapi setiap tipu daya syaitan. Bila setiap orang tidak menentang kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW serta berjalan mengikutinya, maka jalan syaitan akan sempit.

Orang yang mengikuti Rasulullah SAW pasti akan menang, dan orang yang mengikuti syaitan menentang Rasulullah SAW akan menjadi hina bila tidak bertaubat. Seringkali dalam prosesnya, seorang yang mengikuti Rasulullah SAW telah mempunyai materi untuk menghinakan penentang Rasulullah SAW, tetapi tidak menggunakannya karena lebih berharap taubatnya para penentang. Misalnya mereka kalah terpisahkan antara suami dan isteri, mereka dapat menyeret penentang Rasulullah SAW menuju kehinaan pula melalui kekalahan itu. Dalam setiap proses, mereka mempunyai materi untuk menghinakan penentang Rasulullah SAW, karena substansi kehinaan itu ada pada penentang. Bila penentang Rasulullah SAW tidak bertaubat dan belum dihinakan dalam kehidupan di dunia, mereka akan dihinakan setelah kematiannya, dan selambat-lambatnya kelak di akhirat akan menjadi orang-orang yang dihinakan. Hendaknya setiap orang bertaubat dengan benar mengikuti Rasulullah SAW.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar