Pencarian

Kamis, 07 Maret 2024

Menggapai Rahmat Allah

Allah telah mengutus Rasulullah SAW ke alam dunia untuk menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia dalam beribadah kepada Allah. Hendaknya seluruh umat manusia mengikuti jejak langkah beliau SAW dengan membentuk akhlak al-karimah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Dengan mengikuti Rasulullah SAW, seseorang akan menemukan jalan untuk kembali kepada Allah menjadi hamba yang didekatkan. Allah telah mengutus Rasulullah SAW ke alam dunia untuk menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia dalam beribadah kepada Allah.

Mengikuti langkah Rasulullah SAW menuju akhlak mulia harus dilakukan dengan berusaha mengikuti tuntunan berupa kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW hingga tingkatan amal-amal. Amal yang mengikuti tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW itulah yang dapat dikatakan sebagai amal-amal shalih, dan amal shalih itu akan mendatangkan janji Allah untuk memberikan balasan surga. Surga tidak akan dapat diperoleh seseorang hanya dengan amal-amal perbuatan manusia, karena surga hanya diperoleh dengan rahmat Allah, dan rahmat itu ada pada Rasulullah SAW dan kitabullah Alquran. Demikian pula surga tidak akan diperoleh dengan mewujudkan angan-angan, baik orang angan-angan kaum muslimin ataupun angan-angan ahli kitab lainnya.

﴾۳۲۱﴿لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَن يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
(Balasan) itu bukanlah menurut angan-anganmu dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan keburukan, niscaya akan diberi pembalasan dengan (keburukan) itu dan ia tidak mendapat wali dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.(QS An-Nisaa :123)

Sebagian amal-amal yang dilakukan oleh orang-orang islam dapat dikatakan sebagai angan-angan, yaitu amal-amal yang dilakukan tanpa suatu landasan dari kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW tetapi hanya berdasarkan suatu cita-cita yang terbentuk pada tataran hawa nafsu. Sebagian di antara muslimin ada yang membangun suatu cita-cita tanpa suatu landasan dan proses yang benar, tidak melakukan amal berdasar suatu ketulusan atau cita-cita yang benar. Landasan dan proses yang benar itu adalah keinginan membina diri dalam sifat rahman dan rahim dan berbuat atas kedua sifat itu. Dalam kasus yang rumit, suatu kaum mungkin menyangka bahwa mereka berbuat di atas cita-cita yang benar dengan landasan membina sifat rahman dan rahim tetapi tidak menyadari bahwa urusan mereka tidak terhubung kepada Rasulullah SAW sedangkan seharusnya mereka telah seharusnya menghubungkannya, tetapi menolak menghubungkannya dengan benar. Cita-cita demikian termasuk angan-angan. Manakala seseorang atau suatu kaum beramal berdasarkan cita-cita pada hawa nafsunya, maka ia sebenarnya hanya berbuat keburukan (سُوءًا) dan ia akan memperoleh balasan sesuai dengannya. Mereka tidak akan mendapatkan wali dan tidak pula penolong bagi perbuatan-perbuatan mereka.

Berbagai Macam Angan-Angan

Kebanyakan angan-angan berasal dari syaitan, atau bilamana seseorang membentuk sendiri angan-angan itu pada hawa nafsunya, maka syaitan kemudian menyuburkannya. Hampir setiap keinginan pada manusia pada dasarnya berasal dari hawa nafsu kecuali disertai keinginan untuk membina sifat rahman dan rahim dalam dirinya. Syaitan bisa menumbuhkan angan-angan pada diri manusia sekalipun berdasarkan ayat-ayat kitabullah manakala ayat-ayat kitabullah itu ditumbuhkan pada tingkatan hawa nafsu tanpa keinginan untuk membina sifat rahman dan rahim dalam diri. Seorang manusia dapat berkhotbah dengan ribuan dalil untuk membangkitkan umat, akan tetapi bila tidak dilakukan di atas landasan keinginan membina sifat rahman dan rahim, ia dapat dikalahkan syaitan untuk berbuat mengikuti hawa nafsu.

Suatu seruan tauhid sekalipun dapat digunakan syaitan untuk menyesatkan manusia. Kaum khawarij adalah orang-orang yang paling keras menyerukan tauhid kepada umat manusia, tetapi seruan mereka tidak dilandasi dengan pembinaan sifat rahman dan rahim. Pada ujungnya, orang-orang yang mengikuti langkah kaum khawarij akan tersesat sangat jauh, karena mereka sebenarnya mengikuti syaitan. Harus disadari bahwa Iblis terkutuk benar-benar bertauhid bila diukur dalam kacamata manusia, tidak ingin bersembah kepada selain Allah hingga tidak mau bersujud kepada Adam manakala diperintahkan. Ia mempunyai tauhid tersendiri, sedangkan Allah menghendaki setiap makhluk untuk bertauhid dengan jalan membina sifat rahman dan rahim meniru asma Allah yang paling utama sehingga makhluk itu menjadi layak sebagai makhluk yang didekatkan kepada Allah. Sujudnya iblis selama ribuan tahun umur mereka tidak boleh dijadikan representasi tauhid yang dikehendaki Allah. Iblis diusir karena akhlaknya buruk bukan karena sujudnya kepada Allah.

Sebagian angan-angan tumbuh di kalangan orang-orang yang berusaha mengikuti langkah Rasulullah SAW. Akhlak mulia harus ditumbuhkan di atas jalan tazkiyatun-nafs. Setiap orang harus mencapai kesucian nafs tertentu sebelum diarahkan pada suatu sasaran amanah yang ditentukan bagi mereka. Hal ini diperlukan agar hawa nafsu tidak menyimpangkan mereka manakala melaksanakan amal-amal berdasarkan tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Harus tumbuh dalam diri setiap orang suatu keinginan untuk memberikan rasa cinta kasih kepada orang lain dengan jalan yang ditentukan Allah mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dalam suatu bentuk keinginan yang tidak terkotori oleh keinginan lainnya ataupun dendam dan perasaan yang lain. Bila telah tumbuh keinginan demikian, hendaknya mereka diperkenalkan kepada amr jami’ Rasulullah SAW untuk ruang dan jaman mereka. Bila amr jami’ Rasulullah SAW diperkenalkan terlalu dini, kebanyakan manusia akan melangkah secara menyimpang mengikuti hawa nafsu yang tumbuh semakin cerdas, dengan dibantu syaitan.

Orang-orang yang menyimpang karena pengenalan terlalu dini terhadap amr yang harus mereka laksanakan akan sangat sulit untuk menyatu dalam aljamaah. Mereka mungkin akan tampak sangat pandai mengerti banyak hal dalam banyak urusan, tetapi mereka tidak mengetahui arah yang harus ditempuh untuk kembali kepada Allah. Tidak jarang pengetahuan di antara mereka unik yang sulit untuk dipahami orang lain dan sulit pula ditemukan salahnya. Ada sedikit manfaat dari pengetahuan itu, tetapi madlaratnya sangat besar. Muslimin secara umum akan kesulitan untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar karena langkah mereka telah lebih jauh, dan syaitan membacakan kepada mereka sesuatu yang membuat mereka mempunyai suatu pengetahuan yang diyakini. Mereka akan melangkah tak tertahan tidak menyatu dalam jamaah mengikuti Rasulullah SAW, sedangkan mereka memandang amal-amal mereka sebagai kebaikan.

Di sisi lain, orang-orang yang telah siap untuk mengikuti langkah al-jamaah hendaknya diarahkan untuk mengikuti amr jami’ Rasulullah SAW. Tanpa mengenal amr jami’, pembinaan akhlak di antara mereka akan terhenti tidak berkembang. Akal mereka tidak akan mengenal dengan benar urusan yang harus dikerjakan sebagai amanah bagi diri mereka masing-masing. Orang-orang yang telah bersih hati belum tentu mampu mengenali ke arah mana mereka harus melangkah bila tidak diperkenalkan kepada amr jami’. Hanya sedikit orang yang secara mandiri mempunyai keyakinan dalam melangkah mengikuti Rasulullah SAW.

Amanah Allah bagi setiap manusia telah tertulis dalam kitabullah Alquran, akan tetapi manusia tidak memahaminya. Rasulullah SAW mengajarkan kitabullah itu kepada manusia, demikian pula para pewaris nabi, maka hendaknya manusia mencari kepada Rasulullah SAW. Mereka akan mendapatkan amanah itu sebagai satu urusan dalam amr jami’ Rasulullah SAW, baik secara langsung maupun melalui wasilah-wasilah yang menghubungkan dirinya kepada Rasulullah SAW. Amal yang dikalungkan Allah bagi setiap manusia ada dalam kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW, maka setiap orang hanya akan menemukan amanahnya itu melalui kitabullah Alquran.

Amr Rasulullah SAW untuk ruang dan jaman mereka itu harus dilaksanakan agar pemakmuran bumi terwujud. Manusia tidak akan menemukan amanahnya melalui angan-angan yang mereka bangun sendiri ataupun dibangun syaitan, hanya melalui kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Tazkiyatun-nafs menjadi pondasi untuk mengenal urusan itu. Ayat-ayat Allah berupa kitabullah dan ayat kauniyah harus digunakan untuk membaca kehendak Allah, sehingga manusia dapat menyatu dalam suatu jamaah mengikuti Rasulullah SAW bersama wasilah-wasilah mereka dan umat mereka. Manakala seseorang belum mengenal kedudukan Rasulullah SAW dalam urusan dirinya, ia sebenarnya belum benar-benar mengenal dirinya.

Waspada dalam Menempuh Jalan Taubat

Sikap waspada dalam menempuh perjalanan kembali kepada Allah harus selalu dipertahankan dengan berpegang teguh pada tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Manusia dapat tergelincir dalam setiap tahapan perjalanan mereka. Seseorang yang masih kuat hawa nafsunya dapat tergelincir mengikuti syaitan menjadi orang-orang yang kuat dan jahat di antara manusia. Kaum muslimin dapat tertipu mengikuti ajaran orang-orang khawarij. Orang-orang yang telah bersih hatinya dapat terhenti atau tersesat mengikuti ajaran yang tidak mengarah kembali kepada Allah. Bahkan orang-orang yang telah menjadi hamba Allah yang terpilih dapat berbalik menempuh kembali jalan kedzaliman.

﴾۲۳﴿ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang mendzalimi diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang bersegera berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Faathir : 32)

Ayat di atas bercerita tentang keadaan para hamba Allah yang terpilih untuk menerima warisan Rasulullah SAW berupa kitabullah Alquran. Ada tiga keadaan para hamba Allah yang terpilih. Ada orang-orang yang mendzalimi diri mereka sendiri setelah menerima warisan kitabullah, ada orang-orang yang hanya mampu berdiri pada pertengahan berusaha sebisa mungkin mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, dan sebagian orang memperoleh ijin Allah untuk bersegera berbuat kebaikan setelah menerimanya. Orang-orang yang bersegera berbuat kebaikan tidaklah akan mampu bersegera berbuat kebaikan dengan warisan kitabullah yang diterimanya, tetapi hanya dapat melakukannya dengan ijin Allah.

Bilamana Allah belum mengijinkan, maka keinginan mulia orang yang mewarisi kitabullah hanya akan terwujud dalam bentuk menjadi umat pertengahan. Barangkali mereka tidak dapat memberikan sumbangsih mereka kepada orang lain sesuai dengan bagian kitabullah yang mereka warisi dari Rasulullah SAW. Umat islam tidak boleh mengatakan terhadap apa-apa yang mereka sampaikan sebagai omong kosong tanpa bukti. Boleh jadi masalah yang menghambat mereka untuk memberikan sumbangsih dari kitabullah adalah umat islam sendiri, bukan keadaan para pewaris kitabullah tersebut. Hal demikian lebih mungkin terjadi walaupun bukan tidak mungkin ada persoalan pula pada pewaris kitabullah tersebut. Pengetahuan tentang hal-hal yang menjadikan izin Allah tidak diturunkan kepada mereka berada di sisi Allah. Yang jelas, mereka bukan orang yang kemudian menempuh jalan yang dzalim setelah menerima warisan kitabullah, sekalipun belum diijinkan Allah untuk memberikan sumbangsih diri mereka kepada umat.

Di antara orang yang dijadikan sebagai hamba Allah yang terpilih menerima warisan kitabullah Alquran, ada orang-orang yang kemudian tergelincir menjadi orang-orang yang dzalim. Mereka tidak melangkah mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, tetapi justru mengikuti diri mereka sendiri. Sekalipun seseorang telah terpilih untuk menerima warisan kitabullah, seorang hamba tidak boleh mengandalkan diri sendiri dalam melangkah. Persangkaan bahwa dirinya baik, benar, mengandalkan Allah dan lain-lain tidaklah berarti benar manakala tidak berpegang pada kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW, dan ia sebenarnya mengandalkan diri sendiri. Persangkaan mengandalkan Allah itu hanya benar bila ia berpegang pada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW.

Tidak sedikit di antara persangkaan-persangkaan manusia sebenarnya merupakan angan-angan yang dibangkitkan oleh syaitan, termasuk persangkaan-persangkaan tentang kebaikan. Nilai persangkaan demikian akan dapat diketahui dengan diuji berdasar kitabullah Alquran. Menilai persangkaan berdasarkan sumpah-sumpah orang yang menyangka tidak dapat menunjukkan bobot yang benar. Manakala Alquran dan sunnah Rasulullah SAW mengatakan hal yang sama, maka persangkaan itu adalah persangkaan yang benar dan berisi. Manakala Alquran mengatakan yang sebaliknya, maka persangkaan itu hanyalah angan-angan yang dibangkitkan syaitan. Rahmat Allah tidak akan diperoleh dengan mengikuti angan-angan, sekalipun angan-angan dari orang beriman atau angan-angan para ahli kitab. Rahmat Allah terdapat dalam langkah mengikuti kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Seandainya seorang mukmin memperoleh suatu penjelasan dalam dirinya, ia hendaknya mencari penjelasan itu dari kitabullah Alquran, tidak membiarkan penjelasan itu tanpa landasan dari kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.

Ada masalah rumit di kalangan umat yang mungkin akan muncul dari ahli waris Alquran yang mendzalimi diri. Kedzaliman demikian akan menimbulkan kerusakan yang sangat besar, hanya saja mungkin hanya sedikit orang yang bisa menyadari kerusakan yang akan datang. Kebanyakan orang tidak dapat menyadari kerusakan yang akan ditimbulkan dan melihat urusan mereka baik-baik saja. Dzalim terkait dengan langkah kembali (taubat) kepada Allah. Manakala seseorang yang dijadikan pewaris kitabullah kemudian berbuat dzalim, ia berbelok menyimpang atau berbalik dari langkah taubat kepada Allah. Sebagai pewaris kitabullah, tentu seseorang telah menempuh langkah yang jauh dalam taubatnya. Mungkin banyak orang telah mengikuti langkahnya, dan kedzaliman yang dilakukan akan sulit diketahui oleh para pengikutnya. Mungkin mereka akan mengikuti pula langkah-langkah yang ditempuh, atau mereka akan menemukan jalan taubat yang tidak tetap arahnya untuk ditempuh. Keadaan demikian akan menimbulkan kesulitan dalam skala yang besar. 

Hendaknya setiap orang berusaha untuk kembali melangkah di jalan taubat dengan mengikuti kitabullah Alquran. Para pencari kebenaran yang mengikuti harus selalu berpegang pada kitabullah. Bila ia dapat mengalami kecurigaan terhadap kemungkinan kesesatan sahabatnya, kesesatan itu mungkin pula menimpa dirinya. Bahkan kesesatan itu mungkin pula menimpa orang terpilih yang diikutinya manakala berselisih atau bertentangan dengan kitabullah. Berpegang pada kitabullah dalam perjalanan taubat bersifat mutlak, tidak ada yang dapat menjamin kebenaran termasuk para wali Allah manakala berselisih atau bertentangan dengannya. Para pewaris manakala berselisih hendaknya kembali pula berpegang pula kepada kitabullah, tidak mengandalkan diri sendiri. Hendaknya ia mentaati tuntunan Rasulullah SAW hingga tidak keluar dari al-jamaah.

Orang lain yang juga mempunyai bagian dari kitabullah mungkin akan dapat membantu untuk jalan kembali kepada kitabullah dan mengurangi kerusakan yang akan ditimbulkan, setidaknya mengetahui cara berusaha untuk mencegah kedzaliman. Hamba-hamba Allah yang terpilih untuk mewarisi kitabullah pada dasarnya hanya mewarisi sebagian dari kitabullah yang merupakan bagian mereka saja. Manakala mereka mempunyai rasa takut kepada Allah, mereka itu adalah ulama. Tanda dari rasa takut itu adalah mereka mengetahui bahwa banyak hal yang tidak diturunkan kepada dirinya dan mungkin diturunkan kepada sahabatnya. Mereka mengetahui bahwa orang-orang lain mempunyai warna yang berbeda-beda dari dirinya, dan seluruhnya membawa khazanah diri mereka masing-masing. Manakala orang lain membacakan khazanah dirinya, ia mengetahui bahwa khazanah itu dari Allah yang bisa memberikan manfaat besar kepada dirinya. Bila seseorang takut kepada Allah, ia akan memperoleh manfaat dari sahabatnya. Bila seseorang merasa bahwa kitabullah hanya untuk dirinya, ia akan kesulitan melihat khazanah Allah yang diturunkan kepada sahabatnya dan sulit untuk mendapatkan manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar