Pencarian

Selasa, 04 Agustus 2020

Menemukan Kesenangan di Sisi Allah (6)


Teknik Syaitan Menguasai Manusia


Manusia harus kembali kepada Allah dengan menempuh jalan yang lurus bersama orang-orang yang memperoleh nikmat Allah dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka adalah orang-orang yang memperoleh jalan yang lurus. Mengikuti mereka akan mengantarkan seseorang untuk memperoleh jalan yang lurus.

Terdapat kelompok lain selain orang yang berjalan di atas shirat al-mustaqim, yaitu orang-orang yang jalannya tersesat dan orang-orang yang mendapatkan murka dari Allah. Orang yang tersesat adalah orang-orang yang berjalan kepada Allah namun syaitan menyesatkan mereka dengan tipuan-tipuannya. Hal ini terjadi karena ada pijakan bagi syaitan yang tidak dibersihkan ketika seseorang berjalan kepada Allah, ada ketidaktaatan terhadap kitabullah atau tidak memperoleh mizan yang tepat dari rasulullah SAW berupa pemahaman-pemahaman terhadap kebenaran secara salah. Hal ini akan dapat menyebabkan seseorang tersesat dalam perjalanannya. Syaitan akan terus berusaha menarik kelompok ini perlahan-lahan hingga tersesat dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya.

Syaitan menggunakan beberapa metode untuk menguasai dan memerintah manusia, yaitu memerintahkan dengan sayyiah (keburukan jiwa), dengan perbuatan keji (fahsya’) dan dengan perkataan yang tidak disertai dengan pengetahuan tentang Allah. Ketiga metode itu digunakan syaitan untuk menyesatkan umat manusia sehingga tidak dapat berjalan menuju Allah dengan benar. 


إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ [ البقرة:169-169]

Sesungguhnya (syaitan itu) hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al Baqarah:169]

 Untuk mengikuti orang-orang yang berada di jalan yang lurus, seseorang harus berusaha mengendalikan ketiga hal tersebut. Sayyiah adalah keburukan-keburukan yang ada dalam jiwa. Setiap orang memiliki sayyiah yang tumbuh seiring usianya. Setiap sayyiah akan digunakan oleh syaitan untuk memerintahkan manusia menuju kesesatan. Pada tahap awal, syaitan hanya mencegah seseorang untuk tidak mengikuti orang-orang yang berada di shiratal mustaqim. Pada tahap lanjut, syaitan akan memerintahkan untuk melawan orang-orang yang benar. 

Perbuatan keji (fakhsya’) adalah dorongan untuk melenceng dari jalan yang ditentukan Allah. Seorang istri yang mengalami dorongan untuk membangun hubungan dengan laki-laki lain merupakan contoh perbuatan keji. Perbuatan keji ini tidak terbatas pada perempuan, tetapi laki-laki pun akan terdorong untuk berbuat keji. Hubungan yang keliru dalam rumah tangga merupakan representasi perbuatan keji yang paling jelas, karena rumah tangga merupakan turunan yang paling nyata dari jalan menuju Allah, menjadi setengah bagian dari agama. Akan tetapi perbuatan keji tidak terbatas pada hubungan rumah tangga saja. Setiap dorongan yang membuat manusia melenceng dari jalan menuju Allah adalah perbuatan keji (fakhsya’) yang harus dihindari. 

Hal yang jarang diperhatikan oleh umat manusia dalam upaya penyesatan oleh syaitan adalah perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. Syaitan benar-benar menggunakan perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan untuk menyesatkan umat manusia, dalam derajat yang nyata berupa adanya otoritas pengendali akidah manusia, padahal akidah itu tidak mempunyai dasar pengetahuan tentang Allah. Hal ini membuat manusia tidak dapat melihat dengan jelas arah dan tujuan kehidupannya, atau justru menuju tuhan yang salah berupa taghut yang akan menyesatkan mereka. 

Perkataan Yang Benar Tentang Allah 

Setiap orang akan didatangi syaitan untuk disesatkan. Sebagian orang-orang yang tersesat jalannya dijadikan orang yang menghalangi orang lain dari kebenaran, sebagian dijadikan orang yang menyesatkan orang lain. Mereka membuat perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan dan mengajarkannya kepada manusia, dan kemudian mendustakan ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka dengan benar. Orang-orang yang sesat demikian menjadi kelompok orang-orang yang berada dalam kegelapan paling gelap hingga menjadi kelompok yang mendapatkan murka Allah. Mereka menjadi golongan yang digunakan syaitan untuk menyebarkan perkataan-perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. 

Sangat penting bagi setiap orang untuk membangun pengetahuan tentang tujuan kehidupannya, yaitu bertemu dengan Allah. Pengetahuan ini harus dijadikan visi dalam mengikuti orang-orang yang berada di shiratal mustaqim. Setiap orang harus membangun pengetahuan tentang Allah dengan hatinya secara benar, dan meneliti setiap perkataan tentang Allah yang tidak berdasar pada pengetahuan. Pengetahuan tentang Allah ini harus dibangun berdasarkan kitabullah dengan landasan hati yang bersih, tidak terkungkung dalam sebuah teori yang dibangun manusia untuk menghalangi manusia dengan perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. 

Bukan sebuah dosa bagi seseorang untuk mengajarkan kepada manusia tentang pengenalannya terhadap Allah dengan hati yang bersih di atas dasar Alquran dan sunnah nabi SAW, akan tetapi seseorang tidak boleh mengajarkan tanpa dasar Alquran dan sunnah nabi SAW dan menganggap bahwa dirinya adalah orang yang sepenuhnya mengenal Allah. Tidak boleh ada sikap bahwa pengetahuannya adalah pengetahuan final yang tidak akan ada kesalahannya. Iblis pernah bertemu dengan Allah, akan tetapi sebenarnya dia tidak mengenal Allah. 

Seluruh pengenalan alam semesta terhadap Allah akan selalu berada dalam batas pengenalan rasulullah SAW terhadap Allah, tidak lebih sedikitpun. Tidak ada pengenalan terhadap Allah yang benar bila menyalahi Alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam beberapa kasus, pengenalan seseorang terhadap Allah dengan pengenalan orang lain berbeda, akan tetapi tidak pernah ada pengenalan seseorang keluar dari yang diajarkan rasulullah SAW. Kadang seseorang terjatuh mengajarkan perkataan yang salah tentang Allah padahal ia merasa benar. 


Menegakkan Perkataan yang Benar Tentang Allah 

Menegakkan perkataan yang benar tentang Allah merupakan hal yang besar, tugas bagi orang-orang yang ikhlas. Orang yang ikhlas lah yang akan mendapat lindungan Allah tidak tersentuh upaya penyesatan syaitan. Orang tersebut akan berhadapan dengan syaitan, karena usahanya berlawanan langsung dengan usaha syaitan dalam menyesatkan manusia. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh orang dalam kriteria lain. Kadangkala seseorang yang telah berpengetahuan merasa telah mengenal amr Allah dan berusaha menegakkan perkataan yang benar tentang Allah, akan tetapi sebenarnya Allah mempertanyakan keadaannya. Sebuah ayat dalam Alquran menjadi contoh hal ini: Apakah engkau mengatakan terhadap Allah dengan sesuatu yang tidak engkau ketahui? (qs 7:28). 

Untuk urusan demikian Allah akan selalu mengutus seseorang setiap seratus tahun untuk memperbarui agama bagi umat islam. Sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda: 


إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا

Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir seratus tahun, orang yang memperbaharui untuk umat agama mereka (HR Abu Dawud no. 4291).

 Kadangkala pembaruan agama dalam setiap seratus tahun tidak tampak di mata manusia. Hal ini tidak menunjukkan tidak adanya pembaruan dalam agama, tetapi umat manusia tidak mengenali pembaruan yang diturunkan Allah bagi mereka. Manusia terkurung dalam dogma-dogma agama tidak mencoba mengenali kebenaran dengan hatinya, termasuk terkurung dalam perkataan-perkataan tentang Allah yang tidak berdasar pada pengetahuan. Dalam beberapa ratus tahun terakhir, umat islam terkurung dalam sebuah dogma tentang tauhid yang tidak pernah berubah sedikitpun, padahal dogma tauhid itu hanya mengurung manusia dalam perkataan tentang Allah tanpa pengetahuan. 

Kebenaran pada dasarnya akan membuat peradaban manusia maju, akan tetapi umat islam pada zaman kegelapan banyak yang tidak berusaha mengenali kebenaran sehingga peradaban umat manusia tidak mengalami kemajuan. Umat manusia kebanyakan tidak melihat pembaharuan agama dalam setiap seratus tahun yang dijanjikan Allah. Setiap orang harus membangun mental sebagai pencari kebenaran. Menemukan pembaharu tersebut merupakan sebuah barakah bagi orang-orang yang mencari kebenaran. Hendaknya apa yang ditunjukkan untuk menuju Allah diperhatikan dan diikuti agar seseorang menemukan shirat al mustaqim. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar