Pencarian

Kamis, 09 November 2023

Makar Syaitan Melalui Manusia

Allah telah mengutus Rasulullah SAW ke alam dunia untuk menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia dalam beribadah kepada Allah. Hendaknya seluruh umat manusia mengikuti jejak langkah beliau SAW dengan membentuk akhlak al-karimah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Dengan mengikuti Rasulullah SAW, seseorang akan menemukan jalan untuk kembali kepada Allah menjadi hamba yang didekatkan.

Syaitan akan menipu manusia yang ingin kembali kepada Allah dengan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Fitnah syaitan melalui perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan akan menimbulkan bencana bagi umat manusia. Umat islam akan disusupi suatu bentuk beragama islam yang tidak sesuai tuntunan Allah berupa gerakan orang-orang khawarij yang terlempar jauh dari islam. Tidak kalah dari Islam, Yahudi disusupi dengan gerakan zionisme, suatu gerakan mendirikan negara syaitan menggunakan pakaian agama. Gerakan agama yang mengandung penyusupan oleh syaitan itu sangatlah berbahaya bagi umat manusia seluruhnya.

﴾۲۰۱﴿وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan atas kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir, hanya syaitan-syaitan lah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka (para syaitan) mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan (ilmu) itu, mereka menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (para syaitan) tidak memberi mudharat dengan (ilmunya) itu kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka (manusia) mempelajari sesuatu yang memberi mudharat bagi mereka dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya bagian di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan ilmu itu kalau mereka mengetahui. (QS Al-Baqarah : 102)

Ayat tersebut terkait dengan orang-orang yang mengikuti perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Zionisme merupakan bentuk bajakan syaitan terhadap agama yahudi berdasarkan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Mereka menginginkan berdirinya suatu negara seperti kerajaan nabi Sulaiman a.s, tetapi diwujudkan dengan mengikuti bacaan para syaitan. Mereka tidak mengikuti tuntunan agama mereka dengan sungguh-sungguh, hanya mengambil apa yang menguntungkan bagi keinginan mereka. Itu adalah negara Dajjal. Apa yang mereka nantikan sebagai Mesias sebenarnya adalah mesias palsu Dajjal.

Sejarah zionisme telah muncul bahkan sejak jaman nabi Sulaiman a.s. Setelah nabi Sulaiman a.s diketahui meninggal dunia, bangsa Yahudi terpecah menjadi dua bangsa yang dipimpin masing-masing oleh Rehabeam dan Yerubeam, yang kemudian menjadi bangsa Yahudi dan bangsa Israel. Bangsa Israel yang berpusat di Samaria merupakan pecahan kaum Yahudi yang pemimpinnya mengikuti bacaan syaitan tentang takdir bangsa mereka, dan mereka itu adalah bangsa yang membunuh para nabi di antara mereka, sedangkan bangsa Yahudi dipimpin tetap berpegang pada kitabullah dalam ibadah kepada Allah. Perselisihan antara Yahudi dengan Israel telah terjadi sejak jaman dahulu karena perbedaan yang tajam di antara mereka. Sejarah itu tidak berhenti hingga jaman ini. Kaum selain islam yang paling mengenal kesesatan zionisme adalah kaum Yahudi, dan Yahudi yang taat itulah yang dilenyapkan oleh syaitan dari muka bumi. Tipu daya yang besar dilakukan dengan holocaust terhadap kaum Yahudi, maka negara Israel dapat kembali berdiri tanpa rintangan yang besar.

Terdapat dua senjata yang mendukung program mereka untuk mendirikan negara dajjal. Senjata pertama adalah ilmu sihir, dan yang kedua adalah ilmu Harut dan Marut. Senjata pertama merupakan senjata yang diarahkan kepada masyarakat manusia seluruhnya, sedangkan yang kedua merupakan senjata yang ditujukan terutama kepada orang-orang beriman untuk merusak rumah tangga. Ilmu sihir mereka di antaranya adalah menjadikan umat manusia tersihir untuk memandang sepak terjang mereka sebagai konspirasi-konspirasi layaknya halusinasi. Manakala seseorang bisa melihat dengan benar langkah-langkah merusak yang mereka lakukan, orang lain memandang orang yang melihat itu sebagai orang yang mengikuti halusinasi-halusinasi pikiran mereka sendiri, yang layak disandingkan bersama dengan kaum pengikut halusinasi yang mereka buat untuk itu. Banyak langkah-langkah mereka merusak yang dibuat tidak dipersepsi umat manusia dengan benar.

Sangat banyak langkah yang telah mereka lakukan dengan disamarkan melalui sihir, sedangkan langkah mereka itu mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi umat manusia. Sejak kekalahan umat islam yang ditandai kekalahan Turki Utsmani, kehidupan umat manusia banyak bertumpu pada sendi-sendi syaitaniah tanpa disadari bahkan oleh orang-orang islam. Orang islam mengambil jalan kehidupan yang disediakan oleh orang-orang kafir secara sukarela disertai dengan teredamnya keinginan untuk mengetahui sendi kehidupan yang dikehendaki Allah. Umat agama lain dijadikan alat untuk mengacaukan keadaan umat islam karena tidak mempunyai materi resistensi yang memadai. Umat manusia secara umum dijadikan layaknya ternak yang tidak mempunyai tujuan kehidupan yang pasti, hanya dijadikan pekerja bagi mereka.

Secara khusus, syaitan melemahkan kaum yang beriman dengan ilmu Harut dan Marut. Ilmu itu dijadikan senjata secara khusus terhadap orang beriman untuk melakukan perusakan setengah bagian dari agama yang harus terbina dalam diri setiap orang beriman. Tidak semua orang beriman dihantam dengan ilmu Harut dan Marut, tetapi semua orang beriman akan menjadi sasaran syaitan untuk dirusak setengah bagian agama mereka berupa pernikahan mereka. Ilmu Harut dan Marut secara khusus digunakan untuk merusak pernikahan orang-orang yang sangat potensial di antara orang beriman, di antaranya orang yang menjadikan pernikahan sebagai langkah mengikuti millah nabi Ibrahim a.s untuk membentuk bayt yang diijinkan Allah untuk mendzikirkan dan meninggikan asma Allah di dalamnya. Sekiranya pasangan demikian tidak terpisah total karena ilmu tersebut, syaitan akan selalu berusaha agar terjadi kerusakan yang sangat besar pada pernikahan mereka. Tidak terbatas pada pasangan demikian, setiap orang beriman akan diganggu pernikahan mereka hingga tidak dapat membentuk setengah bagian agama yang baik.

Benteng Pertahanan

Sangat banyak hal yang harus dilakukan untuk bertahan dari makar syaitan dalam menyengsarakan umat manusia, baik terkait sihir maupun perusakan terhadap agama. Hal pertama yang akan menjadikan seseorang memahami langkah terbaik untuk memperbaiki keadaan mereka adalah dengan memperbaiki pernikahan.

Tujuan puncak dari pernikahan adalah terbentuknya bayt untuk mendzikirkan dan meninggikan asma Allah di dalamnya. Bayt tersebut menjadi landasan seseorang untuk menuju kedekatan kepada Allah hingga bisa menjadi hamba yang muqarrabun. Bayt tersebut juga berfungsi menjadi landasan seseorang melaksanakan fungsi sosial dirinya sesuai dengan kehendak Allah. Selain tujuan puncak tersebut, ada banyak manfaat dan sasaran lain bagi masing-masing orang dalam setiap tahap langkah mereka. Pernikahan merupakan tahapan yang harus ditempuh seseorang dalam mewujudkan rasa ubudiyah kepada Allah dalam bentuk kehidupan duniawi, yaitu dengan menempatkan diri terhadap orang lain yang ditentukan Allah. Pada dasarnya ia menempatkan diri dalam sebuah mata rantai silsilah. Seorang mukminat menempatkan dirinya pada suatu kedudukan makmum terhadap seorang mukmin yang ditentukan baginya di jalan Allah. Itu merupakan manifestasi duniawi rasa ubudiyah seorang perempuan kepada Allah. Demikian pula seorang mukmin beriktikad untuk memakmurkan kaum yang ditentukan bagi dirinya di jalan Allah berupa isterinya sebagai jalan ibadahnya. Pernikahan menjadi media manifestasi rasa ubudiyah setiap mukmin mukminat sebagai setengah bagian agama mereka.

Kesempurnaan agama seseorang sebenarnya merupakan pengembangan dari pernikahan yang baik. Seseorang mengenal agama dirinya manakala mengenal Allah, dan hal itu dimulai dari mengenal nafs dirinya. Pengenalan diri seseorang mempunyai wujud berupa mengenal kedudukan diri dalam amr jami’ Rasulullah SAW. Ia mengenal amr jami’ untuk ruang dan jamannya, dan ia melaksanakan urusan yang harus dikerjakannya berdasar pengetahuan terhadap amr jami’ tersebut. Bila ia tidak melaksanakan berdasar pengetahuan yang benar atau justru bertentangan, maka ia belum dapat dikatakan mengenal nafsnya. Kadangkala seseorang mengenal amal yang ditentukan bagi dirinya, maka sebenarnya ia baru mengenal kitab untuk jasmaninya, bukan kedudukan nafsnya. Pengenalan terhadap nafs merupakan pengenalan terhadap kedudukan nafs dalam urusan amr jami’ Rasulullah SAW, terutama untuk ruang dan jaman masing-masing. Secara praktis, seringkali seseorang akan menemukan silsilah/rantai orang-orang yang menyambungkan dirinya (washilah) hingga sampai pada amr Rasulullah SAW. Kedudukan demikian akan bisa dikenal oleh seorang laki-laki yang menempatkan dirinya terhadap Rasulullah SAW seperti seorang perempuan ketika mengikatkan dirinya dalam urusan suaminya melalui sebuah pernikahan. Ketika menempuh pernikahan, seorang laki-laki hendaknya juga beriktikad demikian terhadap Rasulullah SAW.

Pernikahan sebenarnya merupakan keping fraktal dari tatanan besar yang ditentukan Allah bagi hamba-Nya. Bila keping fraktal itu rusak, maka rusak pula tatanan besar yang akan tersusun oleh hamba-hamba Allah. Syaitan mempunyai kecerdikan untuk merusak tatanan besar umat manusia dengan merusak tatanan pernikahan. Bayt nabi Ibrahim a.s merupakan tatanan yang dijadikan Allah sebagai tauladan bagi umat manusia untuk memperoleh tatanan diri mereka sesuai kehendak Allah. Semakin baik dan terarah pernikahan seseorang, ia akan semakin mendekati tatanan yang dikehendaki Allah, akan tetapi semakin besar pula upaya syaitan untuk merusakkannya, dan semakin besar kerusakan yang dapat ditimbulkan manakala syaitan berhasil menipunya.

Untuk orang-orang atau pasangan menikah yang mendekati tauladan nabi Ibrahim a.s demikian, syaitan menyediakan ilmu Harut Marut untuk merusak keberpasangan mereka, maka hendaknya mereka berhati-hati terhadap hal itu. Demikian pula umat secara umum harus berhati-hati terhadap ilmu itu. Ilmu demikian tidak hanya diberikan syaitan kepada orang beriman, tetapi setiap orang yang sekiranya dipandang syaitan layak dan perlu untuk diberi. Para mukminat tidak mempunyai ketahanan terhadap ilmu demikian karena berbeda dengan ilmu guna-guna sihir syaitan. Bagi kaum mukminin pun hal itu mempunyai dampak yang berat. Sangat sulit bagi seseorang untuk melangkah pada jalan yang benar manakala terkena ilmu itu. Ia akan menyangka bahwa ia berkeinginan baik dan telah melangkah untuk sesuatu yang tujuannya baik, sedangkan sebenarnya ilmu itu menjadi alat kendali syaitan terhadap orang-orang beriman. Ilmu Harut Marut demikian merupakan fitnah yang besar bagi orang-orang beriman.

Nilai bayt yang dapat terbentuk oleh pasangan menikah akan ditentukan oleh proses yang dilakukan, sejak dari pemilihan jodoh dan juga seluruh proses selama pernikahan. Bila seseorang memilih pasangan sepenuhnya berdasarkan syahwat dan hawa nafsu, akan sulit mencapai tujuan membentuk bayt yang diijinkan untuk mendzikirkan dan meninggikan asma Allah di dalamnya. Seringkali pernikahan demikian berumur pendek. Pilihan terbaik untuk mencapai tujuan membentuk bayt demikian adalah menemukan jodoh yang diciptakan dari nafs wahidah yang sama. Hal demikian hanya akan diperoleh bila seseorang mencari jalan ibadahnya. Hendaknya keinginan demikian diikuti dengan sikap yang sesuai. Seorang perempuan tidak bersikap memandang rendah suaminya atau calon suaminya karena suaminya adalah objek ketaaatan yang dihadirkan baginya sebagai manifestasi dzahir ketaatannya kepada Allah. Demikian pula laki-laki harus belajar untuk membina sifat-sifat dirinya mengikuti asmaul husna dengan pernikahannya. Bila demikian, pernikahan itu akan menjadi media pendidikan untuk membina bayt untuk mendzikirkan dan meninggikan asma Allah.

Terbentuknya bayt didahului dengan langkah-langkah kecil yang merupakan langkah menuju Allah. Akhlak seseorang akan menjadi baik, ditandai dengan akal yang dapat memahami kehendak Allah selangkah demi selangkah. Jika akal seseorang berada dalam keadaan tetap bodoh, hal itu menjadi tanda bahwa ia tidak melangkah mengikuti millah dan sunnah uswatun hasanah. Banyak manusia merasa mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan berbuat meniru apa yang beliau lakukan tetapi sebenarnya tidak melangkah sedikitpun. Mereka berbangga dengan apa yang mereka lakukan tanpa mengetahui atau ingin mengetahui tujuan dari sunnah Rasulullah SAW, dan justru berbuat keliru dengan kebanggaan mereka. Akal mereka tidak berkembang dalam memahami kehendak Allah manakala berbuat meniru perbuatan Rasulullah SAW.

Akal, Pernikahan dan Sihir

Berkembangnya setiap akal manusia akan berlawanan dengan sihir syaitan. Syaitan pada dasarnya selalu menggunakan sihir atas diri manusia. Sebagian dari sihir mereka diajarkan kepada manusia untuk merusak umat manusia, dan banyak dari sihir itu digunakan secara langsung kepada manusia yang menjadi objek mereka. Ada orang-orang yang disihir pikirannya untuk mengejar kemakmuran melalui perjudian, sedangkan perjudian itu akan menjadikan mereka bangkrut. Sebagian orang disihir pikirannya untuk memandang gemerlap dunia hingga mencari hutang tanpa kebutuhan yang benar, dan hutang itu menjerat kehidupan mereka. Hampir seluruh manusia disihir untuk memandang indah apa-apa yang ada pada diri mereka masing-masing hingga tidak dapat memahami kehendak Allah dengan benar. Akal mereka terberangus oleh sihir syaitan. Sebagian orang dapat melangkah menuju Allah akan tetapi kemudian disimpangkan dari jalan Allah, dan sebagian orang dibuat takjub dengan kebenaran nisbi yang ada pada kelompok mereka. Hal-hal demikian merupakan sihir syaitan yang membuat manusia tidak berkembang akalnya dalam memahami kehendak Allah.

Selain sihir syaitan secara langsung, syaitan juga mengajarkan sihir kepada manusia untuk menjalankan program-program syaitan yang harus mewujud di alam manusia. Rumah riba, rumah perjudian, rumah perzinaan dan banyak program syaitan lain yang harus dilakukan di tingkatan alam bumi, maka mereka mengajarkan sihir untuk program-program itu kepada manusia-manusia yang menyembah mereka. Dengan sihir yang mereka ajarkan, syaitan mempunyai jalan untuk merusak umat manusia hingga wujud-wujud yang dapat menyentuh manusia, dan mempunyai kekuatan untuk melawan kekuatan duniawi manusia. Program syaitan untuk manusia itu mencapai tingkatan terbentuknya tatanan bernegara, tidak hanya berbentuk sarana-sarana yang mudah dipersepsi manusia sebagai alat merusak. Syaitan berkeinginan untuk memanifestasikan diri mereka sebagai raja bagi umat manusia dalam bentuk Dajjal.

Akal berupa kecerdasan untuk memahami kehendak Allah merupakan lawan dari sihir syaitan. Bila akal dikuasai syaitan, maka seseorang tidak akan memahami kehendak Allah dengan benar. Bila akal lurus, maka sihir syaitan akan terlihat sesuai kekuatan akalnya. Bila tidak dapat mengetahui sihir terhadap dirinya sendiri, seseorang tidak akan dapat mengetahui sihir di luar dirinya. Sebagian orang benar-benar keliru dalam memahami, sebagian besar manusia tidak dapat memahami kehendak Allah, sebagian orang memahami kehendak Allah bercampur dengan tipuan syaitan, dan sebagian orang memahami dengan benar kehendak Allah.

Kebenaran dalam memahami kehendak Allah ditunjukkan dengan kelurusan dalam mengikuti kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Suatu campuran dari syaitan yang tersembunyi dalam pemahaman terhadap kehendak Allah merupakan hal yang sangat berbahaya bagi umat manusia, maka hendaknya setiap orang berpegang pada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW dengan akalnya, tidak menggantungkan kebenaran pada makhluk kecuali apa yang diturunkan dengan haq sepenuhnya. Hal itu hanya ada pada kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Banyak kebenaran pada makhluk yang lain, tetapi tidak ada jaminan terbebas dari tipuan syaitan. Setiap orang yang mengikuti kebenaran dari makhluk harus berpegang pada kitabullah Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.

Pernikahan merupakan media yang sangat subur untuk menumbuhkan akal dan menghubungkan pemahaman akal manusia terhadap bumi mereka. Seringkali seseorang mempunyai pemahaman terhadap urusan yang harus dikerjakan, tetapi pemahaman itu tidak dapat terhubung pada kebumiannya. Pernikahan hendaknya dapat membentuk dua media di atas. Seorang laki-laki hendaknya bisa memperoleh pemahaman terhadap kehendak Allah, dan perempuan hendaknya dapat membawakan dunia mereka untuk diolah bersama-sama. Karena mekanisme demikian itu, maka syaitan berusaha memisahkan antara seorang laki-laki dengan isterinya dengan sekuat tenaga mereka, bahkan dengan ilmu yang sebenarnya tidak diberikan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar