Pencarian

Senin, 27 Februari 2023

Bersegera Melakukan Amal

Manusia akan menghadapi suatu masa fitnah yang sangat gelap karena fitnah-fitnah syaitan. Mereka akan tidak mengetahui kebenaran dan kebathilan secara pasti karena fitnah-fitnah itu. Apa yang benar dalam ukuran Alquran dan sunnah Rasulullah SAW akan tampak samar-samar kebenarannya, dan yang turunan dari kedua tuntunan itu akan bisa tampak sebagai sesuatu yang bathil, sedangkan kebathilan akan dipandang manusia sebagai suatu kebenaran yang harus mereka ikuti. Bahkan sebagian manusia akan memandang bahwa Alquran dan sunnah Rasulullah SAW adalah kebathilan. Demikian carut marut keadaan pada masa itu karena fitnah yang ditimbulkan oleh syaitan.

Dalam keadaan demikian Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk segera memulai amal. Dari Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasûlullâh SAW bersabda :

بَادِرُوْا بِالْأَعْمَـالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْـمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُـؤْمِنًـا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا.
Bersegeralah memulai amal-amal karena fitnah-fitnah itu seperti potongan malam yang gelap; di pagi hari seseorang dalam keadaan beriman dan di sore hari menjadi kafir, atau di sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan keuntungan duniawi yang sedikit. (HR. Muslim no. 118, 186), at-Tirmidzi (no. 2195), Ahmad (II/304, 523), Ibnu Hibban (no. 1868-Mawârid).

Kata perintah memulai amal-amal itu (بَادِرُوْا) dapat dipahami sebagai perintah memulai amal yang bukan merupakan sebuah amal populer yang terpahami oleh masyarakat umum, sebagaimana seorang prajurit yang harus bertindak sendiri tanpa menunggu perintah atasan untuk menyelamatkan teman-temannya. Ada azas manfaat dan menghindari madlarat yang menjadi latar belakang perintah tersebut walaupun mungkin harus mengorbankan aspek kebersamaan dengan orang-orang lain. Perintah bertindak sendiri ini bukan dimaksudkan untuk mengesahkan tindakan berbuat sendiri tanpa musyawarah, akan tetapi karena ada madlarat yang sangat besar yang akan menimpa bila seseorang tidak memulai amalnya.

Perintah tersebut disampaikan kepada banyak orang, bukan hanya kepada seseorang. Manakala beberapa orang dapat memahami secara tepat kebenaran dari kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW untuk ruang dan jamannya, hendaknya mereka bersama-sama bersegera menunaikan amal-amal yang mereka ketahui dari kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Bila tidak menemukan sahabat yang mempunyai pemahaman yang sama sebagai landasan urusan masing-masing, maka hendaknya kesendirian itu tidak menghalangi untuk berbuat demi kebaikan umat manusia seluruhnya. Sangat penting untuk memulai amal-amal bersama-sama dengan orang lain yang memahami.

Perintah ini berlaku secara khusus pada masa fitnah dan bagi orang-orang tertentu. Pada masa itu, mungkin hanya beberapa orang yang mengetahui kebenaran dari Allah, dan mengetahui madlarat yang akan menimpa umat manusia, sedangkan kebanyakan orang hanya terhanyut dalam fenomena dzahiriah dan waham-waham tanpa landasan pengetahuan terhadap kehendak Allah untuk urusan jaman mereka. Kepada orang-orang yang mengetahui kebenaran berdasarkan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW inilah perintah ini ditujukan, tidak bagi kebanyakan umat manusia karena bilamana setiap orang bertindak tanpa mengikuti norma-norma yang berlaku maka keadaan akan semakin berantakan. Sikap bertindak sendiri demikian membutuhkan timbangan terhadap diri secara teliti, karena sangat mudah seseorang terjerumus bersikap merasa benar sendiri tanpa memperhatikan peringatan orang lain. Bagi orang yang memahami kebenaran berdasar kedua tuntunan mulia, maka perintah demikian disampaikan dengan redaksi tertentu, yang jelas bagi orang yang memahami.

Bentuk Amal

Amal-amal yang harus segera dilakukan itu adalah amal terkait dengan keselamatan umat manusia dari fitnah-fitnah yang akan datang, terutama terkait dengan keimanan umat manusia. Pada masa jaman itu tiba, seseorang dapat berubah-ubah keimanannya dengan sangat cepat. Bilamana pada sore hari seseorang beriman, ia bisa berubah menjadi kufur pada pagi hari berikutnya. Manakala seseorang beriman pada harinya, ia dapat berubah menjadi kufur pada sore harinya. Mereka dengan mudah menjual keimanan mereka dengan kekayaan duniawi.

Keimanan merupakan tatanan hati hingga semesta duniawi menurut kebenaran dari sisi Allah. Seseorang tidak beriman bila tidak berusaha menata hati mereka berdasar kebenaran dari Allah, dan tidak dikatakan benar-benar beriman manakala hati mereka berbalik dari kebenaran manakala menghadapi segala yang menyenangkan atau menguji hawa nafsu dan syahwat mereka, baik harta duniawi, perempuan-perempuan yang menyenangkan ataupun kedudukan di antara umat manusia. Pada tahapan berikutnya, keimanan akan berhadapan dengan tipu daya syaitan. Seseorang yang benar-benar beriman adalah orang yang diselamatkan dari tipu daya syaitan, dan mereka mengetahui bahwa Allah-lah yang menyelamatkan mereka dengan pengetahuan yang memiliki landasan pada kitabullah. Tanpa mengetahui hal ini, sangat mungkin sebenarnya ia tertipu. Seandainya orang demikian tidak memperoleh jalan untuk menata semesta mereka menurut kebenaran dari Allah, mereka tetaplah orang yang benar-benar beriman. Sebaliknya seseorang yang dengan mudah memperoleh jalan menata semesta mereka tetapi tidak selamat dari tipuan syaitan, maka mereka bukan orang yang benar-benar beriman.

Upaya menjaga keimanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka harus memperoleh jalan untuk menata semesta mereka agar keimanan di antara umat manusia terjaga. Bila seseorang tidak benar-benar beriman, mereka akan mudah ditipu sehingga umat manusia tersesat mengikuti fitnah-fitnah. Bila orang beriman tidak mempunyai jalan untuk menata semesta mereka berdasarkan keimanan, sulit bagi mereka melaksanakan perintah Rasulullah SAW tersebut. Bila orang yang benar-benar beriman tidak memperoleh jalan, maka hendaknya mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membangun jalan untuk memperhatikan keimanan dari umatnya dari fitnah-fitnah.

Manakala benar-benar tidak memperoleh jalan, tetaplah ia harus menyampaikan apa yang ia ketahui dari kebenaran dari sisi Allah yang seharusnya disampaikan kepada umatnya. Bukan tanggung jawabnya untuk menjadikan orang-orang beriman, dan ia hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan apa yang perlu disampaikannnya. Hal ini tidak menghilangkan kewajibannya untuk menemukan jalan manakala jalan itu terlihat baginya. Manakala ia harus menyingkirkan halangan satu demi satu sebelum memperoleh jalan menyampaikan kepada umat, maka ia harus mengusahakan tersingkirnya halangan itu satu demi satu dengan cara yang baik.

Membina keimanan umat merupakan pokok yang harus diperhatikan. Selain pokok itu, ada masalah duniawi yang harus diperhatikan untuk menambah spektrum penjagaan, mengurangi orang-orang yang terpaksa menjual keimanannya untuk harta duniawi. Akan tetapi ini bersifat cabang yang harus diperhatikan setelah membina keimanan setiap umat. Keadaan pada zaman fitnah akan sangat sulit hingga tidak akan ada masalah duniawi yang dapat menjaga iman umat manusia. Upaya duniawi ini hanya berlaku untuk memperkuat pembinaan pada masa sebelum masa terberat tiba. Bila penataan masalah duniawi dilakukan dengan baik, ada potensi untuk mengurangi tingkat kesulitan pada masa sulit dan potensi banyak orang beriman yang dapat mencapai masa paling sulitnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar