Pencarian

Kamis, 13 Agustus 2020

Jalan Kehidupan Bagi Manusia

Kehidupan manusia di bumi menuntut manusia untuk bekerja mengusahakan rezeki. Allah menciptakan banyak jalan-jalan kehidupan bagi setiap manusia, jalan kehidupan yang dapat ditempuh di bumi sehingga manusia mendapatkan rezeki. Jalan kehidupan di bumi ini diberikan kepada setiap manusia dalam wujud yang banyak. 

Jalan kehidupan yang banyak itu diberikan kepada manusia dan makhluk-makhluk berakal di muka bumi. Mungkin ini berbeda dengan makhluk-makhluk di bumi yang tidak berakal. Makhluk bumi yang tidak berakal hanya menjalani garis kehidupan yang tunggal. Binatang dan tumbuhan hanya menjalani kehidupan dalam satu garis jalan kehidupan yang ditentukan bagi mereka, sedangkan seorang manusia seringkali dihadapkan dalam berbagai pilihan jalan kehidupan, dan dapat memilih di antara beberapa jalan kehidupan yang diberikan kepada mereka. Demikian pula makhluk-makhluk berakal selain manusia dapat memilih beberapa jalan kehidupan. 

وَجَعَلۡنَا لَكُمۡ فِيهَا مَعَٰيِشَ وَمَن لَّسۡتُمۡ لَهُۥ بِرَٰزِقِينَ [ الحجر:20] 

Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi jalan-jalan kehidupan, dan makhluk-makhluk berakal yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. [Al Hijr:20] 

Ada banyak makhluk berakal di muka bumi selain manusia. mereka hidup di dunia ini pada alamnya yang tidak terasakan oleh manusia. Manusia tidak memberikan rezeki kepada mereka dan mereka tidak dapat meminta rezeki kepada manusia. Mereka mencari rezeki mereka kepada Allah melalui jalan-jalan kehidupan yang diperuntukkan bagi mereka. 

Setiap manusia dapat memilih satu jalan di antara jalan-jalan kehidupan yang diperuntukkan bagi mereka. Walaupun jalan yang diberikan Allah kepada manusia banyak, tetapi manusia hanya dapat memilih jalan tertentu yang diperuntukkan bagi mereka, tidak dapat menjalani jalan kehidupan yang diperuntukkan bagi orang lain. Seseorang tidak dapat berandai-andai untuk menjadi seperti orang lain. 

Pada dasarnya, jalan kehidupan yang disediakan bagi manusia dapat dikategorikan dalam dua keadaan. Keadaan yang dikenal oleh kebanyakan manusia adalah jalan kehidupan sistem tertutup, sedangkan sebagian di antara orang-orang beriman mengenal jalan kehidupan sistem terbuka. Keadaan sistem tertutup adalah keadaan dimana jalan kehidupan hanyalah jalan kehidupan yang berdasar pada sumber daya alam di bumi. Bumi dipandang sebagai seluruh sumber kehidupan, tanpa mengenal adanya sumber kehidupan yang lain. Jalan kehidupan ini terbatasi aturan-aturan duniawi. Dunia ini mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumber kehidupan bagi manusia, dan cenderung menyeret manusia menuju kejahatan. Karena jumlah manusia yang semakin bertambah dan sumber daya alam bersifat tetap, maka setiap manusia harus bersaing untuk memperoleh sumber kehidupan bagi mereka. Ini merupakan keadaan sistem tertutup yang dikenal oleh kebanyakan manusia. 

Sebagian orang-orang beriman memilih jalan kehidupan sistem terbuka. Sumber kehidupan dalam sistem ini tidak terbatasi pada material bumi saja, akan tetapi alam semesta yang lebih luas. Pada puncaknya, sistem yang terbuka adalah sistem yang menerima rezeki dari Allah, bukan sistem yang mempunyai sumber daya dalam jumlah terbatas di bumi. Rezeki bukanlah muncul semata-mata dari sumber daya alam di dunia ini, akan tetapi manusia dapat menemukan jalan bagaimana membuat sumber daya alam yang terbatas itu menjadi bernilai tinggi dan produktif sesuai hakikat penciptaan sumber daya alam tersebut. Hal ini dapat dilakukan seseorang karena pengetahuan manusia terhadap jalan yang diajarkan Allah. Jalan kehidupan sistem terbuka semacam ini tidak akan dibukakan kepada orang-orang yang mempunyai banyak penyakit hati. Orang yang banyak berpenyakit hati hanya akan menempuh jalan kehidupan sistem tertutup. 

Kebanyakan orang-orang beriman mengatakan bahwa rezeki yang diberikan kepada mereka diberikan Allah, akan tetapi cara pandang mereka terhadap kehidupan sebenarnya masih merupakan cara pandang kehidupan sistem tertutup. Dalam kasus ini, ia hanyalah diijinkan untuk mendapatkan rejeki berdasarkan jalannya di bumi. Hal semacam ini harus disyukuri, dengan membelanjakan hartanya di jalan Allah. Sebenarnya ada tarikan bagi setiap orang-orang beriman untuk beralih dari cara pandang kehidupan sistem tertutup untuk menuju cara pandang kehidupan sistem terbuka. Setiap orang beriman secara bertahap seharusnya menemukan jalan kehidupan sistem terbuka berdasarkan apa yang diajarkan Allah pada jiwa mereka. 

Kebaikan dalam Sistem Terbuka 


Allah akan memanjangkan bumi bagi orang-orang yang berusaha beralih dari cara pandang kehidupan sistem tertutup menuju cara pandang kehidupan sistem terbuka. 

وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ شَيۡءٖ مَّوۡزُونٖ [ الحجر:19-19] 

Dan bumi telah Kami panjangkan dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. [Al Hijr:19] 

Bumi bagi orang-orang beriman akan dipanjangkan, tidak semata-mata terlihat sebagai gundukan yang berharga rendah. Mereka melihat segala ciptaan dengan penghargaan yang sepatutnya, dan kemudian mengerjakan segala sesuatu berdasarkan penghargaan yang diperlihatkan kepada mereka. Seorang yang beriman tidak diperbolehkan memandang segala sesuatu dengan pandangan rakus untuk menguasai bagi diri mereka sendiri, tetapi harus berusaha menemukan manfaat dari segala sesuatu berdasarkan kebenaran yang dikenali, yang kemudian dapat diberikan kepada lingkungan mereka. Dengan cara demikian maka bumi akan terlihat meluas. Bilamana segala sesuatu dipandang dengan pandangan serakah, maka bumi akan terlihat sempit tidak cukup bahkan untuk kehidupan dirinya. 

Cara pandang sistem terbuka demikian akan menumbuhkan akal di dalam dirinya. Akal itulah yang akan menjadi pasak yang menenteramkan kehidupan dirinya, sebagaimana gunung-gunung menjadi pasak bagi tenangnya permukaan bumi. Dengan akal yang tumbuh, maka akan muncul kesuburan dalam dirinya, sebagaimana gunung yang menyuburkan dan menumbuhkan segala sesuatu bagi umat manusia. Segala sesuatu akan tumbuh berdasarkan mizan yang diperoleh orang tersebut. 

Kejahatan dalam Sistem Tertutup 


Sebagian manusia melakukan kejahatan terhadap orang lain untuk keserakahan mereka terhadap kehidupan duniawi. Mereka berpijak pada jalan kehidupan sistem tertutup untuk melakukan kejahatan terhadap orang lain. Jalan kehidupan sistem terbuka adalah sebuah ancaman bagi keserakahan mereka. Karenanya mereka kemudian membuat tata aturan sistem kehidupan dengan sistem tertutup untuk mengamankan jalan kehidupan mereka, dan seluruh umat manusia dijebak untuk mengikuti aturan kehidupan mereka. Sistem yang mereka buat sangat komprehensif dalam pandangan manusia. 

Orang Yahudi merupakan contoh manusia yang melakukan hal demikian. Mereka membuat tata kehidupan yang mengikat setiap manusia secara komprehensif hingga seolah-olah manusia hanya dapat hidup berdasarkan tata kehidupan yang mereka tentukan. Mereka seolah-olah menjadi pengatur rejeki bagi setiap manusia, hingga  mereka memandang bahwa mereka berhasil menjadikan tangan Allah terbelenggu untuk memberikan rejeki. 

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغۡلُولَةٌۚ غُلَّتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَلُعِنُواْ بِمَا قَالُواْۘ بَلۡ يَدَاهُ مَبۡسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيۡفَ يَشَآءُۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗاۚ وَأَلۡقَيۡنَا بَيۡنَهُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ كُلَّمَآ أَوۡقَدُواْ نَارٗا لِّلۡحَرۡبِ أَطۡفَأَهَا ٱللَّهُۚ وَيَسۡعَوۡنَ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَسَادٗاۚ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ [ المائدة:64-64] 

Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. [Al Ma’idah:64] 

Barangkali yang dapat dirasakan oleh kebanyakan manusia terhadap perilaku mereka adalah sistem keuangan ribawi yang menguasai kehidupan setiap manusia, sedemikian sehingga orang-orang yang berpihak kepada permodalan menjadi pemenang dalam kehidupan duniawi. Orang yang tidak mengikuti sistem mereka akan terlihat menjadi orang yang kalah. Dengan sistem itu, orang-orang yahudi memandang bahwa mereka telah berhasil membuat tangan Allah terbelenggu untuk memberikan rezeki kepada makhluknya. Sistem yang mereka buat sepenuhnya berpijak pada sistem kehidupan tertutup. 

Sebenarnya sepak terjang mereka tidak terbatas pada dunia keuangan. Dalam setiap sendi kehidupan mereka merumuskan tata aturan secara berkelindan satu dengan yang lain, yang membuat manusia terbelenggu untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Untuk pertanian misalnya, mereka membuat intensifikasi pertanian dengan berpijak pada sistem tertutup yang membutuhkan banyak modal dan sumber daya agar hasil pertanian dianggap layak dan dapat bersaing. Tata aturan dan undang-undang pertanahan, kebijakan tentang pertanian dan dan hal-hal lain terkait kehidupan petani dibuat tidak berpihak pada petani yang lemah tetapi lebih berpihak pada pemodal, dalam sebuah bentuk aturan yang sulit disangkal atau ditemukan kelemahannya dalam logika kehidupan sistem tertutup. 

Permasalahan semacam ini tidak akan cukup diatasi dengan membuat langkah berlawanan dengan segala tata aturan yang mereka rumuskan. Intensifikasi pertanian misalnya, tidak dapat dilawan dengan metode pertanian tradisional. Metode tradisional tidak akan dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk kehidupan moderen yang mempunyai rasio sumber daya terhadap jumlah manusia dengan nilai lebih kecil. Setiap orang harus memindahkan cara pandang sistem kehidupan mereka dari sistem kehidupan tertutup menuju sistem kehidupan terbuka. 

Menggeser Cara Pandang 


Dalam cara pandang sistem terbuka, tanaman, sumber daya bumi, dan seluruh energi-energi kosmis harus dilihat sebagai satu kesatuan yang bekerja secara sinergis satu sama lain. Tanaman harus dipandang sebagai pengubah sumber daya bumi dan energi-energi kosmis menjadi energi yang bermanfaat bagi lingkungannya. Itu merupakan contoh langkah menuju sistem kehidupan terbuka, yang akan mengantarkan seseorang untuk mengetahui bahwa Allah memberikan rezeki dalam nilai yang tidak terhingga. Pertanian seharusnya tidak dilakukan dengan cara pandang sistem tertutup, bahwa usaha pertanian harus dilakukan dengan metode memberikan input hanya berupa usaha manusia saja tanpa terintegrasi dengan bumi dan sumber energi kosmis. 

Mengubah cara pandang kehidupan sebagaimana melihat tanaman sebagai makhluk yang terintegrasi secara kosmis merupakan turunan dari pengenalan seseorang terhadap jati dirinya. Tanaman merupakan ibarat dari jiwa seorang manusia. Tanaman yang baik adalah ibarat jiwa yang baik, dan tanaman yang buruk adalah ibarat jiwa yang buruk. Jiwa yang baik merupakan tanaman yang berakar kuat ke dalam bumi dan dahannya menjuntai ke langit mencari cahaya-cahaya langit. Setiap orang hendaknya berusaha mengenali jati dirinya, sebagai makhluk yang harus terintegrasi dengan bumi dan memperoleh energi-energi dari alam langit. Seseorang tidak bisa hanya semata-mata mengakar ke dalam bumi, atau hanya semata-mata menjadi makhluk yang mencari petunjuk-petunjuk langit. Seseorang harus mengetahui keadaan bumi dirinya, dan mengetahui petunjuk-petunjuk langit dan mengintegrasikan keduanya dalam kehidupannya. 

Kadang-kadang seseorang mengetahui terperinci tata aturan di bumi tetapi tidak mengerti kaitan dengan petunjuk langit. Boleh jadi seseorang menguasai teori dan perhitungan ekonomi dan keuangan moderen secara detail, tetapi tidak mengetahui apa hakikat teori ekonomi dan keuangan yang dikuasainya. Ilmu yang dikuasainya tidak terintegrasi dengan petunjuk kitabullah. Hal demikian seharusnya tidak terjadi. Pengetahuannya harus bertransformasi hingga dirinya mengetahui makna petunjuk langit bagi pengetahuan yang dikuasainya. Tidak terbatas hanya ilmu yang artifisial saja, ilmu-ilmu yang aplikatif dalam kehidupan pun telah terkorupsi dalam sebuah cara pandang kehidupan sistem tertutup. Pertanian misalnya, terkorupsi dalam paradigma kehidupan sistem tertutup. Keadaan ini harus bertransformasi menuju kehidupan sistem terbuka. Kemajuan pertanian tidak akan terjadi dengan menerapkan praktek-praktek masa lalu tanpa menggeser secara fundamental cara pandang terhadap pertanian, menuju cara pandang kehidupan sebagai sistem yang terbuka. 

Menggeser cara pandang dan merealisasikan kehidupan menuju kehidupan sistem terbuka hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang membangun dirinya secara utuh, seseorang yang raganya terintegrasi dengan buminya dan jiwanya mampu mencari petunjuk-petunjuk langit untuk raganya. Kadang seseorang berkembang sebagai makhluk yang ahli dalam mengelola aspek kebumian dengan sistem tertutup. Ia dapat berkompromi dan bahkan terintegrasi dengan baik dengan tata aturan duniawi. Kadangkala seseorang mengerti kehendak Allah, mengerti apa yang ada dalam kitabullah akan tetapi tidak dapat merealisasikan dalam kehidupannya di bumi. Kedua hal itu merupakan contoh perkembangan  manusia secara parsial. Seharusnya seseorang dapat berkembang secara paripurna baik jiwa maupun raganya. 

Untuk membangun jiwa raga yang demikian, seseorang harus menyadari bahwa dirinya juga diciptakan dalam wujud yang berpasangan, berpasangan sebagai makhluk jiwa dan makhluk raga, dan berpasangan sebagai laki-laki dan perempuan.  Keberpasangan laki-laki dan perempuan merupakan penjelas tentang jati diri seseorang sebagai makhluk dengan jiwa dan raga. Membangun jiwa dan raga manusia hanya akan terjadi bila aspek keberpasangan itu berkembang bersama. Seorang laki-laki merupakan representasi jiwa yang diberi kemampuan memahami kehendak langit dengan akalnya, sedangkan perempuan adalah representasi raga yang membawa khazanah-khazanah bumi. Kesadaran tentang keberpasangan itu harus diwujudkan dalam sebuah pernikahan, karena tanpa pernikahan, keberpasangan itu justru akan menjebak manusia dalam perbuatan keji. Pernikahan adalah setengah bagian dari agama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar