Pencarian

Kamis, 02 Juli 2020

Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya dalam Jihad


Allah memerintahkan orang beriman untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan rahmat Allah. Ketaatan adalah jalan supaya manusia mendapatkan rahmat Allah. Tidak ada manusia yang mendapatkan rahmat Allah tanpa ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ [ آل عمران:132]

Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. [Al 'Imran:132]

Salah satu ketaatan itu terletak pada ketaatan kepada Allah dan rasulnya dalam berjihad. Wujud jihad yang paling nyata adalah jihad ketika bertemu dengan pasukan musuh. Ada sebuah hal penting yang harus diperhatikan oleh orang-orang beriman yang akan berjihad. Taat kepada Allah dan rasul-Nya menjadi landasan utama dalam berjihad, dan hendaknya setiap orang beriman menghindarkan diri dari perselisihan, baik kepada ulil-amri maupun perselisihan di antara orang-orang beriman. Semua perselisihan itu akan membuat pasukan orang-orang beriman menjadi gentar dan kehilangan motivasi dalam berjihad.

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ [ الأنفال:46-46]

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang tiupan-mu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al Anfal:46]

Dengan adanya perintah menghindari terjadinya perselisihan di antara orang-orang beriman, ayat tersebut secara tidak langsung memerintahkan orang-orang beriman untuk membangun satu visi dan tujuan bersama agar bisa berjuang secara berjamaah. Tanpa terbangunnya satu visi dan tujuan bersama, perselisihan antara satu orang dengan yang lain akan mustahil dapat dihindari. Setiap orang memiliki cara berpikir, kepentingan, latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, sehingga pastilah perbedaan akan terjadi.

Membangun Ketaatan


Hanya satu hal yang dapat menyatukan semua perbedaan di antara manusia. Allah dan rasul-Nya yang paling mengetahui segala sesuatu yang dapat menyatukan hati orang-orang yang beriman. Menyatunya hati setiap orang beriman dapat terjadi bila terbangun ketaatan pada Allah dan rasul-Nya, sedangkan ketaatan itu paling mudah dilakukan dengan pengetahuan yang benar. Allah telah mengajarkan segala pengetahuan yang diperlukan oleh manusia melalui rasulullah SAW berupa firman-Nya dan sunnah rasulullah SAW. Hendaknya setiap manusia berusaha memperoleh pengetahuan yang benar sesuai dengan alquran dan sunnah rasulullah SAW..

Pengetahuan tentang kehendak Allah akan menjadikan seseorang dapat bersabar. Sangat sulit bagi manusia untuk dapat bersabar dengan sebenarnya bilamana tidak mempunyai pengetahuan tentang kehendak Allah dalam segala sesuatu yang terjadi atas dirinya. Perintah bersabar secara tidak langsung merupakan perintah untuk mengetahui segala sesuatu atas dirinya sesuai dengan kehendak Allah, karena pengetahuan itulah yang akan mengantarkan seseorang untuk dapat bersabar.

وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا [ الكهف:68]

Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan tentang hal itu?" [Al Kahf:68]

Kesabaran yang mempunyai dasar pada pengetahuan tentang kehendak Allah inilah kesabaran yang sebenarnya. Allah akan menyertai orang-orang yang bersabar dengan cara demikian. Setiap orang dapat berusaha bersabar dalam kehidupan, tetapi orang sabar yang disertai Allah adalah orang sabar yang memiliki pengetahuan tentang kehendak Allah.

Pengetahuan tentang kehendak Allah terbentang di seluruh lapisan alam, baik alam yang dekat dengan Allah maupun alam dunia yang merupakan ujung semesta penciptaan. Setiap orang dapat mencari pengetahuan tentang Allah di setiap alam, akan tetapi setiap lapis alam dapat menyesatkan orang-orang yang mempunyai kecenderungan sesat. Orang-orang yang mencari pengetahuan di alam dunia dapat terhisap dalam kesesatan duniawi, demikian pula orang-orang yang mencari pengetahuan di alam yang lebih tinggi dapat terdampar dalam kesesatan alam tersebut. Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya adalah sebuah fasilitas agar manusia mengetahui keadaan perjalanannya, lurusnya perjalanan ataupun kesesatannya. Segala sesuatu yang bertentangan dengan Allah dan rasul-Nya adalah parameter yang jelas bagi seseorang bahwa dirinya telah melanggar pagar dan batasan dalam perjalanannya menuju Allah.

Salah satu sarana untuk memperoleh pengetahuan adalah melakukan perjalanan keluar dari kampung halaman. Perjalanan keluar dari kampung halaman akan membuka wawasan yang lebih luas bagi orang-orang yang melakukannya dengan sungguh-sungguh, mengungguli wawasan orang-orang yang hanya berdiam diri di kampung halamannya. Dalam beberapa ayat, Allah memerintahkan kepada manusia untuk keluar dari kampung halaman. Salah satu tujuan perintah itu adalah agar manusia memperoleh pengetahuan, secara khusus pengetahuan tentang Allah.

Keluar dari kampung halaman yang berwujud perantauan di muka bumi merupakan bentuk perjalanan keluar dari kampung halaman yang dzahir. Sebagian manusia yang mempunyai pengetahuan tentang alam malakut dapat melakukan perjalanan keluar dari kampung halaman yang berwujud perjalanan keluar dari alam dunia ke alam malakut. Bila setiap orang melakukan perjalanan keluar dari kampung halaman dengan niat yang ikhlas untuk memperoleh pengetahuan tentang Allah, maka perjalanan itu akan menumbuhkan pengetahuan yang banyak bagi dirinya.


Meneliti Syaitan dalam Jihad


Akan tetapi Allah melarang orang-orang beriman untuk menyerupai keadaan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan keangkuhan, bermaksud agar menjadi terpandang di antara manusia. Ada manusia yang merantau ke negeri lain di alam dunia demi mencari ilmu untuk kemegahan dirinya di antara manusia, demikian pula ada manusia yang melakukan perjalanan ke alam lain demi mencari ilmu untuk bermegah-megahan di antara manusia. Mereka merupakan orang-orang yang akan tersesat karena perantauan mereka. Wawasan yang mereka peroleh akan menjadi alat untuk menghalangi manusia dari jalan Allah.

Setiap orang beriman hendaknya berhati-hati, membersihkan setiap niat dalam melakukan perjalanan keluar dari kampung halaman. Hendaknya orang-orang beriman memeriksa keadaan dirinya agar tidak menyerupai keadaan mereka. Keberadaan sedikit niat yang keliru dalam perantauan itu akan menjadi pijakan syaitan untuk membuat alat menghalangi manusia dari jalan Allah. Barangkali orang tersebut tidak akan merasa menjadi penghalang manusia dari jalan Allah, karena syaitan akan menjadikannya memandang indah apa-apa yang dilakukannya, sebagaimana syaitan membuat para perantau demi kemegahan memandang indah perbuatan mereka.

Fenomena yang menjadi ciri lain orang-orang yang merantau karena kemegahan adalah syaitan menjadikan mereka merasa unggul tidak terkalahkan. Syaitan akan menghembuskan bahwa tidak ada manusia yang dapat mengalahkan mereka, dan mereka akan merasa mendapatkan perlindungan. Mereka akan merajalela dengan melampiaskan keinginan-keinginan mereka. Barangkali fenomena ini akan sedikit berbeda bila ada orang-orang beriman yang menyerupai mereka, akan tetapi akan muncul kesamaan-kesamaan dasar sebagai ciri keserupaan di antara keduanya.

وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَٰرِهِم بَطَرٗا وَرِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٞ وَإِذۡ زَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ ٱلۡيَوۡمَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَإِنِّي جَارٞ لَّكُمۡۖ فَلَمَّا تَرَآءَتِ ٱلۡفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّنكُمۡ إِنِّيٓ أَرَىٰ مَا لَا تَرَوۡنَ إِنِّيٓ أَخَافُ ٱللَّهَۚ وَٱللَّهُ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat, syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

(QS Al-Anfaal : 46-48).

Orang-orang yang merantau demi kemegahan itu akan bersama-sama syaitan menghalangi manusia dari jalan Allah. Pada suatu saat, akan tiba masa orang-orang tersebut bersama syaitan-syaitan akan berhadap-hadapan dengan pasukan orang-orang beriman. Ketika kedua pasukan telah dapat saling melihat, manusia-manusia itu akan ditinggalkan oleh para syaitan mereka, karena para syaitan melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh manusia. Pasukan orang-orang beriman akan disertai kekuatan yang tidak terlihat oleh manusia. Di antara orang-orang beriman itu terdapat orang-orang yang sabar, sehingga Allah menyertai mereka.

Orang-orang beriman yang menyerupai pasukan syaitan akan terseret pada perbuatan mereka, akan tetapi barangkali Allah akan menarik mereka sebelum kedua pasukan itu berhadap-hadapan. Penting bagi setiap orang beriman untuk benar-benar taat kepada Allah dan rasul-Nya, dengan kembali sepenuhnya kepada kitabullah dan sunnah rasulullah SAW. Itu adalah bentuk ketaatan yang akan menghindarkan seorang mukmin menyerupai sahabat syaitan. Hendaknya kitabullah dan sunnah rasulullah SAW dipahami dengan pemahaman sesuai dengan kehendak Allah, tidak dipahami dengan cara yang keliru. Hendaknya setiap orang menjaga kebersihan jiwanya agar dapat menangkap makna yang dimaksudkan dalam kitabullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar