Pencarian

Selasa, 10 Maret 2020

Berpegang Teguh Pada Kitabullah Sebagai Modal Takwa

Allah memerintahkan kepada orang-orang shalih agar berpegang teguh terhadap apa-apa yang diturunkan Allah kepada mereka dan mengingat pelajaran-pelajaran yang disebutkan didalamnya agar mereka bertakwa. Akal setiap orang shalih harus selalu disandarkan kepada ayat-ayat Allah agar mereka dapat menempuh perjalanan dengan selamat tidak tersesat pada tingkatan tertentu. 


۞وَإِذۡ نَتَقۡنَا ٱلۡجَبَلَ فَوۡقَهُمۡ كَأَنَّهُۥ ظُلَّةٞ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُۥ وَاقِعُۢ بِهِمۡ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱذۡكُرُواْ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka): "Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingat-ingatlah apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa". (QS Al-A’raaf : 171) 

Ayat ini diletakkan berdekatan dengan ayat tentang musyahadah jiwa-jiwa terhadap rabb mereka di alam alastu, dan secara redaksi, ayat ini sangat berdekatan dengan perjanjian mitsaqan ghalidza terhadap bani Israel di thur sina. Hal ini menunjukkan bahwa perjanjian ini merupakan perjanjian bagi orang-orang yang telah mendekati persaksian tentang rabb mereka. Setiap orang yang telah mendekati fase ma’rifat terhadap rabb mereka harus benar-benar menyandingkan akal mereka dengan kitabullah dengan berpegang teguh kepadanya dan mengingat-ingat apa yang disebutkan di dalamnya. 

Kitabullah Al-Quran merupakan tali Allah yang salah satu ujungnya berada di tangan Allah sedangkan ujung yang lain menjangkau manusia di alam dunia. Dengan Al-quran Allah mengajarkan kepada manusia segenap pengetahuan melalui akalnya, sehingga manusia dapat berjalan mendekat kepada-Nya dengan akhlak mulia tidak tersesat. Terdapat banyak sekali alam-alam di atas alam mulkiyah, baik alam yang benar maupun alam yang jahat sebagaimana iblis-pun diciptakan dari alam yang tinggi. Tanpa berpegang teguh kepada Al-Quran, seseorang dengan sangat mudah tersesat untuk mengikuti alam jahat yang menyesatkan. 

Berlepas dari Alquran dan Pendustaan 


Hanya sedikit orang yang memperoleh pengetahuan kitabullah pada zaman ini. Tidak semua manusia yang telah memperoleh pengetahuan ayat-ayat kitabulllah itu mentaatinya. Sebagian dari orang-orang itu berlepas dari kitabullah, karena itu maka syaitan kemudian mengikuti mereka. Pengabaian dan ketidakpatuhan seseorang yang telah diberi pelajaran tentang kitabullah terhadap ayat-ayat yang mereka pahami akan mendatangkan bencana yang besar bagi mereka. Syaitan akan mengikuti mereka dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang sesat. 


وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱلَّذِيٓ ءَاتَيۡنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنۡهَا فَأَتۡبَعَهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ 

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.(QS Al-A’raaf : 175-176) 

Seorang manusia akan mempunyai pengetahuan yang sangat baik bila telah mendapatkan pelajaran tentang ayat-ayat, mengetahui makna ayat-ayat Allah yang disebutkan dalam kitabullah. Derajat orang itu ditinggikan di antara makhluk-makhluk Allah, tidak hanya di antara manusia saja tetapi menjangkau alam-alam yang lain. Karena ketinggian yang diberikan itu, maka makhluk-makhluk lain akan mengikuti manusia. 

Di antara makhluk-makhluk yang lain yang mengikuti mereka adalah para syaitan yang berkeinginan untuk menjatuhkan dirinya. Tetapi syaitan itu tidak mengikuti orang-orang yang telah memperoleh pengetahuan tentang kitabullah itu dengan keinginan yang baik. Syaitan itu bermaksud untuk menjatuhkannya di jalan Allah. Karena upaya syaitan itu maka orang itu bisa terjatuh pada kesesatan dengan akal yang bengkok. 

Syaitan-syaitan akan mengikuti orang-orang yang telah mendapatkan pelajaran tentang ayat-ayat dalam kitabullah jika orang tersebut melepaskan diri dari ayat-ayat Allah. Setiap orang yang melepaskan diri dari petunjuk kitabullah pasti akan diikuti oleh syaitan yang ingin menjatuhkan, tidak akan dibiarkan melenggang dengan aman untuk mencari ilmu ataupun menempuh jalan. Syaitan itu pasti akan berusaha untuk menyesatkan dirinya. 

Syaitan-syaitan akan mengikuti orang itu dalam pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya, dan kemudian secara pelan-pelan membisikkan pengetahuan tambahan tanpa terlihat kebengkokannya oleh orang tersebut, dan pada akhirnya orang tersebut terjatuh pada sebuah kesesatan. Syaitan tidaklah menghadang dengan kesesatan yang nyata atau petunjuk yang nyata sesat kepada orang-orang yang telah mendapatkan pelajaran dari kitabullah. Setiap orang harus berpegang teguh dan mengingat-ingat apa yang disebutkan oleh kitabullah agar tidak tersesat karena ilmu-ilmu yang disisipkan oleh para syaitan yang mengikutinya. 

Keikhlasan merupakan salah satu kunci agar seseorang tidak tersesat dalam memahami ayat-ayat Allah. Kesesatan dalam mencari pengetahuan tentang ayat-ayat Allah disebabkan oleh keinginan-keinginan duniawi. 


وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَثۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَاۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ 

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia berkekalan kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir (QS Al-A’raaf : 176) 

Allah menghendaki untuk meninggikan derajat orang-orang yang ikhlas dalam mencari pengetahuan tentang ayat-ayat Allah. Perlahan, orang yang mempelajari ayat-ayat dalam kitabullah akan meningkat derajatnya di antara para makhluk. Akan tetapi sebagian orang mencari pengetahuan itu dengan maksud-maksud duniawi dan sebagian mencari pengetahuan untuk mengikuti tuntutan hawa nafsu mereka. Orang-orang yang ada keinginan inilah yang akan melepaskan diri dari kitabullah dan akan tersesat. 

Sebagian di antara mereka berkekalan dalam menginginkan kehidupan duniawi dan memperturutkan hawa nafsu. Maka mereka ini pasti akan berlepas diri dan tersesat. Mereka akan menjadi golongan dan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah yang sampai kepada mereka. Permisalan mereka adalah seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya baik ketika mereka disertakan ataupun bila mereka diusir. Mereka akan selalu berkekalan dalam tujuan-tujuan duniawi dan hawa nafsu, apapun yang dilakukan orang beriman kepada mereka, dan mereka akan mendustakan ayat Allah. 

Tidak hanya orang yang berkekalan pada tujuan duniawi yang dapat tersesat. Memperturutkan hawa nafsu juga membuat orang tersesat. Setiap orang yang mendapatkan pengajaran dari ayat-ayat kitabullah harus berusaha berpegang teguh padanya dan memperhatikan kandungan-kandungan yang disebut di dalamnya agar tidak dibengkokkan oleh syaitan. Orang yang tidak memberikan perhatian pada kitabullah sangat besar kemungkinan akan tersesat. Kitabullah bisa menjadi tolok ukur apakah seseorang mengikuti hawa nafsu atau mengikuti petunjuk Allah. 

Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk menemukan keselamatan di jalan Allah. Setiap orang harus berusaha mendengarkan kehendak Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang memberikan petunjuk ke dalam hati. Setiap orang harus berusaha memperoleh pengetahuan tentang Allah. Bukan pengetahuan yang tinggi yang harus diketahui oleh manusia, akan tetapi pengetahuan yang mengantarkan dirinya untuk mengenal kasih sayang-Nya. Dahulu kala sebelum jaman nabi Nuh a.s, para syaitan telah mengajarkan kepada manusia pengetahuan-pengetahuan surga, akan tetapi pengetahuan yang tinggi itu justru mengakibatkan manusia hancur berantakan. Mereka saling menindas satu sama lain, terjadi kekejian dan perzinahan yang mengakibatkan masyarakat manusia rusak dan saling berperang. 

Pendustaan dan Istidraj 


Allah akan membiarkan kebinasaan menimpa orang-orang yang mendustakan ayat-ayatnya dari arah yang tidak diketahui. 


وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ [ الأعراف:182] 

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, niscaya Kami akan membiarkan mereka (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. [Al A'raf:182] 

Setiap orang harus berhati-hati terhadap pembiaran Allah terhadap dirinya. Boleh jadi kehidupannya tampak berada dalam keadaan baik padahal sebenarnya Allah membiarkannya menuju kebinasaan. Allah akan membiarkan mereka dari arah yang sama sekali tidak bisa diketahui. Bisa jadi orang itu terlihat mapan, banyak yang mengikutinya, banyak ilmunya, atau keadaan yang terlihat baik, tetapi Allah akan menuntunnya pada kebinasaan karena pendustaan mereka. Oleh karena itu setiap orang harus berpegang teguh pada kitabullah dan mengingat-ingat apa yang ada di dalamnya. 

Salah satu sebab pembiaran (istidraj) itu adalah menganggap perkataan orang yang benar sebagai kegilaan. Setiap orang harus berpikir dengan sungguh-sungguh tentang perkataan sahabatnya, apakah itu sebuah kebenaran atau kesesatan. Bila perkataan seorang sahabat yang benar dianggap sebagai sebuah kegilaan, maka berhati-hatilah bahwa Allah akan membiarkan dirinya menuju kebinasaan. Di antara orang-orang beriman, kadangkala seorang mukmin dapat tumbuh akalnya hingga mencapai kesadaran yang baru. Bagi dirinya sendiri, keadaan itu tampak seperti kegilaan pada awalnya, akan tetapi kemudian dirinya akan menyadari bahwa kesadarannya yang baru adalah kebenaran. Begitu juga bagi orang lain, kesadaran itu akan tampak seperti kegilaan.

أَوَلَمۡ يَتَفَكَّرُواْۗ مَا بِصَاحِبِهِم مِّن جِنَّةٍۚ إِنۡ هُوَ إِلَّا نَذِيرٞ مُّبِينٌ [ الأعراف:184-184] 

Apakah mereka tidak memikirkan bahwa teman mereka tidak berpenyakit gila. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. [Al A'raf:184] 

Sahabat yang benar itu hanyalah bermaksud memberikan peringatan dan memberikan penjelasan. Ada banyak bahaya dalam kehidupan mengintai setiap manusia. Sahabat yang benar itu menunjukkan kepada manusia tentang bahaya-bahaya dan menjelaskan ayat-ayat Allah yang tampak pada semesta mereka. Hendaknya setiap orang memikirkan hal itu. Sahabat itu telah melihat dengan jelas bahaya yang akan mendatangi dan mengenali keterangan yang jelas pada semesta mereka. 

Terkait peringatan, sahabat yang benar itu telah mengenal ayat-ayat Allah yang terhampar pada semesta mereka, mengenal pengaruh kuasa-kuasa langit dan kuasa-kuasa bumi dalam kehidupan mereka, melihat ayat-ayat Allah pada segala penciptaan, serta melihat begitu dekat kebinasaan itu akan mendekati. Dengan hal itu, orang itu kemudian memberikan penjelasan dan peringatan kepada orang lain. Dirinya mengajak untuk memikirkan ayat-ayat Allah yang terhampar bagi mereka. 


أَوَلَمۡ يَنظُرُواْ فِي مَلَكُوتِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡءٖ وَأَنۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَدِ ٱقۡتَرَبَ أَجَلُهُمۡۖ فَبِأَيِّ حَدِيثِۢ بَعۡدَهُۥ يُؤۡمِنُونَ [ الأعراف:185-185] 

Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu? [Al A'raf:185] 

Tidak semua orang mau melihat ayat-ayat itu. Istidraj (pembiaran) Allah akan mengintai orang-orang yang tidak mau melihat ayat-ayat itu tanpa disadari olehnya. Bahaya itu tiba-tiba akan mendatangi orang-orang yang tidak mau memperhatikan ayat-ayat itu. 

Setiap orang menyadari bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang terbatas di antara makhluk. Dirinya berada di antara kuasa-kuasa bumi, dan dapat melihat pola pergerakan kuasa-kuasa bumi. Sebagian manusia mempunyai kemampuan melihat kuasa-kuasa langit. Hendaknya manusia memperhatikan dengan seksama kuasa-kuasa langit dan kuasa-kuasa bumi sesuai kemampuan masing-masing, sehingga melihat bahwa peringatan sahabatnya bukanlah kedustaan ataupun bersumber dari kegilaan. Bila dirinya menganggap itu sebuah kegilaan, maka harus disadari bahwa dirinya terancam oleh istidraj dari arah yang tidak disadarinya. 

Bila peringatan dalam bentuk pengaruh kuasa-kuasa langit, kuasa-kuasa bumi, ayat-ayat Allah dalam penciptaan dan kebinasaan yang dekat ini tidak dapat membuka pikirannya, maka akan sulit untuk menemukan cara untuk menyadarkan manusia. Hampir tidak ada cerita lain yang dapat membuat mereka beriman setelah cerita itu sampai kepada mereka dan mereka mendustakan. Maka istidraj itu akan mengintai mereka tanpa mereka mengetahui sedikitpun, dan kebinasaan akan tiba-tiba mendatangi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar