Pencarian

Senin, 20 April 2020

Kebangkitan Islam dan Pernikahan



Allah menciptakan manusia berpasangan agar dapat mengenal Allah, bukan untuk saling berkompetisi. Keberpasangan adalah ayat-ayat yang memperkenalkan manusia kepada nama dan sifat-Nya. Setiap orang harus berusaha mengenali dan menempati kedudukan dirinya untuk mengenal dan memperkenalkan ayat Allah. Perbaikan dan pemakmuran di alam dunia ini hanya akan terjadi dengan mengenal ayat Allah. Tanpa hal demikian, kesulitan akan menimpa alam semesta. Manusia merasa melakukan perbaikan tetapi sebenarnya melakukan perusakan. 



وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٢١ [ الروم:21] 

Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jiwamu sendiri, supaya kamu berdiam tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [Ar Rum:21] 



Mengenali dan menjalankan peran masing-masing bagi pasangannya inilah yang akan menumbuhkan mawaddah dan rahmah. Seorang suami harus membangun visi perjalanan untuk mengenal Allah dan memimpin istrinya dalam beramal sesuai dengan kehendak-Nya. Seorang istri harus berusaha memperhatikan dan meresapi apa yang disampaikan suami kepadanya dan mendoakan agar visi suaminya dapat terwujud. Bila ada rasa syukur, akan terbuka rasa mawaddah dan rahmah. Seorang istri akan mencintai suaminya yang membimbingnya kepada Allah, dan seorang suami akan mencintai istrinya yang mengungkapkan khazanah dunia bagi dirinya. 

Setiap insan kamil memiliki tiga komponen dalam dirinya, yaitu jasmani, nafs dan ruh. Jasmaninya adalah pemimpin makhluk bumi, namun tidak mempunyai kemampuan mengenal cahaya-Nya. Nafs muthmainnah harus memimpin jasmaninya karena nafs itu yang dapat mengenal cahaya-Nya, dan ruh qudus sebagai pembawa amr Allah. Bayangan wujud Insan kamil itu dipanjangkan dalam wujud jasmaniah berupa wujud suami istri yang mempunyai peran masing-masing, yaitu suami sebagai manusia yang jiwanya mampu mengenal cahaya Allah, dan Istri yang jiwanya menjadi pemimpin alam jasmani bagi suaminya, dan keduanya harus mengabdi bersama kepada Allah dari alam mulkiyah. Suami-istri adalah cerminan dari jiwa dan jasad seseorang dalam wujud yang nyata. Seorang suami tidak akan sukses di alam dunia tanpa didampingi istri yang baik, dan seorang istri tidak dapat menunaikan hak Allah tanpa menunaikan hak suami. 

Pernikahan Sebagai Cermin Agama 


Keberpasangan dalam pernikahan merupakan setengah dari agama. Agama seseorang dapat diukur kemajuannya dari sikapnya dalam pernikahan. Seorang suami yang ibadahnya tekun tetapi tidak menyayangi istrinya tidaklah beragama dengan baik. Demikian pula seorang istri yang tekun tetapi tidak patuh terhadap suaminya. Sikap dalam pernikahan merupakan cerminan dari tingkat agama seseorang. Hal ini berlaku secara umum, tidak ada seseorang menjadi baik agamanya bilamana mensia-siakan pasangan menikahnya. 

Umat rasulullah SAW mempunyai banyak karakter dalam beragama. Sebagian umat melenceng keluar dari islam padahal mereka melaksanakan ibadah dengan mengagumkan membuat para sahabat berkecil hati, mereka membaca Alquran dengan indah, tetapi mereka menjadi anjing-anjing neraka. Akan keluar dajjal dari kalangan umat yang demikian. Orang yang rajin beribadah tapi buruk sikapnya pada pasangannya mungkin termasuk dalam golongan ini, atau dalam pengaruh golongan ini. 

Sebagian umat islam berusaha untuk memakmurkan kehidupan masyarakat di bumi, tetapi tidak memperoleh pegangan yang kokoh dari Alquran dan Sunnah, maka usaha mereka bagaikan orang yang mencari kesejahteraan melalui rumah kasino. Manusia di bumi ini sebenarnya hidup bagaikan memasuki rumah kasino. Kasino itu dimiliki bandar yang memelihara para penjudi bayaran untuk melayani para tamu, dan diberi beberapa trik untuk memenangkan perjudian di rumah itu. Penjudi bayaran itu berbaur serupa dengan pengunjung yang lain. Sebagian tamu datang bermain roulette russia, jackpot dan permainan judi lain. Orang-orang yang baik bertamu untuk bermain monopoli dan catur, sebagian mendapatkan sedikit dan sebagian mengalami kekalahan. Suami dan istri yang mengerjakan urusan tanpa saling mengetahui urusan pasangannya mungkin termasuk dalam golongan demikian. 

Orang-orang yang memakmurkan bumi berdasarkan Alquran dan Sunnah berada di luar rumah kasino tersebut. Suami istri demikian dapat melihat urusan (amr) Allah bagi masing-masing tampak pada diri pasangannya, menjadi pertanda bahwa urusan mereka bersambung dengan wasilah rasulullah SAW melalui jiwa mereka. Mereka melihat bahwa tidak mungkin memakmurkan bumi dengan memasuki rumah kasino. Barangkali sebagian permainan kehidupan bumi akan sama saja dengan yang di rumah kasino, tetapi manusia harus keluar dari rumah kasino agar sejahtera. Mereka merupakan orang-orang yang menjadi musuh pemilik rumah kasino. Maka pemilik rumah kasino itu berusaha untuk mencelakakan dan menyerang orang tersebut. Terhadap orang yang demikianlah syaitan yang berada di arsy iblis melakukan fitnah. 

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ 



“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813) 

Syaitan yang berkedudukan di atas ‘arsy melakukan hal demikian dengan memisahkan antara seseorang dengan istrinya. Orang yang mendapatkan titik terang memakmurkan bumi dengan berdasarkan alquran dan sunnah akan dipisahkan syaitan dengan istrinya agar kehilangan jangkauan ke aspek kebumiannya. Istrinya adalah pemimpin semesta bumi bagi seorang laki-laki. Dengan mekanisme demikian, fitnah akan timbul di antara manusia tanpa manusia mengetahui sebabnya secara jelas. 


Contoh Kasus 


Pada masa kebangkitan islam, pemimpin umat islam akan mengalami serangan syaitan dengan cara demikian. 


عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ 



Dari Tsauban, Rasulullah Saw bersabda : "Sesungguhnya Allah telah melipat bumi untukku hingga aku dapat melihat timurnya serta baratnya. Sungguh kekuasaan umatku bakal meraih apa yang sudah dilipatkan untukku daripadanya, dan aku diberi dua perbendaharaan yaitu merah dan putih. Dan sungguh aku telah bermohon kepada Tuhanku untuk umatku supaya Dia tak membinasakan mereka dengan kekeringan menyeluruh dan supaya Dia tidak memberikan kuasa atas mereka kepada musuh, terkecuali karena jiwa-jiwa mereka sendiri sehingga terapunglah harta putihnya.” (HR. Muslim No. 5144). 



Merah putih adalah pakaian bagi jiwa sang imam pada zaman kebangkitan islam tersebut. Sang imam akan diutus ke dunia dengan pakaian putih dengan jubah berwarna merah. Beliau akan datang sebagai khalifatullah yang akan memberantas seluruh kejahatan tidak bersisa hingga akar-akarnya. Namun Rasulullah SAW menyebutkan kedua warna tersebut sebagai dua harta perbendaharaan yang terpisah, tidak disebutkan sebagai satu perbendaharaan merah putih. Hal ini terkait dengan pakaian dalam wujud pernikahan. Beliau memiliki dua pernikahan yang masing-masing merupakan wujud perbendaharaan rasulullah Saw yang berwarna merah dan berwarna putih. Harta perbendaharaan berwarna putih itu pada akhirnya tenggelam. 

Dua pernikahan beliau adalah dua perbendaharaan rasulullah SAW. Dengan penyederhanaan, dapat dikatakan bahwa berjuang mempertahankan dua pernikahan beliau adalah sebuah jihad. Setiap orang harus berjihad dalam bentuk amal-amal berlandaskan pengetahuan kepada Allah, sebagai satu sayap lain pasangan dari bertawakkal kepada Allah. Seseorang tidak akan dapat bertawakkal sepenuhnya tanpa terlebih dulu melakukan amal berlandaskan pengetahuan. Kualitas jihad akan mempengaruhi kualitas transformasi dalam diri seseorang. 

Ini mungkin terlihat absurd. Tentunya mempertahankan pernikahan adalah tanggung jawab masing-masing pasangan. Sebenarnya tidak selalu demikian, terutama bagi orang-orang yang mempunyai pengetahuan. Dalam kasus ini, syaitan menebarkan banyak fitnah di antara umat untuk menghancurkan segel berupa pernikahan sang imam. Hadits tersebut menyebutkan kesalahan jiwa-jiwa umat islamlah yang menyebabkan hilangnya perbendaharaan rasulullah SAW yang berwarna putih. 

Rasulullah SAW menyebutkan hilangnya harta putih, dan tidak memberikan jaminan selamatnya harta berwarna merah. Hilangnya harta berwarna putih disorot dan dijadikan rasulullah SAW sebuah pelajaran agar umat berhati-hati dan memperbaiki keadaan jiwa muslimin. Tidak mudah mengetahui siapa sebenarnya imam tersebut. Setiap orang pada zaman itu harus berhati-hati dalam hal perjodohan karena boleh jadi akan menghancurkan segel tersebut untuk menimbulkan fitnah besar. 

Barangkali jauh lebih mudah untuk berusaha dengan menganggap bahwa semua pasangan adalah perbendaharaan rasulullah SAW, sehingga setiap pasangan harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian setiap orang harus berusaha menjaga dirinya dalam syariat dengan sebaik-baiknya, dan membentuk puteri dan para perempuan agar menjadi istri terbaik bagi suaminya. Syariat akan menjaga keselamatan seseorang dalam perjalanan seseorang menuju Allah. 

Setiap muslimin harus mendidik puterinya untuk memiliki jiwa pencari kebenaran, sebagaimana ibrahim selalu condong pada kebenaran. Dengan jiwa pencari kebenaran, puteri tersebut akan dapat mengenali pasangan yang merupakan asal jiwa dirinya. Bila puterinya telah mendapat visi jodohnya yang benar, mungkin sedikit demi sedikit, hendaknya puterinya dijaga agar tidak tergoda oleh hasrat mencari jodoh lain yang menarik hawa nafsunya. Bilamana telah tiba waktu pertemuan, hendaknya puterinya diperkenalkan dan disegerakan untuk melakukan pernikahan dengan jodoh yang dikenali puterinya, setelah mengenalnya. Wali ataupun pembimbing agamanya hendaknya mengusahakan agar puteri tersebut terbantu untuk bertemu dan melakukan ta’aruf dan pertemuan dengan jodohnya. Seringkali seorang puteri terkendala untuk menyatakan pengetahuan tentang jodohnya kepada orang lain, apalagi langsung kepada jodohnya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar