Pencarian

Minggu, 19 November 2023

Mengikuti Petunjuk Allah

Allah telah mengutus Rasulullah SAW ke alam dunia untuk menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia dalam beribadah kepada Allah. Hendaknya seluruh umat manusia mengikuti jejak langkah beliau SAW dengan membentuk akhlak al-karimah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Dengan mengikuti Rasulullah SAW, seseorang akan menemukan jalan untuk kembali kepada Allah menjadi hamba yang didekatkan.

Jalan kembali kepada Allah terbentang hingga kehidupan manusia di bumi. Setiap orang bisa menemukan jalan kembali yang terdekat kepada Allah dalam bentuk shirat al-mustaqim. Shirat al-mustaqim merupakan garis kehidupan terdekat yang dapat ditempuh seseorang untuk sampai ke tujuannya. Dalam hal ini tujuan orang yang bertaubat adalah Allah. Ada orang-orang yang sungguh-sungguh mencari shirat al-mustaqim dan mereka menemukannya, ada yang mencari shirat al-mustaqim sambil mengharapkan hal-hal lainnya, ada yang mendengar adanya shirat al-mustaqim tetapi tidak sungguh-sungguh mencarinya dan ada orang yang tidak peduli dengan jalan kembali mereka kepada Allah.

Menemukan shirat al-mustaqim hanya dapat dilakukan bila seseorang meminta petunjuk kepada Allah. Allah menurunkan petunjuk kepada hamba-hamba Allah agar mereka dapat kembali kepada Allah tanpa tersesat dan tidak celaka. Petunjuk Allah diturunkan sebagai bantuan kepada manusia dalam kehidupan mereka di bumi, sehingga setiap manusia dapat kembali kepada Allah tanpa tersesat dan tidak celaka baik dalam kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.

﴾۳۲۱﴿قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS Thaahaa : 123)

Kehidupan dunia pada dasarnya menjadikan manusia hidup menderita. Nafs manusia diciptakan pula dari cahaya yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk dengan pengetahuan langit dan unsur bumi manusia itu akan menjadikan kehidupan bumi menjadi mulia. Akan tetapi karakter kebanyakan manusia lebih diwarnai alam jasmani mereka hingga kehilangan sifat natur cahaya mereka, maka manusia akan menjadi makhluk bodoh yang bermusuh-musuhan. Ketika manusia keluar dari surga, mereka menjadi orang-orang yang bermusuh-musuhan karena tabiat jasmaniah, dan permusuhan itu menjadikan manusia menderita.

Allah memberikan petunjuk kepada manusia. Petunjuk membawa dua manfaat, yaitu menjaga manusia tidak tersesat dalam perjalanan kembali kepada Allah, dan menjadikan umat manusia tidak mengalami penderitaan, hingga terwujud kesejahteraan dalam kehidupan dunia. Hal ini menunjukkan bahwa petunjuk Allah mencakup tatanan kehidupan dunia agar mencapai kehidupan yang sejahtera. Tatanan kehidupan duniawi yang tenteram sejahtera merupakan satu kesatuan dengan keselamatan perjalanan manusia untuk kembali kepada Allah. Tidak ada orang yang mencintai Allah dengn benar tanpa menyayangi umat manusia, dan tidak ada orang bisa kembali kepada Allah tanpa tersesat manakala mereka senang membuat kesengsaraan kehidupan di bumi. Manakala seseorang mengaku mencintai Allah tetapi bersifat mementingkan diri sendiri atau mengabaikan orang lain, ia sangat mungkin telah tersesat.

Petunjuk yang benar secara tidak langsung akan menempatkan seseorang dalam tatanan ilahiah dengan sebuah persaksian bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah. Itu adalah tujuan puncak petunjuk. Persaksian demikian yang sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh manusia yang menempati kedudukan dirinya yang telah ditentukan Allah. Walaupun demikian setiap pengetahuan yang baik seseorang tentang Rasulullah mempunyai bobot nilai kebenaran. Fraktal kecil persaksian itu dapat disaksikan dalam bentuk pernikahan yang baik. Seorang perempuan berakad untuk menempati kedudukan dirinya di sisi suaminya dengan rasa cinta. Akan lebih utama bila perempuan dan laki-laki tersebut mengenal urusan Allah yang harus mereka laksanakan, maka terbentuk bayt untuk meninggikan dan mendzikirkan asma Allah. Setiap perempuan yang berbuat baik bagi suaminya dengan ikhlas akan memperoleh surga. Tatanan ilahiah itu harus melahirkan kesejahteraan di bumi layaknya peran suami yang mensejahterakan isteri-isteri dan anak-anaknya, serta umatnya. Pensejahteraan yang paling utama dapat dilakukan laki-laki bila ia mengenal kedudukan yang ditetapkan Allah baginya, sebagaimana perempuan beriktikad pada kedudukan diri di sisi suaminya.

Macam-macam Petunjuk

Terdapat beberapa bentuk petunjuk yang dapat ditemukan manusia di bumi. Petunjuk pokok terdapat dalam ayat kitabullah Alquran, dan petunjuk penjelasan terdapat pada ayat kauniyah di setiap semesta manusia. Terdapat bentuk petunjuk lain yang berlaku secara khusus kepada setiap manusia, yaitu petunjuk yang diturunkan ke dalam hati masing-masing. Petunjuk yang sebenarnya adalah petunjuk menyatukan ketiga jenis petunjuk tersebut dalam satu kesatuan pemahaman, dan petunjuk itu menjadikan seseorang dapat melihat jalan kembali kepada Allah dan menghilangkan penderitaan pada umat manusia. Syaitan juga meniru perbuatan Allah memberi petunjuk, tetapi tujuan petunjuk itu berbalikan dengan petunjuk Allah, baik untuk membalik pandangan manusia terhadap jalan Allah, menghalangi seseorang dari jalan Allah dan lain-lain terkait jalan Allah, serta menimbulkan penderitaan bagi umat atau seseorang. Bila suatu petunjuk menyalahi kedua tujuan yang dikehendaki Allah, petunjuk itu merupakan petunjuk palsu.

Petunjuk palsu paling banyak ditemukan pada bentuk petunjuk yang diturunkan ke dalam diri manusia. Ada petunjuk palsu berbentuk kitab dan cara pandang masalah atau ilmu yang diberikan syaitan tetapi lebih terbatas kepada para penyembah atau pengikut mereka. Setiap orang hendaknya berhati-hati terhadap petunjuk demikian baik yang turun kepada dirinya maupun orang lain, terutama yang turun kepada dirinya. Ketika turun petunjuk pada dirinya dan sesuai hawa nafsu, seseorang akan kehilangan sebagian kemampuan kendali diri, kecuali bila berpegang teguh pada kitabullah Alquran. Hendaknya suatu petunjuk ke dalam hati seseorang diperhatikan kesesuaiannya dengan kitabullah Alquran dan ayat kauniyah yang terjadi di semesta mereka. Bila bertentangan dengan kitabullah, petunjuk tersebut merupakan petunjuk palsu.

Bila bersesuaian dengan kitabullah, maka seringkali pemahaman tentang kauniyah harus diusahakan untuk disusun sesuai dengan pemahaman kitabullah, karena sering terjadi disinformasi tentang keadaan kauniyah. Kebenaran suatu petunjuk tidak selalu tampak sama dengan alam kauniyah karena adanya upaya menghilangkan informasi yang benar. Bangsa Indonesia sangat banyak mengalami kehilangan informasi tentang khazanah kebenaran dari negeri sendiri karena pemerintah kolonial berupaya keras menghilangkan jejak sejarah dari bangsa Indonesia. Demikian pula banyak keadaan di dunia tidak seperti yang diberitakan penguasa dunia dan media mereka. Manakala seseorang memahami suatu petunjuk berdasarkan kitabullah, ia boleh mengikuti suatu berita yang disamarkan pihak yang berkepentingan untuk mencari petunjuk, selama berita itu mempunyai landasan petunjuk karena sangat mungkin itu sebenarnya merupakan berita yang benar.

Kaidah Mengikuti Petunjuk

Yang disebut mengikuti petunjuk Allah adalah memahami jalan Allah dan menghasilkan manfaat bagi kesejahteraan dari petunjuk tersebut, bukan sekadar berbuat sesuai dengan petunjuk tanpa landasan pemahaman. Ketika menerima suatu petunjuk dalam hati, setiap orang hendaknya berusaha memahami jalan Allah dan menimbang manfaat dari petunjuknya bagi kesejahteraan umat manusia. Umat hendaknya tidak memperlakukan datangnya suatu petunjuk dalam hati sebagai akhir tujuan, karena kehendak Allah menurunkan petunjuk adalah agar manusia memperoleh jalan yang lurus dan memperoleh hidup sejahtera. Dalam keadaan tertentu, seseorang mungkin harus berbuat sesuai petunjuk sebelum memahaminya. Hal itu boleh dan sering terjadi selama petunjuk tersebut tidak mendatangkan kesesatan dan akibat yang buruk. Ttetapi perlu dipahami bahwa mengikuti petunjuk adalah tercapainya pemahaman terhadap jalan Allah dan munculnya manfaat petunjuk itu bagi kesejahteraan umat manusia.

Ada petunjuk yang bersifat pribadi, dan tidak jarang suatu petunjuk kepada seseorang berlaku kolektif. Hampir semua petunjuk bersifat kolektif dengan batasan tertentu. Suatu masalah pribadi pada orang tertentu sangat mungkin mempunyai akar dari masalah sosial, maka ia harus membuka masalah pribadi tersebut dengan batasan tertentu manakala telah memahami petunjuknya, dengan tujuan menjelaskan jalan Allah dan memberikan manfaat kesejahteraan bagi umat, dan meningkatkan kualitas berjamaah. Petunjuk yang perlu disampaikan kepada umat adalah petunjuk yang telah dipahami untuk melihat jalan Allah dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat. Umat yang mendengarkan harus memperhatikan sisi manfaat petunjuk itu, tidak mengikuti dengan membuta.

Tidak jarang suatu petunjuk merupakan cabang atau ranting yang tumbuh di atas suatu ayat kitabullah, tidak berdiri langsung di atas ayat tersebut. Kebenaran dan kesempurnaan petunjuk tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi harus memperoleh wasilah yang benar terhadap ayat kitabullah. Ada orang-orang yang menjadi wasilah petunjuk tersebut yang seharusnya membenarkan atau menyempurnakan makna petunjuknya. Wasilah yang baik tersebut akan mendukung kemampu-matangan buah yang harus dihasilkan seseorang, dan mencegah atau setidaknya mengurangi kemungkinan munculnya buah yang beracun dari diri seseorang. Dengan demikian setiap orang akan menuju al-jamaah. Seorang isteri harus berusaha menyatukan petunjuk dirinya dengan langkah suaminya, sekalipun mungkin harus bertentangan bila suaminya kufur. Bila suaminya benar, maka petunjuk yang merupakan ranting atau cabang itu harus menyatu dengan langkah suaminya tidak menjadi penghalang. Bila suatu petunjuk bersifat keji, maka itu merupakan petunjuk yang menyimpang.

Suatu petunjuk tidak boleh menjadikan manusia terhalang dari memahami jalan Allah dan dari kesejahteraan manusia. Kadangkala seseorang berpegang pada petunjuk yang tidak atau belum dipahami akalnya dan dijadikan sebagai dikte bagi kehidupan umat. Petunjuk parsial demikian tidak boleh dipertuhankan karena dapat merusak akal. Alih-alih memahami jalan Allah dan memberi manfaat, hal ini justru bisa menghalangi umat manusia untuk memahami dengan akalnya dan mendatangkan penderitaan bagi umat. Hal demikian tidak boleh terjadi. Suatu petunjuk harus dipahami terlebih dahulu kaitannya dengan kitabullah dan kauniyah, dan baru kemudian disampaikan kepada umat. Umat hendaknya tidak disuguhi petunjuk mentah yang diturunkan. Mungkin saja sebagian petunjuk tidak benar dan mungkin pula bertentangan dengan kitabullah. Tidak jarang umat yang mengikuti petunjuk dengan cara demikian menjadi umat yang mendustakan bagian dari kitabullah, walaupun beriman dengan sebagian lainnya. Bagian pendustaan itu akan menjadikan umat celaka.

Allah tidak berkehendak untuk menjadikan diri-Nya sebagai diktator dengan menurunkan petunjuk, tetapi agar manusia dapat memahami dan beramal dengan pemahaman. Setiap orang harus menggunakan petunjuk untuk memahami jalan Allah dan mencapai kesejahteraan yang dikehendaki Allah. Seseorang tidak boleh menggunakan petunjuk untuk mendikte orang lain dengan paksa. Kadangkala seseorang memaksakan petunjuk yang turun kepada dirinya tanpa memahami nilai manfaat petunjuk itu. Bila petunjuk itu benar, itu belum merupakan petunjuk yang sempurna. Tidak jarang cara demikian kemudian merusak tatanan yang dikehendaki Allah yang mungkin diturunkan melalui petunjuk kepada orang lain. Mungkin saja terjadi perselisihan antara satu orang dengan orang lain karena petunjuk, maka petunjuk yang lebih utama adalah petunjuk yang dipahami kedua nilai manfaatnya. Petunjuk palsu akan menjadikan manusia tersesat dari jalan Allah dan menimbulkan penderitaan bagi umat manusia. Dampak demikian harus menjadi bahan pertimbangan dalam menilai kebenaran suatu petunjuk.

Petunjuk yang benar akan diturunkan kepada orang yang membina akhlak mulia. Setiap orang harus membina akhlak mulia dalam dirinya hingga dapat mengikuti dengan benar kehendak Allah yang diturunkan melalui petunjuk. Tidak boleh ada kesombongan dalam diri seseorang karena akan menyimpangkan seseorang dalam mengikuti petunjuk. Setiap orang tidak boleh memandang hina orang lain dan harus menghormatinya. Mungkin saja ada kebenaran yang diturunkan kepada orang lain, tidak hanya diturunkan Allah kepada diri mereka sendiri. Rendah hati tidak cukup ditunjukkan dengan merasa mencari kebenaran, tapi harus terlihat dalam sikap mampu memahami kebenaran walaupun dari orang lain, dan mampu menempatkannya pada kedudukan yang semestinya atau setidaknya layak. Demikian pula seseorang harus sadar bahwa mungkin saja ada kesalahan dalam diri sendiri, tidak selalu dirinya benar. Bila ada kesombongan dalam diri seseorang, nilai petunjuk akan kacau balau baik petunjuk yang benar ataupun salah. Sangat mudah bagi syaitan untuk memasukkan ilham dan bahkan petunjuknya kepada seseorang melalui kesombongan. Kadangkala syaitan membuat umat mereka memandang dirinya tidak mungkin membuat kesalahan sedangkan Allah tidak memberikan jaminan demikian, atau justru mungkin sebenarnya Allah berpihak pada orang lain.

Memperhatikan Adab

Melangkah mengikuti petunjuk harus dilakukan pula dengan akhlak mulia. Seseorang hendaknya tidak mengikuti petunjuk dengan keluhan dan rasa terpaksa. Akhlak demikian biasanya terkait dengan petunjuk yang belum sempurna dan tidak ada kesabaran. Manakala seseorang memandang hina objek petunjuknya, penghinaan itu akan menimbulkan hambatan yang besar dalam melaksanakannya, atau petunjuk itu akan pergi dari dirinya. Bila demikian ia sebenarnya berpaling dari petunjuk. Sekiranya belum sempurna petunjuknya, hendaknya ia bersabar hingga memahami petunjuknya dengan tepat dan kemudian ia melaksanakan petunjuk itu dengan baik. Ia boleh menunda melaksanakan untuk memahaminya terlebih dahulu atau ia boleh bersegera melaksanakannya disertai sikap bersabar dalam melaksanakannya.

Secara tidak langsung melaksanakan petunjuk akan menghubungkan seseorang pada jaringan al-jamaah. Ada orang-orang yang akan terhubung kepada dirinya dalam amr Allah yang sama, baik sebagai rekan ataupun pemimpin. Hendaknya ia menjaga adab terhadap jamaah yang telah ada tersebut. Ia tidak mencela atau merusak hubungan yang telah ada pada jamaah yang dimasukinya. Sekalipun jaringan jamaah itu terlihat lemah, buruk ataupun kecil, suatu jamaah dalam amr tertentu Allah tidak boleh dirusakkan. Omongan buruk terhadap yang lain atau hal lain yang dapat merusak jalinan jamaah yang ada hendaknya dihindarkan. Mendatangkan orang lain atau syarat-syarat tertentu yang berpotensi merusak jaringan jamaah yang telah ada hendaknya dihindarkan. Hendaknya ia mengikuti jamaah yang ada terlebih dahulu hingga mengerti masalah yang ada pada jamaah tersebut. Seringkali ada keadaan yang sama sekali tidak diketahui sebelumnya sehingga bila memaksakan solusi terburu-buru justru akan mendatangkan kerusakan.

Berpaling dari petunjuk akan menjadikan seseorang tidak dapat mendzikirkan Allah. Dzikir adalah upaya seseorang untuk memanifestasikan pemahaman terhadap kehendak Allah. Suatu petunjuk Allah merupakan salah satu materi dzikir yang harus diwujudkan oleh setiap hamba Allah. Barangsiapa berpaling dari petunjuk maka ia berpaling dari dzikir kepada Allah. Dan berpaling dari dzikir kepada Allah akan mendatangkan konsekuensi yang harus ditanggung.

﴾۴۲۱﴿وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Dan barangsiapa berpaling dari dzikir pada-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".(QS Thaahaa : 124)

berpaling dari dzikir kepada Allah menjadikan seseorang akan mengalami kehidupan yang sempit dan kelak akan dikumpulkan kepada Allah dalam keadaan buta. Petunjuk Allah merupakan sumber dari kesejahteraan di bumi menghindarkan manusia dari penderitaan. Apabila seorang hamba Allah berpaling dari petunjuk, maka ia menghilangkan suatu sumber kesejahteraan tertentu bagi umatnya, dan yang paling terkena masalah tersebut adalah dirinya sendiri. Ia akan mengalami kehidupan yang sempit karena keberpalingannya. Seseorang yang berpaling pada dasarnya tidak menggunakan akal dan fakultas indera jiwanya untuk kehidupan dirinya, maka kelak ia akan dikumpulkan dalam keadaan buta walaupun dahulu memperoleh cahaya Allah dalam kehidupan sebelumnya. Cahaya itu tidak bermanfaat baginya, demikian pula indera penglihatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar