Pencarian

Rabu, 28 Oktober 2020

Menemukan Kesenangan Di Sisi Allah (17)

Musyawarah dalam Amr


Setiap orang yang beriman harus berusaha untuk menemukan jalan kembali kepada Allah berupa jalan yang lurus. Jalan itu merupakan jalan yang paling dekat yang bisa ditempuh oleh seorang manusia untuk kembali kepada Allah. Rasulullah SAW telah menyelesaikan jalan kembali kepada Allah ketika beliau melakukan mi’raj hingga ufuk yang tertinggi. Sebagaimana rasulullah SAW, setiap orang beriman memperoleh kesempatan untuk menemukan jalan yang lurus untuk kembali kepada Allah.

Menemukan jalan yang lurus (shirat al mustaqim) dapat diperoleh dengan mengenal urusan (amr) Allah yang diturunkan kepada rasulullah SAW. Amr yang diturunkan kepada rasulullah SAW adalah urusan induk (amr jami’) yang menjadi sumber seluruh urusan Allah dalam penciptaan alam semesta. Tidak ada urusan Allah yang keluar dari urusan yang diturunkan kepada rasulullah SAW. Dengan mengenal urusan induk (amr jami’), seseorang dapat menemukan urusan yang harus dikerjakannya di bumi, sehingga seseorang mengenal penciptaan dirinya.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَىٰ أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّىٰ يَسْتَأْذِنُوهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۚ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿٦٢﴾

Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An-Nuur : 62)
Ketika seorang beriman mengenal amr jami’, orang tersebut akan memasuki derajat khusus keimanan. Dirinya akan menjadi orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya termasuk dalam golongan al-mukminun, yaitu orang-orang yang benar-benar beriman.

Terdapat sebuah syarat lain agar seseorang termasuk dalam golongan al-mukminun, setelah seseorang mengenal amr jami’ yang diturunkan kepada rasulullah SAW. Syarat itu adalah meminta ijin kepada rasulullah SAW bila hendak meninggalkan amr jami’ untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Hanya orang-orang yang meminta ijin kepada rasulullah SAW lah yang termasuk dalam golongan orang-orang yang benar-benar beriman atau al-mukminun. Orang-orang yang mudah meninggalkan amr jami’ tanpa meminta ijin rasulullah SAW tidak termasuk dalam golongan al-mukminun walaupun mengenal amr jami’. Orang yang tidak mengetahui amr jami’ tidak termasuk dalam golongan al-mukminun.

Secara umum, orang yang mengenal amr jami’ adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh berusaha mengenal kebenaran. Ketika mengenal amr jami’, mereka merasa benar-benar menemukan sebuah kebenaran tertinggi yang mungkin dikenalnya, seolah-olah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan selain amr jami’ itu. Oleh karenanya, sangat sedikit orang-orang yang merasa perlu pergi meninggalkannya. Akan tetapi sebagian orang benar-benar mengalami tekanan yang berat dalam kehidupan dunia dan masalah lain hingga kadang merasa perlu meninggalkan urusannya. Bila merasa perlu meninggalkan amr jami’, seorang al-mukmin akan meminta ijin kepada rasulullah SAW untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Bila tidak muncul dalam hatinya rasa perlu meminta ijin kepada rasulullah SAW, dirinya belumlah termasuk dalam golongan al-mukminun.

Musyawarah Dan Jamaah


Manusia akan mengenal urusan induk (amr jami’) dengan baik hanya pada bagian-bagian tertentu yang menjadi bagian dirinya. Banyak bagian dari urusan induk (amr jami’) yang tidak menjadi bagian dari diri seseorang, akan tetapi ada kebaikan bila seseorang mengenal urusan tersebut. Setiap orang perlu mengenal orang-orang yang ada di sekitarnya terkait dengan amr masing-masing untuk memperoleh gambaran amr yang lebih sempurna agar lebih mengenal rasulullah SAW, sehingga tingkat keimananannya semakin meningkat. Kebersamaan di antara almukminun harus membentuk sebuah musyawarah, sehingga terbentuk sebuah al-jamaah di antara al-mukminun.

Sangat penting bagi setiap orang untuk menumbuhkan dirinya di jalan Allah dan berjamaah dalam sebuah masyarakat orang beriman. Setiap orang yang tumbuh akan memberikan kekuatan terhadap langkah kebenaran. Dalam pertumbuhannya, akan dijumpai dalam kehidupan orang beriman sebuah fase dimana Allah memperkenalkan kepada dirinya baitullah dalam hatinya, mengenal bagaimana dirinya harus bersujud kepada Allah. Ini adalah keadaan dimana seseorang mengenal amr jami’, dan mengenal untuk apa dirinya diciptakan Allah. Berjamaah akan menuntun seseorang untuk lebih mudah memperoleh jalan yang benar.

Al-jamaah adalah orang yang berada dalam kebenaran. Al-jamaah adalah penyatuan urusan seseorang atau urusan kumpulan manusia terhadap amr jami’ yang diturunkan kepada rasulullah SAW. Demikian tujuannya, syura harus dilakukan dengan memperhatikan amr Allah sebagai asas berjamaah, tidak mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan amr Allah. Seringkali keberjamaahan tidak bergantung pada banyaknya jumlah orang yang bersepakat, terutama di jaman modern ketika kegelapan lebih tampak daripada kebenaran. Satu orang yang mengenal dan berbuat sesuai dengan amr rasulullah SAW adalah jamaah, walaupun berselisih dengan orang lainnya.



لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ ۖ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ ۚ وَادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدًى مُسْتَقِيمٍ ﴿٦٧﴾



Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan sembelihan tertentu yang harus mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka menyelisihi kamu dalam urusan (amr Allah) dan serulah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada petunjuk yang lurus. (QS Al-Hajj : 67)

 

Tidak boleh ada perbantahan pada amr yang merupakan bagian dari amr jami’. Syura bukanlah medan perdebatan tentang kebenaran, tetapi tempat untuk mengenal satu mukmin dengan mukmin yang lain. Dengan pengenalan satu dengan yang lain, akan terlihat jalan yang harus ditempuh secara lebih jelas oleh masing-masing orang dalam jamaah yang mencari jalan ubudiyahnya kepada Allah. Jalan ini tidak akan terlihat oleh orang-orang yang masih memiliki kecenderungan mengingkari kebenaran karena hawa nafsunya, atau orang-orang yang ingin mencari kedudukan di antara manusia.

Sebaliknya, tidak ada seorang yang mengenal amr jami’ dengan benar yang bermaksud bermegahan di antara manusia. Tidak boleh membantah amr itu adalah perintah Allah agar manusia menerima kebenaran. Jika seseorang mengenal amr jami’ mengikuti syura dan memberikan pandangannya, sikap itu terlahir dari kasih sayangnya dan keinginannya bersama-sama dalam jamaah menuju Allah, bukan keinginan untuk dipandang hebat oleh manusia. Bila menghindari syura, dirinya menghindarkan amr jami’ itu diremehkan atau diperbantahkan. Kadangkala itu merupakan langkah terbaik yang bisa dilakukannya. Perlu kematangan tertentu bagi manusia umumnya untuk dapat menyertakan seseorang yang mengenal amr jami’ dalam syura. Sebaliknya, setiap orang yang mengenal amr jami’ sebenarnya selalu berusaha mencari cara untuk menyampaikan amr itu bila memungkinkan, dan akan tampak selalu menyeru untuk kembali kepada Allah.

Sebuah forum perbincangan tidaklah selalu membentuk musyawarah. Musyawarah adalah perbincangan tentang urusan yang maslahat bagi umat. Dalam hal itu, urusan yang tertinggi adalah amr jami’. Semakin dekat sebuah urusan dengan amr jami’, semakin tinggi maslahat urusan itu bagi jamaah tersebut. Bila sebuah urusan yang paling dekat dengan amr jami’ disingkirkan dari suatu forum perbincangan, atau diperdebatkan, atau diremehkan, maka tidak ada manfaat pada forum perbincangan itu. Forum itu hanyalah senda gurau dan permainan alam dunia bagi orang yang mengenal amr jami’.

Orang yang mengenal amr jami’ adalah orang yang melihat jalannya menuju Allah. Dirinya mengetahui jalannya menuju Allah, baik telah mi’raj ruhaninya kepada rabb-nya ataupun belum. Kadangkala telah diperlihatkan jalan seseorang kepada Allah walaupun banyak kekurangan dalam dirinya. Kekurangan itu harus diperbaiki dalam perjalanannya lebih lanjut. Dirinya juga akan dibuat mengenal Allah dengan pengenalannya terhadap amr jami’ walaupun belum mi’raj ruhaninya. Ketika seseorang mengenal urusan yang dikalungkan kepada jiwanya, dirinya akan mengenal jiwanya, dan dengan mengenal jiwanya dia akan dibuat mengenal rabb-nya.

Dengan keadaan seperti itu, diperintahkan kepadanya untuk menyeru manusia untuk kembali kepada rabb-nya. Sebenarnya seruan itu hanya seruan untuk mengikutii rasulullah SAW, tidak akan lebih dari itu, akan tetapi seruan yang dilakukannya berdasarkan pengetahuan yang benar. Tidak ada seruan yang benar bila bertentangan dengan Alquran dan sunnah rasulullah SAW, dan tidak akan jelas kebenaran seruan itu bilamana orang tersebut tidak mengenal amr jami’. Mungkin seruan seseorang dilakukan berdasar ayat-ayat alquran, akan tetapi ayat tersebut tidak benar-benar dipahami. Alquran memerintahkan orang yang mengenal amr jami’ untuk menyeru manusia kepada Allah.

Orang yang mengenal amr jami’ benar-benar berada dalam petunjuk yang lurus. Hal ini akan dapat dibuktikan dengan ketakjubannya terhadap Alquran, dimana alquran akan terlihat baginya sebagai ungkapan yang paling fasih. Hal ini dapat menghilangkan keraguan dalam hatinya tentang kebenaran petunjuk itu. Seluruh pengetahuan yang berupa petunjuk itu tidak akan lebih sedikitpun dari alquran, dan bahkan alquran jauh lebih sempurna menjelaskan daripada pengetahuannya. Seringkali pengetahuan dari Alquran bertambah semakin banyak ketika dirinya mengubah sedikit sudut pandang terhadap masalah. Alquran menjadi sumber pengetahuan yang luar biasa. Itu adalah ciri seseorang yang berada di atas petunjuk yang lurus. Dengan petunjuk yang lurus itulah seseorang harus melangkah menuju Allah dan menyeru orang lain mengikutinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar