Pencarian

Minggu, 05 November 2023

Prinsip Dasar Pengharaman : Membuat Perkataan Tentang Allah tanpa Pengetahuan

Allah telah mengutus Rasulullah SAW ke alam dunia untuk menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia dalam beribadah kepada Allah. Hendaknya seluruh umat manusia mengikuti jejak langkah beliau SAW dengan membentuk akhlak al-karimah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Dengan mengikuti Rasulullah SAW, seseorang akan menemukan jalan untuk kembali kepada Allah menjadi hamba yang didekatkan.

Untuk menemukan jalan yang lurus, Allah telah memberikan khabar tentang pokok-pokok pengharaman, yaitu : kekejian baik yang dzahir maupun yang bathin, dosa, pelanggaran terhadap kemanusiaan tanpa alasan yang benar, melakukan syirik kepada Allah tanpa suatu hujjah, dan membuat perkataan tentang Allah tanpa mempunyai pengetahuan. Kelima hal itu merupakan pokok-pokok pengharaman yang akan memberi kabar pada seseorang adanya penyimpangan dari jalan Allah.

﴾۳۳﴿قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku hanyalah mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang dzahir ataupun yang bathin, dan perbuatan dosa, dan melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan perkataan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS Al-A’raaf : 33)

Hendaknya setiap manusia mempertimbangkan setiap langkah mereka berdasarkan pokok pengharaman tersebut agar tidak menyimpang dari jalan kembali kepada Allah. Manakala mereka menemukan salah satu hal dari pokok pengharaman itu dalam langkah mereka, hendaknya mereka segera mencari langkah yang lebih baik karena itu mungkin adalah jalan yang menyimpang. Bila tidak memperhatikan peringatan pokok berupa yang haram, maka seseorang akan berada di jalan kesesatan. Sangat banyak orang yang memiliki keimanan kepada Allah tetapi tersesat karena tidak memperhatikan peringatan Allah melalui ketentuan halal dan haram.

Perkataan Tentang Allah tanpa Pengetahuan

Allah mengharamkan bagi manusia membuat perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Hal itu terkait dengan pijakan dan langkah awal bagi bagi syaitan untuk menyesatkan manusia. Syaitan tidak serta-merta menjadikan manusia menjadi tersesat dengan kesesatan yang jauh, tetapi menyesatkan dengan langkah-langkah bertahap tanpa disadari seseorang, termasuk orang-orang yang berkeinginan untuk bertemu Allah. Bagi orang-orang demikian, syaitan mempunyai pijakan secara khusus berupa perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Dengan perkataan itu, syaitan akan menarik manusia yang baik menuju keburukan, berbuat keji dan berbuat memperturutkan keburukan (sayyiah) hingga mereka bertindak jahat memperturutkan keinginan syaitan sedangkan mereka memandang diri mereka sebagai orang-orang yang baik.

﴾۹۶۱﴿إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya (syaitan itu) hanya menyuruh kamu berbuat dengan keburukan dan kekejian, dan agar mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah : 169)

Perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan merupakan akar dari terbentuknya tuhan-tuhan selain Allah di kalangan orang-orang yang ingin mengikuti Allah. Manakala terbentuk tuhan-tuhan selain Allah di antara suatu umat, mereka akan lebih mentaati perkataan di antara mereka sendiri daripada firman Allah. Apabila diperintahkan untuk mengikuti apa-apa yang diturunkan Allah, mereka akan mengatakan bahwa mereka lebih mengikuti apa-apa yang disusun oleh bapak-bapak di antara mereka. Mereka memilih lebih mengikuti perkataan yang dibuat oleh bapak-bapak mereka daripada bertindak di atas pemahaman atas firman Allah dengan akal.

Yang dimaksud tanpa pengetahuan adalah kurangnya peran akal dalam memahami perkataan tentang Allah. Ada orang berakal, ada yang tidak berakal, dan ada orang yang akalnya bengkok. Tanda manusia tidak menggunakan akal di antaranya adalah hanya selalu berpegang pada doktrin walaupun tidak memahami. Walaupun tidak bisa memberi manfaat dengan perkataan itu, mereka tidak mengetahui. Dengan akal, setiap orang seharusnya dapat bersikap seperti perempuan yang subur, mampu mengolah benih yang diterima secara haq menjadi wujud yang dapat memberi manfaat secara nyata sesuai dengan kehendak Allah. Tanpa akal, manusia akan seperti perempuan mandul, ketika menerima sesuatu yang haq, kebenaran itu diabaikan merana tanpa upaya mewujudkan menjadi sesuatu yang memberi manfaat kepada orang lain. Orang yang mengikuti perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan tidak mengetahui manakala ajaran yang mereka ikuti sebenarnya sia-sia atau bahkan telah membuat kerusuhan, karena tidak berakal.

Rasulullah SAW mempunyai pengetahuan yang tertinggi karena kesempurnaan akal pada beliau SAW, dan sebagian orang hanya mempunyai pengetahuan yang rendah karena akal yang sedikit. Pengetahuan yang sedikit itu tetaplah pengetahuan yang layak menjadi landasan bertauhid selama akalnya benar. Bila tidak menggunakan akal, pengetahuan itu tidak dapat dianggap pengetahuan. Sebagian orang membuat imajinasi tentang tuhan yang didefinisikan sendiri atau oleh panutan mereka tanpa disertai suatu pengetahuan tentang Allah dalam bentuk turunan amal yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari, maka itu mungkin bukan benar-benar pengetahuan tentang Allah. Akal yang benar adalah akal yang mengetahui manifestasi pengetahuan tentang Allah dalam kehidupan masing-masing.

Pengetahuan tauhid yang benar adalah pengetahuan yang tumbuh di atas keinginan menerapkan sifat rahman dan rahim milik Allah dalam setiap tindakan. Firman Allah بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ menjadi landasan pengetahuan tauhid, dan benar-benar dijadikan landasan untuk setiap tindakan dan perbuatan dengan berharap Allah memperkenalkan diri-Nya, maka seseorang akan memperoleh sedikit demi sedikit pengetahuan yang benar tentang Allah. Sebagian orang hanya mengulang perkataan tentang Allah yang didengarnya, maka belum tentu hal itu merupakan pengetahuan yang benar. Sebagian orang mengikuti imajinasi mereka tentang Allah kemudian berbuat kerusakan dengan pengetahuan mereka sendiri, maka pengetahuan mereka tentang Allah hanyalah perkataan yang dibuat-buat. Allah tidak menghendaki dikenal dengan cara demikian. Orang-orang khawarij mengikuti perkataan yang dibuat-buat tentang Allah tanpa memperhatikan bahwa Allah berkehendak dikenal sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahiim yang harus diterapkan manusia dalam amal setiap saat.

Implikasi Perkataan tentang Allah tanpa Pengetahuan

Perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan bisa menjadikan seseorang mengangkat tuhan-tuhan selain Allah atau sikap-sikap buruk lain yang mendahuluinya. Kalaupun tidak sampai mengangkat tuhan-tuhan selain Allah, akan terbentuk akhlak yang buruk dalam pakaian agama. Hal ini tidak boleh terjadi karena akan menjadi fitnah bagi agama, dan syaitan akan menyebarkan fitnah yang besar yang membuat manusia tidak menyukai kebaikan karena tertutup oleh hawa nafsu yang ditipu oleh syaitan.

Fitnah syaitan melalui perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan itu akan menimbulkan bencana bagi umat manusia. Umat islam akan disusupi suatu bentuk beragama islam yang tidak sesuai tuntunan Allah berupa gerakan orang-orang khawarij yang terlempar jauh dari islam. Tidak kalah dari Islam, Yahudi disusupi dengan gerakan zionisme, suatu gerakan mendirikan negara syaitan menggunakan pakaian agama. Gerakan agama yang mengandung penyusupan oleh syaitan itu sangatlah berbahaya bagi umat manusia seluruhnya.

﴾۲۰۱﴿وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, hanya syaitan-syaitan lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka (para syaitan) mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan (ilmu) itu, mereka menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (para syaitan) tidak memberi mudharat dengan (ilmunya) itu kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka (manusia) mempelajari sesuatu yang memberi mudharat bagi mereka dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya bagian di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan ilmu itu kalau mereka mengetahui. (QS Al-Baqarah : 102)

Ayat tersebut terkait dengan orang-orang yang mengikuti perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Zionisme merupakan bentuk bajakan syaitan terhadap agama yahudi berdasarkan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Mereka menginginkan berdirinya suatu negara seperti kerajaan nabi Sulaiman a.s, tetapi diwujudkan dengan mengikuti bacaan para syaitan. Mereka tidak mengikuti tuntunan agama mereka dengan sungguh-sungguh, hanya mengambil apa yang menguntungkan bagi keinginan mereka. Itu adalah negara Dajjal. Apa yang mereka nantikan sebagai Mesias sebenarnya adalah mesias palsu Dajjal.

Pengetahuan terhadap kandungan ayat di atas juga merupakan bagian dari perkataan tentang Allah sebagaimana bacaan بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ adalah perkataan tentang Allah. Allah berfirman agar hamba-Nya dapat mengenal kehendak-Nya. Manusia akan mempunyai pengetahuan tambahan tentang Allah bila mempunyai tambahan pengetahuan tentang kehendak-Nya. Pengetahuan itu bisa dijadikan sebagai contoh dari perkataan tentang Allah dengan pengetahuan, yaitu bila seseorang dapat mewujudkan manfaat dari pengetahuan tentang ayat di atas. Bila tidak disertai dengan tindaklanjut, seseorang mungkin saja termasuk belum berakal karena perkataan itu mungkin saja sebenarnya tidak disertai pengetahuan.

Bagi orang yang bertempat jauh dari zionisme, pengetahuan zionisme dari ayat tersebut itu tidak berhenti pada sesuatu di tempat yang tidak dapat mereka jangkau. Ayat itu berbicara pula tentang rumah tangga yang harus dibentuk oleh setiap orang beriman, yang dijadikan sebagai sasaran perusakan oleh para syaitan. Sepak terjang kekejaman zionisme itu sebenarnya terkait secara langsung dengan dinamika di rumah tangga masing-masing. Apabila mereka memperhatikan tuntunan Allah dalam urusan rumah tangga mereka, rumah tangga mereka bisa menjadi benteng yang sangat kuat terhadap fitnah syaitan, Bila tidak, sangat mungkin syaitan akan memasukkan pula fitnah melalui mereka, sama seperti syaitan menimbulkan kerusakan melalui sepak terjang zionist. Manakala suatu rumah tangga rusak, maka syaitan dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar bagi mereka.

Salah satu langkah besar syaitan dalam merusak rumah tangga adalah penggunaan ilmu Harut dan Marut. Bila seseorang menjumpai atau justru menggunakan ilmu Harut dan Marut, maka hendaknya ia mengetahui bahwa ia berhadapan atau membawa fitnah syaitan yang sangat besar yang menjadi salah satu tiang yang mendukung terwujudnya negara syaitan. Ilmu Harut dan Marut yang paling utama berbentuk ilmu pengasihan yang memunculkan rasa kasih sayang di antara laki-laki dan perempuan. Ilmu itu membuat pengetahuan tentang Allah yang harus terbina pada diri orang-orang beriman menjadi kacau balau tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan hal itu adalah lubang besar yang menjadi jalan bagi masuknya fitnah syaitan. Sepak terjang gerakan LGBTQ yang dahsyat dan gerakan-gerakan lain merusak hakikat pernikahan bukan gerakan yang setara dengan ilmu Harut Marut, hanya merupakan gerakan pendukung dari ilmu Harut dan Marut. Tidak hanya orang-orang beriman, seluruh umat beragama dan seluruh manusia akan terimbas fitnah dan mudah untuk dihancurleburkan bila seseorang menggunakan ilmu Harut dan Marut.

Salah satu benteng terhadap makar syaitan yang sangat kuat itu adalah rumah tangga yang baik. Rumah tangga demikian itu adalah rumah tangga yang mendekati bentuk bayt nabi Ibrahim a.s bersama keluarganya berupa bayt al-haram. Bayt itu berdiri di atas amr Allah, dan tumbuh rasa sakinah mawaddah serta rahmah di atas amr Allah itu. Rasa sakinah mawaddah dan rahmah itu merupakan warna yang tumbuh pada keluarga yang berada di atas amr Allah, tetapi dapat ditiru dengan mudah menggunakan ilmu Harut dan Marut. Perbedaannya, warna perasaan di atas ilmu Harut dan Marut itu bisa tumbuh seperti kanker, tidak mengikuti suatu kode DNA tertentu untuk menjadi sebuah anggota tubuh, sedangkan rasa yang benar hanya tumbuh di atas pelaksanaan amr Allah. Ilmu Harut dan Marut akan memunculkan suatu fenomena bid’ah yang dipandang baik oleh para pengikutnya. Di sisi lain ada warna-warna yang bukan rasa yang sebenarnya, tetapi tidak menyimpang dan hal itu baik.

Dari satu ayat tersebut, sangat banyak hal yang harus dikerjakan oleh orang beriman sesuai dengan kehendak Allah. Dengan melaksanakan apa yang diketahui dan dipahami dari perintah-Nya itu seseorang akan mengenal Allah. Akal setiap orang beriman akan terstimulasi mengenal kebenaran dengan berusaha menggunakan pikiran untuk memahami permasalahan yang digelar Allah sesuai dengan firman dalam kitabullah. Stimulasi itu akan mengantarkan manusia untuk memperoleh ilmu tentang Allah. Mungkin saja pikirannya salah atau tidak tepat dalam mengikuti ayat Allah, tetapi akalnya akan terstimulasi untuk tumbuh, sedangkan yang keliru itu dapat diperbaiki mengikuti yang benar, selama seseorang bersikap hanif. Bila tidak hanif, akan muncul suatu rasa berbangga pada diri seseorang dan ia akan terdorong untuk bertahan pada pendapatnya sendiri, bahkan hingga sekalipun telah jelas kesalahan yang diikutinya dan telah jelas kebaikan pada ilmu yang ditingggalkannya. Bila tidak menggunakan akal, mereka hanya akan selalu berpegang ada doktrin walaupun tidak memahami.

Mengenal Allah harus dilakukan dengan memahami dan melakukan kehendak-Nya, bukan dengan membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa suatu landasan pengetahuan. Jika umat mengikuti perkataan tentang Allah tanpa suatu pengetahuan, mereka tidak akan memahami kandungan firman Allah terkait ayat kauniyah yang digelar Allah. Bila seseorang tersesat, mungkin saja mereka justru mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah menolong perbuatan syaitan sedangkan mereka merasa sebagai orang yang menegakkan agama. Perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan itu menimbulkan kesulitan bagi orang-orang yang berusaha berjihad di jalan Allah. Mereka tertimpa kesulitan karena kebodohan orang lain yang membantu syaitan dengan pakaian agama. Umat Islam akan terlihat seperti buih yang mengambang di lautan, terlihat banyak akan tetapi tidak mempunyai akar terhadap kehidupan mereka. Setiap orang beriman seharusnya dapat menumbuhkan akar pengetahuan tentang Allah dalam kehidupan masing-masing, dan hal itu diperoleh melalui pernikahan yang baik sesuai kehendak Allah. Pernikahan demikian merupakan setengah bagian dari agama..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar