Pencarian

Selasa, 02 Maret 2021

Manusia Sebagai Khalifatullah

Manusia merupakan makhluk paling sempurna di alam semesta. Raganya berasal dari tanah di bumi, sedangkan jiwanya diciptakan di alam langit. Bilamana Allah berkehendak, Dia memperkenalkan ruh qudus yang berasal dari alam tertinggi, sehingga seseorang menjadi makhluk yang memiliki kombinasi paling sempurna. Dengan kesempurnaan itu, seorang manusia dijadikan khalifatullah di muka bumi.

Untuk menjalankan perannya sebagai khalifatullah di bumi, diberikan kepada manusia pengetahuan kebumian yang lebih baik dari makhluk lain. Allah menjadikan bumi sebagai bayang-bayang alam yang tinggi, bahkan sebagai ujung bayangan alhaq, dan menjadikan manusia mempunyai pemahaman tentang alhaq berdasarkan fenomena yang terjadi di bumi. Pemahaman manusia tentang hal itu mempunyai kualitas yang lebih baik daripada makhluk-makhluk tinggi yang lain, bahkan para malaikat muqarabun diperintahkan untuk bersujud kepada khalifatullah.

Demikianlah Allah memperkenalkan rahasia-rahasia kepada manusia yang beriman sebagai sebuah keutamaan penciptaan manusia. Akan tetapi orang-orang kafir tidak memahami hal demikian. Mereka mempertanyakan manusia yang mengenal rahasia-rahasia itu dengan menuntut tampilnya tanda-tanda ajaib yang dikaruniakan oleh rabb-nya. Orang-orang kafir menuntut keajaiban, padahal Allah menciptakan manusia untuk mengerti rahasia-rahasia-Nya sehingga bisa berbuat di bumi sesuai naturnya dengan kehendak Allah.

Perempuan Sebagai Cermin Khazanah dari Sisi Allah

Allah memperlihatkan sebuah ayat yang sebenarnya besar sebagai tanda pengenalan manusia kepada Allah, akan tetapi seringkali manusia tidak melihat hal ini sebagai sesuatu yang besar. Ayat berikut ini terkait dengan pemakmuran yang seharusnya dilakukan setiap manusia di bumi sesuai dengan kehendak Allah.


﴾۸﴿اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْءٍ عِندَهُ بِمِقْدَارٍ
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada pengkadarnya (QS Ar-Ra’du :8)

Setiap perempuan diciptakan sebagai manusia yang membawa suatu khazanah dari Allah. Allah menumbuhkan sel-sel telur dalam raga seorang perempuan yang akan menjadi media bagi pertumbuhan benih dari suaminya. Selaras dengan raganya, jiwa setiap perempuan membawa khazanah yang akan menjadi media tumbuhnya jiwa suami. Allah meletakkan khazanah dalam diri setiap perempuan yang menjadi media pertumbuhan bagi laki-laki dalam kehidupan mereka, baik berwujud ragawi ataupun berwujud bathiniah. Perempuan adalah bumi yang berakal dan berbicara bagi seorang laki-laki. Allah mengetahui segala khazanah yang dikandung setiap perempuan.

Pemakmuran bumi sebenarnya sangat menyerupai proses kehamilan seorang perempuan. Allah meletakkan suatu khazanah yang sangat berharga di bumi yang akan tumbuh berkembang dengan baik bilamana seorang manusia yang berakal melaksanakan amr dari Allah untuk mengerjakan pemakmuran di bumi. Pemakmuran itu bisa berhasil dengan baik sehingga terjadi perkembangan kemakmuran di bumi karena pelaksanaan amr itu, atau bisa juga mengalami kegagalan tanpa terlihat hasilnya.

Hal ini sangat serupa dengan proses kehamilan seorang perempuan. Allah meletakkan sel-sel telur dalam diri seorang perempuan yang harus dibuahi oleh laki-laki. Bilamana terjadi pembuahan pada sel telur, maka sel telur itu akan berkembang menjadi makhluk yang baru. Kadang-kadang kehamilan itu berhasil melahirkan anak sehat yang menjadi penerus ayahnya, dan kadang-kadang melahirkan anak yang tidak memiliki kesempatan pertumbuhan yang baik.

Ada sebuah hubungan yang erat antara proses pemakmuran bumi oleh seorang manusia dengan proses kehamilan seorang perempuan, terletak pada jiwa (nafs) pasangan suami isteri. Nafs adalah entitas inti setiap manusia berupa wujud bathin setiap manusia. Hubungan nafs yang baik antara seorang suami dengan istrinya sangat menentukan keberhasilan pemakmuran bumi, dan keberhasilan melahirkan bayi yang sehat sebagai perpanjangan identitas ayahnya. Allah meletakkan sesuatu pada sisi bathin setiap perempuan sebagai amanah yang harus dikelola oleh suaminya. Khazanah dalam sisi bathin perempuan ini merupakan penentu kesuburan jiwa seorang perempuan. Hubungan nafs seorang laki-laki dengan istrinya harus baik agar terjadi pertumbuhan yang baik atau sempurna, baik berupa kelahiran bayi yang sehat ataupun berupa pemakmuran bumi oleh suaminya. Itu mengindikasikan tingkat kesuburan seorang perempuan, pada sisi dzahir dan sisi bathin. Kesuburan sisi bathin inilah yang menjadi parameter kualitas agama seorang perempuan, yang kadangkala mempengaruhi kesuburan sisi dzahirnya.

Pemakmuran bumi, kelahiran bayi, dan segala sesuatu yang dzahir di bumi merupakan proses perwujudan suatu khazanah dari sisi Allah. Mewujudnya segala sesuatu di bumi terjadi sesuai dengan pengkadaran yang berhasil dilakukan. Alam semesta terwujud sesuai kadar diri Rasulullah SAW. Dalam lingkup lebih kecil, pemakmuran bumi dan bayi yang terlahir dari sepasang suami isteri akan terwujud berdasarkan pengkadaran yang berhasil dicapai oleh pasangan suami dan isteri. Seorang suami yang berakhlak mulia akan menurunkan benih yang baik, dan memperoleh potensi untuk mewujudkan pemakmuran di muka bumi sesuai kehendak Allah. Seorang suami mandul tidak akan dapat membuat istrinya hamil dan melahirkan, dan suami yang tidak mengenal amr Allah tidak akan dapat menumbuhkan pemakmuran di bumi. Kadang-kadang seorang suami mempunyai akhlak yang buruk, maka sangat mungkin bayi yang akan terlahir membawa sayyi’ah yang banyak.

Pada tingkatan lain, bila seorang istri memperhatikan suaminya dengan benar, bayi yang dilahirkan akan bertambah lebih sempurna dari keadaan benih suaminya dan pemakmuran bumi yang mewujud akan terlihat lebih baik dari kadar upaya suaminya. Sebaliknya bila seorang istri tidak memperhatikan suaminya, atau membuat pengkadaran yang tidak tepat terhadap suami, benih suaminya mungkin akan terlahir sebagai bayi dengan kekurangan, dan efektifitas pemakmuran bumi oleh suaminya akan terlihat berkurang. Ini adalah kandungan rahim yang bertambah atau berkurang pada diri perempuan. Kebersyukuran seorang isteri sangat mempengaruhi apa yang terlahir dari pasangan suami isteri. Pertambahan dan pengurangan kandungan seorang perempuan sangat tergantung pada pengkadaran yang tepat seorang perempuan terhadap suaminya.

Suami dan isteri tidak boleh menyalahkan satu sama lain bila ada kekurangan dalam usaha mereka. Allah telah memberikan hal terbaik dengan ilmu-Nya bagi mereka sesuai dengan kadar yang mereka capai. Suami dan isteri harus berusaha memperbaiki keadaan diri mereka berdasarkan apa yang diberikan Allah kepada masing-masing. Allah selalu memberikan kebaikan yang banyak bagi mereka, sedangkan bila ada kekurangan maka itu adalah karena mereka sendiri. Bila satu pihak menyalahkan yang lain, mereka sebenarnya memperburuk keadaan mereka di hadapan Allah, tidak mensyukuri apa yang dikaruniakan Allah kepada mereka.

Bumi Sebagai Bayangan Al-haqq

Segala sesuatu yang terjadi di bumi dan di dalam jiwa manusia terwujud sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan di dalam kitab lauh mahfudz. Tidak semua ketentuan yang dituliskan dalam lauh al-mahfudz kemudian terwujud di bumi, tetapi semua hal yang terjadi di bumi terjadi sesuai dengan ketentuan yang telah dituliskan di lauh al-mahfudz. Banyak khazanah Allah yang tidak (dapat) diwujudkan dalam kehidupan di bumi yang sempit dan tetap tersimpan di alam yang lebih besar. Manusia dan makhluk berakal-lah yang menyebabkan sebagian khazanah itu dikeluarkan atau tetap tersimpan di lauh al-mahfudz.

Setiap saat Allah berada dalam kesibukan mengatur segala sesuatu bagi makhluk berakal yang meminta kepada-Nya. Para makhluk berakal di langit dan di bumi meminta kepada-Nya segala sesuatu yang bernilai bagi mereka. Hanya manusia yang meminta sesuatu yang bersifat duniawi, sebagian untuk kebaikan sebagian berdasar hasrat duniawi. Sedangkan makhluk berakal yang lain hanya memohon kebaikan. Allah selalu dalam kesibukan mengatur dan mengabulkan semua permohonan makhluk-makhluk yang berakal.

﴾۹۲﴿يَسْأَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
Semua yang ada di petala langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS Ar-Rahman :29)

Tidak hanya permintaan makhluk yang menjadi kesibukan. Segala sesuatu terjadi menurut ketetapan Allah dalam setiap saat. Tidak sedikitpun ada kesulitan bagi Allah dalam mengatur segala sesuatu yang terjadi, baik ketika memberikan permintaan makhluk-makhluk ataupun menimpakan mushibah bagi setiap makhluk. Segala sesuatu hanya berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah tertulis dalam lauh al-mahfudz, tidak keluar darinya. Ketika Allah akan menimpakan mushibah di bumi ataupun mushibah pada suatu jiwa, segala keadaan makhluk itu telah ada dalam pengetahuan-Nya, dan bahkan telah dituliskan di dalam kitab lauh al-mahfudz, tidak lebih dari yang telah dituliskan sedikitpun.

﴾۲۲﴿مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu musibahpun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami melepasnya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS Al-Hadiid : 22)

Segala sesuatu yang terjadi di bumi terwujud sesuai dengan pengkadaran yang diperoleh makhluk. Sebagian manusia bergelut dalam kadar-kadar kebumian dengan sungguh-sungguh hingga dapat membuat rekayasa di bumi, sebagian orang hanya bisa menduga-duga kadar-kadar kebumian sehingga bisa membuat perkiraan-perkiraan urusan kebumian. Sebagian manusia meluaskan pandangannya pada pengkadaran Allah hingga melihat jalan yang ditentukan Allah untuk dirinya agar dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat besar. Banyak hal-hal dari lauh al-mahfudz yang diturunkan Allah hingga ke bumi sesuai pengkadaran yang berhasil dicapai oleh makhluk yang berakal.

Seluruh kadar yang dapat dicapai oleh setiap makhluk telah dituliskan dalam kitab lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Kitab itu adalah tulisan pengetahuan Allah yang hendak diperkenalkan kepada makhluk hingga hari kiamat. Tidak seluruh ilmu Allah tertulis dalam kitab tersebut. Sebagian makhluk berakal mengenal pengetahuan itu hanya pada bagian dirinya, atau sebagian dari bagian dirinya, sedangkan pengetahuan yang lain tersembunyi. Sebagian makhluk berakal hanya mendengar adanya kitab tersebut, dan sebagian tidak mengenal kitab tersebut.

dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda :

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.
Allah telah menentukan seluruh taqdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” HR. Muslim (no. 2653) dan at-Tirmidzi (no. 2156), Ahmad (II/169), Abu Dawud ath-Thayalisi (no. 557)

dari Sahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a ,Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمَ، قَالَ لَهُ: اُكْتُبْ! قَالَ: رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اُكْتُبْ مَقَادِيْرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ.
Yang pertama kali Allah ciptakan adalah Qalam (pena), lalu Allah berfirman kepadanya: ‘Tulislah!’ Ia menjawab: ‘Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis?’ Allah berfirman: ‘Tulislah taqdir segala sesuatu sampai hari Kiamat.’” HR. Abu Dawud (no. 4700), Shahiih Abi Dawud (no. 3933), at-Tirmidzi (no. 2155, 3319), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 102), al-Ajurry dalam asy-Syari’ah (no. 180), Ahmad (V/317), Abu Dawud ath-Thayalisi (no. 577)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar